Rasa penasaran di dalam hatinya semakin besar, Ardan meminta pengawal nya untuk menyelidiki latar belakang tari yang belum ia tau.
Tidak butuh waktu lama, pengawal membawa informasi dari sumber yang terpercaya.
" Bagaimana apa hasil penyelidikan kalian?"
" ini bos, tari baru berusia 23 tahun bos, kedua orangtua nya meninggal dunia akibat kecelakaan jalan layang di kota, almarhum ayahnya dulu seorang pengusaha tekstil, ibunya seorang guru saat orangtuanya meninggal tari tidak punya siapa siapa yang pada akhirnya ia di asuh oleh paman nya adik dari almarhumah ibunya yang bernama Ruslan yang saat itu memiliki putri berusia 2 tahun lebih tua dari tari tapi tuan tari gak tau kalau orangtuanya sudah meninggal dunia yang ia tau orangtuanya itu paman yang merawatnya itu,terus menurut informasi tari memilih tidak mengenyam pendidikan demi kakaknya yang bermimpi berkerja di perusahaan ini "
" itulah sebabnya tari tidak bisa baca dan menulis bos" sambung salah satu anggota nya, Ardan terdiam seribu bahasa ia tidak menyangka begitu menyedihkan sekali nasib Tari.
" ya sudah.. Kalian boleh pergi "
" baik tuan "
" ternyata di balik keceriaan dia ada hati yang begitu tersiksa, aku gak nyangka ada manusia bernasib seperti ini "
Sore harinya,
Tari masih pusing melihat gulungan kertas tugas di tangannya .
Ardan memperhatikan tari dari kejauhan
" gimana yah cara bacanya, aku gak ngerti kalau nanti aku ngomong sama tuan muda pasti tuan marah dan semakin marah tapi kalau aku diam aja yang ada nanti tuan makin marah karena perkejaan ku gak sinkron dengan daftar kerja di dalam gulungan kertas ini"
Ardan menghampiri tari
" ngapain kamu muter muter gulungan kertas itu "
Tari kaget dan langsung menyembunyikan nya di belakang badannya
" gak ada apa apa tuan "
Ardan menarik salah satu alisnya
" ooo... "
" assalamualaikum"
terdengar suara wanita kemudian di susul oleh suami mamanya
" walaikumsalam, eh Laura sayang "
" hallo Tante, gimana kabarnya "
" ya ampun sehat sayang, kamu makin cantik deh nak"
" makasih Tante"
" Assalamualaikum nek "
nenek yang tidak menyukai Laura selalu bersikap dingin pada Laura setiap kali mereka bertemu
bukannya menjawab salam nenek malah memalingkan wajahnya dan menjawab salam
" walaikumsalam"
Laura tau nenek tidak suka padanya, tapi dia tidak terlalu memikirkan nenek karena baginya yang terpenting kedua orangtua Ardan menyukai dirinya apalagi ibunya Ardan .
" nek Ardan dimana ya?"
" gak tau, di kamar tari kali"
" haaa.. Tari, siapa Tante, kok Laura baru dengar nama itu "
" oh itu karyawan baru Ardan , udah gak usah takut Ardan gak mungkin macem macem "
" oh.. Kok Ardan gak kasih tau aku dulu ya Tante "
"emangnya penting kasih tau kamu dulu, yang gaji kan cucu saya kenapa harus kasih tau kamu"
" ibu, laura kan cuma tanya"
" baru juga pacaran sudah di atur atur gimana nanti nikah pasti kamu juga di atur "
" ibu "
Tak mau Laura tersinggung dengan ucapan mertuanya ibu mengajak Laura ke lantai 2
" Laura kita ke lantai atas aja yok"
" ayok Tante "
" perasaan aku selalu bilang kalau Laura ini bukan anak baik baik, dia gak tulus sama cucu aku "
celetuk nenek kesal melihat Laura
Tiba tiba Ardan datang bersama tari
" siapa nek, kok muka nenek kesal gitu "
" tuh... Pacar kamu "
" pacar aku siapa nek , maksud nenek Laura ?"
" yaaa.. ibu kamu itu selalu belain dia gak habis pikir nenek, di kasih makan apa sih mama kamu ,Ardan nenek merasa Laura itu bukan anak baik baik kamu gak cocok sama dia, dia gak tulus sama kamu nak"
" nek, jaga kesehatan nenek soal Laura biarin aja lah nek gak usah di pikirin "
"nenek gak suka, belum apa apa aja Laura udah ngatur ngatur di rumah ini"
" perasaan nenek aja kali, Ardan mau ke atas mau temui Laura dulu ya nek "
Sangking kesalnya nenek tidak sadar kalau ada tari di sebelah nya
" eh ada kamu ternyata, nenek gak tau kalau ada tari dibelakang nenek "
" iya nek gak papa "
" nenek kesal liatin si Laura pinter baget cari muka di keluarga ini"
Ardan naik ke lantai atas menemui Laura,
" lau, bisa bicara sebentar "
Melihat Ardan yang tiba tiba muncul Laura tersenyum bahagia
" Ardan " Laura tersenyum
"nah itu dia Ardan sudah datang, Tante tinggal ya nikmati
" momen berdua kalian sayang buat Ardan jatuh cinta lagi sama kamu "bisik mama di telinga Laura
" yes!! Tante itu pasti "
" Ardan bicara bagus bagus sama Laura jangan buat Laura menangis "
pesan mama sebelum turun meninggalkan mereka berdua
Laura berlari menghampiri Ardan ingin memeluk Ardan seperti biasa setiap kali mereka bertemu tapi kali ini Ardan menghindar
" why Ardan, kenapa kamu menolak berpelukan sama aku,Aku kangen "
" maaf lau, kemana aja kamu selama ini ?"
" aku disini aja aku selalu di hati kamu "
" itu dulu lau, sekarang kamu udah gak ada di hati aku"
" why not ?"
" bukannya kamu yang bilang kita akan saling mencintai tapi kenapa kamu seperti ini " sambung Laura kecewa dengan reaksi Ardan
" itu dulu lau, saat aku pikir kamu gak akan ninggalin aku sendirian tapi ternyata salah kamu sudah meninggalkan ku bukan cuma itu aja kamu juga menduakan cintaku disana "
" kamu tau?"
" yaaa... Aku tau semua semua aku tau lau, hanya saja aku menunggu kamu pulang"
" aku perempuan aku wajar melakukan itu karena kesepian disana "
" bagaimana dengan aku laki laki ? aku tetap setia menunggu mu pulang meskipun kau disana sudah menduakan ku dengan banyak lelaki bukan cuma satu dua tiga bahkan lebih , mana janji kau ucapkan dulu lau mana , semua hanya dongeng "
" maafkan aku Ardan aku mencintaimu "
" berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya "
" sudah terlambat lau"
" kenapa, Ada wanita lain kah yang sekarang mengisi hatimu, siapa wanita itu dan kasih tau aku "
" yaa..."
" siapa wanita itu siapa Ardan " ucap Laura menarik narik baju Ardan dengan mimik wajah kesal
" nanti kamu juga tau siapa wanita itu, hapus airmu turunlah jangan buat orangtuaku kecewa lagi"
" apa tidak ada maaf untuk ?"
" aku sudah maafkan "
" itu artinya kamu kasih aku kesempatan buat perbaiki lagi hubungan kita "
" maaf untuk kembali aku tidak bisa "
" kenapa Ardan "
" turunlah sapu airmata mu "
ucap Ardan dan turun terlebih dahulu ke lantai bawah,
" semoga saja Ardan dan Laura bisa bersama lagi ya Bu" kata mama penuh semangat
" semoga saja gak "
" ibu!!"
Ardan pun berjalan menghampiri ibu dan neneknya,
" mana Laura ?"
" masih d atas ma, nenek mama Ardan izin mau keluar sebentar"
" iya pergi aja dari pada Disini"
ucap nenek
Ardan melihat ke arah tari, " ayo ikut saya "
" kemana tuan "
" ikut aja "
" tapi tapi tuan "
" ayooo" Ardan menarik tangan tari ikut bersamanya
Melihat tuan muda dan tari keluar dari dalam rumah ke 10 pengawal Ardan berdiri siap siap untuk pergi
"siapkan mobil"
" baik tuan "
" kalian mau kemana ?" tanya Agus melihat anak buahnya siaga untuk ikut ,
" gak usah, cukup tari dan Agus saja yang lainnya silahkan lakukan aktivitas kalian yang lain "
"naik "
Didalam mobil tari hanya diam seribu bahasa,
" tujuan kita kemana tuan "
" toko pakaian "
" baik tuan "
Agus yang menyetir memberhentikan mobil di depan toko pakaian
" sudah sampai tuan "
" saya minta toko pakaian perempuan"
Agus terdiam seribu bahasa
" apalagi , ayo "
" ba..baik tuan "
ucap Agus gugup dan kebingungan
" sudah sampai tuan "
" turun "
Ucap Ardan menyuruh tari turun
" Agus tunggu mobil, kami cuma sebentar "
" baik tuan "
" ada cinta di kedua mata mereka" ucap Agus tersenyum manis melihat tuan muda dan Tika yang akan memasuki toko pakaian.
Di dalam toko, Ardan di layani layaknya tamu VIP
" silahkan tuan"
" ambilkan baju terbaik dari toko ini "
" baik tuan"
Satu persatu karyawan membawa pakaian terbaik mereka dari dalam toko, satu persatu di perlihatkan di hadapan Ardan dan Tika, Tika yang masih polos ia belum tau tujuan tuan muda mengajaknya
" mungkin tuan muda minta bantuan ku buat memilihkan gaun terbaik untuk calon tunangan nya "
ucap tari di dalam hatinya
" tari "
" saya tuan "
" pilih mana yang kamu suka"
" maaf tuan, kalau boleh tau selera tunangan tuan seperti apa"
Ardan sontak kaget, melihat tari " tunangan apa maksud kamu tari "
" bukannya tuan bawa tari ke sini mau pilihkan baju terbaik untuk tunangan tuan ?"
" gak, aku bawa kamu kesini beli baju buat kamu "
" buat tari ? tarikan udah punya baju tuan "
" tari, pilih saja nanti saya jelaskan "
" baik tuan "
Tari memperhatikan satu persatu gaun di hadapannya wajah tari bingung
" ada apa lagi ayo pilih mau yang mana ?"
" maaf tuan, apa semua pilihan nya gak ada lengan baju nya yah ?"
" seperti yang kamu lihat "
" maaf tuan, tari malu kalau harus pakai baju seperti ini"
" katrok baget nih anak "
" mbak tolong Carikan gaun yang ada lengan tangan "
" baik tuan "
Salah satu karyawan mencari pakaian yang memiliki lengan tangan dan tidak berapa lama kembali membawa gaun memiliki lengan tangan
" ini tuan , ada beberapa gaun memiliki lengan tangan "
" bawa dia buat coba baju nya"
" baik tuan "
Salah seorang karyawan toko membawa tari ke fitting room, di depan ruangan itu karyawan itu berkata
" beruntung banget kamu mbak bisa sedekat itu sama CEO terkaya "
tari hanya tersenyum tidak mengerti maksud perkataan wanita itu .
Setelah memutuskan satu pilihan, merekapun keluar membawa gaun pilihan tari berikutnya Ardan membawa tari ke toko sepatu, di sana tari melihat sepatu yang sudah lama ia impikan selama ini.
" itukan sepatu yang aku pengen baget ya ampun bagus baget cantik baget " ucap tari mengusap sepatu berulang kali mendekapnya di dadanya .
begitu ia membaca harga yang tertera di merek sepatu tari mengembalikan kembali sepatu itu
" ya Allah pantes dia bagus baget ternyata mahal, harga segini udah bisa buat tari beli beras dan kebutuhan selama 3 bulan dirumah , dan kayaknya tari juga gak akan bisa miliki dia "
Tiba tiba suara teriakan mengagetkan tari, " heiii ... Letakan kembali itu sepatu letakan heiiii!!!" teriakan wanita itu mengagetkan tari
"maaf maaf "
" lancang sekali kamu, perempuan kampung ngapain kamu pegang- pegang sepatu itu, itu harganya mahal, gaji kamu setahun gak akan cukup buat beli itu sepatu"
" maaf Bu, maaf saya cuma lihat lihat aja "
" kok bisa sih pengemis masuk ke toko ini sekuriti sekuriti"
Sementara Ardan yang sibuk ngobrol dengan pemilik toko, mendengar keributan ia pun menghampiri keributan melihat tari di tarik tarik sekuriti Ardan melerai
" apa apaan ini ! Lepaskan ! lepaskan dia "
" wanita ini lancang menyentuh sepatu termahal di toko kami jadi saya mengusir nya " ucap wanita dengan lantangnya ia benar benar tidak tau siapa lelaki di hadapannya.
" tuan muda " ucap pria suami dari wanita itu, berlari menghampiri mereka.
" tuan muda ? kenapa sayang panggil pria ini dengan sebutan tuan muda memangnya dia siapa ?"
" sopanlah sedikit ma, dia orang CEO di perusahan terbesar "
" haaa... Anak dari tuan Bramantyo ? Perusahaan terbesar itu pa "
" iya.."
seolah penuh penyesalan wanita itu meraih tangan Ardan seraya ingin menciumnya dengan sigap Arya menepis tangan itu dan berkata " Agus, tanyakan pada mereka berapa harga toko beserta isinya biar saya beli sekarang juga "
kedua suami istri ini terkaget bukan kepayang, suami berulang kali menyalahkan istrinya
" ayo minta maaf ke tuan muda"
" maafkan istri saya tuan"
" saya tidak menyangka toko terbesar di kota ini pelayanan nya seperti itu "
" maaf tuan , kedepannya saya akan tingkatkan lagi pelayanan disini "
" kalau saya mau saya bisa beli toko ini sekarang juga tapi saya tau toko ini mata pencarian kalian satu satunya kan "
" jangan tuan kalau toko ini di ambil kami mau jualan dimana ,"
" tari, Agus bawa tari pergi dari sini "
" baik tuan "
" mana sepatu yang di sentuh oleh anak buah saya "
Istri pemilik toko yang sombong itu menyodorkan sepatu yang di pegang tari .
" saya ambil sepatu ini " ucap Ardan merogoh jas yang ia pake dan mengeluarkan beberapa ikat uang dari dalam kantongnya
" saya rasa ini jauh dari cukup dari harga sepatu ini"
Istri pemilik toko tersenyum sumringah begitu melihat tumpukan uang yang jumlahnya jauh lebih banyak dari harga sepatu yang ia jual itu
" jauh dari cukup tuan " sahutnya dengan cepat mengambil uang itu dan membungkus sepatu itu .
Begitu uang di ambil Ardan meninggal toko ,
"aku baru ini melihat tuan muda sedewasa itu menyelesaikan masalah " kata Agus di dalam mobil
" kamu gak papa tar, minum dulu ya "
" makasih pak Agus "
" jangan panggil pak aku terkesan tua baget, panggil kang aja "
" baik pak maksud tari kang "
Ardan pun masuk kedalam mobil, duduk menghela nafas nya panjang.
" kamu gak papa ?"
" gak papa pak" ucap tari menggeleng kan kepalanya
"nih " sambil menyodorkan kotak sepatu di hadapan tari
" maaf pak ini punya siapa "
" punya kamu "
" tapi pak ini harganya mahal, apa ini potong gaji"
Ardan membuka kaca mata hitamnya dan menoleh ke arah tari, sontak tari yang duduk di sebelah nya jantungnya berdebar kencang
" itu saya beliin , itu yang kamu pengen kan , ya udah di pake "
" haa... Makasih pak makasih "
" yaa... Agus kita pulang "
" baik tuan muda "
Sepanjang jalan tari hanya tersenyum sendiri ia tidak menyangka sepatu impiannya akhir nya bisa ia miliki sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments