Hari sudah larut malam, acara pernikahan Aldo dan Nika pun berjalan dengan lancar hingga di akhir acara. Di depan gedung yang megah tersebut sudah terparkir sebuah mobil Lamborghini berwarna hitam dengan terdapat bunga berwarna warni di depannya. Mobil pengantin sudah menunggu sepasang pengantin baru yang akan menuju ke sebuah rumah megah yang akan di tempati Aldo dan juga Nika setelah menikah.
Tuan Hendro dan nyonya Pratiwi juga ikut mengantarkan putra dan putrinya untuk meninggalkan hotel Panorama bintang lima tempat di mana Aldo dan Nika melaksanakan pernikahan. Tidak hanya tuan Hendro dan nyonya Pratiwi bahkan tuan Handoko dan nyonya Lita selaku mertua Nika juga ikut mengantarkan dua pengantin baru tersebut untuk masuk ke dalam mobil.
Nika yang masih menggunakan gaun pengantin mewah berwarna gold lebih dulu masuk ke dalam mobil, sedangkan Aldo masih berdiri di luar untuk berpamitan kepada kedua orang tuanya dan juga mertuanya.
"Al.." panggil tuan Hendro.
Aldo yang mendapat panggilan dari ayah mertuanya seketika menoleh, lalu menghentikan langkahnya untuk masuk ke dalam mobil.
"Iya pa.."
"Papa ingin bicara sebentar dengan mu."
Aldo yang mendengar ucapan ayah mertuanya hanya mengangguk.
"Sekarang kan kalian sudah resmi menikah, walaupun Nika sekarang sudah tanggung jawab mu, itu tetap saja Nika adalah anak perempuan yang paling papa sayang dan banggakan, papa ingin kamu selalu menjaga Nika dengan baik, papa tidak ingin kamu menyakitinya apa lagi membuatnya menangis. Jangan pernah kamu membuatnya lecet sedikit pun karena papa tidak pernah memukulnya dari dia lahir hingga sebesar ini." tuan Hendro yang memberi wejangan kepada menantunya.
"Baik pa.. papa tenang saja, Aldo sangat mencintai Nika, pasti Aldo akan tetap menjaga Nika seperti papa dan mama menjaga Nika hingga sekarang."
"Bagus.." Tuan Hendro yang menggenggam pundak Aldo. "Dan satu lagi pesan papa, jika suatu saat nanti kamu sudah tidak mencintai Nika lagi, jangan menyakitinya tapi kembalikan lah kepada ku, dan keluarga ku, karena sampai kapan pun Nika tetap tanggung jawab ku."
Aldo yang mendengar nasehat mertuanya seketika tersenyum. "Itu tidak akan mungkin pa.. saya bisa menjamin Nika akan hidup bahagia bersama saya."
"Papa pegang ucapan mu.. semoga ucapan mu tidak pernah berubah."
Aldo hanya mengangguk pelan, lalu masuk ke dalam mobil untuk menyusul istrinya. Kini Aldo dan Nika pun sudah berada di dalam mobil, dari dalam mobil Nika sudah melambaikan tangan ke arah kedua orang tuanya dan mertuanya. Mobil Lamborghini sudah melesat meninggalkan hotel untuk menuju ke kediaman mereka berdua yang sudah Aldo siapkan.
Arumi yang berdiri cukup jauh dari mereka semua hanya memperhatikan, sambil menatap kepergian mobil pengantin meninggalkan hotel. Kini perasaan Arumi sedang tidak baik-baik saja, rasa marah, cemburu, dan iri bercampur aduk menjadi satu.
"Seharusnya aku yang ada di posisi itu, seharusnya aku yang merasakan kebahagian itu, bukan kamu wanita serakah." ucap Arumi sambil menatap kepergian kakaknya.
"Akan ku ambil kembali milikku yang telah kau ambil, dan akan ku pastikan setelah kebahagian ini, kau akan terus menangis." lanjut Arumi sambil tersenyum getir.
Perjalanan yang cukup jauh memakan waktu sekitar satu jaman, akhirnya Aldo dan Nika pun sudah tiba di kediamannya. Dari dalam mobil Nika bisa melihat bangunan di depannya, rumah yang megah walaupun tidak semegah rumah nya alias kediaman keluarga Hendro Adi Wibowo.
"Mungkin rumah ini tidak semewah rumah mu sayang, tapi aku yakin kamu pasti nyaman tinggal di rumah ini, aku membangun rumah ini khusus untuk kita berdua."
Nika yang mendengar ucapan Aldo seketika menoleh. "Kamu apaan sih sayang.. ini sudah lebih dari cukup, aku suka kok rumahnya, bahkan lebih bagus dari rumah papa dan mama."
"Benarkah? berarti tidak sia-sia dong aku membangun rumah ini."
"Hemm tapi ngomong-ngomong beneran kamu bangun rumah ini untuk kita berdua? bukankah kita kenal baru enam bulan ya?."
"Hehe sebenarnya sebelum aku memutuskan menikah dengan mu, aku sudah memikirkan rumah untuk calon istriku nanti sayang. Jadi saat menikah nanti aku ingin hidup berdua saja dengan istriku." jawab Aldo.
"Wah.. kamu benar-benar sangat dewasa sayang.. aku tidak menyangka jika kamu berfikir sematang itu."
Aldo yang mendapat pujian dari Nika hanya tersenyum sambil menatap ke arah wajah Nika. "Andai kau tahu saja, sebenarnya rumah ini aku siapkan untuk Arumi bukan untukmu, bahkan rumah ini berdiri karena kemauan Arumi." ucap Aldo di dalam hati.
"Ya sudah ayo masuk, pasti kamu lelah kan seharian menyambut para tamu undangan." ajak Aldo.
Pintu mobil kini sudah di buka oleh orang-orang berpakaian serba hitam. Aldo lebih dulu keluar dari dalam mobil untuk membantu istrinya yang masih menggunakan gaun pengantin yang cukup panjang.
"Pelan-pelan sayang." ucap Aldo.
"Pelayan! pelayan!." teriak Aldo.
Nika yang mendengar teriakan Aldo di samping telinganya seketika merasa sedikit terganggu. "Tidak perlu teriak-teriak sayang.." ucap Nika.
"Tidak apa-apa sayang, biar mereka membantu membawa baju mu."
Setibanya di dalam kamar Aldo langsung saja merebahkan tubuhnya di atas ranjang tempat tidur, karena ia merasa tubuhnya begitu letih dan lengket. Sedangkan Nika masih duduk di depan meja rias untuk melepas beberapa aksesoris di kepalanya.
"Hah.. sangat melelahkan sekali hari ini, ternyata menikah cukup melelahkan, apakah menikah yang kedua nanti begini lagi?." ucap Aldo secara tiba-tiba hingga Nika langsung saja menoleh ke arahnya.
"Maksud kamu sayang?." tanya Nika.
Aldo yang merasa ada yang salah dengan ucapannya seketika beranjak duduk di tepi ranjang tempat tidur. "Ah Maksud aku, aku tidak akan menikah untuk yang kedua kalinya sayang, cukup satu kali ini saja, karena ini sudah melelahkan." sangkal Aldo.
"Ya iya dong.. masa kamu mau menikah yang kedua kalinya, aku ngga mau ya di poligami." ucap Nika sambil menatap wajah Aldo.
Aldo seketika beranjak berdiri dan memeluk tubuh Nika dari belakang. "Tidak sayang.. cinta ku sudah habis di kamu saja, kamu tenang aja ya.."
"Beneran lo ya.." Nika yang menatap Aldo dari pantulan cermin.
"Iya sayang.. ya sudah aku mandi dulu ya, udah gerah, nanti giliran kamu." Aldo yang tiba-tiba mengecup pipi Nika.
Nika yang mendapat kecupan dari Aldo hanya diam, di dalam hati Nika begitu berbunga-bunga karena ini menjadi pertama kalinya dia mendapat kecupan secara langsung di bagian pipinya. Selama Nika menjalin hubungan dengan Aldo ia tidak pernah berbuat hal yang di larang agama, karena prinsip Nika sebelum menikah dia tidak boleh di jamah oleh siapa pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
next..smioga tambah seruù
2024-05-23
1