4. PEMBACAAN NASKAH

Dua hari sudah berlalu sejak pengambilan naskah. Rani sudah tak sabar untuk memulai sesi pembacaan naskah jam 10 pagi ini di  kantor PH Eka Nusa.

Rani sudah membaca sendiri di rumah naskah Cinta Supir dan Majikan versi baru ini. Dan dia menyukainya. Memang ceritanya ringan dan klise seperti sinetron Indonesia biasanya tapi Rani tidak keberatan. Karena baginya ini adalah kesempatan pertamanya untuk menjajal seni peran.

Kantor PH sudah ramai dengan para pemain dan kru produksi. Memang sengaja ibu Eka Savitri tidak memberitahukan siapa-siapa saja pemeran dalam mini seri ini supaya lebih seru kata beliau.

Maka betapa terkejutnya Rani ketika tahu bahwa dia sebagai pemeran utama, Rani, tetap memakai nama sebenarnya,  berhadapan dengan David  pemeran utama pria. Ibu Eka Savitri memang sengaja pula tidak mengganti nama-nama pemeran didalam mini seri ini katanya supaya lebih dapat chemistry-nya. Entah dapat ide darimana hal ini bisa menjamin para pemain berlakon dengan apik.

Ibu Eka Savitri memang sosok yang unik dan sedikit nyentrik. Tapi kalau soal nyanyi beliau ahlinya. Beliau juga ahli melihat siapa saja orang yang berbakat dan bisa diorbitkan, asalkan orang tersebut mau bekerja keras dan mau mendengarkan saran-saran beliau. Selain dunia musik, ibu Eka juga mulai merambah dunia bisnis Production House. Dengan membeli sebuah PH yang hampir bangkrut karena pemiliknya kebanyakan utang akibat judi. Semenjak dipegang ibu Eka, PH tersebut mulai membaik.

Disamping itu beliau juga memiliki perusahaan manajemen artis yang saat ini sudah menaungi sekitar 100 orang artis. Ada yang model, penyanyi maupun pemain sinetron.

Tak heran semua artis yang terlibat di mini seri ini adalah orang-orang dari manajemen artis beliau sendiri.  Kedengarannya seperti nepotisme ya? Tapi hal ini justru menguntungkan. Karena bayaran diambil dari sponsor yang masuk. Kemudian dipotong ongkos produksi. Dan sisanya dibayarkan untuk masing-masing artis sesuai kesepakatan.

Semuanya jelas. Ibu Eka pebisnis yang jujur dan tegas Dia tidak suka mengambil hak orang lain.

Kecuali Rani, dia tidak masuk dalam manajemen artis Eka Nusa. Dia satu-satunya artis luar yang direkrut ibu Eka. Ibu Eka yakin Rani penyanyi pendatang baru yang sedang naik daun ini bisa menjadi salah satu magnet penonton buat mini seri ini.

Rani sangat gugup. Dadanya berdebar keras. Takut salah dan berakting jelek. Padahal ini baru pembacaan naskah saja. Belum mulai proses shooting. Dilihatnya para pemain lain membaca naskah dengan lancar. Tiba giliran Rani. Dihadapannya duduk sambil membaca naskah, pemuda tampan yang hampir seminggu ini dirindukannya tapi tak kunjung memberi kabar.

"KONSENTRASI!!" Kata Rani keras dalam hati.

Akhirnya pembacaan naskah selesai dengan sukses. Semua orang bertepuk tangan.

 "Oke....kalau begitu...besok siap semua ya...buat shooting  perdana kita. " Kata ibu Eka sambil berdiri. "Dan sekarang... Semua boleh pulang. Ingat besok jam 7 pagi udah sampai di lokasi ya. Jangan ada yang telat. Dan saya ga mau ada re-take. Saya mau sekali shoot langsung bungkus. Oke??"

"Bukan begitu pak sutradara?" Sambung ibu Eka bersemangat yang disambut dengan acungan jempol pak Jaka Kelana sang sutradara.

Ibu Eka tidak segan-segan mengganti kru ataupun artis yang tidak becus bekerja. Tapi...sepertinya David pengecualian. Karena dia anak emas Ibu Eka yang seperti diakui beliau bahwa  David adalah 'keponakan' beliau.

Para pemain dan kru pun membubarkan diri. Pulang. Terdengar kasak-kusuk dibagian belakang kantor PH. Rupanya masih ada kru yang sedang sibuk membereskan peralatan untuk besok.

 "Serius nih.. sekali shoot?  " Kata seorang bapak yang sudah tidak muda lagi sambil memasukkan kabel-kabel lampu ke dalam kotak-kotak besar.

"Mudah-mudahan sih ya..Beh..supaya ga molor jadwalnya." Kata seorang laki-laki bertubuh kurus.

"Apa bisa tuh si muka ganteng doank akting kaku ngelakuinnya? " Tanya bapak yang dipanggil Babeh tadi.

" Denger-denger dia udah kursus akting pripat looh!!" Sambut kru satunya yang bertubuh gempal sibuk mengangkat kotak-kotak tadi ke mobil box.

"pripat...private mas bro..." Seloroh si kurus tadi tertawa geli mendengar kesalahan penyebutan oleh kawannya itu.

" Iye...sama aja dah!!" Sambar si gempal tadi ngos-ngosan selesai mengangkuti peralatan dan mengunci mobil box.

 "Udah yok...kita jalan. Ke villa. Kerjaan masih banyak. Besok udah shooting nih..! Ngobrolnya ntar lanjutin dijalan." Kata Babeh  naik ke kursi supir dan mematikan rokoknya.  Disusul dua rekannya yg bertubuh gempal dan kurus itu.

Erni sudah menyalakan mesin mobil. Tiba-tiba kaca jendela diketuk seseorang. Tok..tok..tok...

 "Siapa tuh Ran? Buka deh jendela loe. Mungkin ada yang ketinggalan." Rani membuka jendela kaca sebelah kiri, bagian penumpang. Betapa terkejut dia, ternyata yang mengetuk jendela adalah David Bramantyo, sosok pemuda yang dirindukannya itu.

"Hai.....maaf Ran...boleh bicara sebentar?" tanya David sambil membungkuk sedikit ke arah jendela. Rani mengangguk dan keluar dari mobil. Sementara Erni tetap menunggu di dalam mobil.

"Maaf Ran.. " kata David sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal." Sebenarnya aku mau menghubungi kamu setelah terakhir kita bertemu. Tapi..." sambung David menggantung kalimatnya.

"Nomer kamu ternyata enggak ke simpen." tambah David berlagak malu.

" Ooalaah....ternyata nomerku hilang. Duh...udah su'udzon  aja." kata Rani dalam hati.

"Boleh minta lagi kan?" tanya David. "Boleh." jawab Rani sambil memasukkan nomer hapenya ke ponsel David.

"Kamu ga marah kan Ran?" tanya David lagi.

" Enggak lah.. Kenapa musti marah?" jawab Rani tersenyum.

"Soalnya...aku kan janji mau hubungin kamu. Tapi ternyata enggak.."

" Enggak kok. Ga apa-apa." jawab Rani tersenyum manis.

"Aku misscall ya...itu nomer aku. Kamu simpen ya Ran. " tambah David lagi.

"Ooii....Ranciilll....buruan...ntar keburu sore nih! Kita blom siap-siap buat besok!!" Erni memanggil dari dalam mobil.

"Oke deh RanTik...sampai ketemu besok." sambung David tersenyum. "RanTik???" jawab Rani bingung. "Iya...Rani Cantik." jawab David berlari kembali ke dalam kantor PH sambil melambaikan tangan. Rani sempat bengong sesaat. Pipinya bersemu merah. Sambil masuk ke mobil dan duduk di samping Erni, dia memegang wajahnya yang terasa panas.

"Kenapa loe?" tanya Erni sambil mengemudikan mobil menjauh dari kantor PH.

"Loe demam Ran? Kok muka loe merah gitu?Yaah..jangan sakit dong Ran...besok kita mau syuting looh..!" tanya Erni khawatir tapi tetap fokus menyetir. Tangannya memegang dahi Rani sekilas. " Enggak panas kok." " Enggak.. Enggak apa-apa kok. Iish...Erni apaan sih? Gw cuma sedikit kepanasan." elak Rani.

Untung saja memang siang itu matahari masih bersinar cukup terik jadi alasan Rani bisa diterima. Sepanjang perjalanan kembali ke rumah kontrakannya selama tinggal di Jakarta, Rani hanya diam saja. Hatinya berbunga-bunga. Ternyata pangerannya tidak melupakannya.

"Mami...aku pulang dulu ya." pamit David pada ibu Eka Savitri mencium pipi beliau.

"Jangan telat besok. Alamat lokasi syuting udah ada kan?" tanya ibu Eka Savitri. Jari-jarinya sibuk membolak-balik berkas laporan keuangan.

"Iya...mami sayaaang..."jawab David manja.

"Mami ga mau kamu main jelek. Kayak waktu sinetron ini belum di revisi ya Vid" tambah ibu Eka.

"Yaah...waktu itu..aku kan ga dapet feel nya mi. Lawan mainnya juga ga asyik. " elak David. Padahal memang dia yang kurang bisa berakting.

"Lagipula aku kan udah mami kursus-in akting. Pasti bisa lah mi.." janji David. "Oke...mami pegang janjimu ya. Tapi kalau masih jelek. Mami ga bisa bantu lagi. Oke honey? " kata ibu Eka.

David mengacungkan jempol dan berlalu dari kantor itu. Ibu Eka hanya tersenyum. Pikirnya, mudah-mudahan benar. Sebab kalau tidak, bisa rugi dia. Apalagi PH ini terbilang baru. Belum menghasilkan karya  yang booming dan menguntungkan.

Selama ini hasil PH ini cukup bagus. Tapi belum benar-benar menguntungkan. Jadi besar harapan Ibu Eka Savitri agar mini seri ini sukses. Dengan memasang pemain-pemain baru yang sedang digandrungi masyarakat. Dengan begitu harapannya sponsor akan mengantri untuk menaruh iklan mereka di mini seri ini.

David melangkah ringan ke parkiran mobil. Dia harus segera pulang untuk beristirahat dan mempersiapkan diri. Hatinya senang. Rencananya mendekati Rani semakin mulus. Semesta berpihak padanya. Senyum di wajahnya tidak lepas sampai dia tiba di rumah kontrakannya yang cukup nyaman. Tidak terlalu besar.

Rumah ini juga merupakan fasilitas dari mami Eka.  Rumah ini ditempati bersama Jono dan Ari. Kebetulan dua temannya itu juga ikut dalam mini seri besok. Tapi hanya sebagai pemeran pembantu. Pendeknya Jono dan Ari numpang di rumah ini. David memang sengaja mengajak mereka tinggal bersama dengan syarat mereka yang mengerjakan semua pekerjaan rumah. Termasuk mencuci pakaian David. Dan tidak usil dengan kehidupan pribadi David.

Bersambung......

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!