Part 04

Happy Reading..

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Aku baru akan mengambil nasi saat tiba tiba keributan terjadi di depan pelaminan, beberapa orang histeris dan berkumpul seperti sedang berebut sesuatu, aku diam sebentar memperhatikan kesana namun aku kembali fokus ke centong nasi, dan sedikit tersenyum memperhatikan tingkah mereka.

Sambil mengelengkan kepalaku aku hendak berjalan mengisi lauk di piringku karna perutku sudah asik keroncongan menyenandungkan lagu Sri Minggat, dan belum sempat aku mengambil lauk Ibu Suri sudah menepuk bahuku lalu dengan secepat kilat aku sudah di seretnya dengan piring yang masih di tangan ku.

"Buk, Buk e, ada apa sih kok main tarik tarik saja, Shiffa masih mau makan.." ucap ku tapi tidak di gubris sama sekali oleh Ibu Suri demo mandiriku.

"Ikutlah disini biar Bu'e yang mengambilkan makan buat kamu, harus pulang bawa bunga, Bu'e tidak mau dengar alasanya.." ucap Ibu Suri lalu segera mengambil piring dari tangan ku dan melesat begitu saja.

"Perut bersabarlah sedikit ya, ini demi titah Ibu Suri.." gumamku sambil mengelus perutku .

Desak desakan ini semakin membuatku terhuyung ke kanan dan ke kiri, di tambah dengan tubuh yang lemas karna kelaparan membuatku sama sekali tidak bersemangat terlebih ini ku lakukan secara terpaksa, gimana enggak terpaksa orang yang berebut buket bunga semua berpasangan sedang diriku hanya seorang diri, tapi karna tatapan tajam dari Ibu Suri membuatku pura pura ikut beruforia dan semakin masuk kedalam gerumbulan orang orang ini agar tatapan tajam setajam Silet milik Ibu Suri tidak melukai ku..😅😅😅

"Oke, siap siap, mempelai berdua akan melempar bunganya setelah hitungan ke 3 ya, satu, dua, dua setengah...." kata MC yang berada di pelaminan dan itu cukup membuat atsmosfir di sini cukup panas dan aku semakin terdesak hingga tubuh kecilku menubruk tubuh seorang laki laki di sampingku..

"Maaf.." ucap ku, dan aku sedikit kaget saat mata kami saling bertemu, "Pak Panji.." desis ku pelan,

"Bu Fafa.." katanya dan dengan segera ku ulas senyum ku, lalu kami sama sama diam dan memperhatikan ke depan, desak desakan yang semakin menjadi karna MC yang sangat senang bertele tele membuatku mau tidak mau terus berbenturan dengan tubuh Pak Panji yang aku rasa cukup kekar karna kurakan keras sekali saat lenganya membentur bahuku.

"Oke, dan sekarang Tiiiiigggaaaa..." triak MC di depan dan barengan itu suara histeris dari audiance membuat ku semakin lapar..😅😅😅, tidak bukan semakin lapar tapi juga ikut ikutan pura pura berjinjit untuk berebut bunga, dan Deg.. Bunga jatuh ke tangan kami berdua tapi dalam gengaman tangan Pak Panji sementara aku memegang tangan Pak Panji.

"Maaf Pak.." ucap ku cepat dan segera melepas tangan ku dari tanganya namun dengan segera seluruh mata memandang ke arah kami, dan itu membuat kami cukup celingukan terlebih saat MC memanggil kami berdua sebagai pasangan yang mendapat buket bunga untuk naik ke pelaminan, membuat kami berdua saling pandang heran karna di anggap sebagai pasangan.

"Ayo pasangan yang mendapat bunga silahakn naik ke sini.." ucap MC mengulangi ucapanya, dan sorak sorak dari semua orang yang berada di samping kami menambah kecanggungan kami berdua.

"Mari Bu Fafa.." kata Pak Panji dengan perlahan..

"Silahkan Pak.." jawab ku dengan mengarahkan tangan ku untuk beliau duluan, perlahan langkah tegapnya berjalan mendekat ke pelaminan dan aku mengekorinya dari belakang.

"Ya.. dan inilah pasangan yang segera akan menyusul untuk menikah.." kata MC dan aku hanya bisa membuang pandangan ku ke arah Ibu Suri yang tengah tersenyum lebar melihatku berada di atas pelaminan.

"Jadi sudah berapa lama kalian bersama.." tanya MC dan memberikan mikrofone kepada Pak Panji. Haduwee.. kenapa aku harus terjebak dengan situasi seperti ini, coba dia bilang kalau kami bukan pasangan bagaimana maluku nanti, dikira ngintilin cowok orang..

