BAB 5 Nino

Setelah apa yang di lakukan hari ini dan tak lupa meminta nomor ponsel Yura sebelum Yura meminta dirinya untuk turun didepan mini market tidak di depan rumahnya.

Entahlah apa alasannya.

Nino terlahir dari keluarga yang kaya raya orang tuanya adalah pembisnis yang sedang berkembang pesat akhir-akhir ini. Saat ini keluarga mereka menetap di kota C karena sedang pembangunan perusahaan barunya yang harus di pantau dari dekat.

Perusahaan milik keluarga Nino berkembang di bidang Properti, perusahaan ini sudah ada di penjuru kota yang ada di negara nya bahkan sampai di luar negeri. Jerry Tama Putra adalah nama Ayah Nino dan Lusiana Tama Putra adalah Ibunya, Nino Tama Putra yang berusia 18 tahun saat ini dia akan lulus sekolah SMA nya, Dia memiliki satu kakak laki-laki yaitu Rio Aditya Tama Putra yang sekarang berusia 25 Tahun yang mulai mengambil alih salah satu perusaan Ayahnya.

Keluarga mereka sangat terpandang sebagai keluarga yang selalu baik-baik saja dalam artian tidak pernah ada musuh dalam bisnis nya dan selalu bekerja sama dengan baik.

Kedua orang tua Nino mereka orang nya penyayang dan disipilin tapi Ayah Nino sedikit lebih tegas, berwibawa, dan penuh tanggung jawab, begitu pula Lusiana beliau seorang yang lembut dari tutur kata setiap ucapannya dan sangat penyayang apalagi terhadap kedua anak mereka.

Nino sendiri dia sosok pria yang baik, tidak pernah mengumbar kekayaan kedua orang tuanya, dan tidak terlalu memprioritaskan fasilitas dari Ayahnya, Meskipun Ayahnya memaksa tapi Nino ingin apa yang dia perlukan saja,

Dan dia dapat sangat cepat untuk beradaptasi atau berbaur di lingkungan sekolah, bahkan Nino memiliki sifat setia kawan, maka dari itu Nino memiliki banyak teman, Meskipun semua teman nya tau bahwa Nino adalah orang kaya tapi mereka benar-benar pertemanan yang setia tidak ada yang berteman hanya karna harta yang di miliki Ayah Nino.

Nino memiliki tubuh yang sempurna tinggi dan kekar, dia tampan, kulit putih, rambut berwana hitam, hidung mancung, bola mata yang sempura. Banyak wanita remaja yang ingin menjadi kekasih nya tapi itu sulit karena Nino memiliki satu nama dalam hatinya dan tidak ada satu orang pun yang tau siapa nama itu bahkan sahabat dekatnya tidak tau sama sekali.

Nino menyimpan rapat soal wanita itu dan mungkin hanya Nino dan wanita itu saja yang tau, dia belum bisa mengungkapkan pada semua orang bila ada saat waktu yang tepat dia akan menunjukan sosok wanita itu.

Reader pasti penasaran kan sama aku juga hahha.

Dan Rio adalah pria yang cukup dewasa dia mampu memegang perusahaan yang di miliki oleh Ayahnya, sejah lulus kuliah dan memang keahliannya yang cepat tangkap maka Rio di percayai Ayahnya untuk memegang kendali beberapa perusahaan.

Rio memiliki wajah yang tampan tidak kalah tampan dengan adiknya, berkulit putih, tinggi dan kekar tubuhnya sangat ideal bahkan sempurna, hidung mancung, memiliki kedua mata yang indah dan memiliki rambut berwarna hitam kecoklatan itu membuat mata memandang dari segi apapun terlihat sempurna.

Tapi dia sendiri memiliki sifat bijaksana, baik, tapi dia sangat dingin dan datar, tegas, tidak ingin ada yang melakukan kesalahan selalu ingin sempurna. Entahlah apa sebab semua sifat nya seperti itu tapi dulu Rio memiliki sifat yang sangat ramah bahkan selalu tersenyum.

Maka dari itu dia belum menikah bukan tidak ada yang ingin menikah dengannya justru banyak yang memimpikan menjadi seorang istri Rio Aditya dengan berbagai cara wanita wanita yang berusaha untuk memiliki hatinya tapi itu sama sekali tidak berpengaruh untuk nya.

Sebenarnya orang tua mereka tidak pernah memaksakan untuk berpasangan dengan siapa asalkan mereka jujur, dan tidak memandang harta kekayaan, tapi apa boleh buat kedua anaknya ini memang sulit untuk masalah wanita terutama Rio,

Bahkan mereka pernah berniat untuk menjodohkan Rio tapi Rio menolak dengan ancaman keluar dari keluarga ini, tentu saja itu tidak terjadi maka kedua orangtua nya menyerahkan itu pada Rio tapi besar harapan Ayah dan Ibunya agar Rio segera menikah.

Dan untuk Nino anak bungsunya mereka pun tidak pernah memaksakan, tapi Nino sendiri masih bungkam untuk masalah ini. Meski orang tua mereka tau ini hanya Cinta Anak Remaja.

*****

Saat tiba di halaman rumah Nino langsung memarkirkan motor nya lalu membuka pintu rumah utama.

"Assalamu'alaikum, Aku pulang." Teriak Nino.

"Selamat datang Tuan."Ucap para penjaga di rumah itu.

"Ini orang-orang pada kemana Bi?" Nino bertanya pada Bi sum pelayan dapur.

"Nyonya sedang ada keperluan diluar Tuan," Jawab Bi sum.

"Oke, baiklah saya masuk kamar dulu kalian boleh kembali bekerja." Sahut Nino.

Para penjaga dan pelayan kembali untuk bekerja, Nino berjalan menaiki anak tangga menuju kamar nya yang berada di lantai dua.

Kamar yang sangat luas kasur berukuran Kingsize dengam suasana yang berdominan Abu tua dan putih berkesan sebagai kamar yang elegan.

Nino membuka pintu kamar nya tak lupa menutupnya kembali, dia bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya butuh waktu limabelas menit dia berada di kamar mandi, setelah selesai lalu Nino berpakaian.

Dia merebahkan tubuh nya di sofa yang berada di kamarnya, hanya ada satu kata yang keluar dari mulutnya sebelum memejamkan mata.

"Maaf."Ucap nya.

Nino pun memejamkan matanya rasa kantuk mulai melanda dan tak lama dia pun terlelap dalam tidur nya meski dia berada di sofa dengan kedua tangannya menjadi alas bantal, dan dengan kaki satu nya menggantung kebawah.

Kalo memang udah PW (posisi wenak) emang tidak susah bagi Nino untuk tidur. Hahha

Dua jam kemudian Nino terbangun karena perut nya sangat lapar dan memang ini waktunya makan malam, Dia bergegas turun kebawah menuju meja makan disana sudah ada Ayah dan Ibunya yang menunggu.

Nino duduk di kursi biasanya, dia mengambil makanan yang di sajaikan dan menikmati makan malam bersama orang tuanya kecuali Rio, karena Kak Rio memang sibuk jadi pasti makan malam diluar.

Setelah selesai makan mereka duduk diruang keluarga menonton televisi dan saling berbincang bincang perihal menanyakan Nino disekolahnya.

Cukup lama mereka berbincang akhirnya mereka pun kembali masuk ke kamar mereka dan Nino pun kembali ke kamarnya menaiki anak tangga lalu masuk dan menutup pintu kamarnya kembali, dia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur untuk segera tidur. Tak butuh waktu lama memang untuk Nino agar dapat terlelap dalam tidurnya.