Part 02

Happy Reading...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Sedari pagi tadi disini masih heboh oleh Pak Donatur tetap yang masih muda, mapan dan tampan, hingga jam pulangpun masih saja aku dengar slintingan tentangnya, aku tidak tau pasti apa yang membuat rekan rekan ku mengupas tuntas keseluruhannya hingga tak bosan bosanya membicarkanya.

"Fa, cuma kamu yang single disini, dan sepertinya cuma kamu yang bakal dapat kesempatan untuk mendekati Pak Panji.." kata rekan ku Novi yang tengah hamil anak keduanya, Novi adalah teman ku sedari SMP usia yang beda cuma setahun itu sering di bahas oleh banyak orang karna status ku yang masih sendiri.

"Andai Pak Panji mengejarku, aku rela menceraikan Suamiku untuk bersamanya.."

kata Bu Rina menimpali, aku juga Novi langsung tertawa mendengar penuturan Bu Rina..

"Istighfar Buk.." jawab ku kemudian dan beliau malah tertawa lebar mendengar ucapan ku.

"Berhayal sah sah saja Fa, kan gratis.." jawab nya, "Ayo kamu yang single deketin Pak Panji.." lanjutnya lagi sambil menepuk bahu ku.

"Bentar, saya masih tidak mengerti dari tadi membahas Pak Panji, bukanya Pak Panji sudah berkeluarga..?" tanya ku sambil mengembalikan buku buku ke tempatnya.

"Dia itu Duren Sawit.." jawab Novi.

"Apaan Duren Sawit.." jawab ku bingung..

"Duda keren sarang duit..ha..ha..ha." jawab mereka barengan.

"Pantesan aja.." jawab ku tapi tidak melanjutkan kata kataku, karna aku tidak yakin mereka tahu sesuatu yang lebih dari seorang Pak Panji.

"Tapi aku heran apa alasanya Istri Pak Panji pergi meninggalkanya, padahal waktu itu mereka baru di karuniai seorang anak perempuan, harusnya mereka sedang menikmati moment indah bersama.." kata Bu Rina.

"Saya juga penasaran loh Buk sama putri mereka yang sama sekali tidak terexpose, dan seperti mereka memang sengaja menyembunyikanya dari dunia luar.." jawab Novi. Aku menghela nafas dalam sekaligus panjang membayangkan kehidupan Uul di rumahnya seperti apa, dan mengingat kembali saat pertama kali datang kesini, dia sering mengamuk kemungkinan karna penyebabnya karna dia tidak mendapat figur seorang Ibu.

"Heh Fa.. ngelamun saja, ngelamunin Duren Sawit yah.." kata Novi.

"Jangan cuma di lamunin, di kejar juga boleh kok.." kata Bu Rina. " Ya sudah saya duluan suami sudah jemput.." lanjutnya lalu pergi meninggalkan kami berdua.

"Kamu di jemput juga.." tanya ku ke Novi, dia tersenyum licik ke arahku dan aku tau persis arti senyumnya itu padaku pasti mau nebeng.

Ya dia di larang membawa motor sendiri sejak tahu hamil lagi dan sudah sering sekali dia nebeng padaku.

"Baiklah ayo.." kataku sembari mengambil bungkusan plastik berisi baju basahku tadi pagi di samping meja kerja ku.

"Apaan itu..?" tanya Novi.

"Mau.."

"Siniin.." katanya sambil mengambil bungkusan dari tangan ku dan aku segera berlari sebelum dia sadar apa isi dari bungkusan tersebut..

"Dasar Chelepa.." triaknya sambil melempar bungkusan itu ke arahku. " Gombal busuk kamu berikan padaku.." lanjutnya, namun aku tahu itu hanya di bibirnya saja dan dia terus memakiku dengan jalan sedikit tergesa mengejarku.

"Stop it, bisa di maki Suamimu aku nanti karna tidak menjaga Istrinya yang manja.." ucapku begitu melihat dia sedikit berlari dan kembali mensejajari langkahnya.

"Syukurin karna ngerjain orang hamil.." katanya dan kamipun kembali mengobrol hingga sampai di parkiran bahkan di atas motor pun dia terus mengajak ku bicara, sepertinya tingkat kecrewetan Novi bertambah sejak mulai hamil lagi, tidak, tidak, bukan bertambah lagi tapi menumpuk stoknya dan itu membuatku seperti sedang membonceng Ibu suri ku di rumah.

"Tante Empa, Baby mau minum Es Buto Ijo deket RTH ya.." katanya memberiku perintah dengan sengaja menggunakan panggilan anaknya.

"Ahh nanti saja kamu ngajak Suamimu, aku capek .." jawab ku.

"Baby mau sama tante Empa, sudah lama kita enggak duduk bareng kan.." rayunya lagi.

"Tiap hari juga kamu duduk di belakangku.."

"Enggak tiap hari kali Fa.." jawabnya ketus, "Baiklah kalau tidak mau kamu turunin aku di stan Esnya nanti aku pulang bisa naik becak.." lanjutnya dengan nada mengancam, dan bisa apa aku kalau sudah dia bicara seperti itu selain menuruti keinginanya, mood orang hamil mah suka aneh aneh dan merepotkan tentunya.

"Baiklah kita minum Es dulu.." kataku sambil membelokan motorku di stan Es Buto Ijo yang berada di pinggir jalan itu.

Novi langsung turun dan memesan Es yang di inginkanya juga sekaligus untuk ku.

"Mbak, yang satu enggak pakai Nanas ya, yang satunya lagi enggak pakai susu.." katanya dan langsung ikut duduk di depanku.

"Kayaknya sama Batagor enek nih, dan maunya Tante Empa yang traktir.." katanya dengan mengelus perutnya yang membuncit itu.

"No, itu tidak bagus buat bayi kamu,.." jawab ku.

"Ihh kamu nih enggak peka banget sih, kamu tahu orang hamil itu suk.."

"Suka pingin yang enggak enggak, lagian kan aku bukan suami kamu Vi.." jawab ku.

"Dasar Chelepa, tak sumpahin nanti kalau kamu hamil bakal manja banget, ehh gimana bisa hamil calon suami saja enggak punya juga..ha..ha. ha.." jawabnya dengan tertawa ngakak.

"Puas.." kataku.

"Belum sih, ha..ha..ha, patah hati kok di pelihara, apa kamu akan terus sendiri sambil menunggu dia menduda, iya kalau duda, kalau ternyata dia mati duluan, jadilah kamu perawan tua, wkwkkwkwk.." tawanya pecah namun aku hanya memandangnya datar saja tanpa expresi hingga dia tersadar dan langsung menghentikan tawanya.

"Maaf, aku tidak bermaksud gitu, aku hanya ingin kamu move on dan membuka lembaran baru saja Fa, maafkan aku yah.." katanya dengan menyentuh lengan ku pas barengan itu Es pesanan kami datang.

"Tidak apa apa.." jawab ku lalu langsung menekuri mangkok berisi Es tersebut, meski yang aku rasa saat ini hambar saja, karna pikiran ku berterbangan ke 5 tahun silam.

"Fa, aku rasa kamu butuh Emak Maydina deh.." katanya lagi setelah kami cukup lama diam..

"Siapa Emak Maydina,..?" tanyaku..

"Yang nulis cerita kamu lah, kamu minta sama dia supaya enggak sadis amat nulis tentang kamu.."

"Perlu banget yah..?"

"Perlu dong, soalnya Emak May suka nyesek nyesek nulisnya, jadi kamu rayu rayu dia supaya kisah kamu enggak rumit dan happy happy saja.."

"Kan sudah ada yang bikin happy, yaitu kamu yang bawel.."

"Hua ha..ha..ha.., bener banget, thank's ya Mak May.."

"Buruan habisin,.."

"Iya, iya, emang kamu mau kemana..?" tanya Novi.

"Mau ngantar Ibu Suri kondangan.." jawab ku.

"Lah kan ada adik sama Abang kamu.."

"Mereka juga ikut, bareng sama pasangan masing masing.." jawab ku sambil mengeser mangkok ku yang sudah kosong.

"Pak e masuk siang ya.." tanyanya sembari ikut menggeser mangkoknya, aku memutar mataku jenggah melihat isi mangkok yang hanya di cicipinya sedikit karna tidak sesuai dengan tingkat kengeyelanya tadi.

"Ayo pulang.." katanya dengan santai tanpa memerdulikan aku yang sebel setengah mati.

Setelah membayarnya kami bergegas naik kembali ke motor ku dan mengantar kanjeng Ratu dulu pulang kerumahnya, baru sesudah itu aku pulang kerumah, tentu saja sambil menyiapkan seluruh hatiku agar cukup kuat nanti mendengar komentar para netizen beserta cemo'ohan saudara saat di kondangan nanti, yang sudah ngalah ngalahi trandingnya artis terkenal saja, maklum hidup dengan tetangga padet dan di lingkungan sedikit desa membuat CCTV bekerja sangat pasif, lebih cepat CCTV hidupnya karna berita akan dengan cepat booming...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ririe Handay

Ririe Handay

sabar neng sifa

2021-10-11

0

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

Baru Tau Nama Othornya Emak Maydina,, Tak kira Aziz kopi maafkan ketidak taun saya🙏🙏

2021-09-17

0

uyiz & ruby

uyiz & ruby

bnr bgt nov mak may itu sukax bikin org" nyesek trs dn stlh itu bikin guling" kasur dech🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2021-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!