NovelToon NovelToon

Istri Kontrak Brondong Kaya

IKBK ( BAB 1)

AYUNDA RIZANA, seorang janda muda tanpa anak, berparas cantik jelita, nekat pergi dan hidup terkatung-katung di rantau orang.

Semenjak bercerai dengan Adam setahun yang lalu, ia lebih memilih hidup sendiri di sebuah kota yang jauh dari kota ia berasal.

Diri nya yang tak memiliki saudara kandung di sebab kan mama nya yang meninggal dunia saat ia masih bayi dan papa nya yang sudah menikah lagi dengan perempuan lain, membuat Ayu tak punya siapa-siapa untuk mengadukan nasib nya.

Dia yang mandiri dan pekerja keras lalu bekerja serabutan untuk penyambung hidupnya di rantau orang. Tekadnya sudah bulat, apapun yang terjadi, ia tak kan kembali ke kota tempat yang pernah mengukir kenangan buruk antara ia dan mantan suami nya Adam.

Penghinaan dan caci maki dari keluarga Adam telah membuat hatinya hancur remuk redam. Begitu pula dengan sikap Adam yang selalu menuduhnya bersikap buruk dan kurang ajar karna melawan perkataan orang tua dan saudara Adam yang sering kali menghinanya.

Diri nya yang lahir menjadi anak piatu, dan kurang di pedulikan oleh Papa kandung nya, selalu tak di hargai di mata keluarga Adam yang merupakan salah satu keluarga terpandang di kota itu.

Sekian lama hidup tersiksa, akhir nya Ayu tak tahan lagi dan memilih bercerai dengan Adam yang walau berat hati terpaksa mengikuti kemauan Ayu yang sudah mantap untuk hidup terpisah.

Warung Mak Siti !!!

Ayu menghampiri warung didepannya dengan cuek. Perempuan bertubuh ramping dan mungil dengan style urakan ala-ala tomboy itu pun melangkah cepat memasuki warung mencari si pemilik warung.

Meski tampilan nya slengean seperti lelaki, namun tak bisa menutupi kecantikan wajahnya yang mengundang perhatian beberapa pria yang berkumpul didalam warung.

"Mak ! Mak Siti !"

Suaranya yang merdu terdengar keras dan lantang memanggil si pemilik warung yang merupakan wanita yang sudah tua.

Mak Siti tergopoh-gopoh keluar dari pintu belakang warung dan segera menghampiri Ayu dengan nafas tersengal-sengal.

"Duh,, non Ayu. Jangan teriak-teriak, Jantung Mak bisa copot !"

Mak Siti memegangi dadanya dengan wajah cemberut.

Ayu terkekeh, kemudian berbisik pelan ke telinga Mak Siti.

"Biasa Mak, ngutang rokok sebungkus !"

Mata perempuan cantik itu berkedip mencoba merayu Mak Siti dengan senyuman manis penuh akal bulus.

Mata Mak Siti seketika membesar dan menggeleng cepat.

"Gak ah ! Hutang non udah banyak, ntar mau bayar pake apa ?"

Mak Siti menolak, raut wajahnya berubah masam.

Ayu yang cerdik, tak kehabisan akal. Ia mengeluarkan ponsel dari kantong jeans belel nya yang sobek di bagian lutut.

"Mak liat nih ! Aku di transfer duit dari teman aku. Ntar sore uangnya bisa di ambil. Tenang aja, semua utang-utang ku bakal ku bayar lunas sepulang nya dari ATM !"

Ayu memamerkan screenshoot transaksi bank miliknya yang udah kadaluarsa pada Mak Siti. Ia sengaja memperbesar layar ponsel agar Mak Siti tak bisa melihat tanggal transaksinya.

Pandangan mata Mak Siti yang sudah mulai kabur memang tak bisa membaca tulisan yang lain. Ia hanya menatap nominal angka yang tertulis disana dengan senyum sumringah.

Ayu buru-buru menutup layar ponselnya dengan cepat.

"Ayo dong Mak ! Masa gak percaya sama aku sih ?"

Desak Ayu tak sabaran.

"Bentar non, Mak ambil kan. Tapi janji ya, ntar sore utangnya harus lunas semua !?"

Wajah Mak Siti masih terlihat ragu.

Ayu mengangguk kan kepala disusul kepergian Mak Siti yang bergegas membuka etalase warungnya yang penuh dengan rokok berbagai merk.

Ia pun mengambil sebungkus rokok Sampoerna dan memberikannya ke tangan Ayu.

"Makasih ya Mak ! Jangan lupa bon nya di catat. Ntar lupa !"

Ucap Ayu senang.

Ia tersenyum menatap sebungkus rokok yang sudah berpindah ke tangannya.

Tubuh mungilnya berbalik pergi meninggalkan Mak Siti yang langsung sibuk mencari buku bon yang lupa ia taruh dimana.

Tak lama kemudian.

Ayu sampai dirumah kontrakan nya. Rumah satu kamar yang pengap dengan satu jendela diruang tamu tanpa sirkulasi udara yang cukup, ditambah dapur dan ruang tamu yang menjadi satu dengan kamar mandi kecil.

Tak banyak barang yang dimiliki Ayu. Hanya sebuah kasur dan satu lemari plastik untuk menaruh beberapa helai pakaiannya.

Ayu menghela nafas pendek dan menghempaskan pantatnya di atas kasur dengan kasar. Ia pun mengeluarkan sebatang rokok dan mengambil sebuah korek api yang tergeletak asal-asalan diatas lantai kamar.

Perlahan wajah cantiknya terlihat tenang menikmati kepulan asap rokok yang keluar masuk dari hidung dan mulutnya.

TOK TOK TOK !!!

Suara ketukan di pintu membuat Ayu tersentak kaget. Ia segera bangun dan mencoba mengintip siapa yang mengetuk pintu dari balik gorden jendela rumahnya.

Tamu mana yang nyasar kesini ? Benak Ayu diliputi pertanyaan.

Ayu yang pendek, menjinjit kaki mengintip dari balik jendela yang agak tinggi. Tak ada satupun orang yang terlihat.

"Ayu, buka pintunya !"

DEG !

Suara teriakan Bu Rosa pemilik rumah kontrakan membuat jantungnya berhenti berdetak.

"Saya tau kamu ada di dalam !"

Teriakan Bu Rosa membuat Ayu menutup rapat mulut nya.

"Sudah dua bulan kamu nunggak bayar kontrakan. Kapan mau di bayar ?"

Bu Rosa berteriak sambil terus menggedor-gedor pintu rumah dengan keras.

"Kamu mau keluar gak ? Atau pintu ini saya dobrak !"

Suara Bu Rosa terdengar makin emosi karna tak ada jawaban dari Ayu.

Ayu tersenyum geli, gertakan Bu Rosa terasa lucu.

Dobrak aja, yang rugi bukan aku ! Ayu tertawa dalam hati.

Perempuan cantik bertubuh mungil itu pun mengendap-endap kembali duduk ke atas kasur untuk menikmati hisapan rokoknya yang tinggal separo.

"Ayu !"

Bu Rosa terus menggedor pintu rumah kontrakan dan berteriak memanggil nama Ayu.

Berisik memang, tapi Ayu tetap stay cool. Ia belum punya uang untuk bayar kontrakan. Maklum, pekerjaan nya yang serabutan, membuat ia sulit mengumpulkan uang.

"Saya kasih kamu kesempatan satu Minggu. Jika tidak, silahkan tinggalkan rumah saya. Kamu cari kontrakan lain !"

Seperti biasa, Bu Rosa meninggalkan pesan yang sama setiap kali ia lelah menagih uang kontrakan pada perempuan tomboy itu.

Suasana pun kembali hening, sunyi senyap tanpa teriakan Bu Rosa.

Dia pasti sudah pergi ! Pikir Ayu dengan perasaan bersalah.

Ayu tak punya niat untuk mengabaikan Bu Rosa. Namun apa daya, dirinya saat ini tak memegang uang sepeserpun. Ayu tak mau ribut apalagi posisi nya memang bersalah. Dia tak ingin di permalukan dan mempermalukan dirinya sendiri.

Ayu menarik nafas lega, setelah memastikan sosok Bu Rosa benar-benar sudah pergi dari depan rumah.

Dengan mengendap-endap, ia pun keluar rumah. Celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri. Setelah di rasa aman, Ayu pun kembali pergi keluar rumah dengan hati gundah.

Langkah kaki nya bergerak cepat menembus pekatnya malam yang mulai merambat pelan selepas azan magrib berbunyi.

Perempuan berwajah cantik yang terpaksa berdandan tomboy, urakan dan bersikap bar-bar untuk menjaga diri nya dari kejahatan para lelaki hidung belang itu terus berjalan menyusuri trotoar tanpa arah dan tujuan.

Ia harus mencari uang, agar bisa membeli sepiring nasi untuk makan malamnya hari ini. Mata nya berpendar memandangi setiap tempat yang ia lalui .

Berbagai toko, warung dan kedai, ia singgahi untuk meminta pekerjaan. Sayangnya kebanyakan tempat sudah punya tenaga kerja dan karyawan.

Ayu tak putus asa, ia terus berjalan meski cacing di perutnya sudah meronta-ronta minta di isi. Rasa haus pun mulai singgah di tenggorokan nya yang sedari tadi kering tanpa air minuman.

Ia pun merogoh kantong celananya, masih ada lembaran dua ribuan yang bisa ia pergunakan untuk membeli minuman gelas.

Ayu melirik ke kanan dan ke kiri, tak ada satupun warung yang dekat tempat ia berada. Ia pun menghentikan langkahnya sejenak dan memandang ke sebrang jalan. Disana ada sebuah warung kecil yang menjual minuman.

Rasa haus yang sangat menyiksa membuat Ayu jadi ceroboh. Tanpa lirik kanan dan kiri, Ia berlari menyebrang jalan yang ia rasa cukup sepi dari kendaraan berlalu lalang.

Mendadak, sebuah mobil berkecepatan tinggi melesat kencang dari sebelah kanan. Ayu terkejut, tubuh nya refleks mengelak mundur ke belakang. Namun, ia tak mampu menjaga keseimbangan tubuhnya hingga Ayu terhempas dengan kepala terbentur ke trotoar.

Tak ayal lagi, Ayu pun pingsan di tempat. Orang-orang pun berlarian mengerubuti tubuh Ayu yang pingsan dan terluka di bagian kepala.

"Angkat cewek itu ke mobil !" Sebuah teriakan perintah yang terdengar panik, sempat terdengar samar sebelum Ayu pingsan tak sadar kan diri.

Seorang pemuda tampan dengan out fitnya yang modis dan keren terlihat turun dari mobil yang tadi menyerempet Ayu. Ia memerintahkan seseorang pemuda tampan lain yang juga ikut turun dari kursi belakang untuk membawa tubuh Ayu kedalam mobil yang tampak mewah dan mahal.

Beberapa orang remaja tampak terpukau . Tatapan terpesona karna ketampanan kedua pemuda itu membuat mulut mereka menganga lebar, cukup untuk di masukin beberapa ekor lalat.

Mereka pun terlihat kasak kusuk seolah pernah melihat salah satu pemuda itu yang terlihat seperti si pemilik mobil.

Siapakah pemuda keren dan tampan yang nyaris menabrak perempuan itu ?

.

.

.BERSAMBUNG !!!

Selamat datang di novel terbaru ku.

Maaf kalau Author ada penulisan kata atau kalimat yang kurang di mengerti silahkan beri kritik dan saran 🙏

Jika Suka novel nya, silahkan ,👣❤️🌹⭐ di kolom komentar 🤗

Jangan lupa subscribe & vote ya, biar author makin semangat nulis nya 🥰

Makasih semua 😍

Mari saling support 😘

IKBK ( BAB 2 )

TUAN VARENT DEALOVA !

Perawat di ruang ICU menautkan alis mata memandang sosok pemuda tampan yang berdiri di hadapan nya.

Ia memperhatikan pemuda itu dari atas hingga bawah. Mulai dari rambut, hingga ujung sepatu tak luput dari matanya. Kedua matanya tampak menyipit, heran.

"Maaf, apa Anda tuan Varent Dealova ?"

"Bukan, saya sopirnya !"

Jawab pemuda itu dengan senyum di kulum.

Perawat itu merungut cemberut.

"Sopirnya aja ganteng ! Apalagi tuan Varent yang artis itu !" Puji nya dalam hati.

Wajah nya tampak kecewa karna yang datang bukan artis pujaannya.

"Bagaimana kabar perempuan tadi suster, Apa dia baik-baik saja ?"

Radith, sopir pribadi sekaligus sepupu nya Varent Dealova bertanya pada si perawat.

"Pasien sudah sadar, Anda boleh melihatnya ke dalam !"

Perawat itu menjawab ketus. Sikap nya yang tadi ramah kini berubah jadi jutek.

