Eps 5

" selamat pagi pak Fandy" giva bangkit dari tempat duduknya dengan sedikit membungkukan setengah badannya sebagai tanda hormat.

" Pagi juga giv, santai aja kali formal amat kaya baru kenal aja oh iya jadwal gio pagi ini udah aman kan giv?" Fandy yang menghampiri meja giva langsung to the point untuk kegiatan Hari ini, memang harus koordinasi dengan baik agar semuanya dapat berjalan dengan lancar.

" Pak ini untuk jadwal pak Fandy satu minggu kedepan sudah saya konfirmasi juga dan sudah ada acc pak gio ini salinannya untuk pak Fandy dan untuk dokumen yang akan dibawa meeting sore ini sudah saya siapkan dimeja pak Fandy dan meja pak gio tinggal dipelajari ulang" giva menjelaskan secara rinci agar tidak ada kesalahpahaman karena ini akan berakibat fatal terhadap keuntungan perusahaan.

" Woyyy pantesan aja dapet karyawan terbaik kinerjanya sebagus ini, okelah thanks ya nanti jangan lupa kabarin 15 menit sebelum oke?" Fandy memuji kinerja giva yang sangat detail dan cekatan sekali membuatnya merasa sangat terbantu, maklum selama ini semua pekerjaan dikerjakan sendiri sampai-sampai jarang sekali ada waktu berkencan dengan Fany.

" Terimakasih pak atas pujiannya semoga ini menjadi sumber semangat untuk saya bisa bekerja lebih baik lagi" tidak ada yang menyadari ada sosok yang sejak tadi mendengarkan percakapan Fandy dan giva.

" Ekhemmm" suara bariton menyadarkan giva dan Fandy yang saat ini masih berdiri ditempatnya masing-masing.

" Selamat pagi pak" seketika giva spontan membungkukkan setengah badannya menyambut gio yang berjalan menuju ruangannya.

" Masuk giv tolong kerjakan tugas kamu pagi ini" gio yang langsung membuka pintu ruangannya langsung masuk tanpa menoleh ke arah Fandy dan giva.

" Pak kenapa lagi?" giva yang bersiap masuk hanya ingin memastikan bahwa kondisi mood gio memang masih ditahap normal.

" Ahh biasa kurang kopi kali giv, yauda gue balik ruangan dulu ya sabar-sabarin aja lama-lama juga mode kucing kok hehehe" sambil terkekeh Fandy langsung melangkahkan kakinya menuju ruangannya.

Tok....tok...tok...

" Masuk"

" permisi pak, apa perlu saya buatkan kopi terlebih dahulu pak?" giva menawarkan minuman pembuka sebelum memulai pekerjaannya.

" Hmmm boleh gulanya 1 sendok saja giva terimakasih" walaupun seorang CEO gio tidak pernah sungkan untuk mengucapkan kata terimakasih kepada siapapun yang telah membantu pekerjaannya termasuk saat ini kepada giva.

" Silahkan pak kopinya, apakah saya sudah boleh menjelaskan jadwal bapak hari ini?" giva dengan sopan meminta izin terlebih dahulu kepada gio karena takut menganggu aktivitasnya saat ini.

" hmmmmm lakukan saja"

" Pak untuk jadwal dan salinan dokumen untuk bahan meeting sore ini sudah saya siapkan untuk bapak pelajari kembali sebelum nanti sore kita akan membahasnya, dan jadwal seperti kemarin sudah bapak konfirmasi tapi setiap pagi akan saya reminder, apakah masih ada yang perlu ditambahkan pak?" kembali giva memastikan bahwa atasannya memang sudah setuju dengan kegiatannya hari ini dengan begitu dapat memudahkan giva mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.

" Oke kerja bagus giv, tolong dipertahankan bahkan ditingkatkan" dengan tatapan hangat gio menghentikan aktivitasnya dihadapan layar komputer menatap dan mengunci pandangan dirinya dengan giva yang sudah bertemu.

" B..ba..baik pak kalau begitu saya permisi" giva yang mencoba untuk menghindari kontak mata dengan gio karena jantungnya terasa sudah lari keluar ruangan.

Gio melihat jelas perilaku adik dari sahabatnya itu sekaligus sekertarisnya merasa sangat gemas entah perasaan apa yang saat ini ia rasakan, mengapa begitu nyaman berbeda dengan Nida kakak dari Stella yang selalu saja membuatnya risih dengan segala tindakannya.

-----------

" Stella lepas aku mau kerja dulu ga enak juga disini ada Fany nanti aku bisa kena marah sama kak gio" saat ini Stella masih saja bergelayut manja dilengan Dandy ia tidak ingin berjauhan sehingga tidak ikut bergabung dengan staff marketing yang sudah disiapkan oleh gio kemarin.

" Ihh kakaaaa aku gamau jauhan sama Kaka, coba deh Kaka bilang sama kak Dandy buat aku aja yang jadi asisten Kaka kan ini perusahaan orangtua Kaka jadi kak gio engga berhak mengatur Kaka sejauh ini tauuu" dengan manja Stella menggerutu atas tindakan gio yang dirasa sangat berlebihan apalagi Dandy adalah anak bungsu jadi seharusnya mendapatkan jabatan tinggi dengan aturan yang cukup bebas.

" Aku dimarahin papa nanti kalau ngebantah perintah Kaka, lagian kita kan masih bisa pulang bareng Stella udah gih kamu kerja kalau sampai ketahuan sama bang Fandy atau kak gio nanti kamu bisa dipecat jadi makin susah kita ketemu mau kamu?" Dandy yang seketika berubah menjadi sedikit emosi membuat Stella menjadi kaget.

" kaa kamu bentak aku? Hikss..hikss..hikss" suara isakan tangis dari Stella membuat Dandy merasa bingung sedangkan Fany yang berada disatu ruangan yang sama merasa jijik atas drama yang dilakukan oleh Stella dan Dandy.

" Pak maaf ini laporan dari cabang mohon di cek kembali karena laporannya harus selesai besok pagi dan akan diserahkan langsung kepada CEO" Fany memberanikan diri untuk masuk kedalam drama Stella dan dandy, karena jika terlalu lama menunggu maka sudah dipastikan akan selesai sore hari bahkan mungkin tidak akan selesai-selesai.

" Heh kamu cuma asisten aja kok berani merintah anak yang punya perusahaan ini, mau dipecat kamu?" Stella yang mendengar ucapan Fany seketika berubah menjadi seseorang yang sedang emosi.

" Mohon maaf Bu Stella ini adalah sebuah pekerjaan dan saat ini jam kerja silahkan ibu selesaikan pekerjaan ibu dengan baik begitu pun dengan pak Dandy dan saya, karena banyak karyawan yang bergantung kepada perusahaan ini jadi kita tidak boleh egois" jawaban cerdas diberikan oleh seorang Fany selain ingin memberikan pelajaran karena sudah membuat sang sahabat menangis ia juga geram dengan tindakan Stella yang tidak profesional.

" cih dasar awas aja kalau sampai aku dan kak Dandy jadi ceo kamu adalah orang pertama yang akan aku pecat PAHAM" dengan menghentakkan kakinya Stella keluar dari ruangan mereka.

Dandy yang melihat Stella hanya bisa menghela nafas kasarnya dan menggelengkan kepalanya, saat ini memang ia harus bekerja karena sudah diberikan tanggung jawab apalagi kedua orangtuanya sudah memohon agar ia bisa belajar bekerja di perusahaan ini jadi mau tidak mau Dandy harus menurutinya.

" maaf Fany atas sikap Stella mungkin dia masih butuh beradaptasi dengan suasana kantor" Dandy yang merasa tidak enak langsung meminta maaf kepada Fany sang asisten yang selalu membantu pekerjaannya.

" Hmmm tidak apa-apa pak saya paham semoga Bu Stella bisa segera berpikir dewasa atas setiap tindakan yang ia lakukan" jawab Fany yang langsung melanjutkan pekerjaannya.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

wahhhh
Emang si Keket kurang malunya yaa
😄🤣🤣

2024-05-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!