Bab 2 Random

Pukul tiga sore, Dimas dan Indah sudah sampai rumah. Mereka berdua menjatuhkan diri duduk pada sofa secara bersamaan. Karna mereka sama sama lelah, selain kepikiran dengan persoalan dalam pekerjaan mereka. Mereka berdua juga kepikiran tentang alasan mereka yang dimutasi tanpa tau apa penyebabnya. 

"Mas, aku masih bingung. Kita dipindah tuga tapi alasannya nggak jelas, kayaknya ada sesuatu yang di rahasiakan deh" Kata Indah membuka percakapan. 

"Kalau alasannya nggak bisa disebutkan memang nggak wajar, tapi ada banyak yang di pindah tugaskan. Mau curiga, tapi banyak yang di mutasi bukan cuma kita aja. Udah nggak usah overthinking, mending kita Terima aja keputusan yang sudah diputuskan. Mau protes kita hanya bawahan" Kata Dimas menanggapi, namun mata Dimas ter pejam dan kepalanya bersandar pada baju Indah. 

Indah melirik sekilas pada suaminya, dan ia berusaha untuk positif thinking. Indah terheran heran dengan suaminya,  seseorang yang sabar dan pasrah menerima apapun kenyataan yang ia Terima. Ada rasa bersyukur, namun ada rasa heran karna sikap suaminya itu. 

"Ya sudah, buruan mandi. Terus bikinin makanan ya, aku laper. Biar aku yang cuci banyunya" Kata Dimas mengangkat kepalanya dari pundak sang istri.  

Indah hanya mengangguk lalu ia beranjak lebih dulu, ia mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Lalu Indah menuju dapur untuk membuatkan makanan untuk suaminya, sementara Dimas berada ditempat cucian. Mencuci pakaian kotor yang sudah dua hari belum sempat ia cuci, serta mencuci seragam yang tadi pagi mereka pakai. Usai melakukan aktivitas mereka masing masing, Dimas dan Indah juga telah mandi. Mereka kemudian makan malam bersama, Indah memaksakan makanan kesukaan suaminya. Ya itu cah kangkung, dengan lauk tempe goreng dan berbagai macam gorengan. 

"Ini makanan terfavorit, enak sekali. Terimakasih sayang" Kata Dimas memuji masakan sang istri setelah menyuapkan suapan terakhir ke dalam mulutnya. 

"Halah, gombal" Jawab Indah seraya menepuk lengan sang suami seraya mengambil dan membereskan piring kotor yang ada diatas meja. 

"Loh aku serius, ini makanan paling enak" Jawab Dimas seraya membututi Indah dari belakangnya. 

"Udah, nggak usah sok sok muji muji begitu, mendingan bantuin cuci piring" Kata Indah sambil menghidupkan keran di wastafel. 

"Wetetetet. Kalau soal cuci piring aku angkat tangan" Dimas mengangkat tangan lalu melangkah mundur. 

"Nggak bisa, cepet bantuin" Indah berbalik badan hendak memanggil dan menyuruh Dimas untu mencuci piring,  namun Dimas sudah keburu pergi duluan. 

"Hemm dasar mas Dimas, paling susah kalau dimintain tolong cuci piring" Gumam Indah sambil geleng geleng kepala. 

Lalu Indah melanjutkan dan menyelesaikan mencuci piring. Usai mencuci piring, Indah  menghampiri suaminya di kamar. Indah pikir kalau suaminya berada di kamar, namun dikamar tidak ada disana. 

"Lah kemana dia, kok di kamar nggak ada" Indah celingak celinguk menelisik ke sudut kamar, namun tetap tak ia temukan. 

"Kemana dia" Gumam Indah lagi. Bersamaan itu Indah mendengar suara suaminya yang tengah menyapa seseorang didepan rumah. 

"Iya nih pak,  baru pulang. Bapak dari mana? " Tanya Dimas pada bapak bapak yang ia sapa. 

Dari arah belakang Dimas, Indah keluar dari dalam rumah hendak menghampiri Dimas. 

"Eh, bu" Kata bapak bapak yang juga menyapa Indah sembari menganggukan kepala dengan ramahnya. 

"Iya Pak, dari mana? " Indah juga membalas sapaan bapak itu. 

"Enggak ini tadi kebetulan lewat aja, eh pak Dimas lagi nyaranin tanaman" Jawab bapak itu. 

Dimas dan Indah tersenyum, mereka berasa basi sejenak. Lalu bapak bapak itu berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya. 

Karna waktu telah menjelang maghrib, Dimas dan Indah masuk kedalam rumah. Menghidupkan semua lampu, Dimas mengambil wudhu dan hendak berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjama'ah di masjid. 

Dari belakang Dimas, Indah tersenyum licik menunggu suaminya selesai berwudhu. Dimas membalikkan badan seusai berwudhu, Indah menatap Dimas dengan menaik turunkan alisnya sambil tersenyum jahil. 

"Ngapain kamu senyum senyum begitu?" Tanya Dimas curiga. 

"Nggak papa, emang nggak boleh senyum? Bukannya senyum itu ibadah?" Tanya di Indah sambil perlahan mendekati Dimas. 

"Nggak usah aneh aneh kamu, ngapain deket deket. Sana sana, nanti kita sentuhan wudhu aku bisa batal" Usir Dimas sambil menahan tawa dan menciprati Indah menggunakan sisa air di tangannya. 

"Bercanda dulu kali" 

"Nggak ada bercanda bercanda, nanti aku telat ke masjid" 

"Nggak sholat di masjid kan bisa sholat di rumah" 

Indah terus menggoda Dimas sambil menatap dengan tatapan jahil, Dimas menghindar agar tidak bersentuhan dengan istrinya. Tawa tak bisa lagi mereka tahan, gema tawa mereka terdengar di tempat wudhu dalam rumah mereka. 

"Pak Dimas, ayo kita kemasjid" Kata pak lurah mengajak Dimas dengan berteriak didepan rumah Dimas. 

Seketika tawa mereka terhenti, dan Dimas memanfaatkan kediaman Indah untuk kabur. 

"Aku sudah ditunggu pak lurah, aku berangkat ya sayang. Asalammualaikum" Terburu buru Dimas melangkah keluar rumah meninggalkan Indah. 

"Yah kabur, Walaikumsalam" Jawab Indah sambil memandangi punggung Dimas yang menjauh. 

Indah kemudian mengambil air wudhu dan bersiap untuk melaksanakan sholat maghrib. 

Di perjalanan menuju masjid pak lurah dan Dimas sambil mengobrol ringan. 

"Oh ya pak Dimas, besok malam ada acara pengajian di masjid. Nanti pak Dimas ikut pembentukan panitia ya, ba'da maghrib nanti jangan langsung pulang" Kata pak lurah pada Dimas. 

"Oh, saya juga jadi panitia nantinya pak? " Tanya Dimas. 

"Loh iya, sebagian warga kita jadikan panitia, dan bapak saya daftarkan jadi panitia" Kata pak lurah pada Dimas. 

Karna jarak antara rumah dan masjid tidak terlalu jauh, mereka telah sampai di masjid. Sampai di masjid mereka duduk menunggu iqomah. Di rumah usai melaksanakan sholat maghrib Indah duduk di sofa sambil menonton televisi seraya menunggu Dimas pulang. Lama menunggu Dimas pulang, Indah menelfon sang ibu untu sekedar mengobrol dan berkabar. 

"Halo bu, lagi apa? " Indah menyapa sang ibu saat sambungan telfon terhubung. 

"Lagi santai nih, kamu lagi ngapain" Tanya sang ibu balik. 

"Lagi santai juga, sambil nungguin mas Dimas pulang" 

"Memang Dimas kemana?" 

"Mas Dimas lagi ke masjid, nggak tau nih, udah lewat waktu maghrib. Bahkan menjelang isya, tapi dia belum juga pulang"

"Mungkin dia sekalian sholat isya" 

"Tapi dia nggak biasanya kayak gini, tapi ya bener juga apa yang ibu bilang, mungkin dia nunggu isya sekalian"

"Oh ya bu, Indah juga mau kasih kabar ke ibu. Rumah yang di sini niat Indah, mau Indah jual aja. Karna Indah juga bakal pindah tugas ke desa sumber waras" Indah memberi tau. 

"Jadi kamu mau pulang kampung nak?" 

"Iya, tapi masih bulan depan bu"

"Ya sudah, tinggal sama ibu dan bapak aja" Kata ibu Indah menawarkan. 

"Indah nggak bisa mutusin keputusan sekarang, Indah harus ngobrol dulu sama mas Dimas" Jawab Indah menanggapi tawaran sang ibu. 

"Oh ya sudah, harus dipikir secara matang ya" Kata sang ibu. 

"Iya ma, ya udah. Besok lagi ngobrolnya, udah masuk waktu isya, indah mau siap siap sholat dulu" Pamit Indah sebelum mengakhiri telfonnya. 

Episodes
1 Bab 1 Pindah
2 Bab 2 Random
3 Bab 3.
4 Bab 4. Rencana Kedepan
5 Bab 5. Korupsi
6 Bab 6. Mulut lemes
7 Memupukkan Kesabaran
8 Surat Peringatan
9 Mertua minta Cucu
10 Jamu Kuat
11 Siswa Magang
12 Reseh
13 Saatnya Kerja
14 Hidup Dengan santai
15 ODGJ Sialan
16 Ikhtiar
17 Nasi Goreng
18 Bagai Kucing Dan Anjing
19 Kasmaran
20 Mual
21 Penantian
22 Lain dihati Lain dibibir
23 Siapa Dia?
24 Ngidam
25 Kegelisahan Romi
26 Ungkapan Hati Romi
27 Gelisah
28 Kehebohan di Sore hari
29 Lelah, Letih, Lesu, Love you
30 Mode Manja
31 Indra Wijaya
32 Heboh di pagi Hari
33 Luka Hati
34 Cinta yang memabukkan
35 Kecurigaan Arumi
36 Rencana Acara Tujuh Bulanan
37 Keluhan Ibu Hamil
38 Tak Seindah isi Hati
39 Kuncup Bunga telah Mekar
40 Bahagia Bersamamu
41 Antara Bahagia dan Kecewa
42 Menjalani hidup Bersamamu
43 Wedding Flowers
44 Senandung Dalam Hujan
45 Rain All Day
46 Pasutri Bijak
47 Relakan Aku Pergi
48 Randomnya Indah
49 Mawar Yang Layu
50 Hempuha Huhang
51 Gelisahnya Dani
52 Karamnya Biduk Rumah Tangga
53 Cuti Melahirkan
54 Pergi ke Kota
55 Perdebatan
56 After Liburan
57 Launching Baby Twins
58 Makhluk Mungil Penghuni Rahim
59 Pulang Ke Rumah
60 Papa Mama Baru
61 Pasangan Random
62 Akikah Baby Twins
63 Drama Asi Dini Hari
64 Wajah Kusut
65 Kecelakaan Maut
66 Menggemaskan
67 Kembali berkerja
68 Duka..
69 Jalan-Jalan Sederhana
70 Daster Keramat
71 Hari Yang Membosanlan
72 Bayi Gede
73 Kerepotan
74 Angka Pernikahan Menurun
75 Sudah Dihubungi
76 Part nggak Jelas
77 Warna-Warni Rumah Tangga
78 Liburan Hanya Wacana
79 Mimpi serasa Jadi nyata
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 Pindah
2
Bab 2 Random
3
Bab 3.
4
Bab 4. Rencana Kedepan
5
Bab 5. Korupsi
6
Bab 6. Mulut lemes
7
Memupukkan Kesabaran
8
Surat Peringatan
9
Mertua minta Cucu
10
Jamu Kuat
11
Siswa Magang
12
Reseh
13
Saatnya Kerja
14
Hidup Dengan santai
15
ODGJ Sialan
16
Ikhtiar
17
Nasi Goreng
18
Bagai Kucing Dan Anjing
19
Kasmaran
20
Mual
21
Penantian
22
Lain dihati Lain dibibir
23
Siapa Dia?
24
Ngidam
25
Kegelisahan Romi
26
Ungkapan Hati Romi
27
Gelisah
28
Kehebohan di Sore hari
29
Lelah, Letih, Lesu, Love you
30
Mode Manja
31
Indra Wijaya
32
Heboh di pagi Hari
33
Luka Hati
34
Cinta yang memabukkan
35
Kecurigaan Arumi
36
Rencana Acara Tujuh Bulanan
37
Keluhan Ibu Hamil
38
Tak Seindah isi Hati
39
Kuncup Bunga telah Mekar
40
Bahagia Bersamamu
41
Antara Bahagia dan Kecewa
42
Menjalani hidup Bersamamu
43
Wedding Flowers
44
Senandung Dalam Hujan
45
Rain All Day
46
Pasutri Bijak
47
Relakan Aku Pergi
48
Randomnya Indah
49
Mawar Yang Layu
50
Hempuha Huhang
51
Gelisahnya Dani
52
Karamnya Biduk Rumah Tangga
53
Cuti Melahirkan
54
Pergi ke Kota
55
Perdebatan
56
After Liburan
57
Launching Baby Twins
58
Makhluk Mungil Penghuni Rahim
59
Pulang Ke Rumah
60
Papa Mama Baru
61
Pasangan Random
62
Akikah Baby Twins
63
Drama Asi Dini Hari
64
Wajah Kusut
65
Kecelakaan Maut
66
Menggemaskan
67
Kembali berkerja
68
Duka..
69
Jalan-Jalan Sederhana
70
Daster Keramat
71
Hari Yang Membosanlan
72
Bayi Gede
73
Kerepotan
74
Angka Pernikahan Menurun
75
Sudah Dihubungi
76
Part nggak Jelas
77
Warna-Warni Rumah Tangga
78
Liburan Hanya Wacana
79
Mimpi serasa Jadi nyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!