5. SYUTING

Semua pemain dan kru sudah berkumpul tepat jam 7 pagi di lokasi shooting mini seri Cinta Sopir dan Majikan. Briefing pagi itu dipimpin oleh ibu Eka Savitri sendiri selaku produser. Beliau menyampaikan harapannya semoga pengambilan gambar yang rencananya hanya berlangsung selama 10 hari ini berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti. " Saya ingin semua bekerja dengan profesional. Sekali take saja. Demi menghemat waktu dan biaya. Bla..bla..bla..."

Pengambilan gambar dimulai jam 9 pagi. Setelah semua persiapan.

Rani takjub. Hampir semua orang sibuk. Ada yang mengurus lampu, suara, make up dan lain sebagainya. Ada yang mondar-mandir entah kru urusan apa itu. Pokoknya sibuk sekali. Saat pengambilan gambar semua orang diwajibkan diam. Tanpa mengeluarkan sedikit suara pun. Supaya perekaman suara dan gambar jadi maksimal.

Tiba giliran Rani sang anak majikan. Syuting ini mengambil lokasi disebuah villa mewah di pinggiran kota Jakarta. Areanya luas dan tenang. Jadi tidak mengganggu penduduk sekitar. "Camera rooling...and...actiooon...!!" teriak sang sutradara. Rani keluar dari rumah. Menghampiri mobil yang sudah diparkir di depan rumah. "Selamat pagi non Rani." sapa sopir yang diperankan David dengan sopan. Layaknya sopir pada majikannya. Rani terbengong. Saking gugupnya sekaligus terpesona pada David. Dia lupa dialog!  "Mampus aku!!" maki Rani dalam hati "CCUUTTT..!!!" teriak sutradara. ""Rani...dialognya...pagi...jawab dengan muka jutek!!"

"Yaak...ulang lagi.. Ga apa-apa Rani. Santai. KONSENTRASI. OK!"

"CAAAMMMEEERAAA...RROOLLIIINNGGG...AND...ACTIOOON!!" teriak sutradara lagi.

"Take 2. Cinta Sopir dan Majikan." kata seorang kru yang membawa clapper board sutradara di depan kamera.

" Pagi non Rani" sapa David sang sopir dengan sopan. Dia berdiri di samping mobil hendak membukakan pintu.

"Pagi.."jawab Rani jutek langsung membuka pintu mobil bagian depan dan duduk. "CUUTTT!!!" teriak sutradara jengkel.

"Aduuh...baru mulai udah salah melulu" pikirnya.

"Dasar pemain amatiran semua !!" Umpatnya dalam hati.

"Rani!! Kamu duduk di belakang! Bukan di depan!! Baca naskah ga siih??!!" Cecar sutradara.

"Kamu juga David! Kaku banget!! Lebih luwes dong!!" Omel sutradara. Ibu Eka Savitri diam memperhatikan.

Rani rasanya sudah mau nangis. Tapi ditahannya. Sampai matanya berkaca-kaca dan hidungnya memerah.

"Istirahat dulu lima menit deh pak Jaka." Kata ibu Eka.

"Oke...lima menit!!!" teriak pak Jaka dengan jengkel. Ibu Eka menghampiri Rani yang sedang di touch up make up-nya.

"Ran....coba tarik nafas-buang nafas dulu biar tenang. Namanya juga baru Ran...ga apa-apa. Konsentrasi aja. Lupain hal lain. Oke??" Sarannya. Rani mengangguk. Rani hafal semua dialognya. Tapi dia cuma gugup saja.

"Take 3!! Cinta Sopir dan Majikan!!!" Teriak kru yang membawa clapper board.

"Pagi non Rani."

"Pagi.!" Jawab Rani sang anak majikan. Kali ini tidak ada kesalahan.

" Jadi kamu..sopir baru yang diutus papi ?" Jawab Rani lagi dengan muka jutek. Judes.

"Benar non.." kata David sopir, dengan sopan.

" Sekarang..ke sekolah. non?" Tanya David sopir melirik Rani lewat cermin.

" Ya..iya lah..!! Menurut Lo??? Gw mau shopping? Pagi-pagi gini?!" Jawab Rani sang anak majikan kesal.

"Udah buruan jalan. Gw mau nyalin pe er dulu. Ntar keburu masuk." Jawab Rani lagi dengan judes sambil memasang earphone ditelinganya.

"Nih sopir baru...bacot banget sih!!" Kata Rani sang anak majikan, dialog dalam hati.

Setelahnya syuting berjalan baik. Tidak ada kesalahan lagi. Pengulangan adegan juga tidak banyak. Pengambilan gambar selesai jam 7 malam.

"Yaakk.... CUUTTT!! " Teriak sutradara.

"BUNGKUS!!!" Semua orang bertepuk tangan. Lega. Hari pertama sudah dilewati dengan cukup sukses. Rani lelah sekali. Padahal masih ada sekitar 9 hari lagi sampai selesai. Tapi dia merasa senang. Untuk menghemat waktu pulang-pergi ke tempat syuting, ibu Eka Savitri menyediakan  penginapan untuk para kru dan pemain. Karena memang kalau pulang- pergi dari rumah ke lokasi pasti akan memakan waktu dan tenaga ekstra.

--------++++++-------

"Ran...ini teh anget buat loe." Erni menyodorkan segelas teh hangat. "Mandi dulu sana. Itu peralatan mandi sama handuk loe udah gw siapin." tunjuk Erni ke atas tempat tidur. Sebagai asisten, memang sudah tugas Erni memastikan keperluan Rani terpenuhi. Mulai dari baju, obat sampai hal-hal kecil lainnya. Rani menyeruput teh hangatnya dengan nikmat. Badannya lelah dan lengket semua rasanya. Butuh mandi.

"Thank you bestie."

Selesai mandi mereka berdua pergi makan malam bersama kru dan pemain lainnya di ruang makan villa.

Villa ini tergolong luas. Terdiri dari sepuluh kamar yang luas dengan kamar mandi di masing-masing kamar. Ruang makan, ruang baca, ruang TV, kolam renang di bagian belakang villa, taman dan garasi.

Kru dan pemain menginap di kamar-kamar tersebut.

"Seru juga" kata  Rani membatin.

" Seru ya..Er." kata Rani.

"Berasa lagi pesantren kilat...kayak dulu di sekolah." kata Rani lagi. 'Iya...seru ya Ran.." balas Erni sambil mencomot tempe goreng di piring Rani, yang disambut delikan mata kesal dari Rani.

Erni acuh saja malah tertawa-tawa berhasil menggoda Rani.

Selesai makan malam, semua orang rata-rata kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Karena besok pagi  kesibukan syuting akan dimulai kembali.

----+++------

Semakin hari proses syuting semakin lancar tanpa hambatan yang berarti. Rani pun sudah terbiasa dengan keadaan di lokasi. Hubungan Rani dengan orang-orang di lokasi juga baik. Akrab dan seru. Begitu pula hubungannya dengan David Bramantyo. Hal ini tidak luput dari perhatian ibu Eka Savitri. Dia senang karena dengan begitu chemistry antara Rani dan David dalam mini seri ini akan terbentuk sempurna. Tapi dalam hati kecilnya ibu Eka sedikit cemburu dengan kedekatan mereka berdua.

" Mereka memang serasi" kata ibu Eka dalam hati.

" Kalau memang mereka saling jatuh cinta, aku akan mendukung. Mereka berdua adalah artis kesayanganku"

Hari ke-5 syuting diambil di area kolam renang. Hari sudah malam. Sekitar jam 7 malam. Tampak Rani sang anak majikan sedang termenung sendirian di taman belakang. Dia duduk di kursi taman. "Malam non...mbok Nem sudah menyiapkan makan malam di dalam." kata David sang sopir.

"Gw ga laper,Vid." jawab Rani sang anak majikan dengan ketus.

"Udah sana! Loe ngapain kek! Jangan gangguin gw!"semprotnya kesal. David sang sopir pun masuk ke dalam rumah.

"Hhuuffhh....sepi amat nih rumah. Ga ada yang inget ini hari apa...tanggal berapa.." kata Rani sang majikan dalam hati. Nanti kalau sudah tayang, adegan ini berupa dialog Rani bicara dalam hati.

Tak berapa lama, David sang sopir dan mbok Nem datang membawa kue ulang tahun kecil dengan lilin angka 17. Kemudian David dan mbok Nem menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun. Disini Rani berakting terkejut dan terharu. Matanya berkaca-kaca. Kemudian dia meniup lilin.

"Yyaakk....cuuutt...!"  teriak sutradara pak Jaka Kelana.

"Caakeepp!! BUUNGKUS!!!" "Oke...lanjut scene berikutnya ya..!!" "Kameraaa....action..!!!" lanjut sutradara setelah para pemain di touch up.

Sekarang Rani sang majikan masih duduk di kursi taman. Sambil makan kue ulang tahun ditemani David sang sopir. Sedangkan mbok Nem sudah pamit ke dalam untuk meneruskan kegiatannya yang lain. "Kok ..sedih lagi non?" tanya David si sopir.

"Huuh...gimana ga sedih, Vid. Hari ini ultah gw ke 17. Mami papi malah sibuk ngurusin tender ke Singapura." "Gw tuh ya...dari kecil ditinggal melulu. Paling disini sama mbok Nem aja. Mbok Nem tu udah kayak ibu ke dua buat gw. Malah rasanya lebih care daripada ortu kandung gw." sambil mengusap matanya yang mulai berair.

David mendekati Rani sang anak majikan dan duduk di sampingnya. "Tuan dan nyonya pasti sayang banget sama non...justru karena sayang, mereka kerja keras begini." jawab David sang sopir lembut. Di scene ini David  mengusap pundak Rani, kemudian Rani bersandar di bahu David dan menangis pelan. Dan adegan pun berakhir disini.

Esoknya syuting dilanjutkan. Adegannya Rani sang anak majikan ditolong David sang sopir dari penjambretan saat sedang menunggu dijemput David di pinggir jalan depan sebuah mall. Dari sini Rani sang anak majikan mulai jatuh cinta pada David. Adegan demi adegan terus berlanjut sampai pada adegan dimana sang sopir menyatakan cintanya pada Rani dan Rani menyambutnya.

Papi Mami Rani sang anak majikan marah besar ketika mengetahui anaknya berpacaran dengan David si sopir. Tapi akhirnya direstui karena ternyata David adalah anak dari sahabat Papi Rani sewaktu kuliah di luar negri. TAMAT

Yah...begitulah mini seri Cinta Sopir dan Majikan. Klise sekali bukan? Tapi ibu Eka yakin mini seri ini akan menjadi salah satu mini seri yang diminati pemirsa tanah air. Sederhana. Klise.

Genap sepuluh hari syuting selesai sesuai rencana. Ibu Eka selaku produser sangat senang. Beliau memang tidak setiap hari mengunjungi dan mengikuti proses syuting. Hari ini hari trakhir di lokasi diisi dengan syukuran kecil-kecilan dan makan-makan.

"Alhamdulillah.. Syuting kita selesai sesuai jadwal." ibu Eka berbicara di depan para kru dan pemain sinetron. "Terimakasih untuk semua kerja kerasnya. Pak Jaka Kelana sutradara, Rani dan David pemeran utama kita, mbok Nem, pak Heru papi, bu Cintya mami, semua pemain lain yang tidak bisa saya sebut satu persatu, Babeh, kru lighting, sound, music, clapper board boy, make-up, seksi konsumsi, seksi repot. Pokoknya semua. Terimakasih."

"Silahkan menikmati makanan dan minuman sekedarnya."

Semua orang bahagia karena syuting telah rampung. Begitu pula Rani. Dia sudah merindukan ayah dan ibunya. Terutama kamar dan kasurnya. Walau bagaimanapun tidak ada tempat yang lebih menyenangkan daripada rumah sendiri bersama keluarga.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Má lúm

Má lúm

Gimana bisa ceritanya sebagus ini, bikin aku ketagihan bacanya thor!

2024-05-30

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!