Part 02

Bulan berganti dengan matahari, pagi ini Andira bebas dengan mata kuliahnya karena hari ini tidak ada jadwal untuk masuk kuliah. Akhirnya, dia berkompromi dengan Nabila untuk jalan-jalan sekedar mengobrol dan curhat.

Seperti biasanya, Nabila akan membawa mobil kesayangannya dan membawa mereka berkeliling. Sebenarnya mereka hanya membuat wacana untuk jalan-jalan saja dan tidak tahu kemana mereka akan pergi.

Saat ini mereka bahkan asyik mengobrol ria di dalam mobil.

"Dir... Sebenarnya kamu punya impian gak sih kalau lulus kuliah mau keluar negeri atau kamu milih nikah?!" Nabila

"Hah?! Mikir apa kamu Nab? Aku gak pernah kepikiran hal kayak gitu cukup lulus dengan nilai terbaik dan aku gak akan mau mengorbankan hidupku untuk hal yang tidak penting sama sekali" Andira

"Yeh... Tau gak sih? Sekarang itu pada mau nikah sama orang kay yang bakal jadi pendamping hidupnya atau nikah sama seorang CEO terkenal. Kamu gak mau apa?" Nabila

"Big NO!" Andira rolling eyes.

"Kenapa? Semua perempuan pasti mau nikah sama CEO kaya. Kamu gak mau?" Nabila

"Kebanyakan cerita kalau jadi istri CEO atau pengusaha itu gak akan bahagia tau. Paling-paling jadi sekertaris atau malah dipoligami, akhirnya juga gitu" Andira

"Oke oke... aku hargai pemikiran mu itu." Nabila melepas seltbeltnya begitu pula Andira dan mereka keluar dari mobil.

"Wait... Ini mall" Andira

"Terus?" Nabila

"Kamu ngajak aku belanja atau...."

"Of course, aku ngajak kamu nonton bioskop dan setelahnya ke timezone buat beauty photo. Deal?!" Nabila

"Deal!!!" Andira bersorak dan mereka melangkah bahagia masuk ke dalam Mall.

Sebenarnya, Andira sama sekali tidak menyukai nonton film di Bioskop atau apapun yang berbau bioskop. Tapi, akhirnya dia masuk ke bioskop dan menonton film di dalamnya karena acara study tour SMP yang mengharuskan semua murid nonton di bioskop.

Mana mungkin dia tidak mau nonton karena percuma dia tidak mau menyia-nyiakan uang sebesar 1,5 juta untuk biaya study tour hanya karena dia tidak mau menonton di bioskop. Sama saja membuang uang 35 ribu secara percuma.

"Nonton apa?" Andira

"Yang lagi trend sekarang aja" Nabila

"Apa itu?" Andira

"SIN?!" Nabila membuat tatapan harapan ke arah Andira

"SIN?! Itu film apa?" Andira

"Ketika kakakmu menjadi jodohmu sendiri" Nabila

"Emang bisa?!" Andira

"Makanya kita nonton ayo!" Nabila

"Oke!" Andira

Nabila memesan 2 tiket bioskop dan mereka menunggu jam tayang dengan nongkrong di Bioskop.

...* * *...

"Huh... Apa jadwal saya selanjutnya?" tanya Dava sambil bersandar santai di kursi kerjanya.

"Hari ini free dan anda harus datang ke Konferensi Internasional CEO di Jerman" Egi

"KI CEO? Hah... Apa ayah dan ibu bisa datang?" tanya Dava memijat pelipisnya

"Saya sudah menghubunginya sebelum rapat tadi. Beliau mengatakan akan tiba di Indonesia pukul 17.00 nanti" Egi

"Persiapkan dengan baik dan jangan sampai mereka datang ke rumahku" Dava meraih jasnya dan keluar dari ruang kerja dan gedung perusahaannya.

...* * *...

[Pukul 14.00]

"Dir... Mau kemana lagi nih? Atau pulang aja?" Nabila

"Aku gak mau pulang Nab.." Andira

"Kenapa?" Nabila

"Aku sendiri dirumah" Andira

"Terus mau kemana? Oh ya! Alvina bilang kalau di deket Jl. Gatotkaca ada semacam toko snow ball gitu, kamu suka kan? Kebetulan juga kam–"

"Aku pengen itu, ayo kesana aja!" seru Andira berbahagia memotong perkataan Nabila

"Oke!" Nabila

Nabila melajukan mobilnya menuju ke toko snow ball yang dia katakan pada Andira, tak jauh hanya butuh 15 menit mereka sudah sampai di tempat itu.

"Waw... keren. Ayo Nab cepetan~!!" rengek Andira

"Iya iya, tunggu dong" Nabila

Setelah Andira dan Nabila masuk ke dalam toko mereka melihat seluruh snow ball yang dipajang di etalase dan dinding. Berbagai macam karakter dan warna tersedia membuat Andira gemas dan ingin memiliki semua di tangannya dan memandanginya tiap malam.

Perlu di ketahui di rumah dia memiliki 1 ruangan khusus tempat dimana Andira menyimpan barang koleksi yang disukainya.

Andira fokus melihat semuanya dari atas sampai bawah tapi, dia tidak sadar kalau tangannya ikut tertarik seorang lelaki bukan karna di gandeng atau ditarik tetapi benang hem yang dia pakai tersangkut di kancing jaket bagian tangan lelaki itu.

"Maaf mas..." ucap Andira

Lelaki itu berbalik dan menatap Andira bingung.

"Ada apa?" tanyanya

"Maaf mas, baju saya nyangkut di kancing jaket mas nya" Andira tersenyum ramah

Lelaki itu menunduk dan melepasnya dengan cepat, kemudian lelaki itu tertawa lalu tersenyum setelahnya.

"Kok bisa ya? Apa karena hari ini saya harus ketemu sama kamu?" lawaknya Andira hanya terkekeh

"Bisa juga, hahaha. Yaudah mas... maaf ya" Andira berbalik tapi justru dia memanggil Andira kembali sehingga dia berbalik.

"Mba! Namanya siapa?" tanyanya

"Andira" Andira

"Tunggu, saya kayak kenal sama kamu ya?! Kamu Andira anak UGB?" tanyanya

"Iya mas" Andira

"Gak usah panggil mas, saya seangkatan sama kamu. Namaku Wildan anak Astronomi" Wildan

"Wildan? Oh! Kamu sahabatnya Rangga BEM-nya kampus kan?!" Andira

"Iya... Kirain gak tau" Wildan

"Baru sadar kalo itu kamu" Andira

"Dir!!! Aku dah nemu ini nih, kamu man- Loh?! Ildan?" Nabila

"Wildan" Andira membenarkan

"Sama aja Dir... Biasanya dia dipanggil Ildan tau. Oh ya! Lagi sama siapa Dan?" Nabila

"Sama Rangga sebenarnya tapi dia lagi ke toko minuman sebentar" Wildan

"Kamu cari snow ball? Buat siapa?" Andira

"Oh... Buat adiknya Rangga" Wildan menaikan bungkusan yang baru saja dia beli di toko ini.

"Kirain buat gebetan barumu apa gimana" ejek Nabila

"Bukan" Wildan rolling eyes

"Sejak kapan kalian saling kenal?" Andira

"Oh iya! Dulu awal semester 2 aku bilang kan ketemu sama cowok baik yang bantuin ambilin buku Sastra jilid 4 yang tebelnya minta ampun dan ada di rak atas? Maksudku, Wildan" Nabila

"Oh gitu, udah lupa juga sih" Andira terkekeh

"Dan! Nih!" Rangga menyodorkan minuman pada Wildan dan tidak menyadari adanya Nabila dan Andira disana.

"Ga! Ini kenalin Nabila sama-"

"Andira?" Rangga tersenyum

"Kok tau namaku?" Andira menunjuk dirinya sendiri

"Kamu primadona kampus sama Nabila, kuper banget kalau sampe gak tau?" Rangga

"Wah... Seru nih, kita bisa temenan gak? Aku gak punya niatan buat pansos atau terkenal di kampus karena deket sama BEM, cuma mau tambah temen aja" Nabila

"Boleh boleh, kalian anak Sastra kan? Main sama anak Astronomi apa nyambung?" Rangga

"Sambungin aja" Nabila

Rangga dan Wildan terkekeh karena candaan Nabila sedangkan Andira hanya bisa tersenyum.

"Kalian kesini naik apa?" Rangga

"Mobil" Andira

"Dari mana?" Wildan

"Dari bioskop" Andira

"Mau ikut nongkrong sebentar gak? Kita punya tempat tongkrongan yang bagus dan harganya kantong anak kampus banget" Rangga

"Boleh tuh, ayo!" Nabila

"Wait... Aku belum pilih barangku loh" Andira cemberut

"Oh iya, Ululu~ Pilihlah Andira jangan lama ya" Nabila tersenyum

"Kita berdua tunggu di luar ya" Wildan

"Okey" Nabila

Rangga dan Wildan pergi sedangkan Nabila menuju kasir Andira kembali memilih snow ball-nya. Setelah memilih dia membayarnya dan berhenti di pinggir sebelum keluar toko.

Dia tadi menemukan 1 paket aksesoris yang isinga kalung, gelang dan cincin yang terbuat dari titanium dengan bentuk liontinnya dreamcathcher. Andira memasangnya dengan senyum bahagia lalu keluar toko.

"Udah Dir?" Nabila

"Udah" Andira

"Sekarang kita ke cafe!" Wildan

"Oke" Andira

Wildan dan Rangga menaiki motor mereka masing-masing sedangkan Andira dan Nabila masuk ke dalam mobil lalu mengikuti jalur Rangga dan Wildan untuk menuju ke Cafe.

...* * *...

Setelah rapat dengan tuan Joph Scadery Haopkins dari Inggris, Dava kedatangan tamu musuh lamanya Dava membenci keluarga Anggara, Septiantoro dan Prasetya  sampai ke turunannya kelak. Dan sekarang dia harus kedatangan tamu lagi yang bisa di bilang dulunya adalah mantan kekasih yang berubah menjadi musuhnya Keira Atavia Anggara.

Perempuan berambut panjang sepinggang berwarna cream yang dia warnai, bibir merah, bedak tipis, wangi kasturi, tubuh ramping bak model dan tentunya tinggi dan berkulit putih. Pantas saja Dava bisa jatuh cinta dengannya tetapi setelah tau niat Keira menjadi pacar Dava adalah menjatuhkan bisnis keluarganya, Dava memutuskannya dan menjadi musuh Keira dalam dunia bisnis.

"Selamat siang kakak" sapanya ramah

"Ada apa katakan saja, saya tidak butuh basa basi dan setelah ini saya akan menemui manajer umum" ucap Dava santai

"Ayolah kak, setelah 5 tahun berpisah kenapa sifatmu berubah?" Keira

"Langsung to the point saja!" Dava

"Aku mau ngomong pribadi sama kakak" Keira menoleh pada Egi dan Dava memberitahukan agar Egi meninggalkan mereka berdua.

"Apa?!" Dava

"Kakak tau akan diadakan konferensi pers yang pastinya akan bertemu seluruh CEO di Dunia kan? Semua mengenal kakak, dan apakah kakak tau suatu hal menarik akan terjadi disana. Tanpa kakak ketahui sama sekali dan hanya aku yang mengetahuinya. Sebelum harga diri keluarga Sanjaya menurun aku ingin menawarkan sesuatu agar kakak aman." Keira

"Apa?" Dava mulai bingung

"Apakah kakak mau menikahiku?" Keira

"Tidak!" jawab Dava datar dan dingin

"Kenapa? Aku tau kakak masih sayang sama aku benar kan?" Keira berjalan menuju kursi dimana Dava duduk dan memeluknya dari belakang.

"Kau kira saya tidak tahu apa yang akan kau lakukan setelah pernikahan dilangsungkan? Apakah kau lupa kejadian dulu? Lupakan!! Saya yakin dirimu sudah kotor dan tercemar, silahkan pergi dari ruangan saya sebelum terjadi kekerasan" Dava melepaskan tangan Keira secara kasar dan berdiri menatap Keira sadis.

"Kakak~ aku yakin kakak gak akan menyesal kalau nikah sama aku~" rengek Keira

"Banyak wanita diluar yang ingin jadi istri saya. Dan saya bahkan bisa memilih sendiri! Saya tidak akan mau anda menjadi bagian dari keluarga Sanjaya" Dava

"Kakak~ percaya sama aku. Apa kakak mau diperlakukan rendahan?" Keira mendekati Dava dan meletakkan tengannya di bahu Dava lalu beralih ke lengan kekar Dava.

Dengan cepat Dava menepisnya dengan kasar sampai Keira tersentak kaget dengan perlakuan Dava.

"Keluar sekarang!" tegas Dava

"Tapi kak-"

"Keluar!!!" Dava sampai pada puncak amarahnya pada Keira saat ini

Keira meraih tasnya dan mengehentakkan kaki keluar ruang kerja Dava, dia membersihkan lengan jasnya serta bahu jasnya lalu kembali duduk dengan tenang seakan tidak terjadi apapun.

"Maaf tuan" Egi datang dan menutup pintu

"Besok lagi jangan sampai wanita kotor itu masuk ruangan saya, beritahu seluruh karyawan perusahaan" Dava

"Baik tuan" Egi.

...•...

...•...

.... to be continued ....

Terpopuler

Comments

Widia Aja

Widia Aja

Segitu jahat dan kotor nya Keira...

2022-12-30

0

Bunda sophie

Bunda sophie

lanjutkan

2022-01-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!