Coretan 5

Nika yang sudah melihat kepergian suaminya seketika segera masuk ke dalam rumah, ia seketika meraih ponsel yang tadi ia tinggalkan di atas meja makan.

"Tut.."

"Tut.."

Kini Nika sedang menghubungi seseorang.

"Selamat pagi buk, ada yang bisa saya bantu." ucap suara laki-laki dari sambungan telfon.

"Ada pekerjaan untukmu Black." ucap Nika.

Black adalah sebutan atau panggilan dengan nama samaran, Black adalah bodyguard yang selama ini bekerja dengan Nika hampir 4 tahunan. Black tidak hanya menjaga tuannya melainkan dia juga bekerja sebagai mata-mata di keluarga Hendro alias keluarga Nika.

Tuan Hendro atau ayah Nika sendiri mempercayai Black untuk menjaga putrinya yaitu Nika. Maka dari itu Black adalah orang kepercayaan keluarga Hendro Adi Wibowo.

"Pekerjaan apa buk?." tanya Black.

"Pergilah ke kantor mas Aldo, apakah dia benar pergi ke kantor atau malah pergi ke tempat lain."

"Baik buk.. akan saya laksanakan." ucap Black dengan sigap menerima perintah dari bosnya.

"Cepat saya tunggu informasi darimu."

"Baik buk.. selamat pagi."

"Hem.." jawab Nika lalu mematikan sambungan telfon begitu saja.

Nika yang masih menunggu informasi dari Black apakah suaminya benar-benar meeting di kantor memutuskan untuk membersihkan badan terlebih dahulu. Setelah selesai membersihkan diri Nika kembali meraih ponselnya yang kini sudah berada di atas ranjang tempat tidur, namun satu jam berlalu Black tak kunjung menelponnya atau pun mengirim pesan kepadanya.

"Kenapa lama sekali Black.. padahal sudah satu jam." ucap Nika sambil menatap ke arah layar ponsel.

Namun tiba-tiba ponsel berdering, Nika yang mendapat telfon dari Black segera mengangkatnya.

"Nih dia.."

"Bagaimana? apakah mas Aldo ada di kantor?." tanya Nika.

"Ini saya sedang mengikuti pak Aldo buk di jalan dari kantor."

"Jadi benar suamiku tadi ke kantor?."

"Iya buk, tapi sekarang pergi dengan nona Arumi."

"DEG.."

Lagi-lagi jantung Nika berdebug dengan kencang saat mendengar kata adiknya yaitu Arumi.

"Arumi? apakah mereka hanya pergi berdua saja?."

"Yang saya lihat di dalam mobil hanya pak Aldo dan nona Arumi, karena di kursi belakang tidak ada siapa pun." jelas Black.

"Terus ikuti mereka berdua, kemana mereka akan pergi, lalu beri tahu aku secepatnya!." perintah Nika.

"Baik buk.. saya akan segera memberi informasi."

Nika pun kembali mematikan sambungan telfon, lalu menjatuhkan tubuhnya duduk di tepi ranjang tempat tidur.

"Apa-apaan ini? mana mungkin mas Aldo mempunyai hubungan dengan adikku sendiri, seperti nya itu mustahil." ucap Nika yang tidak percaya jika suaminya berselingkuh dengan adik kandungnya sendiri.

"Tenang Nika.. kamu harus tenang, Arumi adalah adikmu, mungkin memang mas Aldo dan Arumi tidak sengaja bertemu." Nika yang masih mencoba positif thinking.

"Ta-tapi untuk apa Arumi datang ke kantor mas Aldo.. bukankah seharusnya dia kuliah.. bahkan jarak kampus Arumi dan mas Aldo berlawanan arah." Nika yang tadinya ingin berpikir positif seketika menjadi gelisah.

Nika benar-benar takut jika benar suaminya bermain rasa dengan adiknya sendiri, karena marak beredar berita di luar sana jika suami berselingkuh dengan iparnya sendiri. Awalnya Nika tidak pernah percaya dengan berita-berita di luar sana tentang suami yang selingkuh dengan adik iparnya sendiri, bahkan suami berselingkuh dengan ibu mertua nya sendiri, karena menurutnya itu bukan hal wajar dan sangat menjijikan.

"Lama sekali Black.. apakah dia kehilangan jejak mas Aldo dan Arumi?." Nika yang kembali menatap ponselnya karena tidak sabar mendapat informasi dari Black.

