Bab 5

Rain menunggu kedatangan Maila di kafe yang telah Maila sebutkan lewat chatt. Entah ada apa gerangan tumben sekali Maila mengajaknya ketemu setelah pulang kuliah. Seharian ini mereka memang tidak bertemu karena Rain yang sibuk.

Maila bilang kalau ada hal penting yang mau diobrolin. Meski Rain merasa aneh dengan sikap Maila tapi tetap saja datang. Biasanya Maila akan langsung nyamperin kalau memang ada hal yang ingin dibahas. Mungkin memang nggak bisa diobrolin di kampus jadi bertemu di kafe. Pikir Rain.

Sudah lima menit berlalu tapi Maila juga belum datang. Rain yang memiliki kesabaran setipis tissue dibagi tujuh itu pun sudah merasa sangat lama sekali menunggu dalam waktu lima menit. Dia memilih menelpon Maila saja.

"Hallo, Rain?"

"Lo___"

"Rain?" panggil Bara.

Rain mendongak dan menatap Bara yang duduk di hadapannya. Rain langsung mematikan sambungan telepon itu. Wajahnya sudah kesal ditambah kehadiran Bara. Laki-laki yang malas dia temui untuk saat ini.

"Lo ngapain disini?" tanya Rain.

"Ketemu kamu, Rain!" ucap Bara sambil tersenyum.

Rain menyipitkan matanya, menerawang sesuatu yang menurutnya nggak beres. Lalu kembali menghubungi Maila.

"Mail, Lo___" belum sempat berucap Bara sudah mengambil alih ponsel milik Rain.

"Rain, sampai kapan sih kamu hindarin aku?"

"Lo dari tadi seharian ini ngikutin gue?" tanya Rain.

Bara menggeleng. Seharian ini dia frustasi mikirin caranya biar Rain mau kembali sama dia.

Jadi ... Begini, tadi Bara sedang menunggu Rain di dekat kampus karena nggak mau ketemu lagi sama ulet keket yang namanya Mona.

Bara pun memilih menunggu agak jauh saja dan tetap berada di dalam mobil. Sampai Rain selesai kuliah. Itu pasti hal yang sangat membosankan dan mungkin Dewi cinta sedang berpihak kepadanya.

Bara melihat sahabat Rain karena kemarin sempat melihat wajahnya ketika berada ditaman. Sore itu memang Bara ada ditaman membiarkan Rain menenangkan diri dan hanya menatapnya dari kejauhan.

Tadi, Bara melihat Maila jalan kaki menuju kampusnya dan ini kesempatan Bara untuk minta tolong padanya.

"Hai, lo teman dekat Rain ya?" tanya Bara.

Maila agak terkejut karena Bara tiba-tiba datang. Kaget juga karena ketampanan Bara. Lebih tampan daripada yang difoto waktu melihat di ponsel Rain.

"Lo ... Calon suami Rain ya?" tanya Maila balik.

Bara merasa bahagia dan menebak jika Rain menceritakan kepada Maila tentang dirinya dan masih menganggap calon suami. Itu berarti Rain memang masih menyimpan perasaan yang sama. Sungguh rasanya Bara ingin segera membawa Rain dan membungkusnya biar nggak pergi kemana-mana. Mau dia peluk seharian.

"Ya .... Bisa minta tolong?" Bara langsung pada intinya. Dia memiliki rencana yang licik.

Biarlah yang penting demi cinta Abang Bara rela lakukan apapun. Beruntungnya Rain ya diperjuangkan oleh Bara. Sementara othornya selalu berjuang sendiri dan patah hati karena cinta.

"Apa? Cuma gue capek banget asli, anterin gue ke kampus ya. Kalau jalan kaki lumayan juga ini. Mobil gue mogok tadi di depan jadi gue jalan kaki ke sini kirain deket rupanya masih jauh banget," jelas Maila.

Bara tidak bertanya dan juga tidak tertarik tapi demi melancarkan aksinya ya dia harus mau deh menuruti kemauan Maila.

"Pinjem ponsel lo dulu, gue mau kirim pesan ke Rain. Ponsel gue mati, takut dia marah lagi," ucap Bara berbohong.

Maila membulatkan bibirnya dan mengambil ponsel yang ada di tas ransel. Membuka kunci ponsel itu dan memberikannya kepada Bara.

"Dia emang gitu suka marah-marah tapi lo hati-hati ya karena dikampus banyak yang naksir cuma Rain galak banget!"

Bara tidak lagi terkejut tentang hal itu. Dia sudah mencari info tentang Rain di kampus dan siapa saja yang ngejar-ngejar Rain. Bara tentu saja tidak merasa punya saingan karena sampai kapanpun Rain adalah miliknya dan nggak akan bisa dimiliki oleh orang lain. Kalau Rain sudah buka hati pasti sekarang dia sedang menjalin hubungan asmara dengan laki-laki lain.

Bara menghapal nomor Rain diam-diam. Lalu dia mengirim pesan kepada Rain dengan memakai nama Maila. Beruntung chatt Maila dengan Rain belum dihapus jadi tahu gaya bahasa Maila dengan Rain.

"Mail?" batin Bara.

Bara menatap Maila dengan seksama dia berpikir jika gadis dihadapannya ini setengah. Setengah perempuan setengah laki-laki sebab namanya saja Mail. Bara tidak tahu soalnya nama gadis dihadapannya ini.

"Gue masuk ke mobil boleh?"

Bara mengangguk, kasian juga berdiri terus dan lagi takut Rain lihat mereka.

"Nama lo ... Mail?" tanya Bara setelah mereka berada di dalam mobil.

Gadis itu memutar kedua bola matanya. Wajahnya jengkel dan juga malu karena pasti Bara baca chattnya dengan Rain. Dimana dia mengatakan kalau sibuk hari ini dan Rain membalasnya sangat singkat.

[Ya, Mail!]

Maila menyodorkan tangannya, "Maila Cantika. Panggilan Lala tapi Rain selalu manggil gue Maila!" jelasnya.

Bara membalas uluran tangan Maila. "Bara."

"Sumpah demi apa? Lo beruntung dapetin Rain. Lo kenapa sih selingkuh tapi gue lihat lo cuek banget sama cewek lain!"

Bara segera mengetik pesan untuk Rain. Kalau meladeni Maila yang ada makin lama. Bara sudah tidak tahan dengan kecerewetan Maila dan lagi takut nanti Rain lihat terus salah paham lagi. Namanya juga perempuan pasti selalu benar dan nggak mau dengerin alasan.

[Rain, gue pengen cerita tapi nanti pulang kuliah kita ketemu di kafe Ngopi sana sini asyik! Deket kampus itu.]

Kebetulan sekali Rain sedang online dan pesan langsung centang dua biru.

[Ok.]

Balasan Rain singkat, padat dan jelas. Membuat Bara tersenyum miring karena Rain masih seperti dulu.

Bara langsung menghapus pesan itu. Bara tahu dekat kampus ada kafe karena dia tadi melihatnya.

"Makasih ya," kata Bara mengembalikan ponsel milik Maila.

Sejak tadi gadis itu menatap Bara sampai menelan ludah berkali-kali karena saking tampannya. Maklum lah Maila ini selalu terpesona dengan cowok-cowok tampan seperti Bara. Kalau bukan milik orang sudah Maila dekati.

"Sama-sama." Maila nyengir. Rasanya bahagia banget karena ponselnya habis dipegang cowok ganteng.

Dia akan cerita nanti sama Rain kalau ada waktu. Hari ini benar-benar sibuk karena banyak tugas.

"Gue nggak selingkuh dan dulu itu salah paham," kata Bara sambil melajukan mobilnya.

"Gue percaya kok kalau lo cowok baik-baik. Kalau Rain nggak mau balikan sama lo, tenang aja gue bakal dengan senang hati terima lo!" Maila mengedipkan mata genitnya.

Bara hanya menatap datar dan dingin. Maila jadi salah tingkah dan juha malu. Buru-buru dia keluar dari mobil Bara dan melambaikan tangannya.

"Dasar kulkas!" umpat Maila saat berjalan masuk ke kampus.

Maila langsung menuju kelas tapi sayangnya Mona menghalangi jalan Maila.

"Lo kenapa bisa bareng sama gebetan gue?" tanya Mona menatap tajam Maila.

"Gebetan? Gue nggak salah denger kan, Kak? Dia itu calon suami Rain loh!" ejek Maila.

Mona mendorong bahu Maila. Tidak terima dengan ucapannya bagi Mona itu adalah gebetan karena dia bertemu dengan Bara tiga kali dan Mona akan berusaha sekeras mungkin buat dapetin Bara meski Mona tidak tahu nama Bara tapi dia akan cari tahu.

"Dengerin ya! Dia gebetan gue dan jangan sebar gosip murahan! Mana mungkin dia mau sama Rain yang kerjanya dibengkel!"

Mona pun pergi tapi baru satu langkah dia kembali menatap Maila yang hendak masuk ke kelas.

"Rain nggak normal dan gue tahu kalian pacaran! Jadi mana mungkin dia punya calon suami! Nggak usah mengada-ada!" ucap Mona dan berlalu begitu saja bersama dua temannya.

Maila mengepalkan kedua tangan, emosi menyelimuti dirinya. Ingin rasanya menonjok wajah Mona tapi sayang dia nggak bisa bela diri yang bisa cuma Rain.

"Awas aja gue bakal bilang ke Rain dan lo kena tonjok!" Maila menghentakkan kakinya.

***

Di kafe itu Rain menatap tajam Bara karena telah berhasil menjebaknya dengan perantara Maila. Rain akan memberi perhitungan kepada Maila setelah ini.

Bisa-bisanya dia masuk ke perangkap Bara!

"Kalau nggak gini aku nggak bakal bisa ketemu kamu, Rain!" ucap Bara. Wajahnya sudah sangat frustasi.

Rain menghela napas jengah. Mau pergi tapi pasti Bara nggak akan berhenti mengganggunya. Nggak pergi dia malas sekali bertemu dengan laki-laki yang sudah menyakiti hatinya.

"Aku cuma mau kasih ini aja. Setelah ini aku bakal pergi kok. Nggak akan ganggu kamu lagi," kata Bara seraya memberikan amplop cokelat yang entah apa isinya.

Apa benar setelah ini Bara tidak akan mengganggu Rain?

"Nggak ganggu sih tapi tetep memantau kamu, Rain!" batin Bara.

Rain membuka amplop itu. Berisi hasil tes DNA yang Rain sendiri tidak tahu milik siapa.

"Aku bakal jelasin kalau kamu nggak maksa buat pergi. Kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya, Rain."

Bersambung....

Selamat membaca semoga suka yaaa...

Jangan lupa like dan komen biar Ala lebih semangat lagi.

Salam sayang dari othor Alaish Karenina ☺️☺️

Follow tiktok Ala yuk : Alaish Karenina.

Terpopuler

Comments

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Ngmong2 tntang mail,ko jd keingt s kmbar botak y...kn ada tuh tmnnya yg nmanya mail.....🤣🤣🤣
ksih bkti aja bara,jgn cma omong doang....tau sndri rain ky gmn kn????
nnti jg lluh ko..ok...

2024-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!