Radith hanya tersenyum dan segera berlalu pergi masuk ke ruangan ICU.

DIRUANG ICU.

"Kakak sudah sadar ?"

Ayu terkejut menatap pemuda tampan yang mendadak muncul di hadapannya.

"Kamu siapa ?"

Matanya mengernyit, ia tak mengenal pemuda itu.

"Aku Radith, sepupu nya Varent. Dia yang menyuruh ku membawa kamu kesini !"

"Oh ya, kalau begitu sepupu mu itu baik sekali. Boleh aku bertemu dengannya ?"

Ayu langsung antusias menyadari siapa yang telah membawanya ke rumah sakit.

"Maaf Kakak, dia tidak ada disini !"

Radith menolak permintaan Ayu. Saat ini, Varent pasti sedang sibuk live streaming di studio nya.

"Telpon, coba kamu telpon dia !"

Desak Ayu lagi.

Ia sangat penasaran dengan wujud penolongnya yang bersikap misterius itu.

Radith memandang Ayu dengan hati bimbang.

Penampilan Ayu yang urakan dan duduk nya yang tak sopan dengan kaki terangkat sebelah ke atas tempat tidur membuat pemuda itu jadi risih.

"Jangan-jangan dia preman !" Pikir Radith dalam hati.

"Slow bro, jangan tegang gitu. Aku cuma mau ngucapin terima kasih ! Jarang lho, di zaman modern ini masih ada orang baik kayak sepupu mu !'

Ayu seakan mengerti apa yang dirasakan Radith.

"Cih, baik apa nya !" Radith mendecih dalam hati.

"Sebentar Kakak, biar ku coba untuk menelpon nya ! Oh ya, nama Kakak siapa ?"

"A-Y-U-N-D-A ! Ayunda, panggil saja Ayu !"

"Oh Ayu ! Sebentar ya kak Ayu !"

"Silahkan !"

Radith mengeluarkan ponsel nya menghubungi seseorang. Ia pun tampak berbicara dengan suara setengah berbisik di hadapan Ayu.

"Halo, itu, cewek yang tadi, memaksa mau bertemu. Kata nya ingin mengucapkan terima kasih pada mu karna telah menolong nya !"

"Hah !"

Varent Dealova yang baru saja selesai live streaming, langsung mengangkat telpon dari Radith sopir pribadinya. Suara nya terdengar heran dari sebrang sana.

"Siapa yang menolongnya ? Dasar cewek tolol !"

Ujar Varent tersenyum mengejek mentertawakan kebodohan Ayu.

"Katakan padanya, saat ini aku sibuk. Semua biaya perawatan di rumah sakit, sudah di bayar lunas. Dia tak perlu khawatir, dan tak perlu berterima kasih. Jika ada keluhan lain, bantu aku mengurus cewek itu, tinggalkan nomor hp mu padanya !"

Varent memerintahkan Radith untuk mengurus Ayu dan menutup panggilan dari Radith.

Radith tertegun, yang nabrak siapa ? Yang repot siapa ! Hati nya jengkel.

Ada penyesalan terukir di wajah tampannya. Andai saja ia tidak membiarkan Varent membawa mobil. Mungkin Ayu tak kan mengalami hal yang seperti ini.

"Maaf kak Ayu, Dia tak bisa di ganggu. Semua biaya pengobatan dan perawatan Kak Ayu sudah di bayar lunas oleh nya. Kak Ayu tak usah khawatir dan berterima kasih. Karna semua yang di alami Kak Ayu adalah tanggung jawab nya yang sudah tak sengaja menabrak Kak Ayu !"

Radith yang dari dulu kurang menyukai sifat sepupunya itu, sengaja ber terus terang pada Ayu. Ia tak mau di salah kan.

"Apa ? Jadi dia yang menabrak ku ?"

Ayu langsung naik pitam.

Perempuan cantik berambut panjang dengan rambut di gelung ke atas itu terlihat kesal, ternyata dia salah paham. Orang yang ia anggap dewa penolong rupanya adalah pelaku utama yang menyebabkan luka di kepala nya.

"Sini kau, cepat kesini !"

Jerit Ayu yang jadi gusar dan marah terhadap Radith.

Tubuh mungil nya berusaha bangkit dari pembaringan tanpa mempedulikan kepalanya yang di lilit perban. Untung saja, slang infus yang tertancap di tangan Ayu menghalangi gerakannya sehingga ia sulit mendekati Radith.

Radith berdiri menjauh menjaga jarak dari Ayu yang sedang berusaha mencabut slang infus nya. Ia tak mau menjadi sasaran kemarahan Ayu yang jika di lihat dari penampilan nya, adalah perempuan bar-bar.

"Jika kakak ada apa-apa, kakak datang saja ke studio. Maaf, permisi !"

Radith buru-buru menaruh sebuah kartu nama di sisi pembaringan. Tak lupa menundukkan kepalanya memberi hormat dan bergegas kabur dari hadapan Ayu yang jadi bengong melihat pemuda itu lari secepat kilat.

"Woii ! Jangan lari kau !"

Teriak Ayu jengkel.

Hati nya sangat kesal karna tak bisa mengejar Radith yang sudah tak kelihatan batang hidung nya.

"Dasar monyet kecil ! Aku di bohongin sama dia dan sepupu nya. Lihat saja, saat kalian berdua ku temukan. Ku kupas-kupas kulit wajah kalian !"

Ayu menggerutu panjang melampiaskan kekesalan hatinya.

Tangannya terulur, dengan susah payah ia mencoba meraih kartu nama yang ditinggalkan Radith.

"VARENT DEALOVA ! VD Company Studio !"

Ayu menyipitkan matanya membaca kartu nama yang telah berada di genggamannya.

Keningnya berkerut, ia tak mengetahui dimana letak studio itu apalagi pemiliknya. Hanya saja ia membayangkan, si penabrak itu pasti kaya raya. Buktinya, ia mampu membayar biaya perawatan Ayu di rumah sakit yang sudah tentu sangat mahal.

"Huhh,, Mentang-mentang orang kaya, bersikap seenaknya. Dia pikir uang bisa membayar segalanya. Dia belum kenal Ayu, Ayunda Rizana. Akan ku buat hidupnya merana !"

Ayu mengepalkan tinjunya dengan mata nyalang mendelik tajam.

Ia sangat geram dan marah karna hampir tertipu kebaikan pemuda itu.

Sementara itu, Radith tampak ngos-ngosan setelah melarikan diri dari Ayu. Ia mulai mengatur langkahnya kembali setelah merasa agak jauh dari ruangan ICU.

Senyuman puas mengembang disudut bibirnya yang tipis. Rencananya untuk memancing emosi Ayu seperti nya akan berhasil.

Ia sudah tak sabar menunggu hari esok saat Ayu mendatangi Studio tempat Varent bekerja.

Entah bagaimana sikap dan tanggapan sepupu nya yang sombong dan arogan itu saat mendapat sedikit pelajaran etika dari perempuan bar-bar seperti Ayu, Radith sangat penasaran.

Yah, Varent Dealova harus mendapat ganjaran atas sikapnya yang selama ini suka memperlakukan Radith sewenang-wenang.

Walaupun Radith bekerja sebagai sopir pribadinya, tidak seharusnya Varent menyuruhnya melakukan semua pekerjaan yang bukan urusan nya.

Mulai dari urusan pakaian, makan, pacaran dan juga masalah pribadi lainnya. Seperti hari ini, Radith di paksa mengurus perempuan bar-bar yang di tabrak Varent karna kelalaian nya sendiri dalam mengemudi.

Awal nya, Varent yang tak di izinkan mama nya untuk mengendarai mobil, di tengah perjalanan memaksa Radith untuk pindah ke jok belakang. Varent ingin cepat sampai di studio dengan alasan di kejar waktu, telat live streaming. Radith pun terpaksa menyerahkan mobil untuk di kemudikan Varent.

Dan akibatnya, kecelakaan itu pun terjadi. Varent yang mengemudi dengan ngebut, terkejut melihat Ayu yang menyebrang jalan sehingga mobilnya oleng saat rem mendadak. Untung refleks Ayu sangat cepat, jika tidak, Varent bisa-bisa masuk penjara karna menabrak orang

Teringat akan Ayu yang ia tinggalkan sendirian di ruang ICU, Radith jadi terbebani dalam hati. Ada rasa kasihan yang menyelinap di hati kecilnya. Ayu, si perempuan bar-bar itu, seperti orang terlantar yang tak punya sanak saudara. Baju kaosnya tampak lusuh, dan celana jeans yang di pakainya pun sudah robek-robek banyak tambalan.

"Apa dia punya uang buat makan ?"

Hati Radith pun sejenak merasa gundah.

.

.

.

BERSAMBUNG !!!

IKBK ( BAB 3 )

SIANG ITU.

Varent sedang menatap layar hp nya yang sedang memutar vidio live streaming yang ia tayangkan kemarin. Hasilnya cukup memuaskan, ada jutaan viewer yang menonton live nya.

Senyuman puas terukir di bibirnya yang tipis. Sambil menonton, Ia mereguk segelas cappucino latte yang nyaris dingin karna tak di sentuh sedari tadi.

Varent Dealova !!!

Phuih !!

Cappucino yang ia telan nyaris muncrat saat seorang perempuan tak di kenal berdandan ala preman menerobos masuk ke dalam studio nya yang sepi saat jam makan siang.

"Siapa kau ?" Tegur Varent marah.

Ia jadi bingung melihat sikap permusuhan yang di tunjukan perempuan itu terhadap nya.

"Kau ? Dasar anak kemarin sore. Aku jauh lebih tua dari mu. Harus nya kau panggil aku kakak !"

Bentak perempuan itu kurang senang.

"Dasar pecundang kecil kamu ya !"

Perempuan itu langsung mengamuk hendak memukul Varent dengan kedua tangan nya.

Varent terkejut, tubuh nya mengelak cepat dari serangan perempuan yang ia anggap sudah gila karna menyerang nya tiba-tiba.

"Jangan lari kamu, kesini !" Perempuan itu jadi naik pitam.

Ia pun bergerak cepat mengejar Varent yang kabur menghindar dari serangan nya. Aksi kejar-kejaran pun terjadi dalam studio.

Varent terengah-engah. Perempuan bertubuh mungil dan ber paras cantik itu sangat kuat. Ia terus mengejar Varent yang berlari mengitari studio dengan kaki nya yang pendek namun berlari dengan lincah. Artis tampan yang jarang berolah raga itu pun akhirnya menyerah.

"STOP !!!"

Teriakan Varent yang lantang membuat aksi ganas perempuan itu terhenti seketika.

Tubuh Varent di pepet ke sudut ruangan studio hingga ia tak bisa bergerak. Sebelah kaki perempuan itu tampak terangkat lurus ke dinding tembok menghalangi gerakan Varent untuk keluar.

"Kau, apa mau mu ?"

Varent tampak kesal dengan nafas tersengal-sengal.

"Kau lagi, panggil aku Kak Ayu. Kakak Ayunda Rizana ! Itu nama ku !"

Perempuan sangar yang ternyata adalah Ayu, tampak membesarkan bola mata nya pada pemuda tampan yang ia yakini masih berumur dua puluhan.

Varent memperhatikan Ayu dengan seksama. Dilihat dari wajah nya, perempuan itu masih sangat muda untuk ia panggil kakak. Umur nya palingan beda satu atau dua tahun dengan Varent.

"Emang kenapa aku harus memanggil mu kakak ? Aku bukan adik mu !"

Varent tetap ngotot tak mau memanggil Ayu dengan sebutan kakak.

"Dasar bocah keras kepala, tahun depan umur ku tiga puluh. Enak saja kau bicara tak sopan dengan ku."

"AKH !!"

Ayu menurunkan kaki nya cepat dan menjewer kuping Varent yang langsung menjerit sakit karna di plintir Ayu keras.

"Minta maaf pada ku !"

Ujar Ayu dengan mimik wajah yang tampak geram.

"Maaf ? Untuk apa aku minta maaf pada mu ?"

Varent menatap Ayu tak mengerti. Ia merasa tak mengenal Ayu, kesalahan apa yang di maksud perempuan bar-bar itu.

"Minta maaf karna kau telah menabrak ku !"

Bentak Ayu dengan kaki bergerak cepat menginjak sepatu yang di pakai Varent hingga pemuda itu kembali mengaduh kesakitan.

"ADUH !"

Varent meringis sakit.

Ia teringat kejadian kemarin. Paras tampan nya berubah pucat pasi. Tak ia sangka, perempuan yang ia tabrak kemarin adalah Ayu. Perempuan bar-bar yang saat ini sedang bersiap-siap untuk menghajar nya.

"Kalau aku gak mau gimana ?"

Sikap arogan nya yang tak mau kalah malah membuat Ayu tertawa.

"Ha ha ha, kalau kamu gak mau, Aku akan melaporkan mu ke polisi, meneror akun mu setiap hari, mempublikasikan pada media bahwa kamu adalah pelaku tabrak lari. Kebetulan, rekaman cctv kejadian hari itu lumayan banyak."

Jawab Ayu dengan santai nya duduk di atas meja kerja milik Varent.

Ia lalu tersenyum dan mengedipkan mata ke arah Varent yang jengkel setengah mati melihat kelakuan tidak sopan nya.

Varent menarik nafas berat, Ia malas berdebat dan tak mau berurusan panjang dengan perempuan bar-bar di hadapan nya. Tak ada pilihan lain selain mengikuti kemauan Ayu.

"Oke, kalau begitu aku minta maaf !"

Ujar Varent terpaksa.

"Eits, bukan begitu cara nya !"

Ucap Ayu sambil melompat turun dari meja. Ia segera menghampiri Varent yang berdiri tegak di hadapannya.

Ayu menatap pemuda itu sambil tersenyum di kulum.

"Aku ingin permintaan maaf lewat sosial media !"

Varent tertawa keras mendengar permintaan Ayu yang ia anggap terlalu berlebihan.

"Ha ha ha, bilang saja kau pengen tenar !"

HMMPH !!!

Mendadak mulut nya bungkam tertutup gumpalan tisu yang di sumbat kan Ayu ke dalam mulut nya.

"Sekali lagi kau bicara seenak nya, Aku akan masukan sandal kotor ku ke mulut mu !" Gertak Ayu kesal.

Varent tersinggung, kesabaran nya habis sudah.

Perempuan bar-bar yang ada di hadapan nya seperti singa yang baru lepas dari kandang nya. Ia tak mau, kehadiran Ayu di studio nya akan membuat keributan lebih besar lagi. Apalagi jam makan siang akan berakhir. Mau ditaruh dimana muka nya jika anak buah nya datang dan melihat pertengkaran mereka.

Sedari tadi ia hanya diam di permainkan Ayu. Hati nya sangat marah dan ingin menarik perempuan itu agar segera keluar dari ruangan studio nya.

Dengan penuh emosi, tiba-tiba Varent menangkap tangan Ayu dan berusaha menyeret nya keluar ruangan.

"Ayo keluar !"

Ayu kaget dengan perubahan Varent yang jadi kasar.

Ia menahan tubuh nya agar tidak terseret. Tarik menarik pun terjadi di antara mereka. Seberapapun kuat nya Ayu, tenaga Varent jauh lebih kuat. Alhasil tubuh Ayu ke tarik maju dan terjerembab menimpa tubuh Varent yang lebih dulu jatuh kehilangan keseimbangan.

Tak ayal lagi, posisi mereka pun terlihat seperti orang berbuat mesum. Bertepatan saat itu, beberapa orang anak buah Varent yang habis makan siang masuk ke dalam ruangan studio dan menyaksikan keadaan mereka yang tampak tak lazim.

Semua kejadian itu, tak luput dari pandangan Radith yang rupanya semenjak kedatangan Ayu di ruangan studio, diam-diam telah merekam kejadian itu dari sebuah tempat yang tersembunyi di dalam studio.

"Varent, apa yang terjadi ?"

Radith bergegas keluar dari kerumunan pekerja seolah ia baru saja datang dari arah luar.

Varent yang masih belum bisa menguasai rasa terkejutnya bergegas bangkit dan salah tingkah. Ia menatap tajam pada pekerja studio yang berkumpul saling kasak kusuk, sikut-sikutan.

"Lihat apa sih ? Awas ya kalau kalian cerita yang aneh-aneh. Keluar kalian semua, keluar ! Dan kau Radith, tetap disini !"

Usir Varent dengan nada emosi.

Para pekerja studio saling berpandangan sesaat lalu bergegas keluar secara serentak meninggalkan Varent dan Ayu yang masih shock dengan kejadian barusan.

Sementara Radith yang di perintahkan Varent untuk tetap tinggal di dalam ruangan, melirik ke arah Ayu dengan cemas. Sikap Ayu yang ganas dan beringas, membuat nyali Radith agak ciut. Ia khawatir di jadi kan tumbal lagi oleh Varent yang suka memanfaatkan nya di berbagai situasi.

DEG !

Jantung Radith berdegup kencang saat tubuh Ayu yang ramping mungil mulai berjalan pelan mendekati nya.

.

.

.

BERSAMBUNG !!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!