Setelah mengantar Gabriel pulang, Daniel segera menuju ke kost nya dan membersihkan diri kemudian beristirahat membaringkan tubuhnya. Dia merasa sangat lelah sekali. Selepas pulang kerja langsung menghadiri perkumpulan di komunitasnya.
Begitu dia hendak memejamkan kedua matanya, tiba-tiba saja ada notifikasi pesan masuk di ponselnya. Dengan malas dia meraih ponsel yang semula dia letakkan di atas nakas tersebut. Sebenarnya bisa saja dia mengabaikan dan melihat pesan itu besok pagi setelah bangun tidur, tetapi dia tidak bisa abai begitu saja karena takut-takut pesan itu penting tentang pekerjaannya jadi dia harus selalu standby.
Daniel segera membuka aplikasi whatsapp yang ternyata ada pesan dari orang tuanya di grup keluarga yang menyatakan bahwa minggu depan akan ada pertemuan keluarga yang akan membahas tentang syukuran kelahiran anak dari adik perempuannya. Dan di pesan tersebut orang tuanya mengharuskan semua datang untuk berkumpul.
Daniel hanya membalasnya dengan emoticon ibu jari saja, karena memang di tanggal itu dia mendapat jatah libur sehingga dia pasti bisa menghadiri pertemuan keluarga tersebut.
Setelah itu Daniel kembali meletakkan ponselnya di atas nakas dan kembali bersiap untuk memejamkan mata.
Tetapi sesaat kemudian dia kembali membuka matanya dan menatap langit-langit kamar kostnya. Entah kenapa tiba-tiba saja dia teringat dengan Lia dan sudah dipastikan bahwa minggu depan Lia juga akan datang ke pertemuan keluarga. Dan tiba-tiba saja rasa kangen muncul di hati Daniel sekedar hanya mengingat Lia saja dan hatinya sudah tidak sabar untuk menanti pertemuan itu.
Daniel sedikit merasa kasihan dengan Lia ketika ada acara keluarga seperti ini. Karena sepanjang pengamatan dari Daniel, Lia selalu menyibukkan diri di belakang saja jarang sekali berkumpul dengan keluarga dan ada saja yang dia lakukan di belakang. Tetapi Daniel juga tidak bisa menyalahkan Lia, karena siapa lagi yang akan melakukan kegiatan di belakang sedangkan adik perempuannya baru saja memiliki bayi tentu saja akan sangat merepotkan jika tiba-tiba bayinya rewel dan tidak bisa ditinggal.
"Ya sudahlah mungkin itu salah satu kelebihan Lia yang patut aku banggakan." gumam Daniel, dan tidak membutuhkan waktu lama akhirnya dia pun memejamkan matanya menuju ke alam mimpi.
***
Lia baru saja menidurkan kedua anaknya di kamar mereka, kemudian masuk ke kamar mereka dimana suaminya sedang berbaring di ranjang dengan memainkan ponselnya. Lia duduk di meja rias sekedar untuk membersihkan wajahnya. Lia memang rajin merawat dan membersihkan wajahnya meskipun tidak menggunakan skincare dengan harga yang mahal. Sehingga di usia yang matang dia masih terlihat remaja.
"Anak-anak sudah tidur Ma?" tanya Yohanes kepada Lia.
"Udah barusan." jawab Lia tanpa menoleh dan masih fokus di depan cermin.
"Minggu depan Papa sama Mama suruh semua datang ke rumah mau ada acara syukuran lahirannya Stefani." ucap Yohanes sambil menunjukkan aplikasi whatsapp grup di ponselnya.
Lia segera naik ke atas ranjang setelah selesai melakukan aktifitasnya dan menarik selimut yang semula dipakai oleh suaminya kemudian siap berbaring.
"Ya udah kita berangkatnya kapan?" tanya Lia yang bersiap akan tidur karena merasa lelah. Meskipun dia tidak bekerja tetapi sebagai ibu rumah tangga justru pekerjaannya lah yang selalu tidak pernah ada habisnya.
Yohanes pun meletakkan ponselnya di atas nakas kemudian mengikuti apa yang dilakukan oleh istrinya dan segera saja tangannya menemukan gundukan kenyal tanpa bra di balik dasternya. Ya, setiap akan tidur malam Lia selalu melepas bra nya karena memang untuk masalah kesehatan.
"Nanti berangkatnya setelah aku pulang kerja aja Ma." jawab Yohanes yang tidak berhenti melakukan aktifitasnya.
"Oke." jawab Lia.
Yohanes terus meremat gundukan itu bahkan dia mulai menyingkap selimut yang semula menutupi tubuh mereka. Bahkan tubuh mereka sudah menempel.
"Tidur Pa, aku capek." keluh Lia karena hampir setiap hari Yohanes tidak akan pernah puas jika menyangkut hal itu.
"Iya kamu tidur aja gak apa-apa biar aku yang bekerja." jawab Yohanes dengan suara yang sudah mulai menunjukkan gairah.
Lia hanya menjawab dengan gumaman saja dan berusaha memejamkan mata. Tetapi percayalah usahanya sia-sia karena sentuhan Yohanes pada dirinya seakan memberikan sengatan sehingga desahan begitu saja dari bibirnya.
Yohanes pun menyeringai karena dengan mudahnya membuat istrinya itu terbawa suasana. Dengan segera Yohanes melucuti semua pakaiannya dan hanya tinggal boxer saja yang menempel pada tubuhnya. Lia yang melihat dada telanjang suaminya seketika menahan nafas sejenak. Meskipun setiap hari dia sudah melihatnya tetapi dia akan tetap mengaguminya.
Dengan segera Yohanes membantu Lia melepas dasternya dan juga segitiga yang menutup area pribadinya. Terpampang nyatalah tubuh indah telanjang sang istri yang begitu menggoda. Yohanes segera meraup dada Lia yang masih menggoda itu meskipun sudah memiliki dua anak tetapi Lia pintar merawat diri. Tangan Yohanes bekerja dengan sendirinya tanpa dia perintah. Satu tangan kirinya meremat gundukan dan tangan yang lainnya meraba ke bawah sehingga menemukan benda kecil yang seperti sudah siap. Jangan lupakan mulutnya yang segera saja mempermainkan pucuk dada Lia yang satunya.
"Ahhh...." desahan Lia segera keluar dari mulutnya begitu tangan Yohanes menembus keluar masuk di area sensitifnya dibawah sana.
Yohanes segera membungkamnya dengan cumbuan yang memabukkan dan dengan segera mendapat sambutan dari Lia. Sehingga membuat tubuh Lia menjadi bergerak menahan gejolak yang terus menambah. Tetapi tiba-tiba saja tubuh Lia terlihat menegang karena dia merasa akan memperoleh pelepasan.
"Oohhh....." Lia mendapatkan pelepasan pertamanya dengan diiringi desahan.
Yohanes pun tersenyum bahagia karena merasa bisa membuat istrinya puas. Kemudian dengan segera Yohanes segera menarik tangannya yang sudah basah dengan cairan milik Lia. Yohanes segera melepas satu-satunya kain yang masih menempel di tubuhnya dan terpampanglah nyata benda tegak menonjol yang sudah sangat siap. Tanpa aba-aba Yohanes segera melesatkan senjatanya untuk masuk hingga paling dalam.
"Aahhhhhhh......." desah Lia ketika dia mendapat serangan secara tiba-tiba dari suaminya.
Kemudian dengan segera Yohanes menghentakkan tubuhnya untuk membuat miliknya melesat dalam dan hal itu membuat Lia semakin bergejolak. Dia memeluk erat tubuh suaminya yang berada diatasnya itu karena menikmati setiap sentuhan dari Yohanes. Bibir Yohanes tidak pernah lepas untuk mencium dengan ganas bibir Lia. Dan semakin cepat hentakannya semakin panas juga cumbuan bibirnya.
Tanpa memerlukan waktu lama ketika rasa itu sudah memuncak Yohanes semakin menambah hentakannya dan membuat Lia semakin kewalahan dibuatnya dan secara bersamaan keduanya mengalami pelepasan.
"Ahhhh...." dengan diiringi geraman rendah bibir Yohanes pada dada Lia.
...----------------...
Yang hot yuk yang hot 🤭
Panas-panas....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments