BAB 2 keluarga

setelah beberapa bulan tidak ada pemasukan dalam keluarga ibunda azeena pun terpaksa menjual perhiasan yang sering iya kenakan meskipun tak seberapa tapi masih bisa untuk bertahan hidup selama beberapa hari.

"semoga bisa bertahan untuk beberapa hari lagi persediaan ini walaupun aku harus menjual gelang pemberian ibuk"sambil menata persediaan makan dan bersedih karena gelang itu adalah pemberian sang ibu yang kini terbaring diranjang.

"kamu ada uang dari mana" tanya ayah azeena kepada ibunda yang melihat persediaan makan yang sedang ibunda simpan dilemari.

"aku jual gelang agar bisa membeli beberapa makan setidaknya bisalah buat beberapa hari"kata ibunda jelaskan pada ayah azeena.

"gelang yang berikan ibu,nanti kalau ibu nanyak gimana"kata ayah yang mendengar bahwa pemberian ibu mertuanya dijual oleh ibunda azeena.

"gak papa nanti ibuk pastih ngerti kok"saut bunda

"minta uangnya dikit dong buat beli rokok"sambung ayah sambil membentangkan tangannya.

"ini jangan banyak banyak ngerokok beli yang murah murah aja pak,bapak kan belum kerja dirumah ini belum ada pemasukan harus hemat dikit ya" sambil memberikan uang kepada ayah azeena.

"iy kalau gak ada gimana mau kerja"sambung ayah.

"ini obatnya buk minum dulu"sambil membantu ibunya duduk dan menyuapinya.

"mana obatnya kamu masih ada uang,buat beli obat kalau gak ada udah gak usa beliin lagi lagian obatnya gak ngaruh tetap aja sakit badan ibuk"kata Oma pada ibunda azeena.

"ada kok buk sedikit cukup kok buat kita sehari hari"sambil membendung air matanya.

Setelah ia memberikan obat dan membantu Oma mandi dan lain sebagainya ibunda pun kembali ke kamarnya untuk beristirahat sejenak setelah itu ia harus,mengerjakan pekerjaan yang lain.

"kamu masak ini aja gak ada apa gitu"kata ayah azeena pada ibunda sambil makan.

"ya gimana lagi gak ada uang lagi uangnya cuman bisa buat beli ini aja"jelaskan ayah azeena.

setelah itu ibunda azeena pun kembali ke kebun miliknya yang sedang ditanami cabe,setelah beberapa hari kemudian waktunya panen ia memetiknya dari suruh hingga siang sendirian tanpa ada yang membantunya,dan setelah ia selsai memetik buah cabe tersebut akhirnya ia jual ke pasar.

"Lima kilo ya buk"kata pedagang yang membeli cabe tersebut.

"iya buk,terimakasih" sambil ia mengambil uang yang diberikan oleh penjual.

Setelah tiba ia dirumah ternyata keadaan Oma semakin memburuk dan terpaksa harus dibawa kerumah sakit.

...----------------...

"gimana dok keadaan ibu saya"tanya ibunda azeena pada dokter yang memeriksa ibunya tersebut.

"harus rawat inap buk selama tiga hari itupun kalau keadaan bisa membaik selama tiga hari tapi kalau tidak harus segerah di bawa kerumah sakit yang lebih besar dari ini buk"dokter memberikan penjelasan dan kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"dari mana kita kan mendapatkan uang untuk biaya ibuk mu nak"kata opa yang sedih dan putus asa karna ia tak mampu membayar rumah sakit Oma.

"tenang aja nanti saya cari pinjaman sapa tau dapat pak"kata bundanya azeena.

"semoga aja ada yang pinjemin ya nak" balas bapak.

Setelah merenung beberapa saat ibunda azeena pun pergi dari ruang Oma dirawat dan bergegas pulang untuk mencari barang barang yang bisa ia tukar dengan uang akan tetapi setelah sampainya ia dirumah tak ada satupun yang bisa dijual untuk mendapatkan bahkan perhiasan yang dulu diberikan kepada azeena pun sudah terjual untuk keperluan sehari hari mereka,dan saat ini tidak ada yang bisa ia lakukan untuk mendapat kan uang.

setelah ia melirik seluruh lahan perkebunan ia baru sadar semua pepohonan disana telah bukan lagi miliknya tinggallah tana yang dia miliki,dengan sedih hati ia kembali kerumah dan menangis sendirian,sedang kan ia mau pinjam sudah banyak uang yang ia pinjam sampai sampai ia tak sanggup lagi mau berkata dan malu untuk berucap pada tetangganya tersebut.

setelah itu bertemulah ia denga temannya kemudian ia mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan hari ini akan.

"ya Sudah jangan sedih,andai aku bisa bantu pasti aku bantu, kamu yang sabar ya"kata teman ibunda azeena.

" iya maaf ya ngerepotin kamu lagi"jawab ibunda azeena.

"gimana kalau kamu pinjam dibank aja,lagian di bank yang aku pinjam bayarannya gak terlalu mahal cuman 50 ribu per 2 minggu sekali"sarankan kepadanya.

"gimana caranya"tanya

setelah teman ibunda tersebut menjelaskan bagaimana caranya,kemudian iya pilang kerumahnya dengan Penuh harapan.

dan mengambil KTP dan KK dirinya dan suaminya,untuk mengajukan pinjaman pada bank.

"ngapain bawa bawa KTP kita"kata ayah azeena.

"aku mau pinjam ke bank yang bayarannya tiap 2 Minggu sekali agar bisa buat bayar rumah sakit"jelaskan iya pada ibunda azeena.

"duh itu gara gara ibumu,jadi harus ngutang sama bank"sambung ayah azeena sambil mengambil rokok.

"iya gimana lagi namanya juga sakit orang kan gak tau kapan ia sakit kapan sembuh"bantah ibunda azeena.

"sakit kok gak sembuh sembuh gitu".

"udah pokonya surat ini kamu setujui aja lagian kamu gak kerja kan selama ibuk sakit kamu gak kerja cuman tiduran aja"

"ya mau kerja apa kalau gak ada kerjaan"

"bukan gak tapi kamu yang gak mau"

Bruukkkk,tamparan ayah azeena mendarat tepat di pipi ibunda azeena,setelah itu kemudian ibunda azeena pergi dengan sakit dan membawa surat yang sudah ditandatangani oleh ayahnya azeena untuk mengajukan pinjaman.

Setelah menunggu beberapa hari diruma sakit akhirnya pinjamannya di setujui.

dan setelah ia membayar biaya rumah sakit akhirnya pulang kerumah dan kondisi Oma lumayan membaik,akan tetapi semuanya masih belum baik baik saja,setelah 2 minggu kemudian ia mendapati persediaan makanan sudah tidak ada lagi dan setoran ke bank pun pada hari tersebut.

"gimana aku gak ada uang bisa pinjem dulu gak"mencoba pinjam pada temannya tersebut.

"yaudah setoran hari ini aku yang bayarin,tapi Minggu depan kamu yang bayarin punyaku juga ya"balas teman tersebut.

Setelah itu ia bergegas pulang kerumah dan ternyata neneknya telah menunggunya didepan rumah,karena ia ingin berbicara dengan bunda azeena.

"sudah pulang nak,dari mana saja kamu"sambut nenek yang melihat kedatangan cucunya sudah sampai dirumah.

"nenek,lagi apa disini"tanya ibunda

"ambil ini jual beli makanan,jangan biarkan azeena kelaparan,mungkin kamu bisa menahan lapar tapi tidak dengan azeena yang masih kecil"sambung nenek

"jika ada masalah jangan bertengkar didepan anak kecil,dan nasehati suamimu untuk jangan menyakiti azeena ku"mendengar perkataan nenek ibunda pun terkejut ada apa yang terjadi sebenarnya ia baru pulang dan tak tau ada kejadian apa dirumahnya.

Ternyata azeena minta dibelikan mie sedang ayah tidak punya uang kemudian azeena dimarahi dan dipukul oleh nya sampai ia menangis,dan ibundanya pun tak ada waktu itu nenek yang melihatnya pun hanya bisa diam karena ia sudah tua dan ia tau apa yang akan terjadi jika ia ikut campur,sejak ayahnya tidak bekerja ia menjadi pemalas dan pemarah bahkan hal kecil.

Semuanya serasa runyam bahkan ayah azeena tak segan segan menyeret tubuh azeena,bahkan pada suatu hari dahulu ia pernah diseret dari kelas pas ia sekolah di SDN waktu itu,dan beberapa kati tubuh nya diseret dari kelas hingga ia mendapatkan hinaan dari teman temannya tentang ayahnya bahkan beberapa kali ia dibentak didepan banyak orang oleh ayahnya hingga ia trauma bertemu banyak orang,dan bahkan ia trauma untuk kembali ke sekolah tersebut, azeena memilih tinggal dirumah dan menutup diri dan hanya bermain dengan nenek dan Oma saja,bahkan ia merasa sudah tak ada lagi wajah didepan teman temannya,ia selalu menghindari teman temannya padahal temannya sering mengajaknya bermain bersama akan tetapi ia memilih diam dirumah karna ia malu pada temannya,padahal kejadian tersebut sudah sekian lama tapi ia tak mampu melupakan hari hari menyakitkan itu.

Adapun azeena dalam sehari hari ia selalu melihat kemarahan ayahnya yang sering kali ia memukul ibundanya,bahkan ibunda tersayangnya pun pernah di lembar dari warung tempat ia berjualan makan hingga kejalan raya,akan tetapi meskipun begitu ibunda azeena tetap saja sabar.

Bahkan ayah azeena sering kali ia pergi dari rumah dan akhirnya ia pulang dengan sendirinya,meskipun ibunda azeena telah mengabaikan antara ia pulang atau ada dirumah tetap saja pada akhirnya ia pulang kerumah,akan tetapi kelakuannya masih saja sama dan tidak pernah memberikan perhatian pada azeena,bahkan setelah lama ia bergantung pada ibunda azeena masih saja ia sering memukul ibunda azeena didepan mata azeena,bahkan ayah azeena tak segan segan mengutuk azeena bahkan membandingkan ia dengan teman temannya yang lain.

sering pula ayah azeena mengoceh dan mengeluh akan keadaan Oma yang masih ibu mertuanya itu,sedang ibunda azeena hanya dapat membela dengan ocehan tanpa tindakan,dan bahkan ia rela beberapa kali berjualan demi azeena dan keluarga.

...----------------...

"mulai besok mau jualan sayur aja,bunda pinjam sepedamu ya"kata ibunda pada anaknya yaitu azeena.

"tapikan itu sepeda ke sayang aku Bun"jawab ia dengan sedih dan tidak ingin meminjamkannya tapi ia kasian pada ibundanya yang harus berjualan keliling harus jalan kaki.

"iya kan gak dipake sekolah lagi,kan sayang sepedanya kalau gak ada yang pakek"bujuk ibunda pada sang anak tersayang nya tersebut.

"baik lah Bun"akhirnya ia memberikan sepeda tersebut untuk ibunda tersayang nya bekerja.

Setelah beberapa hari ia berjualan,keuangan keluarga merekapun mulai terpenuhi meskipun dangan nya tak seberapa dan untungnya juga tak seberapa.

"ini buk saya bayar hutang saya yang kemaren"setelah beberapa hari berjualan ia sengaja menyimpangkan beberapa uang untuk ibuk tetangganya yang memberikannya hutang dahulu.

"oiya udah ada kamu dapat dari mana nak"jawab sambil melirik sedih pada uang tersebut karena ia tau bagaimana ibunda azeena mendapatkan uang yang tak seberapa dengan usaha yang begitu panjang.

"saya menyisihkan sebagian uang hasil berjualan untuk membayar hutang saya pada ibu maaf baru saya bayar"jelaskan ia.

"iya.... Beberapa hari lebaran,kamu udah ada persiapan"tanya ibuk tersebut.

"blom buk saya mah yang penting ada nasi sama lauknya kalau yang lain lain biarin aja dulu tahun depan lebaran lagi kok"muram mukanya mendengar hal tersebut karna ia tak ada cukup uang untuk keperluan lebaran bahkan untuk membeli baju untuk azeena pun ia tak sanggup.

Ibunda azeena pulang dengan perasaan yang kacau ia tau pasti anaknya ingin sekali membeli pakaian akan tetapi tidak ada uang,karena uangnya telah ia berikan pada ibuk yang memberikan ia pinjaman.

sebenarnya untuk membeli makanan pun tak cukup tapi ia berusaha berjualan lebih lama agar mendapat uang tambahan bahkan ia pulang hampir sore,bahkan pada waktu itu sepeda yang dia kendarai tibah tibah rusak rantainya tidak bisa diperbaiki,jadi ia terpaksa berjalan bersama sepedanya.

......................

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!