Pagi Hari sekali , setelah selesai sholat subuh tari berjalan berpegang dinding menuju dapur untuk memasak seperti biasa tiba tiba saja Bebi keluar dari dapur membawa makanan masakan nya di tangannya.
" selamat adek "
" kakak ngapain ?"
" ngapain lagi kalau gak habis masak"
" emang kakak bisa ?"
" mmm... Lihat di YouTube "
" kakak gak usah di paksa tari bisa kok ngelakuin nya sendiri "
" yaa.. Gak mungkin dong adik kakak kan lagi sakit gak mungkin masak ke dapur "
Ayah pun keluar dari dalam kamar
" ada apa ini ribut ribut ?"
" ayah adek kita makan yok aku udah masakin makanan buat kita "
Tari dan ayah saling bertatapan meragukan hasil masakan Bebi
"ayah duduk disini, dan adik ku duduk disini "
" makasih kak"
" iya dek "
" banyak sekali makanan nya Bebi"
" iya ayah, Bebi masakin buat ayah dan tari mari makan"
Ayah mulai makan di suapan pertama mata ayah terbelalak " gimana ayah enak kan masakan Bebi"
ayah menahan diri untuk menelan makanan di mulutnya
" ayah kenapa diam enakkan ayah ?"
" enak enak sekali ayah suka "
" yeah.... Adek ayo makan kenapa di liatin terus "
" iya kak "
" sejujurnya aku ragu dengan hasil masakan kak Bebi tapi aku gak mungkin gak makan kasihan dia udah report buat bangun pagi pagi demi masak buat aku dan ayah " kata tari di dalam hati .
Tiba tiba pintu rumah di ketuk " tok tok tok tok "
" biar Bebi yang buka "
Bebi membuka pintu rumah begitu melihat Ardan dan pengawalnya di depan rumah Bebi terdiam seribu bahasa.
" mana tari saya mau bicara "
" tari tari tari di dalam "
" Agus masuk bawa perempuan itu kehadapan saya"
" baik tuan "
Tari di gendong oleh pengawal Ardan dari dalam rumah , tari memberontak
" lepaskan aku ! lepaskan "
tari di letakkan di kursi depan rumah
" maaf pak, terpaksa putri bapak saya bawa lagi karena dia masih harus tanggung jawab perbuatan yang dia lakukan "
ayah menangis berlutut di kaki Ardan ayah kira tari akan di siksa oleh orang kaya itu .
" tolong jangan sakiti putri saya"
" tenang saja pak saya tidak akan menyakitinya dia cuma akan jadi pembantu di rumah saya bantu bantu saya jadi asisten pribadi saya "
" tapi pak " ucap Agus mengira dirinya akan di gantikan oleh tari
" tenang saja Agus kamu tetap dengan posisimu "
" lihatlah tuan keadaan putri saya dia masih sakit bagaimana mungkin dia melayani anda sementara putriku masih terluka "
" tenang saja pak saya akan sembuhkan dia, akan saya beri kan pengobatan terbaik untuk putri bapak"
" baiklah pak saya titip putri saya "
" yaa... Agus bawa dia masuk kedalam mobil "
" tunggu !" tari berteriak
" saya mau bicara sama ayah "
" silahkan "
" ayah, jaga diri bapak ya tari pasti pulang begitu utang kerusakan itu lunas " ucap tari menangis sambil memeluk ayahnya
" jaga dirimu baik baik nak ayah akan datang menjemput mu"
" iya ayah "
" kakak tari titip ayah jaga ayah baik baik " tari dan Bebi saling berpelukan saat berpelukan Bebi berbisik
" bantu aku buat bicara ke CEO itu "
tidak menjawab tari menganggukkan kepalanya
Merekapun pergi tari di bawa kerumah itu lagi .
Taripun berpamitan ke ayah dan kakak nya akan pergi ke kota untuk bekerja dan janji akan kembali kalau hutang nya sudah lunas dan ia akan kembali menjaga ayah untuk berkumpul di rumah mereka lagi .
tari pun di bawa dengan mobil mewah itu perlahan hilang dan tak terlihat oleh mata
Air mata ayah baru menetes dan berkata " jaga anak ku di saat penjagaan ku tidak bisa menjaga nya ya Allah "
" kenapa ayah menangis ?, kan masih ada Bebi "
" ayah hanya kasihan melihat adikmu kenapa dia selalu menderita "
" itu karena ulahnya ayah kenapa dia tidak bekerja hati hati sembrono "
" tolong ambilkan ayah obat dan buatkan ayah jamu seperti yang tari buatkan "
" ayah.. Bebi mana tau cara membuat jamu ayah itukan pekerjaan tari "
" ,tari sudah pergi ke kota cuma kamu yang ada disini jadi siapa lagi yang buatkan ayah jamu kalau bukan kamu "
" Bebi gak bisa ayah "
" belajarlah Bebi usiamu lebih tua dari tari tapi semua kau tidak bisa "
ucap ayah , Bebi pun merasa kesal sejak kecil ayahnya selalu membandingkan bandingkan dirinya dengan tari yang serba bisa .
Ayah lebih menyayangi tari dari pada dirinya itulah sebabnya ia sering menyakiti tari untuk melepaskan kekesalan nya
Di perjalanan tari hanya diam saja
" kenapa diam saja, kamu gak takut saya jual?"
" gak tadi kamu udah janji sama ayah buat jaga aku"
" bagaimana kalau aku mengingkari janjiku "
" itu terserah kamu "
" kamu gak mau tau apa tugas mu ?"
" nanti aku juga tau "
Sesampainya dirumah, lagi lagi ibu keberatan melihat keberadaan tari datang bersama putranya
" dia lagi "
" ada apa sih ma"
" mama gak suka Ardan dekat dekat dengan perempuan itu Ardan tau sendiri dia sudah punya Laura gak lama lagi mereka akan tunangan papa"
" mama selalu mengatur kehidupan anak kita "
" ini demi kebaikan Ardan pa, Laura anak pengusaha kaya raya dan sepadan dengan kita "
" selalu harta yang menjadi tolak ukur mama dalam kehidupan, apa mama gak berkaca dari kisah almarhumah putri kita Sanita yang meninggal karena keegoisan mama "
" jangan pernah salahkan mama dalam kematian Sanita "
ucap mama lalu pergi, sementara nenek begitu melihat tari datang menghampiri nya lalu menyambut nya dengan senyuman seolah menyambut anggota keluarga mereka.
" selamat datang kembali nak "
" nenek " nenek memeluk tari
" nenek senang sekali akhirnya Ardan membawa mu kembali kerumah ini"
" gadis kecil " ucap nenek yang tidak tau nama tari
" nenek namanya tari "
" haaa... Nama yang cantik sekali, Ardan nenek mau bawa dia ke kamar nenek "
" nek dia belum tau tugas dia di sini apa "
" nanti aja , tari ikut nenek yok"
" iya nek "
"aku belum pernah melihat nenek sedekat itu dengan orang baru bahkan sama Laura pun nenek tidak seperti itu "
Nenek seolah tau tari gadis yang baik, ia membawa tari ke dalam kamarnya memberikan gelang yang dahulu ia pakai saat masih berusia seperti tari
" ini untuk mu"
" ini mahal nek"
" sini nenek pakaikan memang sedikit usang karena sudah lama, tapi gak papa ini gelang kesayangan nenek setiap melihat wajah polos mu nenek dulu waktu masih muda seperti kamu "
" tapi nek tari gak bisa terima ini "
" kenapa ? tari gak suka "
" tari suka nek tapi "
Belum selesai bicara nenek sudah melingkarkan gelang di tangan tari
" pakai ini jaga ya "
" makasih nek " tari meneteskan air matanya secara tidak sadar memeluk nenek
" maaf dek tari lancang "
" gak papa nak gak papa "
" sudah selesai ngobrol nya nek, Ardan mau bicara sama tari "
" sudah , Ardan bicara lemah lembut dengan gadis itu nenek mohon dia gadis baik "
" yaa nek "
" kamu ikut aku"
Ardan menarik tangan tari dan membawa nya ke kamar tamu
" ini kamar kamu, kamu akan tinggal di sini "
" begitu utang kerusakan mobil yang kamu lakukan lunas kamu boleh pergi dari rumah ini, dan kamu disini menjadi asisten pribadi aku dan ini jadwal kegiatan ku setiap hari pelajari itu "
Ardan menyodorkan kerja tebal di hadapan tari begitu tari membukanya gulungan kertas itu terjatuh dan terlihat banyak catatan
sontak tari tercengang mata nya melotot
" gak salah sebanyak ini"
" yaaa... pelajari malam ini semua "
" baiklah "
Ardan pun pergi menuju kamarnya.
" Ardan "
langkah kaki Ardan terhenti begitu mendengar suara ibunya
" mama "
" mama mau bicara "
mama membawa Ardan ke taman belakang yang tidak jauh dari ruang tamu kamar tari.
" kamu apa apaan sih, kenapa bawa perempuan itu kembali lagi "
" ma, dengerin penjelasan Ardan "
" mama gak mau dengan kedatangan dia merusak hubungan mu dengan Laura "
" ketakutan mama terlalu berlebihan, Ardan bawa dia kesini cuma buat bayar kerugian Ardan , Ardan gak mungkin jatuh cinta sama perempuan kampung seperti tari ma"
" mama pegang ucapan kamu Ardan , jangan kecewakan mama "
" iya ma "
Besok paginya,
Tari di datangi Agus ke kamar nya
" tok tok tok "
" yaaa sebentar"
" tari pakailah ini kata tuan muda "
ucap Agus menyodorkan pakaian hitam di tangannya ke hadapan tari
" baik terimakasih Agus "
" sama sama " Agus terdiam lama melihat wajah tari yang begitu cantik saat rambutnya terurai
" ada apa lagi Agus, Agus hallo Agus" ucap tari menepuk pundak Agus yang bengong
" gak ada apa apa , kata tuan muda segera pakai dan turun "
" gimana aku mau ganti kamu masih berdiri di sini"
" oh, iya maaf saya pergi "
" yaaa.."
10 menit kemudian , tari menghampiri Ardan yang masih menunggu tari memasangkan sepatu nya
" mana dia kenapa lama sekali "
" akan aku berikan dia hukuman kalau terlambat lagi"
Tari berdiri di sebelah pak Ardan, dan sepertinya dia tidak tau kalau pak Ardan sudah lama menunggunya
" kamu ngapain senyum senyum disitu, sini kamu!"
" baik pak ada apa pak ?"
" pasangkan sepatu saya sekarang "
" haa... Saya yang pasang ?"
" iyaa... Siapa lagi ayo pasang!"
" kamu gak baca agenda kegiatan saya tadi malam ya!"
tari menggeleng kan kepalanya
" kenapa kamu terus melanggar perintah saya "
" maaf tuan maaf "
" kring " ( suara pesan di handphone kerja Ardan)
" ambil handphone saya baca itu pesan apa"
Tangan tari gemetar apa yang harus ia lakukan sementara ia tidak bisa membaca .
" ayo baca !"
" maaf tuan biar saya aja yang baca " sambung Agus mengambil alih handphone tuan muda dari tangan tari
" hari ini ada meeting penting tuan "
" kenapa dia ketakutan setiap aku suruh baca apa yang sebenarnya terjadi pada gadis ini " ucap Ardan di dalam hatinya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments