Part 04

Seperti yang sudah Andira dan Nabila janjikan mereka berdua tengah belanja skincare untuk acara piyama party.

Tidak menggunakan pakaian mewah Andira dan Nabila pergi ke mall dan membeli skincare yang mereka butuhkan malam ini, setelah selesai belanja skincare Nabila membujuk Andira untuk membeli junk food.

“Gue bokek” Andira

“Gue yang traktir, Dir” Nabila

“Gue gak enak sama lo please...” Andira

“Karena gue udah jadi beban lo malam ini, jadi gak apa-apa snack, jajan, makanan semua gue yang beliin. Tenang aja, ayo!” Nabila

Andira hanya pasrah ketika Nabila menyeretnya secara paksa memasuki tempat makanan cepat saji dan memesan yang Nabila inginkan. Karena sahabatnya ini menyuruh Andira duduk dan menunggu.

“Akhirnya, tau gak? Piyama party itu impian gue tau Dir. Kayak pengen aja gitu nginep dan seru-seruan sama temen atau sahabat nginep atau travel bareng.” ucap Nabila setelah selesai duduk di bangku yang bersebrangan.

“Benar juga sih, gue lihat di outstagram anak-anak cewek pada nginep terus mereka skincare an bareng, bbq an gitu.” Andira

“Kan kan... Gue bilang juga apa. Emang se-seru itu Dir. Besok kalau kita udah punya uang banyak plus jadwal kuliah agak renggang piknik yok, ke Bandung atau ke Puncak gitu. Gimana?” Nabila

“Boleh sih, ini rencana jangka panjang kan. Jadi, masih bisa diusahain” Andira

“Kan gue bilang sama lo, nikah lah sama orang kaya” Nabila

“Gak mau” Andira

“Kenapa si? Banyak yang mau loh Dir, lo kenapa?” Nabila menangkup wajah Andira dengan kedua tangannya.

“Ihh, gue gak apa-apa Nab. Cuma gimana ya, gue gak suka aja gitu” Andira

“Gila.. Gak suka sama yang berduit?” Nabila

“Bukan gitu, gimana ya... Suka aja, asalkan emang dia tulus cinta sama gue terus beneran ada niatan buat nikah atau serius gue tanggapin sih. Cuma sekarang kan banyak cerita yang nikah kontrak atau semacam perjanjian bisnis ya kan?” Andira

“Oh... Lo korban cerita novel si kalau gitu mah. Ni ya Dir, yang kayak gitu cuma ada di Novel. Gak bakalan cewek se cantik lo cuma di jadiin istri kontrak. Gak mungkin!” tegas Nabila dengan percaya diri

Andira hanya menghela nafas dan menatap ke belakang Nabila duduk, dimana banyak orang yang sedang makan dan bercengkrama dengan akrab.

“Habis ini pulang kan?” Andira

“Beli ice cream dulu ya?” Nabila

“Oke oke” Andira mengangguk dan mereka langsung exiting ketika makanan yang mereka pesan telah tiba diatas meja.

...* * *...

“WAAAAA GILAAAAA DIR!! LO HARUS LIAT INI!!” teriak Nabila dengan lantang ketika dia menatap benda pipih canggih ditangan kanannya.

“Ada apa?”

Andira langsung terduduk dan menatap ke arah yang sama dengan arah mata Nabila. Namun, dia tetap tidak paham.

“Kenapa?” Andira

“Inget cowok tadi siang kan? Gue nemu og nya!” seru Nabila

“Loh kirain lo dapet lotre” jawab Andira

“Eh eh.. jangan salah. Ini juga lotre loh, lotre cinta eakk” ucap Nabila asal namun dia tertawa

“Lo mau follow dia?” Andira

Nabila mengangguk dan telunjuknya sudah menekan tulisan “follow” dibawah foto profil tersebut.

“OH MY GOD!” Nabila berseru sampai membuat Andira kembali melirik handphone Nabila

“Please... Dia dosen kampus kita Dir!” ucap Nabila

“Hah?? Serius??” Andira tidak kalah terkejut

“Serius, ini liat fotonya” Nabila menunjukkan sebuah foto pada postingan lelaki tersebut.

Andira pun menutup mulutnya rapat-rapat karena pemandangan belakang cowok itu berfoto adalah gedung kampus bagian depan.

“Keliatan sepantaran loh, ternyata dosen baru ya” gumam Andira

Nabila mengangguk mendengar ucapan Andira yang benar.

“Benar, gue juga ngira dia mahasiswa baru ternyata dosen. Huaaa... please sih ini harus di gebet. Trabas teros walaupun dosen sendiri” ucap Nabila sambil mempoutkan bibirnya

“Mau deketin dosen Nab?” Andira

“Gak harus gue sih. Btw bestie...”

Nabila menggantungkan kata-katanya dan mengubah arah duduknya yang semula menghadap ke arah televisi menjadi menghadap ke Andira. Nabila tersenyum lebar yang tidak bisa Andira artikan, kemudian sahabatnya itu menangkup wajahnya dan konsisten dengan senyum yang tidak memudar bahkan lebih lebar saat ini.

“Serem lo” celetuk Andira ketika sahabatnya tersenyum mengerikan

“Gini, lo kan jomblo, gak pernah pacaran, nilai bagus, pintar, body atau berat badan dan tinggi badan ideal, cantik pula. Jadi, gimana kalau kita manfaatkan kemampuan mu ini bestie? Kali aja kamu bisa jadian ya kan ya kan? Lumayan kalau langgeng nanti bisa bantuin buat skripsi hehehe” Nabila

Andira langsung menepis kedua tangan Nabila dengan perlahan dan gantian dai yang menangkup wajah Nabila.

“Bestie dengar ya... Gue gak mungkin bisa jadian sama dosen. Oke? Terlebih lo minta gue jadian sama dia gara-gara fisik gue plus menfaatin tuh dosen, gak dulu Nab” Andira menurunkan kedua tangannya

Nabila mempoutkan bibirnya dan menatap kembali foto-foto yang dipostingan Alvino Elrangga—dosen baru di kampus mereka berdua.

“Sayang loh Dir, cakep-cakep gini di anggurin” Nabila

“Gak dulu deh, lo aja yang maju. Tadi kan lo semangat mau deketin dosen baru itu. SEMANGAT BESTIE!” Andira mengepalkan tangannya ke udara dan tersenyum kemudian kembali rebahan seperti posisi awal

“Semangat...” ucap Nabila dengan lemas.

...* * *...

Sementara di ruang kerja Dava atmosfer berubah menjadi sangat menegangkan, pasalnya salah satu anggota keluarga Anggara datang dan membuat Dava marah. Sudah sejak 30 menit yang lalu mereka ada di dalam situasi seperti ini. Dava pun tidak mengingkan hal ini, namun satu anggota keluarga Anggara ini pun selalu datang ke perusahaan bahkan ruang kerja pribadi Dava seenaknya.

“Bukankah sudah beribu kali saya menyuruh anda untuk keluar dari ruangan ini?” Dava

“Oh ayolah, biar aku tahu bagaimana pekerjaanmu saat ini. Terlalu cepat jika aku langsung pergi saat ini, katakanlah... Tidak asik” ucap Raka Anggara.

“Mau tahu apa yang asik? Pergi nya dirimu dari sini itu tampak asik, tenang dan damai.” Dava

Raka hanya senyum miring mendengar hal itu.

“Kau masih menyukainya bukan?” Raka

“Kenapa?” Dava

“Benar bukan?” Raka berjalan mendekati meja kerja Dava dan bersedekap di depan meja tersebut tak lupa memasang wajah angkuhnya.

“Apa yang akan kau lakukan jika saya menjawab iya?” Dava

“Sulit dipercaya, ternyata kau tidak pernah berubah” Raka

“Kau lah yang tidak berubah, bukan saya” Dava

“Lihat lah, siapa yang akan memenangkan hatinya. Aku akan mengeluarkan semua yang ku punya agar dia bisa kembali padaku. Ingat itu Dava!” Raka menunjuk wajah Dava namun yang ditunjuk masih sibuk menandatangani dokumen perusahaan.

