Gabriel

Gabriela Anastasya yang kerap dipanggil Gabriel, gadis belia yang beranjak dewasa, cantik dan energik. Dia selalu tersenyum seolah tidak memiliki beban dalam hidupnya. Bagaimana tidak, dia terlahir dari keluarga yang cukup terpandang. Yang hanya berucap saja dia bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Dia mengenal seorang lelaki dewasa yang bisa menggetarkan hatinya di sebuah perkumpulan remaja di komunitasnya. Dan karena sikapnya yang ramah hampir kepada semua orang membuat Gabriel mudah bergaul dan disenangi siapa saja. Tetapi tidak oleh Daniel, lelaki dewasa yang menjadi pilihan hatinya.

Bagi seorang Daniel, dia cukup merasa tahu diri karena memang posisi keluarga mereka yang berbeda sehingga Daniel sebisa mungkin memilih menghindar dari Gabriel ketika gadis itu terus dengan sengaja mendekatinya. Karena sekali lagi Daniel merasa keluarga mereka sangat berbeda jauh.

Sore itu perkumpulan remaja diadakan seperti biasa, dan Gabriel lebih dulu datang karena memang dia salah satu orang yang paling rajin datang lebih awal. Sedangkan Daniel akan menjadi orang yang terakhir datang karena mengingat dia yang harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.

Rapat sudah dimulai, karena komunitas mereka akan mengadakan event beberapa minggu lagi tentang anak muda sehingga mereka harus menyiapkan banyak hal agar semuanya sesuai seperti yang direncanakan.

"Untuk acaranya nanti bisa diurus oleh Gabriel dengan dibantu Daniel." ucap Regina sang ketua acara dengan membaca catatan dibukunya bersamaan dengan Daniel yang baru saja datang.

Gabriel segera menganggukkan kepalanya dan tersenyum senang, bagaimana tidak dia kembali dipasangkan dengan Daniel untuk event nanti sedangkan Daniel terlihat menghela nafas pelan dan mau tidak mau mengikuti apa yang sudah direncanakan. Karena dia tidak mau mengacaukannya.

Rapat berjalan sesuai rencana, dan semua keputusan sudah diambil tinggal menjalankan tugas masing-masing kelompok saja. Dan sekarang mereka sedang berbincang santai sambil menikmati hidangan sederhana yang disajikan. Juga sebagian dari mereka bersama kelompoknya membahas hal yang akan menjadi tugas mereka.

Gabriel mendekati Daniel yang saat itu sedang mengobrol santai dengan Tejo. Tidak jarang mereka tertawa bersama ketika menemukan hal lucu ditengah pembicaraan mereka.

"Hai Kak Niel, kita satu tim nih." ucap Gabriel ketika sudah berada di dekat Daniel.

Daniel pun menoleh begitu mendengar suara Gabriel dan sedikit bergeser untuk memberi ruang kepada Gabriel.

"Oh iya, tadi aku juga uda denger kog." jawab Daniel seperti biasa.

"Hem.. Ada aku lho, gak disapa juga ni Gab?" canda Tejo kepada Gabriel.

"Hehehe haii Kak Tejo, kita kan gak satu tim." jawab Gabriel menanggapi ucapan Tejo.

"Hahaha iya tau, cuma bercanda aja."

"Oke lanjut aja kalau gitu, aku gabung yang lainnya dulu." ucap Tejo sambil menepuk pelan bahu Daniel seraya berlalu dari hadapan mereka seolah memberi mereka kesempatan untuk berdiskusi.

Daniel ingin menghentikan Tejo tetapi dia sudah terlanjur pergi. Daniel pun hanya bisa menghela nafas panjang. Inilah yang gak disukai Daniel, seolah teman-temannya itu terus membuat dirinya agar bisa selalu bersama Gabriel.

"Oh iya Kak, gimana kalau nanti acaranya kita bikin begini..begini..begini.." Gabriel terus berbicara dan hanya ditanggapi gumaman dan jawaban pendek dari Daniel saja seperti "iya bagus idenya, aku setuju, itu saja sudah cukup." hanya seperti itu tanggapan Daniel karena dia tidak terlalu suka banyak berinteraksi dengan Gabriel.

***

Akhirnya rapat pun selesai dan seperti biasa mereka akan menyuruh Daniel untuk mengantar pulang Gabriel. Karena Gabriel selalu diantar oleh sopir dan ketika pulang Daniel lah yang akan mengantarnya.

Saat ini keduanya sudah berada didalam mobil Daniel, yang tentu saja tidak seperti mobil keluarga Gabriel yang terasa lebih nyaman dibanding dengan mobil milik Daniel.

"Maaf ya Gab, kalau mobilnya kurang nyaman buat kamu." selalu kalimat itu yang pertama kali Daniel ucapkan ketika akan mengantar pulang Gabriel.

Karena seperti biasanya Daniel akan berusaha menjaga jarak ketika mengingat bagaimana keadaan keluarga mereka yang jauh berbeda.

Terlihat Gabriel yang menghela nafas panjang. Kemudian menoleh kepada Daniel yang berada disampingnya sambil mengendarai mobilnya.

"Kenapa sih selalu kalimat itu yang Kak Niel ucapkan ketika mau antar aku pulang?" tanya Gabriel yang sudah merasa bosan dengan kalimat Daniel yang selalu sama.

Daniel hanya menoleh sekilas kepada Gabriel kemudian kembali fokus ke jalanan karena merasa Gabriel akan kembali melanjutkan perkataannya.

"Maaf kalau aku selalu membuat Kak Niel yang mengantar aku pulang. Mungkin lain kali aku bisa naik taksi online saja." lanjut Gabriel karena merasa bahwa Daniel mungkin merasa risih berada didekatnya.

"Bukan begitu, maksud ku mungkin aja kamu merasa kurang nyaman gitu secara kan mobil ku beda kayak mobil kamu." jawab Daniel mencoba menjelaskan maksudnya.

Dan dia sendiri juga tidak tahu kenapa selalu mengucapkan kalimat yang sama setiap kali berada di mobilnya bersama Gabriel.

Gabriel sedikit mencondongkan tubuhnya menghadap Daniel agar bisa melihat dengan jelas, sedangkan Daniel hanya melirik dengan ekor matanya saja apa yang dilakukan oleh Gabriel.

"Aku gak pernah mandang siapapun dari segi apapun Kak. Dan pasti Kak Niel tahu itu kan?" tanya Gabriel dengan serius seolah dia ingin menegaskan bahwa dia tidak melihat orang dari segi kekayaan yang dimiliki dan tentu saja Daniel tahu akan hal itu karena memang mereka sudah kenal cukup lama.

"Aku mohon Kak Niel jangan ngomong seperti itu lagi ya?" Gabriel kembali berbicara ketika Daniel masih diam saja.

Daniel hanya menganggukkan kepala menanggapi perkataan Gabriel. Dan setelah setengah jam berkendara, keduanya sampai di depan rumah megah Gabriel. Daniel segera menghentikan mobilnya dan menunggu Gabriel untuk bersiap untuk turun.

"Terima kasih ya Kak uda selalu mau antar aku pulang." ucap Gabriel dengan senyum tulusnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Gabriel memang cantik dan baik, mungkin kata beruntung yang bisa mengartikan ketika seorang Daniel disukai oleh Gabriel.

"Iya sama-sama." jawab Daniel singkat.

Gabriel pun segera keluar dari mobil Daniel kemudian menutup kembali pintu mobil dan mundur dua langkah untuk kemudian memberi jalan agar mobil Daniel bisa melewatinya. Setelah membunyikan klakson segera Daniel menjalankan mobilnya menuju ke kost nya kembali.

Gabriel masih setia melihat mobil Daniel hingga menghilang di tikungan komplek rumah megahnya.

"Sampai kapan Kak Niel sadar bahwa aku menyukainya." gumam Gabriel pelan sambil masuk ke rumahnya begitu gerbang sudah dibuka oleh satpam rumahnya begitu mendengar suara deru mobil yang berhenti di depan gerbang rumah majikannya dan tentu sudah mengetahui bahwa itu adalah anak majikannya yang diantar pulang oleh teman komunitasnya.

"Selamat malam Mbak." sapa pak satpam begitu Gabriel melewatinya.

"Malam pak." jawab Gabriel sambil masuk ke dalam rumah.

Dan segera pak satpam kembali menutup pintu gerbang setelah memastikan rumah majikannya aman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!