SMA 1 HA Dirgantara
Seorang gadis berjalan dengan lesu memasuki halaman sekolah. Dia adalah Angel Bellvania Bastian. Gadis berusia 17 tahun itu baru saja mengalami nasib sial karena terpaksa menikah dengan pria menyebalkan yang baru saja ia kenal sebagai calon kakak iparnya.
Ya, atas desakan warga, semalam ia terpaksa melangsungkan pernikahan di gereja setempat dengan warga dan keluarga Marvel sebagai saksi. Hal itu dilakukan untuk meyakinkan warga jika mereka benar-benar menikah dan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Sampai saat ini, tidak ada yang tahu tentang pernikahan itu selain keluarga Dirgantara. Mereka akan mencari waktu yang tepat untuk memberitahu tuan Bastian dan juga Melisa sebagai wanita yang di jodohkan dengan Marvel.
"Hah, aku harus bagaimana? Aku masih terlalu muda untuk menikah. Tapi aku justru terjebak dalam pernikahan yang tidak aku inginkan." Angel menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. Cincin pernikahan milik Andara yang di sematkan oleh Marvel di jari manisnya semalam.
"Semua ini gara-gara om sialan itu. Gara-gara dia mencium ku, aku harus menyia-nyiakan masa mudaku," geram Angel. Semalam ia tidak bisa berkutik karena semua orang mendesaknya. Tapi sekarang, ia akan membuat perhitungan dengan Marvel. Dia akan memutuskan pernikahan ini sebelum keluarga dan teman-temannya tahu.
Lagipula, pernikahan semalam hanya nikah Gereja saja. Mereka belum pergi ke catatan sipil untuk mengurus berkas-berkas pernikahan mereka. Mungkin tidak masalah jika mereka mengakhiri pernikahan tersebut sebelum terdaftar di negara.
"Aku akan menemui pria tua itu nanti setelah pulang sekolah," gumam Angel.
Selama pelajaran, Angel tidak bisa konsentrasi belajar. Dia lebih banyak melamun dan hal itu mengundang perhatian teman sebangkunya yang bernama Aluna.
"Angel, kau kenapa? Dari tadi aku perhatikan kau hanya diam saja, tidak cerewet seperti biasanya," ujar Aluna.
Angel hanya berdecak dan membenamkan wajahnya di lipatan tangannya.
"Eh ada Jerry," seru Aluna yang membuat Angel menegakkan kepalanya.
"Mana Jerry? Mana?" Angel melihat kesana kemari, namun tidak melihat pria yang di maksud.
"Ck, kau membohongiku ya?" sungut Angel
Aluna terkekeh karena temannya itu mudah sekali di bohongi. "Maaf, habisnya kau tidak mau cerita kenapa dari tadi diam saja. Tapi giliran denger nama Jerry saja langsung gercep," gerutu Aluna.
Angel memutar bola matanya malas dan kembali membenamkan wajahnya. Bukan ia tidak mau cerita, namun ia belum siap dengan berbagai pertanyaan yang pastinya akan Aluna lontarkan padanya. Lagipula, semua masih bisa di batalkan. Jadi, ia akan menyelesaikannya segera.
...****************...
Hari menjelang siang. Semua siswa siswi SMA HA Dirgantara satu persatu mulai keluar dari kelas masing-masing, tidak terkecuali Angel.
Dia sudah menghubungi sopirnya, jika ia akan pulang bersama temannya agar ibunya tidak khawatir. Dia terpaksa berbohong karena sebenarnya ia ingin pergi ke rumah pria yang semalam resmi menjadi suaminya. Ia akan bicara baik-baik dengan keluarga itu dan membatalkan pernikahan mereka.
"Kenapa tidak ada taksi yang lewat?" gumam Angel. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, berharap ada taksi yang lewat. Sesekali ia memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa bosan. Namun tiba-tiba ada sebuah motor sport berhenti tepat di depannya.
"Angel!!"
Gadis itu menegakkan kepalanya menatap seorang pria tampan yang sudah lama menjadi incarannya, duduk di atas motor sport.
"Jerry!!"
"Kenapa kau belum pulang? Apa sopir mu tidak datang menjemput?" tanya Jerry.
"Em ... Bu-bukan begitu, a-aku sedang ingin pergi ke suatu tempat. Jadi aku sedang menunggu taksi." Angel terlihat gugup karena ini pertama kalinya Jerry menghampirinya terlebih dahulu.
"Begitu ya, mau aku antar?" ucapnya menawarkan diri.
"Itu ... " Angel tentu sangat senang karena dengan begitu, ia bisa berduaan dengan sang pujaan hati. Namun sekarang situasinya sangat berbeda. Setidaknya ia harus menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu, baru ia akan menyatakan perasaannya pada Jerry.
"Kenapa diam? Mau tidak?" tanya Jerry.
"Mau banget." ingin rasanya Angel menerima ajakan Jerry. Tapi dia hanya bisa mengatakannya dalam hati.
"Emm ... Maaf ya Jerry, bukannya aku menolak. Tapi ..."
"Apa yang kau lakukan disini?"
Deg
...****************...
Di kediaman keluarga Dirgantara, Marvel terlihat uring-uringan karena cincin yang melingkar di jari manisnya.
Dia belum mau menikah, tapi karena desakan warga ia terpaksa mengucapkan janji suci dengan gadis ingusan yang menyebalkan bernama Angel.
Yang lebih membuatnya kesal, keluarganya seolah mendukung saat warga mendesaknya menikah. Bahkan Hendra dan Andara memberikan cincin pernikahan mereka untuk di pasangkan di jari manis Angel, begitu juga sebaliknya.
Walaupun mereka belum terdaftar di catatan sipil, namun mereka sudah sah menjadi suami istri. Tapi bukankah hal itu masih bisa di batalkan?
Tidak, semua tidak semudah itu. Lagipula, jika ia membatalkan pernikahannya dengan Angel, ia tetap harus menikah dengan Melisa, wanita yang di jodohkan dengannya. Jadi, memilih yang manapun sama saja baginya.
"Sepertinya aku harus menemui bocah itu untuk aku ajak kerjasama mengakhiri pernikahan ini. Dan untuk Melisa, aku akan mengatakan yang sebenarnya jika aku tidak mau menikah dengannya. Ya, lebih baik begitu." Marvel mengambil jaket dan kunci mobilnya. Ia akan menjemput Angel di sekolahannya.
"Kau mau kemana Vel?" tanya Celine
"A-aku mau keluar sebentar mom," jawabnya
"Em ... Bisa kau jemput Angel dan membawanya kemari? Kita harus membicarakan tentang pernikahan kalian."
"Mom, aku ... "
"Jangan macam-macam Vel. Bagaimanapun juga kalian sudah sah menjadi suami istri. kita hanya perlu mengurus berkas-berkas pernikahan kalian ke catatan sipil," timpal Andara.
"Tapi, bagaimana dengan Melisa dan keluarganya?" tanya Marvel.
"Sebelum itu, kami ingin bertanya dulu. Apa kau mempunyai perasaan pada Melisa?" tanya Andara.
"Nek, yang benar saja. Kami baru bertemu semalam. Bagaimana mungkin aku mempunyai perasaan padanya."
"Baguslah kalau begitu. Sekarang bawa Angel kemari dan kita akan membahas pernikahan kalian," seru Andara.
Marvel mengusap wajahnya kasar. Ingin membantah, ia juga tidak bisa. Jadi, ia hanya bisa menuruti perintah dua wanita yang sangat ia sayangi itu.
"Ya sudah, aku pergi dulu." Marvel pergi dengan lesu. Niat ingin bertemu dengan Angel untuk membatalkan pernikahan, tapi nenek dan ibunya justru ingin ia membawa Angel ke rumah untuk membahas pernikahan.
Setelah menempuh perjalanan -+30 menit, Marvel sampai di sekolahan milik keluarganya. Dia memarkirkan mobilnya tidak jauh dari gerbang sekolah dan menunggu Angel sambil memainkan ponselnya.
Tidak berapa lama, satu persatu siswa-siswi terlihat keluar dari gerbang sekolah. Marvel meletakkan ponselnya di dashboard dan melihat Angel yang baru saja keluar dari sekolah.
"Itu dia." Marvel hendak menghampiri Angel. Namun, ia mengurungkan niatnya saat melihat sebuah motor sport berhenti tepat di depan gadis itu.
"Ng? Siapa pria itu? Apa kekasihnya?" gumam Marvel. Cukup lama ia mengamati keduanya. Dari gerak-gerik Angel, dia tahu jika gadis itu menyukai pria yang duduk di motor sport itu.
"Ck, menyebalkan." Ia turun dari mobil dan menghampiri Angel karena tidak mau menunggu lagi.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Deg
Angel menoleh dan mendapati jika Marvel ada di sana. Dia tidak menggubrisnya karena takut Jerry akan salah paham. Namun apa yang dilakukan Marvel justru membuatnya terkejut.
"Ayo kita pulang!!" ajak Marvel sambil menggenggam tangannya.
"A-apa yang kau lakukan?" tanya Angel pelan
"Memangnya kenapa?" Marvel menatap Angel yang gugup. Dia tersenyum sinis dan beralih menatap pria yang menggunakan seragam yang sama dengan Angel.
"Dia pulang denganku," seru Marvel
"Memangnya, kau siapanya Angel? Sepertinya aku baru pertama kali melihatmu," sahut Jerry.
"Aku ... "
"Di-dia anaknya pak Udin," sela Angel yang membuat Marvel mengerutkan keningnya. "I-iya kan?" Angel menyenggol lengan Marvel dan memberi kode melalui kedipan matanya.
"Oh, iya. Aku anak pak Udin. Kenapa memangnya?" tanya Marvel
"Oh ternyata kau anaknya pak Udin. Ya sudah, aku duluan ya." Jerry menyalakan motornya dan pergi dari sana.
Marvel menatap motor Jerry yang semakin menjauh. Baru setelahnya ia beralih menatap Angel dan bertanya, "Memangnya siapa pak Udin?"
"Bu-bukan siapa-siapa. Lalu, kenapa kau ada di sini?" tanya Angel
"Nenek dan mommy memintaku untuk menjemputmu. Mereka ingin bertemu dengan mu dan membahas tentang pernikahan kita."
"WHAT?" pekik Angel
"Ck, kenapa kau berteriak, hah? Gendang telinga ku rasanya mau pecah," gerutu Marvel
"Om, apa kau tidak bisa membatalkan pernikahan ini? Aku masih sekolah dan aku juga mempunyai pria yang aku sukai," rengek Angel
Marvel mendengus kesal. "Aku tidak bisa. Jika kau mau, kau bisa mencobanya. Dan lagi, jangan memanggilku, Om." Marvel masuk kedalam mobil dengan terus menggerutu, diikuti Angel yang duduk di samping kemudi.
"Kita sama-sama tidak menginginkan pernikahan ini. Jadi, sebelum terlambat kita harus bisa meyakinkan keluargaku untuk membatalkan pernikahan ini," ujar Marvel
Angel mengangguk setuju. Dia merasa lega karena Marvel mempunyai keinginan yang sama. Dengan begitu ia berharap keluarga Marvel mau mengerti. Tapi apakah semudah itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
seru aku suka kalo baca novel om om😂😂😂
2025-03-14
1
3sna
lha nikhn mn ini gk pake ortu wanitany sah nikh
2025-04-17
0
Nar Sih
lanjutt kakk ,👍
2024-05-25
0