Candaan Di Group Sahabat

Sudah jam 10 pagi, Dea masih sendiri di rumah ini, 3 anaknya akan kembali setelah jam 3 sore nanti dan Andi suaminya akan kembali pulang paling cepat jam 7 malam, itu paling cepat karena Andi semakin sibuk dengan pekerjaannya saja, di mulai dari akhir tahun lalu yang harus melakukan audit dan evaluasi kerja selama 1 tahun di kantornya, lalu awal tahun yang harus memulai program yang sudah di susun 3 bulan lalu dan sekarang masih terus sibuk dan semakin sibuk saja.

Sebagai ibu rumah tangga pada umumnya, Dea mulai membersihkan rumah, rumah yang sudah dia tempati bersama Andi saat mereka menikah.

Dea menikah dengan Andi, Menikah dengan teman sendiri, menikah di usia muda sejak 17 tahun yang lalu dan masih bisa bertahan sampai hari ini, jadi bisa dikatakan Dea nyaman hidup dengan Andi, mereka mengenal satu sama lain dengan baik, baik itu sifat buruk ataupun kebiasaan buruk masing-masing.

17 tahun berumah tangga sudah pasti banyak hal yang dilewati oleh Dea dan Andi tentunya dan Dea tersenyum sambil terus menyapu rumahnya.

"17 tahun menikah bukan waktu yang singkat, Gue hebat begitu pun Bang Andi, Kita kuat dan bisa terus bersama karna kita punya 3 anak yang hebat dan luar biasa," ucap Dea memuji dirinya sendiri, memuji suaminya juga bersyukur atas kehadiran 3 anak yang menjadi buah cinta dengan laki-laki yang sudah Dea pilih menjadi suaminya.

Anak pertama mereka sudah beranjak dewasa, Usianya sudah 16 tahun, Sudah duduk di kelas X, anak gadis yang pintar dan mudah bergaul, saat ini sibuk sekolah dan menjadi anggota Osis di SMA nya, Belum lagi kegiatan extra kurikuler dan Kurikuler Merdeka yang mengharuskannya aktif dalam semua mata pelajaran, Si anak gadis bernama Nana ini kadang pulang setelah jam 5 sore karena ada beberapa les juga yang sedang di ikutinya.

Anak kedua Dea bernama Nino, remaja Laki-laki yang saat ini berusia 12 tahun dan sebentar lagi akan melanjutkan pendidikannya ke SMP dan anak ke 3 nya bernama Nina, gadis imut dengan mata indahnya kini sudah sekolah di kelas 1 SD.

Dea terus tersenyum mengambarkan ketiga anaknya dalam pikirannya saat ini, betapa bersyukur dirinya memiliki 3 anak yang hebat itu dan tangannya masih terus menyapu tapi pikirnya terus saja memvisualkan ketiga anaknya itu.

Menyapu dan mengepel rumah sudah selesai Dea lakukan, Dea masih saja sendiri di jam 11 siang ini kemudian Dea memilih duduk beristirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan pekerjaan rumah lainnya yaitu memasak dan merapihkan pakaian yang sudah kering di jemur tadi.

Dea membakar rokoknya lagi, hari-harinya memang seperti ini, berdiam sendiri di rumah, tidak keluar rumah kecuali benar-benar penting dan tidak banyak bersosialisasi dengan banyak orang kecuali Lili, Ifa, Dewi dan Ardhan.

Lili, Ifa, Dewi dan Ardhan adalah sahabatnya, sahabat nya juga Andi jadi mereka memang sudah kenal dari sejak jaman mereka kuliah dulu dan persahabatan mereka masih terus terjalin walaupun mereka sudah menikah dan memiliki keluarga inti masing-masing.

Dan walaupun mereka sekarang ini-ini jarang sekali bertemu karena kesibukan masing-masing tapi tali silaturami masih terus terjalin dengan baik, media sosial menjadi andalan mereka saat ini karna jarak dan waktu tidak sama lagi seperti 17 tahun yang lalu.

Dan sahabat yang dipikirkan oleh Dea tiba-tiba muncul di pesan group chat nya.

Adhan : Ndi, lu ke Bandung kenapa gak mampir?

Dea memicingkan matanya, Ardhan memanggil Suaminya di pesan Chat dengan @Suamiku.

Tidak lama pesan masuk di group sahabatku bersambut.

Ifa : Seriusan lu ke Bandung Ndi? Kok gw gak di kirim oleh2 sih.

Aku tertawa kecil membaca pesan yang dikirim oleh Ifa.

Lalu pesan berbalas kembali,

Lili : gw aja yang deket gak dapet oleh-oleh, apalagi lu yang di jauh...Mimpi.

Aku tertawa lagi membaca pesan-pesan itu tapi kemudian aku mengetik.

"Bang Andi gak Ke Bandung, Dia ke Pulau Seribu hari Jumat baru balik hari minggu,"

Ardhan : @Dea Lu di kibulin, De...orang gw liat laki lu, bareng cewe tau.

Dan aku tidak kuat untuk menahan tawa ku, apalagi aku liat Bang Andi melempar sandal untuk Ardhan di chat nya.

Dewi : Candaan kalian gak lucu ah, kirain beneran si Andi ke Bandung, gw udah mau nitip sorabi nih.

Dan aku tertawa, terus tertawa, candaan mereka memang seperti itu, ada saja yang menjadi bahan obrolan dan menjadi bahan untuk tersenyum disaat Dea sedang sendiri, sendiri dengan kesulitan dan ketakutkan akan tagihan hutang yang semakin hari semakin membengkak.

Bandung? Dea tiba-tiba memicingkan matanya.

Sorabi? Dea teringat sesuatu tapi di tepisnya pikiran itu cepat-cepat.

Dea hanya tersenyum lalu membuang pikiran buruknya tadi, Pikiran tentang Oleh-oleh yang dibawa oleh Andi saat kembali dari Acara Seminar kantornya Andi kemarin.

Sudah jam 12 siang, Dea berjalan ke dapur, Memasak yang bisa Dea masak, di bukanya pintu lemari es, hanya tersisa nuget dan Ayam beku, Dea tersenyum lalu mengeluarkan Ayam beku tersebut.

"Kulkasnya kosong, kita belum belanja bulanan karna Bang Andi baru pulang hari minggu sore, lagi kan Bang Andi bilang belum gajian, jadi yah kita masak seadaanya dulu lah," ucap Dea dengan tersenyum dan terus berada di dapur sampai akhirnya 2 menu makanan sudah tersaji di meja makan.

Sore pun tiba, Nina dan Nino datang, wajah lelah mereka terlihat jelas, mereka memang sekolah dari pagi hingga sore hari, full day school dan Dea langsung menyambut 2 anaknya.

"Cape yah?"

"Tidur gak di jemputan?" tanya Dea dan Nino langsung menjawab setelah mencium punggung tangan Dea.

"Tidur dan sekarang masih ngantuk,"

"Aku juga tidur, jalannya macet, Ma," Nina tidak kalah menambahkan jawaban Nino tadi, Dea tersenyum lalu mengeluarkan susu dingin dari lemari es, susu kotak UHT rasa coklat segera dihabiskan oleh Nina dan Nino.

"Udah minum susu ganti bajunya dulu yah," pinta Dea pada anaknya, 2 anak ini penurut ini langsung mengerjakan apa yang di perintahkan oleh Dea dan Dea tersenyum sambil merapihkan tas sekolah milik Nina.

Jam 5 sore rumah semakin ramai, Nana datang dan wajahnya tidak kalah lelah dengan Nino dan Nino tadi.

"Ma, Uang ojek nya kurang 10 ribu, uang aku abis," pinta Nana dan Dea tertawa kecil, Dea segera merogoh uang di saku celana pendeknya lalu memberikannya pada Nana, Nana kembali abang ojek online yang masih menunggunya.

"Memang tadi gak di kasih uang sama Papa, Na?" tanya Dea pada Nana, Nana masih duduk di lantai, membuka sepatunya.

"Di kasih Papa 30 rebu, Ma. Aku tadi bayar uang kas 5 ribu, uang project 10 ribu trus jajannya 10 ribu, sisanya 5 ribu bayar ojek, itu juga kurang kan," jawab Nana dan Dea tersenyum mendengar jawaban Nana, sebenarnya sangat tidak ideal anak SMA jajan 10 ribu rupiah, apalagi harga jajanan di kantin sekolah pasti sudah sekitar 5 ribuan untuk sekedar es teh dalam cup saja.

"Besok lebih hemat yah, Na. Jajannya di kurangi," pinta Dea dan Nana hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab permintaan Dea lagi.

Terpopuler

Comments

Naftali Hanania

Naftali Hanania

kebayang stres nya dea...anak 3 butuh biaya banyak malah ke jebak pinjol....aku kok jd deg²an mau lanjut baca....😁✌️

2024-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Gali Lubang lagi
2 UangRusa
3 Candaan Di Group Sahabat
4 Merasa menjadi beban
5 Ber-Fatansi dengan yang lain
6 Chat Terkunci
7 Privasi
8 Curhat 1 pada Lili
9 curhat 2
10 Ambigu
11 Apa ini Alasannya???
12 Cincin dari Rio
13 Kado dari Gue
14 Berubah-ubah
15 Sial
16 Drama Nina
17 Ifa dan Andi datang bersamaan
18 Martinus Datang
19 Uang Cash 20 Juta
20 Tertidur di kamar Nana dan Nina
21 Siapa laki-laki itu?
22 Uang Vendor
23 Bikin penasaran
24 Maling Uang Perusahaan
25 Group Chat Donasi Pelunasan Hutang
26 Pinjam Online dan Hobi baru
27 Jawaban dari Diam nya Andi
28 Desember 2023
29 Merunut Kejadian
30 PopCorn
31 Menyiapkan Diri
32 Aku Sedih
33 2 akun ig
34 Memang agak laen
35 Di belah menjadi 2
36 Explorasi
37 Merasa tidak berguna
38 Tidur Enak
39 Qirana Kanaya Kecewa
40 Bukan lagi soal Rasa
41 Janji untuk Adil
42 Terlalu Naif
43 Uang Jajan
44 Gak Jadi cerai?
45 Do The Best, Please
46 Manusia itu bisa berubah
47 No Hard Feeling
48 Kisah Cinta Pelukis Cantik dan Dokter Muda
49 Di ignore aja
50 Kandang Harimau
51 Airmata yang bercampur Air Laut
52 Bukan Orang Special
53 Ambil apa yang bisa lu ambil
54 Belum siap
55 Komisi
56 Fruit Salad
57 Pembawa Sial
58 It's Ok
59 Nana bukan Novelis
60 Terlalu Bodoh
61 Mulai Risih
62 Orientasi
63 Ngidam
64 Cukup Dea
65 Prioritas
66 Tawa renyah
67 High Risk
68 Hamil
69 Orang Baru
70 Masa Iddah
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Gali Lubang lagi
2
UangRusa
3
Candaan Di Group Sahabat
4
Merasa menjadi beban
5
Ber-Fatansi dengan yang lain
6
Chat Terkunci
7
Privasi
8
Curhat 1 pada Lili
9
curhat 2
10
Ambigu
11
Apa ini Alasannya???
12
Cincin dari Rio
13
Kado dari Gue
14
Berubah-ubah
15
Sial
16
Drama Nina
17
Ifa dan Andi datang bersamaan
18
Martinus Datang
19
Uang Cash 20 Juta
20
Tertidur di kamar Nana dan Nina
21
Siapa laki-laki itu?
22
Uang Vendor
23
Bikin penasaran
24
Maling Uang Perusahaan
25
Group Chat Donasi Pelunasan Hutang
26
Pinjam Online dan Hobi baru
27
Jawaban dari Diam nya Andi
28
Desember 2023
29
Merunut Kejadian
30
PopCorn
31
Menyiapkan Diri
32
Aku Sedih
33
2 akun ig
34
Memang agak laen
35
Di belah menjadi 2
36
Explorasi
37
Merasa tidak berguna
38
Tidur Enak
39
Qirana Kanaya Kecewa
40
Bukan lagi soal Rasa
41
Janji untuk Adil
42
Terlalu Naif
43
Uang Jajan
44
Gak Jadi cerai?
45
Do The Best, Please
46
Manusia itu bisa berubah
47
No Hard Feeling
48
Kisah Cinta Pelukis Cantik dan Dokter Muda
49
Di ignore aja
50
Kandang Harimau
51
Airmata yang bercampur Air Laut
52
Bukan Orang Special
53
Ambil apa yang bisa lu ambil
54
Belum siap
55
Komisi
56
Fruit Salad
57
Pembawa Sial
58
It's Ok
59
Nana bukan Novelis
60
Terlalu Bodoh
61
Mulai Risih
62
Orientasi
63
Ngidam
64
Cukup Dea
65
Prioritas
66
Tawa renyah
67
High Risk
68
Hamil
69
Orang Baru
70
Masa Iddah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!