Fatmawati, seorang single parent yang membesarkan dua anak. Anak pertama laki-laki bernama Renaldy Wicaksono dan anak kedua perempuan bernama Sarah Fatma. Sang adik berbeda 4 tahun dari Renaldy.
Suaminya Angga Wicaksono adalah seorang pemadam kebakaran meski begitu, mereka hidup bahagia dan damai sejahtera.
Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung lama. Disaat Renaldy berumur 17 tahun. Sang ayah meninggal dunia karena menyelamatkan anak kecil dari peristiwa kebakaran dan sejak itu, Fatmawati berjuang seorang diri untuk membesarkan kedua anak nya.
Disaat putra nya, Renaldy mendapatkan Beasiswa masuk ke sekolah militer. Fatmawati merasa bangga terhadap putra nya tersebut.
Dan, waktu pun berlalu. Fatmawati tidak menyangka kalau putra nya mampu menjadi perwira di umur nya yang masih muda.
Itulah tatapan bangga Fatmawati saat melihat Putra nya sedang membantu di kedai milik nya.
"Selamat datang. Mau makan apa?" tanya Renaldy kepada pelanggan yang baru datang.
Setelah pulang memang Renaldy memutuskan untuk membantu ibunya bahkan berpikir jika dirinya tidak bisa memenuhi misi dari sistem maka lebih baik mati didekat ibunya.
Ditengah itu, seorang gadis berambut pendek yang mengenakan sweater turun dari kamar nya dan menghampiri Renaldy.
Gadis itu tidak lain adik dari Renaldy, Sarah Fatma yang saat ini sudah berusia 25 tahun.
"Bang, mana uang jajan untuk ku?" pinta Sarah.
"Sebelum Abang kasih. Berapa IP kuliah mu?"
Sarah saat ini memang masih kuliah di jurusan ekonomi dan semua biaya nya ditanggung oleh Renaldy. Maka dari itu, Renaldy bertanya hal itu.
Sarah memalingkan wajahnya kesamping dan tersenyum lebar seraya memegang kepala belakang nya.
"Tiga lima. Bukan kah itu cukup bagus, bang."
"Lumayan. Nanti Abang transfer kan ke rekening mu."
"Oke, aku tunggu ya, Bang!"
Sarah dengan wajah yang tersenyum senang langsung pergi meninggalkan rumah.
"Sar, kamu tidak bantu-bantu dulu!" seru Renaldy.
"Gak Ah, males! Burbb ..." ucap santai Sarah yang diakhiri dengan melihat Renaldy dan menjulurkan lidahnya.
Melihat tingkah laku adiknya, Renaldy hanya bisa menghela nafas panjang.
"Dasar anak itu! Umur 25 tahun tapi kelakuan tidak berubah."
Sesaat kemudian, Renaldy teringat akan hubungan dengan Sarah di kehidupan nya dahulu yang mana sejak ibu mereka meninggal.
Renaldy tidak begitu mempedulikan Sarah dan lebih fokus kepada pekerja dan istri nya. Kabar terakhir yang didapatkan oleh Renaldy bahwa Adiknya menjadi sekertaris di perusahaan besar dan menikah dengan salah satu petinggi di perusahaan tersebut.
Seusai mengingat itu, Renaldy tersenyum kecil dan bersyukur.
"Aku juga berterimakasih karena masih bisa melihat keceriaan Sarah diwaktu ini," batin Renaldy.
Fatmawati yang melihat kedua anak nya juga tersenyum senang.
Seharian Renaldy pun menemani sang ibu di rumah dari bekerja di kedai dan membersihkan rumah.
Sampai tidak sadar waktu berlalu cepat dan Renaldy melihat waktu di menu [Misi].
...Ding!...
...[Misi utama:...
...Menemukan dan lakukan s.ex kepada wanita yang anda sukai untuk menanam benih anda....
...Hadiah: ???...
...Durasi: 7 jam 10 menit....
...*) Jika misi gagal. Maka perpanjangan hidup anda akan dicabut yang mengakibatkan kematian anda secara instan.]...
Melihat itu, Renaldy hanya bisa berpasrah dan mengusap dada nya.
"Waktu cepat sekali berlalu." Renaldy mengingat kejadian saat bertemu Ayunda, "Satu-satunya harapan untuk bertahan hidup sudah sirna. Ahufuu ..."
Tidak lama kemudian, Renaldy mendapatkan pesan berupa chat dan ponselnya memang saat itu ponsel masih berlayar kecil dengan keyboard qwerty disertai sinyal yang masih 3G atau Blackberry.
Pesan itu berasal dari Dhani yang mengajak Renaldy untuk pergi ke acara Reuni SMA. Namun, Renaldy langsung menolaknya dengan alasan sibuk dan malas keluar rumah.
Renaldy tidak ingin datang karena Dhani mengatakan kalau Januar membawa pacarnya dan juga kehadiran dari mantan pacar waktu di SMA
Sesudah itu, Renaldy melanjutkan pekerjaan rumah nya dan tidak lama kemudian, Fatmawati menghampiri putra nya.
"Endy, kamu tidak pergi jalan-jalan atau main."
Renaldy yang masih murung memaksakan diri untuk tersenyum dan menjawab nya.
"Tidak, Bu. Endy dirumah saja."
Ekspresi kesedihan Renaldy terlihat oleh ibunya dan mempertanyakan nya.
"Kenapa? Wajah mu terlihat sedih seperti itu. Ibu tidak bisa dibohongi lho. Coba cerita!"
Renaldy pun menceritakan tentang pertemuan nya dengan Ayunda dan dia merasa bersalah.
"Endy, kamu tuh. Sama seperti ayah mu. Kaku sama wanita."
Renaldy tersenyum kecil, "Lalu, bagaimana menurut ibu?"
"Endy, jadi pria harus berani bertanggung jawab dan meminta maaf. Ibu yakin kalau kamu meminta maaf dengan tulus dan sepenuh hati. Dia akan memaafkan mu."
"Terimakasih, Bu. Endy mengerti."
Setelah mendapatkan pengertian dari ibunya, Renaldy pun memutuskan untuk pergi ke Reuni SMA.
Acara Reuni SMA itu berada di auditorium yang cukup besar dan setibanya disana sudah banyak teman-teman Renaldy yang hadir.
"Oh, aku tidak menyangka akan sebesar ini."
Dhani yang sedang bersandar dan mengobrol sontak melihat Renaldy lalu, menghampiri nya.
"Dan. Akhirnya, anda datang juga! Saya pikir Lettu tidak akan datang."
"Jangan panggil seperti itu disini!"
"Baik, bang," jawab Dhani dengan senyuman lebar.
Selain Dhani, beberapa teman satu gang Renaldy sewaktu sekolah menyambut nya.
Disudut yang lain terlihat Januar bersama Ayunda dan Januar menceritakan kesan buruk Renaldy.
"Ayang, dia memukul ku kemarin."
Dengan tatapan sinis, Ayunda melihat ke arah Renaldy seraya mendengar kisah Renaldy.
Sewaktu sekolah, Renaldy dikenal sebagai siswa yang pandai dan jago olahraga namun, dia terkenal nakal.
Awal masuk sekolah, Renaldy sudah memukul semua kakak kelas yang nakal dan menjadi pemimpin siswa nakal. Tidak hanya itu saja, dia bahkan pernah melawan puluhan siswa nakal dari sekolah lain dan sejak itu, Renaldy mendapatkan gelar serigala sekolah.
Beberapa kali, Renaldy akan dikeluarkan dari sekolah namun, nilai nya yang bagus serta nilai olahraga yang bagus. Pihak sekolah membiarkan tingkah laku nya dengan syarat saat lulus sekolah, Renaldy harus pergi ke akademi kemiliteran.
"Meksi begitu ... Preman tetap preman."
Ayunda menyilangkan kedua tangannya dan mencibir Renaldy, "Dasar otak otot. Bajingan tetap saja bajingan," gumam kesal Ayunda.
Tatapan Ayunda itu disadari oleh Renaldy namun, Renaldy hanya memalingkan wajahnya saja dan mengeluh sendiri.
"Kenapa aku jadi gugup dan takut seperti ini ya?" Renaldy pun menguatkan tekad dan tujuan datang, "Aku harus berani. Sebelum mati, aku harus meminta maaf."
Beberapa saat kemudian, seorang gadis cantik berambut panjang bergelombang dengan pakaian yang seksi disertai aksesoris mewah menghampiri Renaldy yang mana semua arah pandang Dhani dan teman-teman tertuju kepada gadis tersebut.
Gadis itu tersenyum dan berhenti tepat didepan Renaldy lalu, tangan kanannya memegang kepala belakang dan mencium bibir Renaldy.
Semua pengunjung disana terkejut dengan aksi gadis itu termasuk Dhani dan teman-teman nya disekitar Renaldy.
Renaldy sendiri juga terkejut dan sempat terdiam namun, dia sadar sesuatu dan melepaskan ciuman dari gadis tersebut.
Gadis itu tidak marah melainkan tersenyum kecil, "Ren, kamu tidak berubah. Bibir mu tetap hangat."
Melihat sosoknya dengan membandingkan waktu SMA dulu, Renaldy mengenalinya.
"Nicole?"
...\=\=\= Bab 04 | Keluarga \=\=\=...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Jeme Merinem
ai tolol ni mc
2024-12-04
0
Nino Ndut
bodoh amat mc nya..harusnya secara mental kan dia umurnya idh 45thn, jd harusnya bisa dewasa n mikir tenang..lah ini kek bocah ababil baru kwluar dari hutan..goblok bener
2024-06-03
1