Pada suatu hari akhirnya nasib baik berpihak pada Devano. Alam merestui ketulusan hatinya pada Paula, dan memeberi jalan untuk pendekatannya terhadap gadis itu.
Waktu itu, menjelang dini hari tiba-tiba hujan turun begitu derasnya. Dan tugas Paula melayani tamu-tamunya pun telah selesai. Diskotik tempatnya bekerja telah tutup.
Paula terlihat mondar-mandir di depan diskotik. Ia mencari tukang ojek langganannya yang biasa mengantarkannya pulang kerumahnya jika selesai bekerja.
Dan sialnya tukang ojek itu tidak menampakkan batang hidungnya disana.
Satu persatu teman-teman Paula sudah pulang. Tinggalah Paula seorang diri yang sedang kebingungan.
Hal ini pun akhirnya di ketahui oleh Devano dari teman Paula yang sering mendapatkan uang tips darinya.
"Siapa tahu tuan ingin mengantarnya pulang, ini adalah kesempatan yang baik," bisik Dina.
"Dalan keadaan hujan begini pasti susah kalau mau pesan taxi online atau ojek online," lanjut Dina.
"Terimakasih banyak atas informasimu Dina," Devano menyelipkan lagi uang ke tangan Dina, kali ini jumlahnya lebih banyak dari biasanya.
"Terimakasih juga, tuan!" Untuk sesaat Dina menatap serius wajah Devano.
"Boleh nggak Dina meminta tuan untuk berjanji?" tanya Dina.
"Apa itu?"
"Jangan permainkan dia," sahut gadis muda itu dengan sungguh-sungguh.
"Paula gadis yang baik tuan, dan juga datang dari keluarga baik-baik. Kami semua sangat menyayanginya!"
Mendengar perkataan Dina, Devano tersenyum. Sama seperti sekarang ia pun senyum-senyum sendiri saat dalam perjalanannya menuju rumah Paula. Sebuah senyum kemenangan karena akhirnya dirinya berhasil menaklukkan hati gadis pujaannya itu.
Sejak Devano mendapat kesempatan emas mengantar pulang gadis itu, segala urusan yang menyangkut pendekatannya pada Paula berjalan lebih baik. Dan untuk itu ia sangat berterimakasih kepada Dina yang telah membantunya.
Devano juga berterimakasih pada manager diskotik tempat Paula bekerja, yang sudah mengenal dirinya sebagai pelanggan paling setia di tempat hiburan malam itu.
Kalau bukan karena jasa mereka berdua yang telah membujuk Paula, Pasti keinginannya untuk mendekati gadis itu merupakan usaha yang sia-sia saja.
Devano mengakui, tidak mudah menaklukan hati seorang Paula Anastasya. Walaupun waktu itu mereka sudah berkenalan, tapi Paula masih belum mau membuka hatinya untuk Devano.
Setelah sekian lama saling mengenal barulah setahap demi setahap, berkat kesungguhan hati dan ketulusan cintanya, akhirnya Devano berhasil menyatakan cintanya pada gadis pujaannya itu.
Pernah di suatu ketika Devano bertanya pada Paula, kenapa setelah sekian lamanya baru gadis itu mau membuka hati untuknya. Dan akhirnya ia pun mendapatkan jawaban yang masuk akal dan bisa di terimanya.
"Sejak pertama aku mulai bekerja di dunia malam, aku sudah memutuskan untuk tidak menjalin hubungan apapan dan dengan siapapun orang yang ku kenal dari tempat hiburan itu!" Begitulah jawaban Paula saat itu.
"Kenapa begitu?" tanya Devano.
"Karena menurut pendapatku, orang yang sering datang ke diskotik sendirian adalah orang yang kehidupan pribadinya berantakan."
"Berantakan bagaimana maksudmu?" tanya Devano kembali, waktu itu.
"Yah, menurut pendapatku seorang lelaki yang baik pasti tidak akan membuang-buang waktu dan uangnya begitu saja di tempat hiburan. Karena dengan uangnya yang habis di diskotik itu seharusnya dia bisa menggunakannya untuk hal yang lebih berguna tentunya. Walaupun dia sangat kaya!" Begitulah saat itu Paula menjelaskannya pada Devano yang statusnya sudah menjadi kekasihnya.
Pemikiran yang masuk akal, Begitu Devano menanggapi perkataan Paula.
Jujur Devano mengakui bahwa kehidupan pribadinya memang sangat berantakan. Bahkan ia juga merasa tidak memiliki tujuan hidup apapun untuk masa depannya. kehidupan keluarganya yang hancur, orang tuanya bercerai saat dirinya masih sangat kecil. Sang mama yang egois dan selalu mengaturnya.
Itulah sebabnya Devano sering keluyuran ke mana-mana. Termasuk ke diskotik tempat dimana akhirnya dia menemukan cinta sejatinya.
"Lalu bagaimana pendapatmu setelah kita dekat?" tanya nya lagi waktu itu pula.
"Aku sadar ternyata tidak semua orang itu sama sifatnya. Dan aku juga tahu sekarang kalau ternyata ada orang-orang sepertimu yang tidak menemukan kehangatan di rumah dengan keluarganya, dan akhirnya menjadikan diskotik sebagai tempat pelarian masalahnya," begitu jawab Paula.
"Kamu menyembunyikan sesuatu Paula, pasti ada sudut pandang lain dari dirimu bukan?" Saat itu Devano masih mendesak Paula. Karena ia melihat mata indah gadis itu masih menyimpan sesuatu.
"Maaf mas, aku tidak ingin menyinggung perasaanmu."
"Katakan saja Paula, aku tidak akan marah ataupun tersinggung, sebab aku tahu pendapatmu selalu benar adanya."
"Baiklah mas," akhirnya Paula menjawab.
"Aku cuma mau mengatakan padamu biasanya orang kaya yang banyak uangnya dan hidupnya kesepian, biasanya juga banyak godaannya untuk melakukan sesuatu yang tidak benar. Dan terus terang aku sangat menghargaimu mas, karena meskipun kamu banyak uang kamu hanya menghamburkan uangmu untuk duduk saja di diskotik dan sekedar minum sedikit saja. Kamu tidak terpengaruh pada obat-obatan terlarang atau perempuan." terangnya.
"Sorry Paula, meskipun aku bukan lelaki yang alim sekali tapi urusan seperti itu sama sekali tidak terpikir olehku."
Devano sangat senang melihat Paula tersenyum saat mendengar perkataannya barusan.
Gadis itu memang sangat pandai menjaga diri dan juga menilai seseorang.
Bergaul dengan Paula, memberikan wawasan luas pada Devano tentang kehidupan.
Ternyata kedewasaan seseorang tidak di ukur dari usianya. Bahkan Paula yang baru berusia dua puluh tahun aja terlihat begitu matang dalam berpikir tentang kehidupan.
To by continued...
yuk di like, komen dan subscribe
❣️❣️❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Tiara
yes 👍
2024-06-11
0
Tiara
ya.... bagus bener ini baru sahabat
2024-06-11
0
Tiara
yup .. akhirnya
2024-06-11
0