Hujan masih setia membasahi bumi, kini waktu sudah menunjukan pukul lima sore, dan Yura masih bersama Nino disana. Tidak terlalu banyak pembicaraan dari terakhir memperkenalkan diri masing-masing.
Angin menghembus begitu kencang membuat tubuh Yura bergetar kedinginan karena bajunya yang basah, Yura menangkup tubuhnya dengan kedua tangan, dan itu tak lepas dari pandangan Nino.
Tiba tiba Nino menutupi tubuh Yura dengan jaketnya.
"Pakai saja kamu kedinginan dan baju mu basah." Ucapnya setelah menutupi tubuh Yura dengan jaketnya.
Sontak Yura terkejut "Ehh jangan Kaka juga sama kan dingin!" Tolak Yura sembari menyerahkan kembali jaket pada si empunya.
"Gak apa-apa kamu pake aja." Pintah Nino singkat dengan sedikit senyum kecil di sudut bibirnya.
"Makasih." Satu kata yang terucap oleh Yura, bohong jika merasa tidak kedinginan dengan baju yang basah seperti ini, dan berharap hujan segera reda agar secepatnya pulang kerumah.
Kini hujan semakin lama semakin reda dan cahaya di langit mulai terlihat dari sela-sela awan gelap.
"Ehmm kak, jaket nya makasih ya aku pulang duluan daahhh." Yura menyerahkan jaket yang telah menghangatkannya kepada si pemilik.
Lalu Yura melambaikan tangannya pada Nino dan berlari keluar gerbang seraya menyetop angkot, untung masih ada angkot batinnya.
Nino ingin berlari mengejar Yura tapi tidak sempat karena gadis itu sudah berada dalam angkot yang kini mulai melaju.
Terpaksa Nino kembali berjalan kearah motornya, memang belum sempat berkata apa pun tapi apa boleh buat. Nino menstater motornya lalu dia melajukan dan meninggalkan halaman sekolah ini.
Di dalam angkot Yura menahan senyumnya membayangkan pertemuan tiba-tiba tadi, memang hujan selalu memberikan sesuatu kisah untuknya.
Beberapa menit kemudian Yura telah sampai dia tak lupa memberikan uang ongkosnya, dan berjalan memasuki pekarangan rumah Arin yang kini menjadi tempat tinggalnya juga selama sekolah di kota ini.
"Assalamualaikum, aku pulang." Yura membuka pintu rumahnya.
Dan di sana ada Arin yang tengah memegang gelas berisi air putih, "Kejebak hujan ya! Kaya yang udah direndem deterjen!" Ledek Arin terkekeh saat melihat penampilan Yura.
"Ihh nyebelin malah di ledekin, iya tadi kan piket dulu Rin kan kamu tau Doni gak masuk jadi gak di bantuin, eh pas mau pulang malah kehujanan dilapang." Gemesnya mengingat hari ini sungguh sial.
"Ya udah masuk gih, mandi nanti masuk angin." Titah Arin.
Yura hanya menjawab oke isyarat dari tangannya lalu berjalan menuju kamarnya, Yura menyimpan tas nya lalu beralih menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Cukup untuk lima belas menit menghabiskan waktu dikamar mandi, Yura keluar dari kamar mandi yang di balut handuk dan segera memakai baju santai yang tergantung disebelah lemari.
"Hari ini banyak banyak apes nya sih." Yura menepuk keningnya pelan mengingat dari pagi di sekolah. "Tapi tunggu tidak semuanya apes juga saat hujan menahannya disampingku." Ucapnya pada diri sendiri.
Ahh sudahlah ~Pikirnya
Yura keluar kamar terasa kering di tenggorokannya, meski pun tadi kehujanan gak mungkin kan harus minum air hujan.
Yura berjalan kedapur lalu mengambil gelas kosong dan menuangkan air putih pada gelasnya, lalu meminumnya sampai tak tersisa sedikit pun.
"Haus banget sih." Sahut Arin berjalan kearah Yura.
"Asli haus banget, hari ini bener-bener horor tau gak sih Rin."
Arin hanya terkikih melihat Yura.
"Dihh malah diketawain sih Arin," Geram Yura karena Arin malah menertawakan dirinya.
"Ahh udahlah aku mau balik ke kamar dulu aja, nanti panggil aku kalau makan malam ya." Sewot Yura meninggalkan dapur dan Arin.
Yura berjalan melewati Arin menoleh sebentar memberikan senyum cengir kuda lalu melangkah menuju kamarnya Arin hanya menggelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments