...Happy Reading ❤...
"Heh! Bangun gak lo?! Banguuuun." teriak Eros tepat berada di samping telinga Rizky. Sedangkan Rizky hanya mengeliat, mengusap telinganya dan kembali tertidur.
Eros mengeram, dan memukul kepala Rizky sampai cowok itu mengaduh kesakitan.
Rizky bangkit, membuka kedua matanya yang terasa lengket. "Sakit njiir!" timpal Rizky sambil mengusap kepalanya yang semakin berputar.
"Bara bentar lagi mau kesini. Cuci muka sana! Lo mau sambut Bara dengan penampilan kaya gembel gini? Yang ada Bara ogah ketemu lo." sinis Eros yang duduk di samping Rizky.
"Ahk! Lagian ngapain si Bara pulang ke indonesia segala. Udah betah-betah disana banyak cewe cantik." timpal Rizky lalu beranjak dari duduknya untuk mencuci muka di ruang sebelah.
Eros menggelengkan kepalanya pelan. "Pikiran lo cewe mulu, Ky."
"Dari pada mikirin si Bara, nanti gue dikira homo lagi." sahut Rizky dari dalam kamar mandi.
Eros tertawa. Benar juga, Bara memang selalu membuat Rizky kalang kabut dengan kasus-kasus yang bermunculan. Seperti 'Pengusaha muda Bara Matteo menggugat cerai Bintang Utama Devina Arasha' atau...
'Bara Matteo memiliki hubungan gelap bersama Angella Helga artis yang baru-baru ini meraih peringkat 1 sebagai Aktris tercantik.'
Ahk! Untung saja Eros tidak jadi mengambil jurusan hukum ketika kuliah dulu, tidak seperti Rizky yang memilih kuliah hukum dan berakhir dengan menjadi pengacaranya Bara.
Tak mau ambil pusing, Eros pun kembali melanjutkan pekerjaan nya memeriksa berkas-berkas milik Nayra.
SMA 1 Cakrawala? Itukan sekolah Bara. Eros membatin dan kembali membaca rentetan data diri milik Nayra yang terlihat sangat menarik, gadis itu ternyata pintar juga.
Eros lalu mengalihkan tatapan nya saat mendengar pintu terbuka, dilihatnya ternyata Bara Matteo sang miliyuner yang tengah menjadi perbincangan hangat baru-baru ini berjalan mendekat. Kemudian Eros pun berdiri, memeluk sahabatnya dengan pelukan khas cowok.
"Gimana kabar lo, brother?" Eros menepuk punggung Bara kencang, sampai cowok itu mengeram barulah Eros melepaskan peulakan nya.
"Mana Rizky?" tanya Bara to the point.
Sebelah alis Eros terangkat, menatap Bara dengan kekehan ringan. "Napa lo? Kangen pasti ya?" itu bukan suara Eros melainkan Rizky yang entah sejak kapan cowok itu tengah berada di samping Bara.
"Fck! Lo bikin gue nunggu selama 1 jam di Bandara, dan lo malah enak-enakan disini?!" teriak Bara kesal. Tak tahukah jika Bara baru saja pulang dari Jerman dan Rizky, sahabatnya itu menawarkan diri untuk menjemputnya tapi lihat, cowok itu malah memamerkan deretan gigi putih nya seolah tak merasa bersalah.
"Hehehe sorry, Bar. Gue lupa." kekeh Rizky dengan jari yang membentuk huruf v.
Bara mengeram, melempar jaketnya kulitnya yang langsung di tangkap oleh Rizky. "Thanks Bar, lo tau aja kalo gue butuh kehangatan."
Eros tertawa, menarik Bara agar duduk di sofa, kemudian menuangkan sedikit minuman. "Nih, minum. Lo kaya gak tau si Rizky aja, dia kan mulutnya emang buaya. Manis diawal, busuk di belakang."
Bara langsung menegak minuman itu, tatapan nya masih menghunus menatap Rizky yang masih saja menyengir tanpa dosa. Setelah dirasa cukup, Bara kembali menaruh gelas itu di samping sebuah map.
"Berkas apa, Er?" tanya Bara sambil menunjuk map merah yang berada diatas meja. Atensi Eros teralihkan, tatapan yang tadi menatap Rizky kini beralih menatap Bara.
Bara menarik map merah itu, membacanya sekilas dan kembali menaruh nya diatas meja.
"Biasa, pegawai baru." jawab Eros santai. Bara hanya mengangguk saja, tak mau repot-repot untuk mencampuri pekerjaan sahabatnya.
"Jadi cewek tadi pegawai baru, Ros?" celetuk Rizky yang sudah duduk di samping Eros.
Eros berdecak sebal. "Udah gue bilang jangan panggil gue kaya gitu lagi, Risti." geram Eros merasa tak terima. Eros pun melempar map yang berada diatas meja, kertas-kertas itu berhamburan keluar karena lemparan yang terlalu keras. Bahkan, map nya pun sampai lusuh karena menjadi pelampiasan kekesalan Eros pada Rizky.
"Lo juga manggil gue kaya nama cewek." sahut Rizky.
"Lo duluan yang mulai." balas Eros tak mau kalah.
"Tapi lo yang mancing gue duluan." sentak Rizky.
"Kapan gue mancing?"
"Taun kemarin di kali kan kita mancing." timpal Rizky tertawa keras melihat kekesalan sahabatnya.
Eros mendengus sebal. Sedangkan Bara hanya menatap keduanya malas. Selalu rusuh, dan tak bisa berdiam diri adalah tipikal mereka.
Bara berdiri, merapihkan sedikit pakaian nya dan mulai beranjak dari duduknya. "Gue pulang." ucap Bara singkat. Kakinya sudah akan melangkah, tapi sebuah objek membuat Bara mengurungkan niatnya. Sebuah foto yang terinjak oleh sepatunya, Bara menunduk untuk mengambil foto itu.
Dan matanya sontak terbelalak kala melihat foto itu kembali, hatinya membuncah dengan rasa senang luar biasa.
"Ck! Sini" Eros merebut paksa foto itu hingga membuat Bara mengeram marah.
"Kembaliin." Sentak Bara. Tatapan nya berubah sangat tajam, masih mengawasi pergerakan Eros yang sedang memungut berkas-berkas yang tadi dilempar nya.
"Gue bilang kembaliin foto itu, Er."
Geraman dari belakang tubuhnya membuat Eros memutarkan kepalanya. Sebelah alisnya naik, menatap Bara dengan wajah bingungnya.
"Lo kenapa, Bar?" tanya Eros polos.
"Ck! Mana foto itu?"
"Foto apa?"
"Foto yang tadi lo ambil." rahang Bara mengeras, gigi nya bergelatuk menatap Eros dengan tatapan elang nya.
"Nayra Nathania." tiba-tiba Bara berucap memanggil seseorang yang selama ini selalu mengisi hatinya. "Kembaliin fotonya." teriak Bara emosi. Dia bahkan sampai mengangkat kerah baju Eros agar membuat Eros mau memberikan foto itu kembali.
Eros meneguk ludahnya susah payah. "Jangan bilang..." Eros tak melanjutkan ucapan nya. Kepalanya sontak menggeleng tak percaya.
"Kembaliin fotonya." Eros terjengkang karena Bara tiba-tiba mendorongnya. Tangan Bara terulur ke depan, membuat Eros menggeleng lagi, tak mau memberikan foto itu.
"Bar, jangan gini-" Rizky langsung menghentikan ucapannya saat tatapan setajam elang itu menatap kearahnya.
"Diam lo! Gue bilang Kembaliin fotonya!!" Bara geram saat Rizky pun ikut-ikut membela Eros. Kemudian Bara maju ke depan siap menghajar, tapi dengan gesit Rizky sudah lebih dulu menahan kepalan tangan itu.
"Er, udah kasih ajalah." kata Rizky.
"Tapi, Ky-"
"Lo gak mau tempat ini ancur gara-gara nih orang kan? Buru mana fotonya." dengan terpaksa Eros memberikan foto Nayra kearah Rizky, tapi dengan cepat Bara menyambarnya, membuat Eros mendelik kesal.
"Jangan macam-macam, Bar." sewot Eros.
"Cuma satu macem kok." timpal Rizky santai, membuat Eros kesal kemudian melempar bantal kecil yang langsung di tangkap oleh Rizky.
"Dia kerja disini?"
Kedua orang yang beradu mulut itu langsung terdiam, serentak menatap Bara yang tengah asik dengan foto Nayra di tangan nya. Senyum miring itu tertarik, namun sedetik setelah itu tergantikan dengan segaris bibir tanpa senyum.
Eros dan Rizky yang melihatnya bergidik, tatapan Bara tajam, sangat tajam menatap foto Nayra begitu dalam. Raut wajah nya pun berubah sangat datar, dengan tatapan tajam seperti elang.
"Kita ketemu lagi." diam-diam Bara membatin dalam hati. Tidak ada yang mendengarnya. Hanya dirinya dan tuhan yang mengetahui bagaimana keadaan hatinya sekarang.
^^^Bersambung....^^^
...Jangan lupa. vote and coment sebagai dukungan kalian untuk cerita ini....
...Follow juga ig...
...story_relationship...
...Sampai bertemu di part selanjutnya...
See you
ranintanti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments