BRAK...!
"Jelaskan, apa maksud nya ini !?" tanya Nadya emosi.
Mamanya Varent itu melemparkan ponselnya keatas meja yang ada di hadapan mereka duduk dengan kesal.
Varent terkejut dan melirik ponsel milik mamanya sekilas. Berita miring itu telah diketahui mamanya dengan cepat.
"Ma, aku bisa jelasin. Tapi bukan sekarang!"
Bayangan Acha yang sedang gelisah menunggu nya di studio membuat Varent jadi resah.
"Mama nggak mau dengar alasan apa pun dari mu. Jelaskan sekarang juga!" desak Nadya tak sabaran.
Nadya sudah terlanjur emosi.
"Tapi ma...,!"
"Tak ada tapi-tapi! Katakan atau mama akan pergi dari rumah ini!" gertak Nadya.
"Ma...,!" jerit Varent tertahan.
"Mama tidak sudi, tinggal bersama anak yang kelakuannya tidak senonoh. Kamu bikin keluarga kita malu!" ucap Nadya dengan nada tinggi.
Emosi Nadya sudah tak terkontrol lagi.
Ancaman Mamanya untuk pergi bukanlah main-main. Varent sadar, Mamanya rela meninggalkan papanya hidup sendirian di luar negri hanya untuk tinggal bersama dirinya yang sedari kecil tak bisa pisah dengan mamanya itu.
"Katakan! Siapa gadis itu!?" Nadya mendesak Varent untuk bicara jujur.
"Dia bukan siapa-siapa ma, ini hanya salah paham!" jelas Varent jujur.
"Salah paham gimana? Jelas-jelas kamu dan gadis itu...," Nadya tak mampu meneruskan kalimatnya yang terasa memalukan untuk ia sebutkan.
"Aku jatuh Mama, lalu cewek itu ikut jatuh menimpaku." Varent coba menjelaskan.
Varent memukul-mukul jidatnya pelan. Ia melirik jam tangan rolex ditangan kirinya. Tiga menit lagi, Acha pasti marah besar.
"Siapa namanya? Dimana dia tinggal?" desak Nadya lagi.
Lagi-lagi pertanyaan mamanya membuat Varent makin panik.
"Namanya Ayu, aku nggak tahu dimana dia tinggal." Sahut Varent menggigit bibirnya pelan.
Hatinya mulai gundah gulana. Ia melirik jam tangannya lagi.
DEG!
Tepat lima belas menit. Waktu yang diberikan Acha usai sudah. Raut wajah Acha yang cemberut dan berurai airmata melintas dibenaknya yang kacau balau.
"Gawat, gawat, gawat!" Nadya terdengar histeris.
"Pokoknya mama nggak mau tau. Kamu harus cari gadis itu sampai ketemu. Ajak dia untuk bikin konferensi pers. Jelaskan kesalahpahaman ini di media sosial. Nama baik keluarga kita sedang dipertaruhkan. Apa kamu mengerti?!" kecam Nadya.
Sikap tegas Nadya memang tak bisa dilawan oleh Varent.
Membantah mamanya, sama saja cari penyakit yang tak ada obatnya. Ia tak mau dibuang dari keluarga. Pasrah dan mengangguk menuruti perintah mamanya adalah pilihan yang tepat untuk saat ini.
Varent ingin berlari secepatnya menemui Acha yang entah masih di studio atau tidak. Ia harus menyelamatkan cintanya yang saat ini, juga di pertaruhkan karna gosip itu.
"Varent berangkat sekarang ya ma, ada urusan penting lain yang harus Varent selesaikan saat ini juga." Ucap Varent panik.
Ia coba membujuk mamanya untuk bisa pergi secepatnya.
"Sekalian, selesai kan masalah ini segera. Jika perlu, pertemukan mama dengan gadis yang ada dalam foto itu!" ucap Nadya tanpa mempedulikan Varent.
Wajah Nadya yang memerah karna hiasan make up, terlihat semakin merah merona karna menahan amarah yang menyesak di dadanya.
Ia menyambar ponselnya yang ada di atas meja dengan gusar. Sekali lagi ia menatap foto putra kesayangannya yang sedang di tindih perempuan cantik itu dengan tangan gemetar.
"Memalukan, sangat memalukan!" rutuknya sekali lagi.
Nadya yang selalu menjunjung tinggi kehormatan keluarga tampak sangat marah dan kecewa.
Meski dalam hati kecilnya mengakui kecantikan Ayu, namun pose mereka berdua yang beredar di sosial media dan menjadi trending topik tidak bisa di terima oleh batinnya.
Nama baik keluarga besarnya sebagai pengusaha besar dan sukses serta citra Varent sebagai artis YouTubers terkenal bisa hancur hanya gara-gara gosip murahan.
Varent yang sudah tak sanggup bicara dengan mamanya lebih lama lagi, tampak menjauh dan segera kabur meninggalkan Nadya yang tak sadar ditinggal pergi oleh putra kesayangannya itu.
Dan saat sadar, ia hanya menjerit kesal dengan suaranya yang melengking menyumpahi kelakuan Varent yang suka seenaknya pergi tanpa pamit.
Tiga puluh menit telah berlalu.
Mobil Varent yang melesat kencang, berdecit rem mendadak berhenti di parkiran studio VD Company miliknya.
"Syukurlah!" Ia mengelus dadanya menarik nafas lega.
Sosok cantik dan ramping milik Acha kekasihnya masih menanti berdiri di depan studio. Wajah gadis belia itu terlihat merah dan sembab karna menangis.
Varent mempercepat jalannya dengan setengah berlari menghampiri Acha.
"Maaf sayang, aku telat!" ucap Varent penuh sesal.
Varent melemparkan senyuman di sela nafasnya yang tersengal-sengal.
Tak ada reaksi dari Acha. Gadis itu diam tak bergeming sembari menyusut air matanya. Seperti biasa, Acha akan luluh hanya dengan satu kalimat dan satu pelukan.
Varent mengembangkan tangannya merengkuh tubuh Acha dalam pelukannya.
"Jangan menangis sayang, aku mencintai mu!" ujar Varent mesra.
"Bohong!" sentak Acha keras.
Pelukan Varent terlepas.
Acha mendorong tubuhnya kuat. Sangat kuat, hingga Varent tersurut mundur beberapa jengkal tangan.
"Ini, foto apa ini!? Cinta, Kamu bilang cinta?! Aku belum pernah berciuman denganmu. Tapi dia, dia sudah berciuman denganmu dan posisi ini, ini posisi yang belum pernah aku bayangkan. Hu hu hu!" Acha tampak menggila. Ia menjerit histeris di pelataran parkiran.
Isak tangis Acha yang keras mengundang perhatian orang yang berlalu lalang.
Varent jadi malu, ia menarik tangan Acha dan membawanya kebelakang studio yang sepi. Disana ia menenangkan hati Acha yang di liputi kecemburuan yang luar biasa.
"Dengar sayang, ini cuma salah paham. Aku dan dia tak sengaja jatuh dan posisi kami jadi terlihat seperti ini, dan kami tidak berciuman." Varent coba menjelaskan dengan jujur.
Tapi Acha tak mau mendengar. Ia menutup kedua telinganya dengan rapat.
"Aku nggak mau dengar alasan apapun, kamu bohong! Titik!" ujar Acha tak percaya.
Sikap keras kepala Acha, membuat Varent jadi tak menentu. Ia bingung untuk membujuk pujaan hatinya yang tengah merajuk.
"Pokoknya, kita putus!" jerit Acha kuat.
Dan kalimat putus yang kesekian kalinya kembali terlontarkan dari bibir Acha.
"Aku benci kamu, Kamu jahat!" Acha menghujatnya sebagai penjahat cinta.
Lalu gadis itu bergegas pergi tanpa mempedulikan perasaan Varent yang terluka.
Gadis itu berlari, ia pergi dan menghilang di balik tembok menyisakan kepedihan di hati pemuda tampan yang merasa tak bersalah itu.
Varent cuma mematung. Ia tak mau mengejar Acha seperti yang biasa ia lakukan. Dia mulai sadar, percuma saja membujuk Acha untuk mempertahankan cinta mereka yang telah rapuh.
Sudah terlalu lama hubungan mereka seperti ini. Setiap kali Acha minta putus, ia akan datang mengemis dan memohon untuk mempertahankan hubungan mereka.
Setelah itu, mereka baikan lagi. Lalu Acha akan mencari-cari masalah lain, dan minta putus lagi. Kemudian balikan lagi, selalu begitu dan itu mulai terasa melelahkan.
Seperti hari ini, Acha kembali minta putus. Tanpa mau mendengar sedikitpun alasannya. Varent sudah kehilangan semangat. Ia tak punya hasrat lagi untuk mengemis cinta pada Acha. Dirinya sudah cukup di rendahkan hanya karna cintanya yang buta.
AAARGH...! Varent meremas rambutnya kuat.
"Semua gara-gara cewek gila itu! Ayunda, lihat saja, saat aku menemukan mu, aku akan membuatmu membayar semuanya!" tuturnya geram.
Darahnya mendidih seketika. Pemuda tampan itu merasa dendam pada Ayu yang ia anggap adalah penyebab kesialan hidupnya hari ini.
.
.
.
BERSAMBUNG !!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
🌞Oma Yeni💝💞
tim support si Varent /Facepalm/
2024-11-23
0
Mr.Arez-Jr
ya udah tinggalkan saja
2024-11-23
1
Susi Putri
keren Thor 🤩
2024-10-29
0