"Belum lama,.." jawabnya sambil memandang ke arah ku dan mengangkat sebelah alisnya seperti tengah memberiku kode agar aku ikut dalam sandiwaranya. Sumpah saat dia mengangkat sebelah alisnya itu keren sekali, aku sebagai wanita normal jelas sedikit merinding melihat pemandangan yang sebenarnya adalah dosa tapi sangat indah..

"Jadi apa kalian akan segera menyusul ke pelaminan.." tanyanya kepadaku.

"Ini kami sedang berada di pelaminan juga.." jawab ku dan sontak membaut semua orang tertawa keras, dan tak luput juga MC ikut tertawa.

"Bener bener juga. 😅😅😅, pacar anda sangat pandai melawak Bro..." lata MC sambil meninju lengan Pak Panji.

"Boleh dong kasih kata kata rayuan buat Sang pujaan .." kata MC lagi.

"Saya tidak suka merayu, saya lebih senang bertindak secara langsung.." kata Pak Panji sambil berlutut di depan ku dan sejurus kemudian memberikan buket bunga yang di dapatnya tadi, dan itu membuatku cukup salah tingkah, sorak sorak para tamu udangan lain tidak akan seramai jantung ku yang terus bertalu talu antara malu juga haru, eitsss haru emang Pak Panji beneran akan semanis itu kepadaku, ini kan cuma sandiwara.

"Trimakasih.." ucap ku sambil menerima bunga dari tanganya.

"So sweet banget, kira kira ada yang pada pingin enggak sih punya pasangan kayak Mas Bro yang satu ini.." ucap MC. "Oke, trimakasih atas waktunya silahkan kembali ketempat.." lanjut MC dan itu cukup membuat ku lega.

Kami berjalan turun dari pelaminan beriringan dan cuitan serta tepuk tangan semakin membuatku gemetaran saja tapi bukan gemetar karna gugub, tapi gemetaran karna kelaparan.

Pak Panji berhenti sebentar dan mensejajari langkah ku.

"Dimana meja anda Bu Fafa.." tanyanya pelan,

"Itu di sebalah sana Pak Panji.." jawab ku,

"Mari saya antar.." ucapnya dan langsung kembali berjalan pelan, mengantar ku di meja di mana Ibu Suri serta keluarga ku sedang duduk dan tengah tersenyum ke arah ku terutama Ibu Suri yang senyumnya semakin melebar saja saat langkah kami sampai disana.

"Ahh, cah bagus siapa namamu nak.." tanya Ibu Suri tanpa basa basi, tapi Pak Panji justru tersenyum ke arah Ibu Suri dengan senyum yang sungguh mampu melelehkan pertahan Novi kalau saja dia melihatnya saat ini.

"Panji Buk.." jawab nya dan memandang ke arah ku yang masih berdiri di belakang beliau.

"Mohon jangan salah faham Buk, silahkan Bu Fafa.." ucap Pak Panji dan kemudian meminta diri untuk kembali bersama keluarganya yang aku sendiri tidak tahu dimana karna dari ketemu Uul tadi aku belum melihatnya kembali berada di sekitar sini.

"Trimakasih Pak.." ucap ku sambil mengangguk dan di balas juga dengan anggukan oleh Pak Panji,

"Ehh, ini kan Bunganya kalian dapat berdua, kalian bagi saja.." kata Ibu Suri tiba tiba saat Pak Panji sudah hendak pergi dari sini.

"Bu'e itu tidak perlu.." lirih ku ke Ibu Suri, ini saja sudah membuatku sangat malu di tambah rencana usil Ibu Suri jelas akan membuatku semakin malu nanti.

"Tidak apa apa Buk, biar itu buat Bu Fafa saja.." jawabnya sopan, namun dasar Ibu Suri jelas saja dia akan mempertahankan keinginanya dengan segera mengambil 3 tangkai dari mawar merah itu.

"Ini, tidak baik jika tidak membawa syarat untuk di bawa pulang.." katanya sambil memaksa Pak Panji menerima Bunga tersebut dengan ajian senyum semar mesem kali, ahh tidak perlu ajian apa apa sih bagi Emak Emak, apa lagi Ibu Suri yang The Power Of Emak Emak cari jodoh buat anaknya. Hingga pada ahirnya Pak Panji hanya bisa tersenyum tipis kearah ku dan aku benar benar di buat merasa sangat malu dengan itu, lalu bibirku terucap tanpa bersuara ke arahnya..

"Maaf.."

Bersambung...

####

Bener bener keluar dari Zona nyaman kalau ini, seratus persen Halu..😅😅😅

Semoga suka dengan Syiffa-Ul yah...

Love Love Love...

💖💖💖💖💖💖

By: Ariz kopi

@maydina862

Terpopuler

Comments

Ririe Handay

Ririe Handay

cocok nih

2021-10-11

0

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

the power off emak emak

2021-09-23

0

uyiz & ruby

uyiz & ruby

kemajuan sangt pesat makk😘😘

2021-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!