Bab 3.

Usai melaksanakan sholat iya, Indah kembali duduk di sofa ruang tamu. Ia sedikit gelisah, karna waktu isya sudah lewat sangat lama namun Dimas belum juga kembali ke rumah. 

"Mas Dimas kemana sih, kok belum pulang juga" Gumam Indah sambil melirik jam di dinding. 

Baru berniat hendak menelfon, Indah melihat ponsel suaminya berada di meja dengan miliknya. 

"Duh, mau di telfon tapi mana mungkin dia kemasjid bawa ponsel" Gumam Indah lagi. 

Dengan perasaan yang gelisah, Indah keluar ke depan teras. Berharap Dimas akan segera pulang, rasa cemas begitu menguasai hatinya. Tiga puluh menit Indah mondar mandir didepan teras sendirian, ada tetangganya kebetulan lewat didepan rumahnya hendak ke warung. 

"Eh bu Indah, sedang apa? Kok tumben malam malam begini ada diteras sendirian? " Sapa tetangganya berasa basi. 

"Eh iya bu, ini saya lagi nungguin mas Dimas, dari masjid. Kok dari maghrib sampai isya pun sudah lewat tapi belum pulang juga, saya khawatir bu" Jawab Indah. 

"Ya ampun, emang pasutri muda lagi bucin bucin nya ya. Nggak bakal ilang kok bu, tadi katanya di masjid ada acara rembukan pembentukan panitia, karna ada acara pengajian untuk besok. Dan saya dengar katanya mau ngundang habib" Jelas tetangganya. 

"Oh begitu ya bu, suami ibu juga ikut kumpulan?" Tanya Indah. 

"Iya, sampai sekarang suami saya juga belum pulang"

Mendengar pernyataan dari tetangganya itu, Indah agak lebih tenang. Walaupun masih ada perasaan gelisah di hatinya, setelah itu Indah kembali masuk ke dalam rumah. Memutuskan untuk menunggu Dimas didalam rumah, sekitar pukul sepuluh malam, Dimas baru tiba di rumah. 

"Sayang, bukain pintunya" Panggil Dimas seraya mengetuk pintu. 

Indah bergegas membukakan pintu untuk Dimas, didepan pintu Dimas menunggu Indah membukakan pintu. Dan saat pintu terbuka dan menampakan wajah sang istri yang terlihat cemberut, terkaget Dimas dibuatnya. 

"Waduh, nyai ratu kayaknya marah ini" Gumam Dimas dalam hati menyadari kalau istrinya marah padanya, melihat dari raut wajah Indah, Dimas sudah mampu menebak. 

"Sayang, kamu belum tidur ternyata" Kata Dimas seraya menyengir kuda dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. 

"Gimana aku bisa tidur kalau kamu aja belum pulang kamu itu kemana ke masjid dari maghrib sampai ba'da isya belum juga pulang mana nggak ngomong lagi kalok pulang telat" Oceh Indah  dengan nada yang sangat cepat tanpa titik koma. 

"Waduh, ngomel nya kenceng banget. Ekspedisi ekspres pun kalah cepat dengan omelan nya" Gumam Dimas namun Indah mampu mendengarnya. 

"Apa kamu bilang mas?"

"Oh enggak sayang, kamu cantik banget. Aku bilang gitu tadi"

"Kamu pikir aku nggak denger?"

"Aaaaduh sayang, sakit ampun ampun" Dimas memekik dan meringis kesakitan saat Indah mencubit perutnya. 

"Nggak ada kata ampun, kamu itu udah punya istri, jadi kemana mana harus ngomong sama istri kamu. Jadi aku nggak kepikiran kayak gini, kamu nggak tau kan gimana cemasnya aku nunggu kamu pulang tapi kamu nggak pulang pulang, malah kayak bang Toyib aja" Omel Indah meluapkan rasa kesalnya pada suaminya. 

"Heeeemmmm, baru ditinggal ke masjid aja kangen. Gimana kalok ditinggal nikah lagi" Celetuk Dimas menggoda Indah. 

"Apa? Nikah lagi?, kamu mau macam macam sama aku? " Indah memelototi Dimas, namun bukannya takut dipelototi istrinya. Dimas malah tertawa dan meledek istrinya. 

"Hahaha, ampun sayang. Bercanda deh suwer" Kata Dimas sambil berlari menuju kamar. 

"Dasar, sini kamu. Bakal aku kasih pelajaran kalau kamu mau nikah lagi" Indah menutup pintu dan menguncinya, lalu Indah meraih bantal di sofa dan melemparkannya kearah suaminya. 

"Aduh" Tanpa bidikan yang akurat, Indah hanya asal asalam melempar bantal itu namun sukses mengenai kepala sang suami. 

"Rasain, mau macam macam sih sama aku" 

Alhasil mereka bergurau dengan saling kecar layaknya anak kecil yang bermain didalam rumah. Gelak tawa menggema didalam rumah, mereka menikmati candaan itu meskipun nafas mereka tersengal sengal karna berlarian. Sampai mereka merasa lelah dan sama sama menjatuhkan diri diatas ranjang. 

"Awas aja ya kalau kamu benar benar berniat mau memadu aku, ku potong milikmu sampai ke akarnya" Kata Indah mengancam Dimas. 

"Waduh, jangan dong. Aku kan cuma bercanda, kalok dipotong sampai akarnya nanti kita nggak punya baby gimana" Kata Dimas menatap Indah dengan perasaan takut. 

"Ya kan aku bilang, makanya jangan macam macam. Aku nggak main main" Kata Indah menyentil kening Dimas. 

"Aduh" Dimas menggosong keningnya yang disentil oleh Indah. 

"Tapi kalok kita main sekarang boleh?" Dimas bangun terduduk menatap Indah sambil menaik turunkan alisnya menggoda Indah. 

"Waduh, singanya mulai lapar. Haaaaa" Tanpa basa basi Dimas langsung mengungkung istrinya. Dan lampu mati Otomatis, entah apa yang Dimas lakuka  pada Indah pada saat itu. 

Malam yang kian larut telah mereka lewati dengan tidurnya yang lelap. Suasana malam yang tenang telah mereka lewati dengan suka cita, dengkuran kecil terdengar dari wanita berparas cantik berusia dua puluh sembilan tahun, meskipun rambutnya acak acakan bagai singa yang baru terbangun dari tidurnya. Namun aura kecantikkan nya tak mampu dikalahkan, dan laki laki yang terkulai disampingnya juga nampak damai dalam tidurnya. Laki laki berusia tiga puluh tahun dan berparas tampan, bertubuh atletis dengan perawakan tinggi dan berkulit putih. Pada pukul enam pagi mereka belum juga terbangun, baru terbangun saat mendengar suara alarm yang berbunyi. 

Krrriiiiiinnnggg...... 

Indah dan Dimas berjingkrak kaget saat sama sama mendengar suara alarm. Dimas mengusap pipi dekat mulutnya, mengucek matanya dan mematikan alarm. Akan tetapi keterkejutan mereka belum usai disana, Dimas kembali kalang kabut saat melihat jam telah menunjukan pukul enam pagi. 

"Haaaa, sayang bangun. Kita kesiangan" Dimas buru buru menyebabkan selimut dan beringsit turun dari ranjang. 

Indah pun sama kalang kabutnya ia terbangun, Dimas dan Indah sama sama berlari menuju kamar mandi hendak mandi. Namun mereka malah saling berebut untuk masuk kedalam kamar mandi. 

"Aku dulu" Kata Dimas hendak masuk. 

"Nggak bisa aku dulu" Balas Indah tetap tak mau kalah. 

Mereka saling dorong dorongan ingin masuk kedalam kamar mandi. Namun tiba tiba mereka saling terdiam dan memindai satu sama lain, sampai mereka tertawa berjamaah diambang pintu kamar mandi. Mereka baru menyadari bahwa tak ada sehelai benang pun menutupi tubuh mereka. Mereka teringat, apa yang terjadi sebelumnya. 

"Udah, nggak usah ketawa terus. Ini kita bisa telat kalok rebutan begini" Kata Dimas menghentikan tawanya. 

"Ya terus gimana, kamu nggak mau ngalah" Kata Indah. 

"Kita ambil jalan tengah" Kata Dimas sambil menaik turunkan alisnya. 

"Gaaasss" Jawab Seakan tau maksud sang suami padanya. 

Mereka usai mandi langsung memakai seragam kerjanya, karna sudah hampir terlambat dan tak sempat membuatkan sarapan. Indah dan Dimas memutuskan untuk sarapan di kantin kantor saja, dengan terburu buru Indah dan Dimas berangkat bersama. 

Sampai di kantor, Dimas dan Indah mengisi daftar absensi terlebih dahulu menggunakan mesin absen digital. 

"Wuiiih, tumben kamu berangkat mepet waktu begini, biasanya paling g on time. Bahkan beberapa menit sebelumnya udah dateng duluan" Kata Romi teman satu kantor Dimas sambil merangkul Dimas dengan friendly nya. 

"Aku kesiangan bangunnya, bahkan aku juga belum sempat sarapan" Kata Dimas menjawab. 

"Lah kok bisa?" Tanya Romi kaget. 

"Udah lah, nggak. Usah kepo terlalu dalam, makanya nikah biar tau" Kata Dimas melepaskan rangkulan Romi. 

"Apa hubungannya jamal? " Tutuk Romi sambil memandang punggung Dimas yang menjauh menuju ruangannya. 

"Coba dipikir apa hubungannya, kalok udah tau. Silahkan kirim jawabannya secepatnya" Kata Dimas seraya tertawa kearah Romi. 

"Dih, apaan sih. Malah kayak kuis aja" Romi tak mengerti apa yang Dimas maksud. 

Sementara itu, Indah didalam ruangannya menjatuhkan diri terduduk pada kursinya, melihat Indah tak biasa duduk grusah grusuh seperti itu. Hanifah langsung menegur Indah. 

"Kenapa sih, tumben amat duduknya nggak bisa santai" Kata Hanifah menegur. 

"Capek banget rasanya" Jawab Indah. 

"Apaan? , kerja aja belum baru juga dateng" 

"Iya, tapi ini capeknya beda. Badanku pegel pegel, rasanya kayak remuk" Jawab indah sambil memelengkan kepalanya ke kanan dan kekiri seperti gerakan meregangkan otot. 

Hanifa yang baru paham, langsung membulatkan bibirnya seakan menyebut huruf O, lalu menutup mulutnya dan mengulum senyum. 

"Nggak papa, biar cepet positif. Siapa tau langsung dapat twins" Kata Hanifah menanggapi. 

"Tau apa kamu soal cepat positif, emang kamu tau apa yang aku lakuin"

"Ya elah Indah Indah, aku bukan anak kecil. Umur kita nggak jauh beda. Mana mungkin aku nggak tau" 

"Hah? Jangan jangan kamu suka nontonin flm ono ya?" 

"Hus, sembarangan. Ya enggak lah"

Hanifah terus menggoda Indah, sampai Indah pipinya berwarna merah karna menahan malu. 

"Udah, kamu itu belum nikah, nggak usah penasaran. Nikah makanya biar tau"

"Halah, jurus andalannya nyuruh orang nikah, gimana mau nikah. Pacar aja nggak punya"

"Loh Romi nggak kamu akui sebagai pacar"

"Dih sembarangan, mana mungkin aku pacaran sama Romi. Bujang absurd kayak gitu bukan tipe saya mbiaaak"

"Loh, jodoh mana ada yang tau, siapa tau kalian jodoh. Romi kan udah usaha mau deketin kamu" 

"Dia cuma caper, udah ah kerja lagi" Ucap Hanifah yang malah kesal sendiri. 

"Idih, ngegodain orang giliran digodain ngambek" Indah menel pipi Hanifa sambil tertawa. 

"Siapa yang ngambek, udah kerja kerja" Kata Hanifah menyingkap tangan Indah dari pipinya. 

Terpopuler

Comments

Beerus

Beerus

Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!

2024-05-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pindah
2 Bab 2 Random
3 Bab 3.
4 Bab 4. Rencana Kedepan
5 Bab 5. Korupsi
6 Bab 6. Mulut lemes
7 Memupukkan Kesabaran
8 Surat Peringatan
9 Mertua minta Cucu
10 Jamu Kuat
11 Siswa Magang
12 Reseh
13 Saatnya Kerja
14 Hidup Dengan santai
15 ODGJ Sialan
16 Ikhtiar
17 Nasi Goreng
18 Bagai Kucing Dan Anjing
19 Kasmaran
20 Mual
21 Penantian
22 Lain dihati Lain dibibir
23 Siapa Dia?
24 Ngidam
25 Kegelisahan Romi
26 Ungkapan Hati Romi
27 Gelisah
28 Kehebohan di Sore hari
29 Lelah, Letih, Lesu, Love you
30 Mode Manja
31 Indra Wijaya
32 Heboh di pagi Hari
33 Luka Hati
34 Cinta yang memabukkan
35 Kecurigaan Arumi
36 Rencana Acara Tujuh Bulanan
37 Keluhan Ibu Hamil
38 Tak Seindah isi Hati
39 Kuncup Bunga telah Mekar
40 Bahagia Bersamamu
41 Antara Bahagia dan Kecewa
42 Menjalani hidup Bersamamu
43 Wedding Flowers
44 Senandung Dalam Hujan
45 Rain All Day
46 Pasutri Bijak
47 Relakan Aku Pergi
48 Randomnya Indah
49 Mawar Yang Layu
50 Hempuha Huhang
51 Gelisahnya Dani
52 Karamnya Biduk Rumah Tangga
53 Cuti Melahirkan
54 Pergi ke Kota
55 Perdebatan
56 After Liburan
57 Launching Baby Twins
58 Makhluk Mungil Penghuni Rahim
59 Pulang Ke Rumah
60 Papa Mama Baru
61 Pasangan Random
62 Akikah Baby Twins
63 Drama Asi Dini Hari
64 Wajah Kusut
65 Kecelakaan Maut
66 Menggemaskan
67 Kembali berkerja
68 Duka..
69 Jalan-Jalan Sederhana
70 Daster Keramat
71 Hari Yang Membosanlan
72 Bayi Gede
73 Kerepotan
74 Angka Pernikahan Menurun
75 Sudah Dihubungi
76 Part nggak Jelas
77 Warna-Warni Rumah Tangga
78 Liburan Hanya Wacana
79 Mimpi serasa Jadi nyata
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 Pindah
2
Bab 2 Random
3
Bab 3.
4
Bab 4. Rencana Kedepan
5
Bab 5. Korupsi
6
Bab 6. Mulut lemes
7
Memupukkan Kesabaran
8
Surat Peringatan
9
Mertua minta Cucu
10
Jamu Kuat
11
Siswa Magang
12
Reseh
13
Saatnya Kerja
14
Hidup Dengan santai
15
ODGJ Sialan
16
Ikhtiar
17
Nasi Goreng
18
Bagai Kucing Dan Anjing
19
Kasmaran
20
Mual
21
Penantian
22
Lain dihati Lain dibibir
23
Siapa Dia?
24
Ngidam
25
Kegelisahan Romi
26
Ungkapan Hati Romi
27
Gelisah
28
Kehebohan di Sore hari
29
Lelah, Letih, Lesu, Love you
30
Mode Manja
31
Indra Wijaya
32
Heboh di pagi Hari
33
Luka Hati
34
Cinta yang memabukkan
35
Kecurigaan Arumi
36
Rencana Acara Tujuh Bulanan
37
Keluhan Ibu Hamil
38
Tak Seindah isi Hati
39
Kuncup Bunga telah Mekar
40
Bahagia Bersamamu
41
Antara Bahagia dan Kecewa
42
Menjalani hidup Bersamamu
43
Wedding Flowers
44
Senandung Dalam Hujan
45
Rain All Day
46
Pasutri Bijak
47
Relakan Aku Pergi
48
Randomnya Indah
49
Mawar Yang Layu
50
Hempuha Huhang
51
Gelisahnya Dani
52
Karamnya Biduk Rumah Tangga
53
Cuti Melahirkan
54
Pergi ke Kota
55
Perdebatan
56
After Liburan
57
Launching Baby Twins
58
Makhluk Mungil Penghuni Rahim
59
Pulang Ke Rumah
60
Papa Mama Baru
61
Pasangan Random
62
Akikah Baby Twins
63
Drama Asi Dini Hari
64
Wajah Kusut
65
Kecelakaan Maut
66
Menggemaskan
67
Kembali berkerja
68
Duka..
69
Jalan-Jalan Sederhana
70
Daster Keramat
71
Hari Yang Membosanlan
72
Bayi Gede
73
Kerepotan
74
Angka Pernikahan Menurun
75
Sudah Dihubungi
76
Part nggak Jelas
77
Warna-Warni Rumah Tangga
78
Liburan Hanya Wacana
79
Mimpi serasa Jadi nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!