Conception System
Orang bijak pernah mengatakan, memiliki penampilan yang rupawan, memiliki harta berlimpah, memiliki banyak pasangan itu tidak menjamin kehidupan nya akan bahagia.
Namun, ada satu yang bisa menjamin kebahagiaan yakni kesetiaan, tanggung jawab dan Cinta Kasih.
Prinsip itu lah yang dipegang oleh sepasang suami istri yang sudah genap 15 tahun menikah namun, mereka belum dikaruniai anak.
Ayunda Putri seorang dokter dan istri dari seorang pemimpin pasukan khusus Negara yang sering bertugas di luar kota bahkan luar negeri.
Dia bernama Mayor Renaldy Wicaksono.
Setelah Renaldy mendapatkan cuti selama beberapa hari, Renaldy menghabiskan waktu nya untuk Ayunda dengan berjalan-jalan dan menikmati liburan yang bahkan mencoba untuk memiliki anak.
Setiap cuti, Renaldy dan Ayunda selalu mencari cara agar memiliki anak bahkan mereka mencoba untuk bayi tabung namun, gagal.
Ditengah liburan, Renaldy dan Ayunda mengunjungi rumah sakit di Seoul, Korea Selatan untuk memeriksa kondisi nya.
"Semua nya normal. Tidak ada yang salah. Kesehatan juga baik dan kondisi suami anda juga sehat. Mungkin hanya masalah psikologis saja," ucap dokter dengan bahasa inggris.
Mendengar itu, Renaldy dan Ayunda saling berpegangan erat dan saling menatap dengan wajah sendu terutama Ayunda, dia terlihat menahan air mata nya dan Renaldy tersenyum disertai anggukan kepala.
Lalu, Renaldy kembali melihat dokter dan bertanya.
"Dokter, apakah ini disebabkan karena aku sudah berumur 45 tahun? Jadi, tidak produktif."
"Bukan. Dari kondisi anda sehat dan cukup produktif begitu juga istri saja. Maaf, kami tidak tahu pasti apa penyebab nya."
Pernyataan dokter itu membuat Renaldy dan Ayunda semakin sakit akan kondisi mereka. meski begitu, mereka tidak menyerah.
"Lalu, apakah ada obat agar kami bisa memiliki anak?"
"Saya akan merekomendasikan beberapa vitamin kesuburan tapi itu tidak menjamin. Kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa."
Renaldy dan Ayunda hanya bisa menerima kenyataan pahit tersebut dan meninggalkan rumah sakit.
Lalu, mereka kembali ke hotel dan disana, mereka tidak banyak bahasa atau pembahasan begitu juga untuk menikmati liburan mereka.
Sampai Renaldy berpikir sesuatu.
"Honey, ayo kita kembali ke Indonesia saja?!" tanya pelan Renaldy.
Ayunda yang masih sedih akan kenyataan kondisi nya, dia terus memandanginya kota dari balik jendela dan saat mendengar pertanyaan itu, Ayunda langsung berbalik. Lalu, tiba-tiba melepaskan seluruh pakaian nya.
"Honey, bagaimana kalau malam ini kita nikmati? Tanpa pengaman dan sedikit ektrim," ucap Ayunda dengan wajah yang sendu serta senyum paksa.
Melihat ekspresi Ayunda membuat Renaldy terpukul dan ingin menangis maka dari itu, dia beranjak diri dan memeluk Ayunda.
"Maaf, Ayunda Putri. Kamu telah menderita karena aku."
Perkataan Renaldy membuat Ayunda menangis tersedu-sedu didalam pelukan suami nya tersebut.
Sebenarnya Renaldy ingin menangis namun, dia mampu menahan nya dan memberikan hiburan kepada istri nya.
Renaldy melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Ayunda disertai memberikan candaan.
"Jangan menangis! Kalau menangis, Mayor Renaldy akan datang," ucap Renaldy dengan senyuman lebar.
Ucapan Renaldy itu membuat Ayunda tertawa kecil dan memukul pelan dada suami nya.
"Apa sih? Dasar gombal."
Renaldy pun ikut tersenyum sesaat melihat Ayunda tersenyum dan mereka pun saling bertukar senyum.
Tatapan mereka pun menarik hasrat mereka untuk bertindak lebih lanjut yang diawali dengan ciuman dan berakhir di ranjang demi mendapatkan buah hati mereka.
Keesokkan harinya, Renaldy dan Ayunda kembali ke Indonesia yang mana setibanya di bandara beberapa tentara dengan pakaian lengkap ropi, helm dan senjata mendatangi Renaldy.
Kehadiran mereka membuat semua pengunjung bandara tertuju kepada Renaldy dan Ayunda lantaran sikap dari para tentara pasukan khusus.
"Hormat, Mayor!" seru salah satu tentara dan tentara mengikuti perintah dengan memberikan hormat tangan.
Renaldy dan Ayunda yang melihat itu, mereka sontak melepaskan tangan dan Renaldy juga memberikan hormat.
Sedangkan, Ayunda yang seharusnya ikut hormat. Dia enggan dan menoleh kesamping lantaran Ayunda menduga sesuatu.
Renaldy dan para tentara mengembalikan posisi tangan.
"Ada apa ini? Kenapa kalian menganggu liburan ku?" tanya ketus Renaldy.
"Maaf, Mayor. Ini perintah dari Brigadir. Anda harus segera pergi ke timur tengah. Pasukan Garuda batalion 7 hilang komunikasi."
Mendengar itu, aku terkejut. "Aku mengerti. Tapi ..."
Renaldy menoleh kearah Ayunda dengan wajah sendu.
Ayunda menyadari bahwa inilah resiko dari seorang istri tentara apalagi suaminya bukanlah tentara biasa melainkan pasukan khusus yang sangat diandalkan oleh Negara.
Ayunda menghela nafas panjang dan menenangkan diri. Lalu, menoleh kearah suami.
"Mayor Renaldy. Berangkat lah! Dan, pulang lah dengan selamat. Aku menunggu kamu di rumah."
Mendengar itu, Mayor Renaldy lebih tenang dalam mengambil keputusan. Meski itu berat hati untuk meninggalkan Ayunda dengan waktu yang tidak ditentukan.
"Maaf, aku bukan suami yang baik. Tapi, aku berjanji akan pulang lebih cepat."
Seusai mengatakan itu, Ayunda cium tangan Renaldy begitu juga Renaldy dan ditutup dengan Renaldy mencium kening Ayunda.
"Aku berangkat."
Ayunda tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Setelah itu, di bandara itu juga Renaldy pergi dinas dan Ayunda diantarkan oleh ajudan nya.
Sebulan kemudian ...
Di perbukitan tandus terlihat tenda hijau yang cukup besar dan didalamnya terlihat Renaldy bersama beberapa anak buah sedang melakukan briefing.
"Apa kalian mengerti?"
"Siap, Dan!"
"Bubar!"
Setelah itu, tim dari Renaldy meninggalkan barak dan dia mulai berpikir sebuah strategi.
"Aku harap. Misi ini cepat selesai dan bisa pulang ke Indonesia," batin harap Renaldy.
Disana, Renaldy tidak diizinkan untuk berkomunikasi dengan Ayunda. Karena hal itulah, kerinduan melanda dirinya.
Beberapa saat kemudian, salah satu pasukan khusus kembali dengan penuh luka dan kabar buruk.
"Mayor, pasukan kita telah di musnahkan!"
Mendengar itu, Renaldy sontak terkejut
"Apa?! Bagaimana bisa?!"
"Informasi yang kita dapatkan palsu dan kita masuk kedalam jebakan musuh."
Renaldy sontak kesal dan mengebrak meja.
Buk!
"Sial! Kenapa ini terjadi? Mungkinkah ada mata-mata? Bedebah!"
"Maaf, Dan! Ada kabar buruk lagi?"
Renaldy menenangkan diri dan mendengarkan nya, "Kabar apa lagi?"
"Pasukan sekutu akan meluncurkan misil ke pulau untuk memusnahkan sarang teroris."
Renaldy lagi-lagi terkejut, "Apa? Lalu, bagaimana dengan sandera?"
"Itu ..."
"Katakan, ini perintah!" tegas Renaldy yang masih dalam kondisi marah.
"Jenderal memberikan waktu 48 jam untuk bisa menyelamatkan mereka."
"Aku mengerti. Aku akan pergi sendiri untuk menyelamatkan nya."
Ucapan Renaldy itu ditentang oleh rekan tim nya.
"Komandan Mayor, itu sangat berbahaya! Kami tidak bisa meninggalkan Mayor seorang diri."
"Kami akan ikut dengan anda!"
"Saya juga ikut!"
"Saya juga!"
Renaldy tersenyum bangga, "Dasar kalian ini!"
Renaldy dan semua rekan tim nya saling bertukar senyum.
Seusai itu, Renaldy melakukan misi pribadi bersama 10 rekan tim nya menuju lokasi para sandera.
...\=\=\= Bab 01 | Antara Istri dan Negara \=\=\=...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Abbie Jard
gimana mau jadi anak kalau setiap main nya pake pengaman🤣🤣🤣
2024-08-12
0