"Kakak mau apa?" tanya Radith cemas.
Wajah Radith terlihat pucat pasi saat langkah Ayu makin dekat.
Ayu menyeringai, wajah cantik nya seperti ingin menelan Radith hidup-hidup.
Radith menelan ludah. Ayu, si perempuan bar-bar itu berada tepat di depan matanya. Bibirnya yang menyunggingkan sebuah senyuman sinis cukup membuat Radith agak gemetar.
"Aku haus. Ambilkan aku air minum!" titah Ayu berlagak seperti bos nya Radith.
Ayu menekan jari telunjuknya ke dada Radith lalu memerintah sopir ganteng itu untuk mengambilkan air minum untuknya.
Dengan patuh, Radith segera berlari dan kembali lagi dengan sebotol air mineral di tangannya. Ia sempat cemas, Ayu akan memarahinya. Nyatanya, perempuan itu haus.
Radith menyerahkan botol air mineral ke tangan Ayu yang tanpa mengucapkan terimakasih langsung meminumnya sampai habis. Perkelahiannya dengan Varent cukup memeras keringat, membuat Ayu kehausan.
"EKHM!" Varent mendehem menyindir Radith yang diperlakukan seperti pelayan oleh Ayu.
Hatinya kurang senang melihat Radith yang diam dan patuh saja di perintah Ayu.
"Sekarang katakan, berapa aku harus ganti rugi atas kejadian semalam?" tanya Varent.
Sikap sombong Varent ternyata belum juga sirna.
Pemuda tampan yang baru menginjak usia remaja itu mengambil sebuah tas hitam besar dari sebuah lemari besi dan menaruh nya ke atas meja kerja dengan kasar.
Alis mata Ayu bertaut rapat memperhatikan setiap gerakan pemuda tampan itu.
Varent yang kini duduk di belakang kerjanya dan berlagak seperti Bos besar itu terlihat sangat menjengkelkan di mata Ayu.
Ayu sangat tersinggung dengan perkataan Varent. Walau Ayu miskin, ia tak serendah itu. Keselamatan nyawanya tak bisa di bandingkan dengan uang.
HUUFH...! Ayu menghembuskan nafas kasar.
"Kamu pikir, jika aku mati kamu bisa menghidupkan ku kembali dengan uangmu itu? Ini masalah nyawa adik kecil, please, jangan bikin aku naik darah!" ujar Ayu geram.
Darah Ayu kembali mendidih.
"Setidak nya kau masih hidup dan baik-baik saja. Kalau bukan karna uang, kenapa kau mau bersusah payah untuk berdebat dengan ku?! Tak usah banyak drama, aku sudah biasa menghadapi orang seperti mu. Pura-pura teraniaya, ujung-ujung nya cuma butuh uang." Sindir Varent sinis.
"KAU...!" jerit Ayu tertahan.
Tangan Ayu serta merta terangkat hendak menampar mulut Varent yang telah melukai hati nya dengan kata-kata yang tajam.
Tapi tangan itu dengan cepat dapat di tangkap Varent. Sejenak tatapan penuh kebencian dan permusuhan terpancar di mata mereka berdua.
Radith yang menonton perseteruan sepupunya dan perempuan bar-bar itu langsung tersurut mundur. Ia sudah bertekad untuk tidak ikut campur urusan mereka.
Dada Ayu terasa sesak. Entah mengapa, bayangan Adam mantan suaminya melintas di benaknya. Ia sangat menyesali, mengapa semua manusia di atas dunia ini sama saja. Mereka selalu menilai seseorang dari uang. Si miskin selalu dihina dan di rendahkan oleh si kaya.
"Aku memang miskin. Tapi aku bukan penipu atau pun pengemis yang hidupnya suka meminta-minta!" ucap Ayu menahan amarah.
Seketika Varent tertegun. Sinar mata Ayu begitu tajam menancap tepat ke bola matanya.
Ayu menarik tangannya paksa hingga terlepas dari tangan Varent yang mencekalnya kuat.
"Hari ini kamu masih bisa bersikap sombong dengan segala kekayaanmu. Kelak suatu hari nanti, kamu pasti sadar, bahwa nyawa seseorang tak'kan bisa di ganti dengan harta!"
Nada bicara Ayu terdengar dingin dan menakutkan sebelum dirinya memutuskan pergi menghentikan perdebatan panjang dan melelahkan.
Tak ada komentar dari bibir Varent. Ia hanya membeku memandangi punggung perempuan cantik yang bertubuh mungil itu. Salam perkenalan nya dengan perempuan yang bernama Ayunda, memberi kesan yang teramat buruk dihatinya.
