Kini Erdi segera menuju ke rumah sakit, setelah sampai ia pun langsung di sidang oleh kedua orang tuanya. Orang tuanya ingin mencari tahu siapa sebenarnya Evi, karena mereka tidak ingin kalau sampai ada orang lain yang hidup dengan nama belakang keluarga mereka.
" Sekarang kamu ikut ayah!" ucap awan dan mereka pun segera pergi dari sana.
Dan kini mereka pun segera tiba di suatu tempat, Erdi pun segera didudukkan di sebuah kursi.
" Erdi... Sekarang jawab pertanyaan ayah, siapa sebenarnya Evi dan apakah benar dia adalah anak dari istri keduamu?" tanya Awan dan Erdi pun hanya mengangguk saja.
" Ayah sangat kecewa denganmu, kau telah menghianati kepercayaan Ayah selama ini. Kau juga sudah menghancurkan nama baik keluarga kita, tidak ada sejarahnya keluarga kita memiliki istri kedua."
Plak
Terdengar suara pukulan yang menggema, dan Dita pun segera masuk ke dalam ruangan tersebut.
" Sudahlah mas, semuanya sudah terjadi. Setidaknya kita mengetahui siapa sebenarnya Evi, jadi kita masih tetap bisa mempertahankannya di dalam rumah keluarga besar kita." ucap Dita.
" Sebenarnya aku sangat kecewa dengannya, tetapi aku juga tidak bisa membiarkan cucu keluarga besar kita untuk hidup di jalanan. Untuk kali ini saja Ayah memaafkan, namun bila sampai hal ini terjadi kembali. Jangan salahkan Ayah jika mengusir mu dari rumah kita, dan tentunya juga akan mencabut nama keluarga Halilintar dari namamu." ucap Awan kemudian langsung pergi meninggalkan keduanya.
Kini hanya tinggal Dita dan juga Erdi saja, Dita pun langsung menghampiri putranya itu. Sebenarnya Ia juga sangat kecewa dengan putranya, tetapi ia tidak sanggup melihat putranya
menderita.
" Bunda tidak menyangka kau bisa melakukan ini Erdi, Bunda sangat kecewa dengan mu. Bahkan kau membiarkan Melodi hidup menderita, Bunda yakin kau juga mengetahui kondisi Melodi. Sekarang Bunda tau mengapa sikapmu kepada Evi dan Aini berbeda, tetapi tetap saja mereka juga anakmu walaupun kau tidak mencintai Selly." ucap Dita kemudian ikut pergi meninggalkan Erdi.
" Yang dikatakan oleh Bunda benar, tidak seharusnya aku berbuat seperti ini. Aku selalu ingin dekat dengan Evi, tapi aku menjauh dari Aini. Dan bahkan aku juga membiarkan Juli menyiksa Melodi yang juga merupakan anakku." ucapnya.
" Apa... jadi ini semua ulahmu mas. Aku tidak menyangka kau bisa setengah itu pada anak kita mas, keputusan ku sudah bulat, aku mau kita pisah." ucap Selly.
" Tidak, jangan sayang. Aku janji tidak akan seperti ini lagi, plis..." ucapnya memohon.
" Aku nggak bisa mas, aku nggak nyangka kalau kau sangat tega. Lebih baik aku kembali ke rumah kedua orang tuaku, dan jangan ganggu kami lagi." ucapnya kemudian langsung meninggalkan Erdi.
Selly pun segera menghubungi kedua orang tuanya, dan ia pun menceritakan semuanya. Keduanya pun mendukung keputusan Selly, mereka juga tidak ingin anak mereka tersiksa. Apalagi setelah melihat kondisi cucu mereka yang bisa di bilang sangat mengerikan.
Kini semuanya berkumpul di ruang tunggu begitu juga dengan Aini, kini tiba-tiba saja Aini teringat dengan Evi. Dan ia pun menjadi penasaran dengan siapa sebenarnya Evi, kemudian ia mengingat kalau Evi pernah bertemu dengan seorang wanita. Dan mereka juga memiliki rencana jahat untuk Bundanya.
" Aini sayang, Bunda sudah memutuskan untuk berpisah dengan Ayah. Bunda tidak ingin memaksamu ikut dengan siapa, hanya saja Bunda berharap kau ikut dengan Bunda." ucapnya.
" Tentu saja Aini akan ikut denganku Bunda, Aini nggak mau Pisa sama Bunda dan Melodi." ucapnya.
" Kalau begitu nanti Aini ikut pulang sama Paman Azam ya." ucapnya.
" Iya Bunda."
...----------------...
Kini waktu sudah petang, hanya ada Selly saja di ruangan Melodi. Ia sengaja meminta kakaknya Azam untuk menjemput Aini karena ia tidak mau putrinya itu menyaksikan pertengkaran yang besar, walaupun akan sangat sulit mengeluarkan Aini dari keluarga Halilintar, ia tidak akan perduli dan akan terus berusaha.
" Bunda sedang menangis ya?" tanya Melodi.
" Nggak kok sayang, Bunda nggak sedang menangis." ucapnya.
" Bunda nggak usa bohong, aku sudah mendengarnya." ucapnya dan Selly pun langsung memeluknya.
" Maafkan Bunda ya sayang, selama ini Bunda nggak tau kalau kau tidak di rumah. Dan kau justru tinggal bersama dengan istri kedua ayahmu." ucapnya dan membuat Melodi kaget.
" Jadi Tante Juli istri kedua ayah, kalau begitu ayah aku berarti paman Erdi dong." ucapnya.
" Iya sayang."
" Ayah jahat banget sama aku, selama ini ayah selalu saja tau kalau Tante Juli menyiksaku. Tetapi ayah tidak pernah menolong ku, aku benci sama ayah." ucapnya dengan berderai air mata.
" Kamu jangan bersedih dulu ya sayang, kau kan baru di operasi. Maafkan Bunda yang tidak menyadarinya." ucapnya.
" Ini semua bukan salah Bunda, ini semua pasti sudah di rencanakan. Kalau begitu Evi tinggal sama Bunda dong, kalau begitu Bunda harus hati-hati dengannya." ucapnya.
" Kenapa Bunda harus hati-hati, Bunda baik-baik saja sayang?" tanyanya yang penasaran.
" Ya intinya Bunda harus hati-hati." ucapnya yang tidak mau menjelaskan.
" Yaudah kalau memang tidak mau menjelaskannya." ucapnya yang pasrah.
" Melodi sekarang tidur ya, besok lagi kita ngobrol-ngobrol nya." tambahnya.
Melodi pun segera terlelap, Selly terus memandangi wajah anaknya itu. Ia sangat menyayangi Melodi, dan ia juga merasa bersalah karena tidak mengetahui keberadaan Melodi.
...----------------...
Sinar mentari telah menyapa, hari ini Aini bangun seperti biasanya. Ia pun segera bersiap dan pergi menuju sekolahnya, Aini tidak bertegur sapa dengan Evi. Hal tersebut membuat banyak teman-temannya menjadi heran, karena yang mereka ketahui Aini dan Evi adalah anak kembar.
" Aini, kau kenapa nggak bareng sama Evi?" tanya Hafza yang merupakan sahabat dari Aini.
" Oh itu ya, aku nggak tidur di rumah tadi malam." jawabnya.
" Memangnya kau dimana?" tanyanya yang penasaran.
" Tadi malam aku menginap di rumah paman ku." jawabnya.
" Paman Azam?"
" Iya bener."
" Kenapa Evi ngga ikut juga, biasanya kau selalu bersama dengannya. Dan hal itu membuat kami kesal, karena si Evi ini tidak pintar. Dan lagian dia juga beda kelas sama kita." ucapnya.
" Kau tidak usah berbohong, ada sesuatu yang sedang kau sembunyikan?" tanyanya dengan tatapan sinis.
" Atau jangan-jangan kau uda tau ya?"
" Ya aku sudah tau semuanya, jadi kau nggak usa menutupinya lagi. Karena percuma saja, dan tolong bantu aku untuk mengetahui niat jahat orang padaku." ucapnya.
" Kau tenang saja ya, aku tidak akan mengulanginya lagi. Mulai sekarang apa pun yang terjadi, yang berhubungan dengan mu. Aku akan langsung melaporkannya padamu." ucapnya.
" Syukurlah kalau kau sudah mengerti, aku akan menceritakan semuanya. Tapi nanti aja, karena aku merasa tidak nyaman di sini." Ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments