Aku Mencintaimu
Pagi yang cerah ini awan putih masih menemani langit biru disana, tapi sungguh hari ini tak secerah suasanan hati Yura, Yura melihat jam yang melingkar di lengan tangan kirinya dan waktu menunjukan pukul 06.58 pintu gerbang sudah di tarik hampir setengahnya tertutup.
"Huaaa tunggu Paaakkk.." Yura berteriak sambil berlari untuk menebus gerbang yang hampir tertutup dengan nafas yang terengah akhirnya Yura bisa masuk. Pak satpam hanya menggelengkan kepalanya dan Yura memberikan jempol tangannya saat berbalik menghadap Pak satpam.
Kemudian dia harus berlari lagi menuju kelasnya, menyimpan tas dengan melemparkannya tak lupa dia membawa topi sekolah terlebih dahulu, lalu berlari kembali kelapangan karena ini hari senin untuk melaksanakan upacara.
"Kamu hampir telat lagi Ra." Ucap Ulfa kesal berbisik.
"Sorry Sorry.. " Yura menangkup kedua tangannya dan tersenyum dengan nafas terengah.
"Udah udah jangan berisik nanti ketauan baru tau rasa." Ketus Arin tanpa menoleh.
"Kamu Rin kenapa gak bareng Yura?" Tanya Ara yang berada di barisan belakang Arin.
"Aku jadwal piket jadi lebih awal." Jawab Arin. Ya Arin adalah sepupu Yura umurnya sama hanya beda bulan saja dan itu lebih dulu lahir Arin.
Yura ikut sekolah bareng Arin di kotanya, dan sekarang Yura tinggal bersama keluarga Arin di Kota C. Ada alasan tertentu kenapa Yura berada di sini.
Kembali ke lapangan upacara hari ini matahari lebih cepat untuk terbit, sinarnya membuat hari tampak cerah bahkan hangatnya mampu membuat siapa pun terasa nyaman jika hanya memakan waktu lima belas menit saja.
Tapi tidak dengan para murid yang kepanasan mengikuti upacara selama dua jam lebih itu terutama Yura, dia sebelum mengikuti upacara pun sudah olahraga berlari-lari dan sekarang menikmati panasnya matahari.
Yura menyeka peluhnya disekitar kening.
"Haus banget." Gumam Yura pelan namun terdengar oleh Ulfa yang berada di depannya.
"Sabar nanti aku temenin ke kantin beli minum." Sahut Ulfa dan dijawab 'ok'saja oleh Yura dengan berbisik.
Dan benar setelah upacara selesai Yura ditemani Ulfa untuk membeli minum ke kantin, lalu berjalan kembali ke kelas. Mereka memang satu kelas Yura dan Arin satu bangku yang berada di depan bangku Ulfa dan Ara.
Pertemanan mereka cukup menarik kala dimana sifat mereka yang berbeda, tentu jelas yang paling lembut dan pintar adalah Arin makanya banyak sekali yang menyukainya, kalau Ara dia selalu tidak lihat tempat kalau mau pacaran kan itu menyiksa para kaum jomblo dan itu juga hobinya melihat kaum jomblo menderita seperti sahabat nya.
Jika Ulfa dia yang paling berpikir dewasa selalu menengahi dari ketiga orang ini, terakhir Yura sebenarnya dia sosok gadis yang ceria dari awal masuk sekolah, ramah meski tidak sepintar Arin, tapi ada sesuatu yang membuat keceriaannya menjadi sedikit padam dan banyak memendamnya sendiri.
Kenapa? Jawabannya tidak tau hanya Yura yang tau.
Waktu terus bejalan hingga tak terasa bel pulang pun berbunyi terpaksa Yura tidak bisa pulang bersama sahabatnya karena besok dia piket maka hari ini sepulang sekolah harus membersihkannya terlebih dahulu jadi besok pagi hanya menyapu saja.
"Kan piket sendiri, dasar si Doni malah gak masuk awas besok biar dia yang beresin sisanya." Geram Yura kala tengah membersihkan kelasnya sendiri.
Gemuruh diluar terdengar sangat jelas langit mulai mendung pertanda bahwa hujan akan turun.
Yura menepak keningnya "Aduhh harus cepet beres nihh, biar gak kejebak." Gerutu Yura menghentakan kakinya.
Setelah selesai membersihkan kelasnya Yura menutup rapat pintu kelas lalu berlari keluar, saat tengah berlari melewati lapangan hujan turun begitu saja membuat dirinya menjadi basah.
"Ahh basah." Yura menghentakan kakinya lalu berlari sekuat tenaga agar sampai di pos satpam untuk meneduh.
Lingkungan sekolah tidak terlalu sepi karna ada yang berlatih eskul tapi karena hujan mereka masuk ke ruangan mereka, dan di pos satpam tidak ada siapa pun mungkin Pak satpam lagi di kantin pikir Yura.
Yura merasa hari ini horor karena dari pagi sampai pulang pun kesialan menimpanya, mengutuki dirinya sendiri sampai tiba-tiba ada seseorang mengendarai motor yang menghampirinya.
Dilihat dari tubuhnya dia laki-laki karena memakai celana panjang berwarna abu, sama sepertinya berarti pria itu masih SMA, yang di balut helm fullface dan jaket berwarnan navy.
Pria itu turun dari motornya lalu berlari menghampiri Yura, Yura rasa dia sama satu sekolah dengannya tapi saat helm itu dibuka wajahnya sangat asing.
" Aku ikut neduh sebentar." Ucap pria itu dengan tiba-tiba seolah tau apa yang ada dipikiran Yura.
"Ehh.. Iya." Jawab Yura sekenanya.
"Kamu sekolah disini?" Tanya nya lagi sambil mengacak rambutnya yang sedikit basah.
Yura terpana pada pandangan pertama, pria yang tengah mengacak rambutnya itu terlihat keren banget hingga larut dalam pikirannya sampai suara deheman menyadarkan Yura.
"Ekheemm."
"Ehh maaf tadi nanya apa." Yura mengetuk kepalanya pelan, bisa-bisa nya dia membayangkan seseorang yang baru saja ada di depannya.
"Kamu sekolah disini?" Tanya nya mengulangi.
"Iya aku sekolah disini baru kelas XI." Jawab Yura.
"Ohh! kenalin aku Nino kita tetanggaan sekolahnya dan aku kelas XII." Ucapnya memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan.
Dengan ragu Yura membalas uluran itu "Aku Yura." Jawabnya memperkenalkan diri juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Nur Ain
Akak manpir usan semangat.. Terus berkarya
2020-09-27
1