Pagi pun tiba suara alarm diponselnya berbunyi nyaring membuat gadis itu terpaksa untuk bangun dari mimpinya, Yura meraih ponselnya mematikan bunyi alarm dan melihat jam di layar ponselnya saat ini waktu menunjukan pukul 05:35 pagi.
Setelah semalam selesai makan malam, Yura kembali kekamarnya meski Arin mengajak untuk ngobrol sebentar tapi Yura tidak mau karena masih kesel sama Arin, meski hanya kesal bercanda sih Arin juga paham.
Yura menatap langit malam dibalik jendela kamarnya, langit gelap tersinari oleh bulan dan di temani oleh bintang disana. Termenung selalu setiap malam kala merindukan kampung halamannya Ibu dan Ayahnya.
Akhir akhir ini memang jarang banget untuk Yura pulang atau sebaliknya Ibu dan Ayah yang berkunjung. Mungkin banyak tugas sekolah yang karena sebentar lagi kenaikan kelas, dan kalau Ibu dan Ayah mungkin karena faktor usia sering kelelahan karena jarak yang cukup jauh.
Kembali ke pagi ini Yura bergegas bangun seperti biasa setelah bangun lalu membereskan tempat tidurnya, lalu beranjak ke kamar mandi.
Tak butuh waktu lama Yura selesai mandi lalu memakai pakaian seragamnya, setelah siap Yura berjalan keluar kamar, tak sangka Arin pun keluar dari kamar.
"Haii selamat pagi Ariinnn." Sapa Yura dengan senyum cerianya.
"Pagii juga Yura, Ayo." Balas sapa Arin lalu menggandeng lengan Yura menuju meja makan untuk sarapan.
Setelah selesai sarapan kali ini Yura dan Arin berangkat sekolah bersama, berjalan menembus embun pagi yang masih tersisa dan sinar mentari pagi yang menyorot mereka kala menunggu angkutan umum.
Dua puluh menit berlalu kini mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah, Yura melihat sosok yang amat sangat dia kenal.
"Arin, kamu duluan ya bareng Ulfa tuh, aku ada sesuatu sebentar." Titah Yura kala melihat Ulfa menghampiri.
"Okee sipp, jangan keluyuran tar telat." Ujar Arin mengingatkan.
"Gak akan tenang aja." Jawab Yura dengan senyum penuh arti.
Arin pamit duluan masuk kelas bersama Ulfa, dan sekarang Yura berada di dekat parkiran sekolah.
"Awas aja kalau ngelak." Ucap Yura bermonolog.
"Dooniiiiii!" Teriak Yura saat seseorang keluar dari mobilnya, sontak orang yang dipanggil namanya terkejut lalu menoleh kebelakang dan mendapatkan Yura yang tengah berkacak pinggang.
Yura menghentakan kakinya lalu berjalan menghampiri Doni dengan raut wajah kesal yang dibuat buat.
"Kemarin kemana?" Tanya Yura ketus.
"Kenapa kangen ya?" Jawab Doni santai lalu menutup pintu mobil tak lupa menekan tombol kunci.
"Apa sih ngelak." Sahut Yura masih dengan ketus.
Doni mengacak rambut Yura, lalu berjalan melewati nya.
"Ihh nyebelin banget sih." Kesal Yura lalu mengejar langkah Doni hingga beriringan. "Kan rambutku berantakan." Ucapnya sambil merapihkan kembali rambutnya. "Jawab pertanyaan ku kemarin kemana?" Tanyanya mengulangi.
"Ada perlu sama Mama." Jawab Doni santai.
"Mama Mira? Awas kalau bohong, kemarin aku piket sendiri tauuu ih kesel." Geram Yura melihat tingkah santai nya Doni.
"Nanti aku kasih ice cream dehh" Goda Doni agar Yura gak kesal lagi.
"Benar ya bener awas loh kalau bohong." Selalu kalah jika dibujuk dengan ice cream, memang Doni tau itu hanya akal akalan Yura kesal padanya biar dapat ice cream gratis.
Doni dia salah satu sahabat dekatnya, hanya Doni dan Yura sih tidak dengan tiga sahabat Yura lainnya hanya sekerdar teman.
Maka dari itu banyak gosip dikira mereka memiliki hubungan spesial padahal hanya sahabat tapi entahlah siapa yang tau perasaan seseorang.
"Iya gak akan bohong, udah masuk yuk." Ajaknya sebelum mulai melangkah masuk Doni selalu mengacak rambut Yura.
Geram itu yang dirasakan Yura, kenaoa harus mengacak rambut sih pikirinya.
"Kenapa tuh muka asem." Sahut Ara saat Yura duduk dikursinya.
"Biasa paling juga Doni." Timbal Ulfa.
"Ciee kemarin kan gak masuk ya." Ledek Arin.
"Udah ah kalian malah nambah sebel deh." Kilah Yura menungkupkan kepala nya di atas meja.
Waktu terus bergerak tak terasa waktu pulang sekolah pun tiba, Yura membereskan bukunya kedalam tas, lalu berjalan menuju gerbang. Tiba-tiba matanya tidak sengaja melihat seseorang.
Apa aku gak salah liat kan? itu kan motor yang kemarin, benarkah itu kak Nino? Ngapain disini? Batinnya.
"Ra kenapa berhenti?" Tanya Arin merasan heran.
"Ehmm, Gak apa-apa kalian duluan saja yah aku ada perlu sembentar." Jawab Yura.
"Rin, bilang ke Ibu aku pulang agak telat yah." Sambungnya.
"Iya baiklah kamu hati-hati yah, kita duluan." Sambung Arin dan berpikir mungkin Yura bareng Doni.
" Kalian juga hati-hati yah." Jawab Yura.
Setelah kepergian Arin dan Ulfa jangan tanya Ara kemana jelas dia pulang dengan Dimas kaka kelas kami, Yura menghampiri seseorang yang berada tak jauh dari sekolahnya, dan ternyata benar dugaan Yura dia adalah Nino.
"Kak Nino!" Panggil Yura yang tidak menyangka akan bertemu lagi.
"Ra! Kok lama keluar nya, aku nungguin kamu." Jawab Nino dengan raut wajah yang santai.
"Hah."Jawab Yura terkejut membulatkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments