Part 3

Happy Reading..

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Empa, Empa.." triak anak dari Adik ku yang baru berusia kurang dari 2 tahun saat baru saja aku mengehentikan Motor ku di teras rumah ku.

"Iya Empi..." jawab ku dan menjawil pipi tembemnya.

"Empa, Titi ewet.." lapornya padaku.

"Iya Uti emang crewet kayak Empi.." jawab ku.

"Sil, kamu itu datang datang ngajarin yang enggak bener sama anak kecil.." ucap Ibu Suri yang ternyata sudah keluar dan berada di teras menyambut kedatanganku.

"Bukan ngajari Bu'e cuma ngulangi kata katanya Silvi.." jawab ku.

"Kamu ini selalu punya jawaban saja, sudah sana buruan mandi sebentar lagi kita berangkat.." titah Ibu Suri kepadaku.

"Ya mbok istirahat sebentar tho Bu'e, Syifa capek.." jawab ku.

"Halah, banyak alasan, mandi dulu sana habis itu istirahat sambil dandan.."

"Dandan, kayak mau ada acara apa juga orang cuma kondangan,.." jawab ku sambil berlalu dari sana.

"Kamu itu ibarat sayur masih dagangan, jadi harus kelihatan cantik, seger jad.." kata Ibu Suri yang masih senantiasa mengintiliku, dan aku tau tingkat ke crewetan Emak Emak itu akan terus bertambah selama kita terus membantahnya dan itu hobiku banget, membantah serta membuat Ibu Suri mengulangi kata katanya, karna menurutku itu bentuk sayangnya padaku..🤭🤭🤭

"Ahh buat umpama itu yang bagusan dikit dong Buk.." ucap ku.

"Kamu itu kenapa sehari saja tidak membantah Bu'e, mbok ya kayak adikmu itu si Silla, enggak bikin pikiran saja.." ucapnya..

"Nahh.. berarti Syiffa spesial buat Bu'e.." jawab ku santai sambil menyomot bakwan yang berada di meja makan..

"Empi telinganya di tutup saja kalau Uti lagi crewet ya.." lanjutku bicara sama ponakan ku yang masih senantiasa berada di belakang Ibu Suri.

"Syiffaa..." triak Ibu Suri sambil melemparku dengan serbet..

"Enggeh Ibu Suri, sendiko dawoh.." jawab ku lalu berlari ke kamarku.

"Cepetan siap siap, Bu'e beri waktu lima belas menit.." ucapnya masih dengan berteriak di deoan kamar ku yang sudah aku kunci dari dalam, jika itu tidak ku lakukan maka tausiyah Ibu Suri akan lebih panjang daripada kereta malam milik Elvie Sukesih..

"Ya kali saja lima belas menit cukup buat mandi juga dandan, katanya suruh dandan yang cantik biar seger kayak sayur.." gumam ku sambil cekikikan..

Setelah kurang lebih setengah jam aku keluar sari kamar ku dan lantas menuju dapur karna perutku nyatanya tidak bisa di ajak kompromi sedikit saja..

"Mau ngapain kamu ke dapur.." triak Ibu Suri yang ternyata sudah berdiir di dekat pintu..

"Mau makan bemtar Bu'e.." jawab ku dan sudah mengambil piring tapi segara di ambil lagi sama Ibu Suri dan segera suara nyaringnya menusuk nusuk gendang telingaku.

"Makan disana saja, di tunggu dari tadi juga.." katanya..

"Buk, tapi Syifa laparnya sekarang.."

"Nanti saja, itu gincu kamu nanti ilang.."

"Ya tinggal pakai lagi kenapa sih Buk.." jawab ku.

"Ayolah Mbak, kita udah nunggu dari tadi, masak mbak Syiffa mau makan dulu, Silla juga lapar cuma Silla tahan, biar disana nanti makanya lahab.." kata Adik ku yang sudah berada di pintu dapur ikut membela Ibu Suri.

"Tuh, dengerin adik kamu, ayo buruan.." kata Ibu Suri lagi..

"Masak mau makan saja enggak boleh, udah kayak anak tiri saja, coba Kanjeng Doro ada disini pasti di bela aku sebagai mahluk yang teraniayaya.."

"Halah lebay suka drama, itu Mas Salim sudah nunggu di depan.." kata Silla sambil mengibaskan tanganya di depan muka ku. Aku 3 bersaudara, dan aku adalah anak ke 2 atau anak tengah, Abang ku Salim beda 3 tahun dengan ku dan baru menikah kira kira 8 bulan dan Istrinya lagi hamil, dan dari sebelum menikah dia sudah mempuyai rumah di samping rumah orang tuaku, sementara adik ku Silla sudah menikah 3 tahun lalu saat usianya 19 tahun dan karna itu jugalah aku di sebut sabagai prawan tua karna di langkahi oleh adik ku, dia juga sudah punya ruamh sendiri di samping rumah Mas Salim.

Dengan berat hati akupun ahirnya keluar dan muali menaiki motor ku,

"Silfa ikut Bude Syiffa sama Mbah Uti.." kata Adik ku menyuruh Anaknya agar ikut dengan ku dan Ibu Suri.

"Eh Silipeng, bawa sendiri anaknya.."

"Aku kan mau pacaran bentar Mbak.." jawab Adik ku..

"Kalau masih mau pacaran ngapain nikah duluan.." jawab ku, dan dengan cepat Ibu Suri memukul bahuku.

"Ahh sakit Bu'e..." lanjutku

"Banyak Omong, sudah ayo.." kata Ibu Suri setelah mengendong Silva.

"Kan ada yang di turun, jelas bakat bicara Syiffa itu dari Bu'e.." kataku sambil menjalankan motorku.

"Kamu itu kenapa sih sehari saja tidak usah mawali kalau Bu'e sedang bicara.." katanya.

"Kalau di persentase jelas crewet Bu'e yang menurun ke Syiffa itu sudah sekitar 80 persenan lah.." kataku tanpa menjawab ucapan Ibu Suri.

"Halah emboh, yanga ada Bu'e nanti darah tinggi kalau ngomong sama kamu.." katanya ahirnya dan memilih menyibukan diri dengan mengajak ngobrol Silva.

Kami berkendara tidak terlalu lama sekitar 45 menitan dan begitu sampai aku membenarkan Jilbabku yang agak kusut karna tertutup helm, lalu setelah itu kami masuk bersamaan, dan apesnya diriku karna mendapat bagian mengendong Silva, karna Emaknya Silva sudah sibuk berburu foto, maklum mamud yang belum tau dunia laur keburu nikah aja..

"Fafa..." triak sebuah suara saat aku tengah menyuapi Silva, aku menoleh ke kiri kananencari asal suara tersebut, dan senyum ku langsung terukir saat melihat sosok Uul tengah berjalan sedikit kesusahan menuju ke arahku, dengan perawat baru lagi di belakangnya.

"Kak Uul, sama siapa.." kataku pelan saat sudah duduk di samping ku dan perawat baru itu senantiasa berada di belakangnya dengan memandangiku dari ujung kaki samapi ujung kepala, dan aku cukup merasa dengan pandangan yang tidak bersahabat dengan ku, maka dari itu aku segera mengenalkan diriku.

"Mbak, saya pembimbing Uul di sekolahanya, jadi jangan kwatir.." ucap ku datar.

"Ohh iya Bu, maaf soalnya saya baru kerja kemarin takut melakukan kesalahan.." ucapnya, aku tersenyum tipis ke arahnya dan kembali le dua anak di sampingku.

"Uul su-da-h ma-ka-n.." ucapku sedikit mengeja di depanya agar mudah di cerna olehnya..

"Da-da, em ama Yaya.." aku menangkap mungkin dia bicara, Sudah maem sama Ayah.

"Good girl.." jawab ku sambil mengelus kepala Uul yang selalu terbungkus Jilbab itu.

Uul sebenarnya sangat cantik dengan kulit kuning langsat hanya saja lidahnya yang menyatu dengan bibir bawahnya membuat dia tidak bisa bicara dengan benar juga tidak bisa menelan makananya jika tidak berupa bubur, itupun harus ada yang menyuapi agar tidak tumpah dimana mana, serta dia terlambat berjalan karna di usia yang ke 5 tahun ini dia baru saja bisa berjalan, di tambah dengan kondisi otaknya yang sedikit terbelakang, biasanya orang orang memanggilnya Idiot, tapi bagiku tidak demikian, karna anak anak seperti mereka sangat unik dan istimewa, selain itu saat mereka menyukai sesuatu akan cendrung protektif dan akan terus mengingat siapa yang baik dan menyakiti mereka baik fisik atau menyakiti secara omongan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ririe Handay

Ririe Handay

semangat Fafa

2021-10-11

0

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

sayur seger

2021-09-23

0

Daffodil Koltim

Daffodil Koltim

salut dng org2 yg ngajar di SLB pasti pux kesabaran luar biasa,,,,

2021-02-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!