Coretan 4

Nika baru saja membuka matanya secara perlahan karena sebuah cahaya yang menembus masuk melewati gorden kamarnya. Nika yang masih sayu-sayu seketika menoleh ke arah kanan tempat di mana Aldo tadi malam tidur di sampingnya. Saat Nika menoleh ia sudah tidak mendapati suaminya tidur di Sampingnya. Nika seketika menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan Aldo.

Dari atas ranjang tempat tidur Nika melihat bahwa suaminya ternyata sudah bangun dan sedang berbicara dengan seseorang di atas balkon kamarnya. Nika pun mencoba beranjak untuk turun dari ranjang tempat tidur mengingat bahwa waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi, seharusnya Nika sudah lebih dulu bangun dari suaminya dan menyiapkan sarapan.

"Kamu ini bagaimana sih Nik.. seharusnya kamu sebagai istri harus bangun lebih awal dari suamimu, ingat kata papa, kamu harus melayani dan patuh kepada suami mu." ucap Nika sambil menyibakkan selimut berwarna putih yang menutupi tubuhnya yang kini hanya menggunakan piyama tanpa dalaman.

Saat Nika baru saja menurunkan kaki kirinya dari kasur tiba-tiba ia merasa nyeri di bagian benda sensitifnya.

"Ah.. kenapa sakit sekali." Nika yang meringis kesakitan.

Tiba-tiba Nika teringat apa yang membuat benda sensitifnya itu merasa sakit. Pergelutan tadi malam saat Aldo menjamah tubuhnya secara pelan dan halus. Nika tiba-tiba mengulum senyum saat mengingat kejadian tadi malam, kejadian tadi malam adalah kejadian yang Nika alami untuk pertama kalinya dengan seseorang yang sangat ia cintai yaitu Aldo. Nika kembali mengingat bagaimana saat Aldo mencium bibir dan keningnya, mengusap rambut lurusnya secara lembut membuat Nika merasa terbang melayang ke dalam sebuah kenyamanan.

Nika yang senyum-senyum sendiri mencoba untuk menyadarkan diri secara penuh, lalu kembali turun dari ranjang secara pelan-pelan untuk mandi dan menyiapkan sarapan. Namun sebelum Nika masuk ke dalam kamar mandi tiba-tiba ia tertegun berdiri di dekat pintu balkon saat mendengar pembicaraan suaminya yang kini masih berdiri di atas balkon sambil berbicara dengan seseorang lewat telefon.

"Sayang.. aku akan tetap mencintaimu, kamu tidak perlu khawatir akan hal itu, rasa sayangku tetap sama, ingat semua ini demi kita." ucap Aldo tanpa menyadari bahwa Nika kini sudah berdiri di belakangnya.

Nika yang mendengar ucapan Aldo dengan menyebut sebutan sayang dan kata-kata mencintaimu seketika terkejut. Nika pun mengurungkan niatnya untuk membersihkan diri karena dia merasa curiga dengan suaminya.

"Bicara dengan siapa mas Aldo? kenapa terlihat sangat romantis." ucap Nika pelan sambil memperhatikan suaminya yang hanya terlihat punggungnya dari belakang.

"Aku hanya tidur dengannya, tapi tidak menyentuh tubuhnya.. aku tidak mencintai kakakmu itu, aku hanya mencintaimu, Arumi."

"Deg.."

Pagi hari yang tadinya begitu terlihat bahagia dan damai yang Nika rasakan tiba-tiba sirna sudah. Nika yang mendengar bahwa Aldo mengucapkan kata cinta kepada seseorang yang sangat ia kenal kini dadanya merasa sesak.

"Apa aku tidak salah dengar? apa aku masih bermimpi?." Nika yang mencoba mencubit pipinya sendiri.

"Auu.." Teriakan Nika membuat Aldo menoleh ke arahnya.

Aldo yang melihat Nika berada di sebalik pintu seketika terkejut, Aldo seketika mematikan sambungan telfon begitu saja dan berjalan mendekat ke arah Nika.

"Sayang.. kamu sudah bangun?."

"Apakah kamu baik-baik saja." tanya Aldo yang memasang wajah khawatir terhadap Nika.

"Ah.. aku baik-baik saja kok mas, tadi hanya kepleset aja." Nika yang mencoba tetap mengulum senyum di depan Aldo walaupun kini hatinya sudah campur aduk rasanya.

"Sejak kapan kamu ada di sini? tadi mas lihat kamu masih tertidur pulas di atas kasur?." tanya Aldo lagi yang takut jika Nika mendengar pembicaraannya dengan Arumi tadi.

"Baru saja, ini aku baru bangun, maaf ya mas kalau aku kesiangan, seharusnya aku bangun lebih awal tadi."

"Tidak masalah sayang.. namanya juga pengantin baru, sudah wajar kalau kamu bangun kesiangan, pasti kamu juga capek kan gara-gara tadi malam?." Aldo yang mengusap kepala Nika dengan sangat lembut.

"Oh ya.. mas pagi-pagi bicara sama siapa di telefon?." Nika yang mencoba bertanya apakah Aldo akan menjawab dengan jujur.

"Oh.. itu sayang, rekan bisnis mas.. katanya ada kendala sedikit di proyek baru yang mas kerjain, makanya mas marah-marahin. Kamu tadi ke ganggu ya sama suara mas jadi bangun.. maaf ya sayang.." Aldo yang tiba-tiba mengecup kening Nika.

Wanita mana yang di perlakukan baik dan lembut tidak merasa baper, pasti semua wanita akan seperti itu, begitu pun Nika. Namun entah kenapa saat Nika mendengar Aldo mengucapkan sebuah kalimat cinta kepada nama yang ia kenal yaitu Arumi adiknya seketika rasa nyaman dan senang di perlakukan baik oleh Aldo seketika hilang. Apa lagi Nika melihat bahwa Aldo tidak jujur kepadanya.

"Begitu rupanya.. ya sudah mas mandi sana, aku mau siapin sarapan dulu." ucap Nika sambil melepas pelukan suaminya.

"Ya sudah mas mandi dulu ya.. jangan lupa masak yang enak."

Nika yang mendengar ucapan Aldo hanya mengangguk pelan, lalu berjalan keluar dari dalam kamar.

Satu jam pun berlalu, kini semua masakan sudah siap di atas meja makan, setelah selesai memasak sambil di bantu oleh beberapa ART di rumah tersebut, Nika pun kembali masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri yang tadi sempat tertunda.

Sesampainya di ambang pintu, nika melihat bahwa Aldo suaminya sudah terlihat begitu rapi menggunakan baju kantor.

"Loh sayang.. kamu kok udah rapi? emang hari ini berangkat kerja?." tanya Nika yang berjalan mendekat ke arah Aldo yang kini masih berdiri di depan cermin sambil menata rambutnya.

Aldo yang melihat kehadiran Nika seketika menoleh ke arah istrinya. "Iya sayang, tiba-tiba aku ada meeting mendadak di kantor, karena ada masalah sedikit di kantor."

"Tapi kan kita baru menikah mas.. bukankah seharusnya kamu cuti dulu, seharusnya kan ada yang menghandle perusahaan selain kamu."

"Iya sayang.. tapi ini meeting penting, aku harus datang, karena menyangkut hidup dan matinya perusahaan, lagi pula aku ngga lama kok nanti jam 12 udah pulang."

Nika pun menarik nafasnya dengan susah payah. "Ya sudah.. tapi sarapan dulu ya.. nanti kamu laper di kantor."

"Aduh ini udah kesiangan sayang.. udah jam 9 lebih, meeting nya bentar lagi juga di mulai, aku sarapan di kantor aja ya..."

"Tapi aku udah siapin sarapan mas.."

"Iya nanti mas makan kalau udah pulang dari kantor, nanti di panasin lagi kan bisa.."

Nika yang mendengar ucapan suaminya hanya bisa pasrah. Nika pun membawakan tas kerja Aldo dan mengantarnya sampe depan rumah.

"Hati-hati ya mas.. jangan capek-capek dan cepet pulang."

"Iya sayang.. ya udah aku duluan ya.. l love you." Aldo yang mengecup kening Nika lalu berjalan masuk ke dalam mobilnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!