Mahluk bertopeng itu muncul secara bersamaan dan menyelamatkan Elena dari mahluk jubah itu.
Mereka memakai topeng 'Hannya' dengan warna yang berbeda.
"Jimat yang ia buat lemah sekali." Cetus mahluk dengan topeng 'Hannya' berwarna hitam itu sambil memasukan pedang tipisnya ke sarungnya.
"Dia bahkan lebih penakut dari 'beliau'" sahut mahluk dengan topeng 'Hannya' berwarna merah berdiri di atas gerbang kuil.
"Lalu dia juga sangat muda, lebih muda dari 'beliau'" Lanjut mahluk dengan topeng berwarna biru yang berjongkok didepan ku.
"Dia memilih orang yang tidak berguna." Balas mahluk dengan topeng 'Hannya' berwarna biru berdiri dibelakang ku.
Apa apaan mereka?! Aku jadi bisa mendengar suara mereka dengan jelas,berbeda dengan saat waktu itu.
Lalu mengapa mereka membantuku? Padahal mereka seorang mahluk, memangnya mahluk ada yang baik ya?. Pikir Elena sambil melihat 4 mahluk bertopeng itu.
"Apa yang kau lihat?" Tanya mahluk dengan topeng hitam itu.
"Ah,ti...tidak apa apa." Balas elena seraya mencoba berdiri tapi tidak bisa.
Auch...kaki ku masih sakit rupanya.
Aku memegang kaki yang terkilir itu.
Lalu si topeng hitam itu menghela nafas.
"Seiryuu,bawa dia ke atas." Perintah mahluk bertopeng hitam itu.
"Merepotkan." lalu si topeng biru ini menggendong ku dengan terpaksa menuruti perintah nya.
"He,hei aku tidak apa-apa....tidak usah menggendong ku." Pinta ku tapi mereka semua diam sambil membawa ku naik ke atas.
Si topeng hitam itu tadi memanggil Seiryuu? Seiryuu.....jangan jangan mereka adalah 5 Penjaga kuil ini?! Seperti yang dituliskan oleh kakek?! tapi kenapa mereka hanya 4 saja?
Elena terkejut karena mengingat tulisan di kertas itu.
Lalu mereka menurunkan ku di teras rumahku yang bersebelahan dengan kuil.
"Anu....apa kalian 5 Penjaga kuil Fushime itu? Tanya ku yang sudah penasaran.
"Kau tau dari mana jika kami penjaga kuil ini?" Tanya balik si topeng merah.
"Ah,soal itu aku melihat tulisan dikertas kakek ku saat membersihkan ruangannya." Jawab Elena.
"Apa kau sudah membuka catatan di buku kuno itu!!!?" Bentak si topeng Hitam tiba tiba.
"Ti, tidak aku tidak membaca apapun selain kertas itu!" Ujar Elena yang sedikit terkejut, Elena terpaksa berbohong.
"Tenang lah~" si topeng hijau itu menepuk pundak si topeng hitam.
"Mari aku obati kaki mu." Si topeng hijau berjongkok lalu mengeluarkan semacam kekuatan nya dan menyembuhkan kaki ku yang terkilir itu.
Wah...benar benar sembuh ini hebat sekali.
Pikir Elena yang menyentuh kakinya sudah tidak terasa sakit lagi.
"Wahh, terimakasih kau sangat hebat sekali." Ucap Elena yang kagum akan kekuatan itu.
"Hahahaha, tidak apa apa!" Si topeng hijau ini tertawa dengan ramah.
"Kau terlihat nyaman sekali, apa kau tidak takut dengan kami?" Tanya si topeng biru itu pada ku.
"Ah, yaa sebenarnya aku takut tapi...tidak setakut saat dengan mahluk jubah tadi,hehe." Jawab Elena tertawa kecil.
"Cukup basa basi nya!"
Lalu si topeng hitam ini berdiri di depanku.
"Serahkan kalung itu." Pintanya dengan nada memaksa.
"Apa? Kalung ini?! Tentu saja tidak akan kuberikan!" Jawab ku dengan tegas sambil memegang kalung yang ku pakai ini.
"Cepat berikan agar kau tidak terluka!" Balas si topeng hitam itu yang tetap memaksa.
"Tidak mau! Ini kan peninggalan kakek ku,apa apaan kau malah ingin mengambilnya seenaknya begitu?!" Lanjut Elena yang kesal.
"Kalau begitu tidak ada cara lain." Si topeng hitam itu lalu mengeluarkan kekuatannya dan membuatku melayang di udara.
"Hei,hentikan tidak perlu sampai begitu juga." Ucap si topeng hijau.
"Hua...hei! Apa yang kau pikirkan?! Turunkan aku!." Teriak Elena sambil melayang layang di udara.
"Aku sudah memintanya dengan baik baik,tapi kau malah begitu...aku tidak punya pilihan lain." Si topeng hitam ini lalu langsung menarik kalung ku dengan kuat.
"Apa ini?! Mengapa ini tidak bisa lepas dari lehernya?!" Gumam si topeng hitam itu yang tidak bisa mengambil kalung itu dari Elena.
"Hiii....kau sangat tidak sopan!"
Plak.....
Elena menampar pipi si topeng hitam dengan keras hingga ia terkejut,dan melepaskan kekuatan nya ini.
"Kau....kau berani menampar ku?! Apa kau tidak takut mati?!" Teriak si topeng hitam itu dengan kesal.
Elena lalu berdiri.
"Kau pantas mendapatkannya! Kau seharusnya berfikir dulu sebelum bertindak! Aku sudah memberitahu mu dengan baik,bahwa ini adalah hadiah terakhir dari kakek ku yang meninggal beberapa Minggu yang lalu,hanya kakek satu satunya keluarga ku yang tersisa sampai kematian menjemputnya!"
"He...hei tenang lah."ucap si topeng biru itu.
"Lalu mengapa kalian tiba tiba datang dan sok baik padaku dengan menolongku seperti ini hah?!! Apa dari awal kalian menginginkan kalung ini?! Mangkanya kalian muncul dan membantuku Seperti ini?! Apa kalian tidak paham dengan perasaan manusia?!... Kukira kalian sedikit berbeda dengan mahluk lainnya karena penampilan kalian yang tidak terlalu menyeramkan... ternyata kalian sama saja! Para mahluk sangat egois!" Elena geram seraya bibirnya gemetar karena menahan tangis nya.
Lalu Elena berlari ke dalam rumah nya,mengambil jimat buatan kakek nya dan melemparkannya pada mereka,dan menutup pintunya.
"Hei! Kau pikir apa yang kau lakukan!" Teriak si topeng hitam itu yang ingin mendekat ke dalam rumahku.
Si topeng merah itu lalu menarik pundak si topeng hitam itu.
"Jangan mendekat,itu adalah jimat buatan 'beliau' jika kita mendekat kita akan terbakar." Si topeng merah memperingati.
Lalu si topeng hitam itu menepis tangga si topeng merah itu.
"Berani sekali dia berbicara seperti itu pada kita." Ucap si topeng hitam yang kesal.
"Tapi.... sebenarnya dia tidak salah juga, dia baru saja kehilangan kakek nya itu. Aku mengerti sekali tentang perasaan kehilangan itu,kalian pun pasti mengerti itu bukan?" Ucap si topeng biru dengan serius.
Lalu mereka terdiam.
"Yah, pokoknya Ini semua salahnya Byakko. Kita tadi seharusnya menjelaskan apa yang terjadi, baru dia akan mengerti bukannya malah membuatnya menangis begini pada pertemuan pertama kita. Kita bahkan belum memperkenalkan diri kita,sekarang kita tunggu dia merasa lebih baik baru kita muncul lagi." Omel si topeng hijau
"Kenapa jadi salah ku?!" Gumam si topeng hitam.
Lalu mereka menghilang.
Sementara itu Elena meletakan dirinya di atas kasurnya sambil menangis.
"Dasar! Hiks....mengapa semua mahluk Seperti itu?.... Me...mereka semua egois...dan ingin mendapatkan semuanya.."gumam Elena sambil terisak-isak.
"Kakek berkata hidup nya lebih menyenangkan setelah bertemu dengan para mahluk itu,tapi apa? tidak ada menyenangkan nya sama sekali. para mahluk itu sangat egois dan menyebalkan, mereka juga tidak mengerti tentang perasaan manusia." gumam Elena dalam sepinya senja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Yuno
Penuh misteri dan kejutan! Keep going thor! 🙌
2024-05-31
0