“Dimana harga diri seorang Raka Anggara?” Dava berdiri dari duduknya dan memasang sikap dingin sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana.

“Apa maksudmu?” Raka

“Kau masuk sambil memberontak pada para penjaga, saat di lobby kau membuat masalah dengan resepsionis perusahaan lalu sekarang kau masuk diruang kerja pemilik perusahaan ini dengan tuduhan yang tidak jelas, bahkan kunjunganmu saat ini tidak berguna sama sekali.” Jelas Dava

Telinga Raka memerah mendengar ucapan Dava, dia marah. Baru kali ini Dava berkata seperti itu, bahkan saat dia menerobos masuk berkali-kali dia tidak mengatakan hal seperti ini. Namun, Dava yang dia hadapi sekarang sangatlah berbeda.

“Kenapa kau diam? Saya benar bukan? Kau memang tidak memiliki harga diri” Dava

“Ingat ini. Ini peringatan terakhir... Jika kau masih melakukan hal yang sama seperti dulu untuk mendekati wanita itu, aku tidak akan segan untuk menjatuhkan karir dan menghancurkan asmara mu.” Raka langsung melongos pergi keluar dari ruangan Dava.

Sedangkan Dava langsung duduk di kursinya dan menghadap ke luar ruangan yang menampakkan langit biru yang bersih tanpa awan diatas sana.

(Lakukanlah semaumu Raka, karena aku tidak akan mencintai wanita itu lagi) batin Dava.

...* * *...

Sementara Andira sedang menyatap mie cup nya dengan lahap karena dia masih merasa lapar meski Nabila membuatkan menu nasi goreng saat sarapan. Dan Alvino menarik kursi yang ada didepan Andira.

Andira sempat tersedak dan terbatuk-batuk karena terkejut mendapati Alvino duduk didepannya sambil membawa mie cup yang sama.

“Boleh saya duduk disini?” Alvino

“Iya pak, tapi kan masih banyak kursi di kantin sini” Andira

“Saya mau tambah teman disini, kebetulan kamu sendiri jadi saya pilih duduk sini deh. Tadi kamu manggil saya pak?” tanya Alvino

“Oh iya, apa ada masalah?” Andira

“Kamu tahu kalau saya dosen?” Alvino

Andira mengangguk dan tersenyum kikuk, dia reflek memanggil pak tadi karena dia sudah tau kalau pria ini dosen baru. Namun, rasanya aneh karena Alvino belum mengajar di kelas Andira dia sudah langsung memanggilnya pak.

“Bapak dosen baru disini kan?” Andira

“Benar, kamu sudah masuk kelas saya?” Alvino

“Bukan, kebetulan saya sudah tahu” Andira

“Oh begitu, saya kira pernah mengajar di kelas kamu” Alvino

“Bukan pak” Andira senyum ramah

Situasi seperti ini membuat Andira kikuk, pasalnya dia tidak pernah makan bersama guru atau dosen. Itu akan membuatnya sedikit canggung karena status mahasiswi dan dosen.

“Tidak perlu canggung” Alvino

Andira tetap memberikan senyuman terbaik dan memilih menghabiskan makananya segera untuk menjauhi situasi seperti ini. Tak lama kemudian dia langsung berdiri dan berpamitan dengan Alvino.

“Maaf pak, tapi saya sudah selesai dan mau kembali ke kelas” Andira

Alvino mengangguk dan bergumam, kemudian bibirnya mengukir senyuman manis dan indah “Silahkan, terima kasih sudah mau menemani saya”

“Sama-sama pak” jawab Andira seadanya dan dia langsung pergi kembali ke kelas.

“Harusnya yang duduk disana Nabila, bukan gue” gumam Andira sambil berjalan.

...•...

...•...

.... to be continued ....

sebelumnya maaf kalau banyak typo atau kata-kata yang salah pengejaannya, terima kasih sudah mampir~ 💜✨

Terpopuler

Comments

Widia Aja

Widia Aja

Kebucinan nya Alvino Elrangga udah mulai tampak

2022-12-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!