Setelah menunggu hampir 20 menitan, akhirnya ponsel pun kembali berdering. Nika yang melihat ponsel berdering terdiam sejenak. Yang awalnya excited kini tiba-tiba ia menjadi ragu dan takut. Ia takut dengan apa yang ia pikirkan menjadi kenyataan tentang suami dan juga adik kandungnya. Nika benar-benar tidak sanggup jika benar suaminya mempunyai hubungan dengan adiknya Arumi.

"Ba-bagaimana apakah kemu berhasil mengikuti mas Aldo dan juga Arumi?." tanya Nika sedikit terbata-bata.

"Iya buk.. kini saya sudah berada tepat di depan hotel Cempaka Indah."

"Hotel!?." Nika yang begitu terkejut.

"Iya buk.. pak Aldo dan nona Arumi kini sedang berada di hotel Cempaka Indah, dan di lihat dari luar mereka berdua sedang berada di tempat resepsionis." jelas Black yang kini masih berada di dalam mobil dengan menggunakan kaca mata hitam menatap ke arah Aldo dan juga Arumi di dalam sana.

Nika yang mendengar informasi dari Black seketika kakinya bergemetar. Untuk apa Aldo pergi ke hotel bersama adik iparnya?

"Sepertinya mereka sudah selesai memesan hotel buk, dan sekarang pak Aldo dan nona Arumi masuk ke dalam hotel." Black yang terus memberikan informasi sesuai apa yang dia lihat.

Nika hanya diam, tidak lagi merespon ucapan-ucapan Black.

"Lalu apa lagi yang harus saya kerjakan buk? apakah saya perlu masuk ke dalam hotel tersebut?." tanya Black namun tidak ada jawaban dari Nika.

"Buk.." Black yang memanggil bosnya namun lagi-lagi tak ada jawaban.

"Buk.. apakah buk Nika tidak mendengar suara saya?."

"Tidak.. kamu tidak perlu masuk ke dalam hotel itu, sudah cukup, kamu bisa pergi dari hotel tersebut, dan terimakasih atas informasinya." perintah Nika.

"Baik buk.. selamat siang." Black yang sudah menutup telepon.

Nika seketika menjatuhkan ponselnya begitu saja saat mendengar bahwa suaminya pergi ke hotel bersama Arumi.

"Apakah yang di katakan Black benar, bahwa mas Aldo dan Arumi pergi ke hotel?." Nika masih tidak percaya jika mereka berdua ke hotel bersama. "Untuk apa mereka ke sana? dan bagaimana bisa mereka pergi ke hotel bersama, aku benar-benar tidak habis pikir." Nika yang merasa tiba-tiba kepalanya sakit.

Antara percaya dan tidak percaya Nika pun beranjak berdiri dari tempat duduknya, lalu meraih tas branded nya di atas meja.

"Aku harus ke hotel itu, dan memastikan apa yang sedang mereka lakukan di hotel itu." Nika yang tidak lupa juga meraih kunci mobil di atas meja.

Dengan langkah cepat Nika keluar dari dalam rumah, namun setibanya di halaman rumah, ternyata ia kedatangan sahabatnya yaitu Meila, Meila datang dengan membawa buket bunga yang cukup besar.

Nika yang melihat sahabatnya datang ke rumah sedikit terkejut. Pasalnya selama ini Meila menetap di Perancis dan jarang pulang ke Indonesia.

"Hay pengantin baru.." sapa Meila dengan senyum manisnya.

"Mei.. kamu sudah pulang?." tanya Nika.

"Iya baru tadi malam aku sampai Jakarta.. tapi ngomong-ngomong kamu mau kemana?." tanya Meila.

"Aku ada urusan penting dan mendesak, kamu masuk aja di rumah, maaf aku tidak bisa mengobrol dengan mu dulu saat ini." ucap Nika.

"What! urusan mendadak? apakah itu pekerjaan? jadi kamu rela mengusir sahabatmu yang cantik ini demi sebuah pekerjaan? ayolah Nika.. kenapa kamu tidak pernah berubah, selalu pekerjaan dan pekerjaan.." Meila yang ngomel panjang dan lebar.

"No.. ini bukan soal pekerjaan, kita bisa ngobrol nanti ya.. thanks sudah datang ke rumah." Nika yang kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Meila yang masih tertegun berdiri sambil membawa buket bunga mawar berwarna merah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!