Handphone Dea berdering kembali, panggilan masuk dari 089723xxxx.
"Hallo," sapa Dea dengan rasa gugup, akhir-akhir ini Dea memang selalu gugup saat menerima panggilan telephone dari nomor yang tidak di kenalnya, alasannya sudah pasti karena Dea berhutang dan pikirnya itu pasti telephone dari para penagih hutang, padahal sering kali bukan penagih yang menghubungi, sering kali juga para sales pinjaman online yang menawarkan aplikasi dari tempat mereka tapi tetap saja yang ada di pikiran Dea itu hanya 1 yaitu Penagih Hutang.
"Sudah 30 menit nih, Bu. Ibu masih belum bayar tagihan di aplikasi kami, Ibu mau saya datangin ke rumah sekarang?" ucap laki-laki di sambungan telephone Dea saat ini.
"Jatuh tempo nya besok, Pak. Besok saya bayar," jawab Dea, Dea memang kesal dengan penagih ini, Rasa kesal yang penagih ini semakin membuatnya emosi.
"30 menit lagi saya tunggu, Saya gak mau besok. 30 menit lagi saya cek belum ada pembayaran, 1 jam lagi saya ada di depan rumah Ibu," ucap Laki-laki arogan itu mengancam Dea, Dea tertawa.
"Ok, saya tunggu, Bu. Jangan main-main dengan saya," ucap laki-laki itu setelah mendengar tawa Dea, panggilan diputus sepihak kembali oleh Colector tersebut dan senyum pada 1 sudut bibir Dea terukir saat ini.
"Enak aja mau datang hari ini, tagihan nya besok jatoh tempo, Opipay yang jelas-jelas telat 2 hari aja masih baik-baik nagihnya, ini yang belom jatoh tempo udah ngancem-ngancem segala," ucap Dea dan dibakarnya kembali rokok menthol keduanya pagi ini.
Membakar rokok sambil sesekali memperhatikan pakaian yang sedang di jemur, Dea tersenyum kecut.
"Gak kerasa udah 7 tahun gue gak gawe, dulu rasanya gak pernah pegang cucian baju, sekarang model begini jadi bahan kerjaan setiap hari," keluh Dea menertawakan dirinya sendiri.
Dihisapnya asap rokok dalam-dalam, Dea tersenyum lagi.
"Andai gue masih kerja mungkin gue gak model sekarang, tiap hari di rumah sampe jam 3 sore, gak punya temen ngobrol, gak punya aktivitas dan selalu merasa menjadi bebannya Bang Andi," keluh Dea dan tersenyum tipis.
Saat sedang sendiri, pikirannya selalu saja berputar-putar pada masa lalu, masa-masa dimana dirinya masih bekerja dengan posisi yang cukup tinggi dan penghasilan yang besar dan kadang rasa menjadi beban suaminya muncul saat dirinya meminta sejumlah uang untuk keperluan pribadinya pada Andi.
Rasanya belum ada 30 menit, rokok yang sedang dihisap Dea pun belum selesai tapi handphone nya berdering lagi, kali ini bukan panggilan masuk tapi notive chat masuk, lagi dan lagi Dea hanya mengintip dari layar depan handphone nya saja, Dea kini mengkerutkan dahinya, nomor handphone 089723xxx tadi mengirimkan gambar, mau tidak mau Dea membuka aplikasi chat di handphone nya, Dea ingin mengetahui gambar apa yang dia terima.
Mata Dea membulat sempurna, 1 gambar yang dikirimkan Colector Uangrusa membuatnya panik seketika.
"Gila....ngapain banyak-banyak DC mau ke rumah gue?" ucap Dea memaki gambar yang diterima olehnya.
ditambah 1 pesan yang membuatnya semakin kaget dan takut, "Kami OTW rumah Ibu, pastikan Ibu ada di rumah, kalo tidak ada di rumah, kami tunggu di rumah RT setempat,"
Kalimat panjang yang membuat Dea semakin panik saja saat membaca pesan chat tersebut.
"Mau Transfer atau ditagih di rumah Bu?" pesan itu datang lagi, Dea semakin panik saja, Tagihannya diaplikasi Uangrusa sebesar Rp. 1.500.000,- sedangkan uang yang ada di mbanking nya saat ini hanya sejumlah Rp. 1.100.000,-, itu pun bukan uang aman, tapi uang hasil membuka pinjaman diaplikasi Uangkaget.
"Duit gue kurang," ucap Dea sendiri, Dea memang bicara pada dirinya sendiri karena tidak mungkin kalimat tadi dia lanjutkan pada penagih yang sedang akan berkunjung ke rumahnya itu.
Dea memutar otaknya, "Gue harus pinjem siapa dulu yah?" tanya Dea sambil berusaha mengalihkan perhatikan pada chat yang sedang menagihnya saat ini.
"Oh Iya, Coba pinjem ke si Lili deh, kali aja dia ada," monolog Dea.
Dea segera melakukan panggilan telephone di aplikasi chatnya itu.
"Hallo Li," sapa Dea saat sambungan telphone terhubung dengan Lili sahabatnya.
"Oy," sapa Lili dengan tertawa.
"ada duit gak di mbangking, 400 rebu, Li," ucap Dea tanpa ragu dan malu.
"Ada 400 rebu sih, 2 juta juta ada, tapi dui bayaran anak-anak sekolah, De." jawab Lili dan Dea tertawa kecil.
"Gue pake dulu lah, Li. Nanti malem gue transfer balik, Andi belum gajian nih, Paling siang ini," jawab Dea dan kini Lili yang tertawa.
"Tumben belum gajian si Andi?" tanya Lili dan Dea terkekeh, yah...sekarang ini sudah tanggal 1, harusnya Andi itu sudah memberikan uang bulanan pada Dea tapi karena kemarin hari minggu, Andi beralasan gaji nya belum masuk, padahal setau Dea gajian Andi itu jatuh di tanggal 28 setiap bulannya.
"Yah begitu lah temen lu, Dia bilang belum gajian dan gue harus percaya," jawab Dea dan Lili ikut tertawa.
"Ya udah, gue transfer sekarang, De. Salam buat Andi, kalo udah gajian kirim Martabak ke rumah gue," jawab Lili dan aku tersenyum tipis, sambungan telephone terputus, Dan notive pesan baru datang lagi dari penagih Uangrusa, kini penagih Uangrusa mengirimkan gambar photo gambar komplek perumahannya, Jantung Dea berdetak cepat, Rasanya jantung itu hampir berhenti berdetak saja.
"Gila beneran disamperin gue," maki Dea dalam hati, Dea semakin gugup, tapi untunglah notive mbangking masuk, di tambah 1 pesat masuk dari Lili.
"Udah yah, De...lu buat apaan sih, Curiga gue,"
Dea hanya tersenyum, Dea langsung membalas "Thanks banget Li, nanti malem gue ke rumah lu deh kalo Andi dah balik," ketik dan akhirnya terkirim pesat chat tersebut untuk Lili.
Dea segera membuka aplikasi Pinjaman Online Uangrusa, Mencari bagian pembayaran dan mencopy virtual akun yang terdapat di kolom pembayaran tersebut.
aplikasi Mbanking segera Dea buka, pembayaran Virtual untuk aplikasi Uangrusa dan akhirnya selesai.
Dea langsung menangkap layar saat aplikasi menyatakan pembayaran berhasil, Dea segera mengetik pesan untuk penagih.
"sudah saya bayar, Ini buktinya," Dea langsung mengirimkan pesan tersebut lengkap dengan bukti transfer nya.
Pesan Dea hanya dibaca oleh penagih itu, tidak ada jawaban sama sekali dan pesan-pesan yang tadi di kirim oleh penagih itu di hapus oleh penagih tersebut, sama sekali tidak apa chat masuk dari nomor itu.
Dea menggelengkan kepalanya, tidak mengerti maksud penagih itu apa dengan menghapus semua pesan yang sudah dikirim dan menyisakan bukti transfer yang Dea kirim tadi.
"Terserahlah, dia mau hapus apa atau yang penting gue udah bayar dan gue punya buktinya," ucap Dea sambil membakar rokoknya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Naftali Hanania
kasian ya sama yg kena pinjol...semoga kita gak sampek ngerasain
2024-06-27
1
MindlessKilling
Karya ini adalah perpaduan sempurna antara bakat penulis dan ide cerita.
2024-05-22
1