Ia berharap, tidak akan pernah berurusan dan bertemu lagi dengan perempuan bar-bar seperti itu. Apalagi Ayunda, perempuan kasar dan tomboy seperti lelaki.
Hhh...! Varent menarik nafas lega saat bayangan Ayu baru saja menghilang.
Ia mengusap keringat dingin yang menetes di kening nya. Wajah tampannya sejenak berduka. Kalimat terakhir yang di ucapkan kan Ayunda sebelum pergi terngiang-ngiang terus di telinga nya.
"Varent...!" suara Radith mengejutkan Varent dari lamunannya yang panjang.
Ia menengadah menatap sopir pribadi sekaligus sepupunya itu dengan kesal.
"Ini gara-gara kamu dith, kamu tuh selalu gak becus setiap kali mengurus sesuatu. Bagaimana bisa, cewek itu tahu alamat studio kita?" tanya Varent gusar.
Amarahnya yang sedari tadi ia tahan, ia lampiaskan pada Radith.
"Siapa pun bisa tahu alamat studio ini. Bukan kah kamu artis terkenal?" tukas Radith membela diri.
Ia sudah tahu, jika diri nya akan di salah kan lagi. Dan itu membuat ia semakin membenci Varent.
Ucapan Radith membuat Varent terdiam, ia tak bisa membantah kebenarannya.
Radith tersenyum tipis tanpa di ketahui Varent.
"Lihat saja, aku akan membuat hidupmu menderita!" Ucap Radith dalam hati.
Ia pun menggenggam ponsel yang berisikan vidio Varent dan Ayu dengan erat dan segera meninggalkan Varent merenung sendirian di dalam studio.
KEESOKAN HARI NYA.
"Varent Dealova, kepergok bermain cinta dengan seorang perempuan di dalam studionya!"
Varent tersentak kaget.
Berita tentang dirinya jadi trending topik hari ini. Ia menatap foto yang di upload di sosial media berulangkali. Foto yang memperlihatkan dirinya sedang di tindih Ayu terlihat sangat memalukan.
Nama baiknya yang selalu ia jaga dengan hati-hati kini tercoreng sudah. Sedari dulu ia sengaja menjaga jarak dari makhluk yang bernama perempuan, agar dirinya tidak terlibat scandal tak jelas.
Apalagi Acha kekasihnya, sangat posesif dan cemburuan. Urusannya bisa gawat jika Acha melihat postingan itu.
Tu...t tu...t tu...t.
Bunyi dering ponselnya membuat Varent gugup tak karuan. Nama Acha tertulis memanggil di layar ponsel miliknya.
Dengan terpaksa, Varent mengabaikan panggilan Acha via ponsel. Ia tak mau bertengkar terus dengan Acha yang sensitif dan suka minta putus setiap ada masalah.
"Dimana kamu?"
"Kok gak di balas?"
"Lagi sama siapa?"
"Balas dong!"
"Kok diam aja?"
"Aku di depan studio!"
"Aku kasih kamu waktu lima belas menit !"
"Jika kamu tak datang, kita putus!"
Rentetan chat panjang dari Acha via handphone membuat Varent jadi pusing tujuh keliling. Ia bingung untuk menjelaskan pada Acha.
Varent sangat mencintai Acha. Ia tak mau kehilangan gadis yang ia pacari sejak masih duduk di bangku sekolah.
"Tunggu aku di studio cintaku, aku dalam perjalanan kesana. Jangan kemana-mana ya, Love you!" Sebaris kalimat mesra ia kirim kan sebagai balasan chat ke nomor Acha.
Ia mengganti pakaian rumah lalu menyambar kunci mobil di atas meja komputer dan buru-buru keluar dari kamarnya yang berada di lantai dua.
Suara hentakan kakinya yang setengah berlari menuruni tangga, ternyata mengundang perhatian Nadya, mama kandungnya Varent.
Perempuan cantik paruh baya itu, ternyata sudah menunggu anaknya keluar kamar sedari tadi.
"Mau kemana kamu hah!? Mama mau bicara!" hardik Nadya keras.
Nada tegas Mamanya yang jarang ia dengar kecuali di saat marah, membuat Varent segera menghentikan langkah.
Darahnya berdesir saat wajah Nadya terlihat merah dengan tatapan mata nyalang seakan ingin membunuhnya.
.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Mr.Arez-Jr
keterlaluan sekali
2024-11-23
0
Susi Putri
Hhhmmm emang ya, bikin kesel dia
2024-10-29
0
Dewi Payang
☕️buat kak Author🫰
2024-10-25
1