" Mmhhh sayang ehh maaf giva bolehkah jika kita berbicara berdua? Tolong izinkan aku untuk menjelaskan semuanya kalaupun kita harus berpisah aku ingin semuanya jelas dan aku akan menerima semua konsekuensi atas kebodohan yang telah aku lakukan" dengan mata yang sedikit melirik ke arah Fany Dandy berharap bahwa giva akan menyetujuinya.
" Oh iya Bu saya harus antar beberapa berkas ke divisi marketing dan akan melakukan copy dokumen sebentar" Fany yang paham memberikan ruang kepada Dandy dan giva untuk menyelesaikan masalah mereka walaupun hatinya sangat panas ingin menjambak rambut sang adik dari CEO nya.
" hmmm kalau sudah segera kembali" dengan nada dingin dan wajah tanpa ekspresi giva menganggukkan kepalanya.
Setelah kepergian Fany dari ruangan tibalah waktunya Dandy menyelesaikan masalahnya, ada kecanggungan yang terasa dalam dirinya namun ia harus tetap menjelaskan semuanya.
" Maaf " suara yang pertama kali terdengar ditelinga giva.
" Kenapa? Apa korelasi dari kata maaf, perilaku dan penjelasan yang akan kamu katakan katanya tadi?" keluarlah ketegasan dari seorang giva yang membuat Dandy kaget, selama ini kekasihnya sangatlah lembut dan pengertian bagaimana bisa saat ini berubah menjadi orang yang lebih tegas.
" A..aku...aku"
Braaakkkkkk
" Punya mulut kan? Buka mulutnya gunakan dengan benar, katanya tadi ingin menjelaskan coba aku ingin dengar apa penjelasan dan pembelaan diri kamu saat ini?" dengan nafas yang memburu giva yang sejak tadi sudah menahan emosinya seketika bangkit dan menyilangkan kedua tangannya didadanya dengan tatapan tajam penuh tekanan.
" Ampuni aku giva, maaf aku yang salah selama ini aku merasa kamu sangat flat dalam menjalankan hubungan kita, kamu sibuk dengan pekerjaan kamu tidak ada waktu untuk bisa berlibur bersama padahal kamu tau aku suka pergi berpetualang bukan? Dan Stella adalah teman masa kecilku dua tahun lalu dia mengatakan bahwa dia mencintaiku awalnya aku menolak namun selama ini dia yang mengerti apa mauku dan selalu menemani setiap kegiatanku" penjelasan yang cukup membuat hati giva menggelitik geli, bagaimana bisa dia memiliki pasangan yang sangat egois dan tidak memiliki pikiran yang cukup panjang.
" Ya Tuhan betapa bodohnya aku harus memiliki kekasih ohhh tidak mantan kekasih yang egois seperti ini hahaha" jawaban giva membuat tatapan bingung terpancar dari kedua mata Dandy.
" Egois? kamu yang egois giva setiap lelaki membutuhkan perhatian dan pengertian dari pasangannya bukan waktu sisa dari pekerjaan pasangannya" dengan penuh percaya diri Dandy membalas ejekan sang mantan kekasih.
" Dandy... Dandy kamu memang pantas mendapatkan perlakuan seperti ini dari pak gio, sekarang aku paham apa maksud dari kedua orangtua dan kakakmu itu" senyum smrik dari bibir giva menambah ketegangan suasana saat ini.
" Maksud kamu apa giva?" kedua alis Dandy mengkerut.
" Kamu itu laki-laki kelak kamu akan memiliki tanggungjawab penuh atas pasanganmu Dandy, setiap orang memiliki tujuan hidup yang akan mereka capai termasuk aku karena itulah aku memilih untuk bekerja keras agar bisa mencapai tujuan hidupku tidak seperti kamu yang masih bergantung dengan orangtuamu padahal usiamu sudah bukan anak-anak lagi hahaha, dan apa tadi kamu bilang tidak ada waktu? Heyy time management dalam kehidupanku sudah aku atur sebagaimana kebutuhannya termasuk untuk berkencan dengan pasangan tapi memang dasar kamunya saja yang terlalu egois dan kurang kegiatan makannya kamu merasa aku mengacuhkan mu bukan" ucapan panjang lebar dari giva membuat Dandy merasa direndahkan dan disalahkan padahal tadi ia menginginkan giva untuk meminta maaf padanya.
" Jadi maksudmu aku yang salah gitu? Coba kamu berkaca pada diri kamu sendiri giva" Dandy yang tidak ingin disalahkan mencari celah untuk membela diri.
" kurang pengertian apalagi aku Dandy, kamu muncul satu hari hilang satu bulan muncul satu Minggu hilang 2 bulan apa aku pernah marah? Tidak bukan? Apa itu juga kesalahanku ? Padahal setelah menghilang aku harap kamu datang untuk menjelaskan semuanya tapi apa? Kamu bersikap seolah olah tidak terjadi apa-apa sadar Dandy sadar" emosi yang sudah meletup bagaikan popcorn sudah tidak bisa dibendung lagi oleh giva.
" Hahh baiklah jika kamu merasa seperti itu memang lebih baik kita berpisah giva maaf jika selama ini akulah yang salah walaupun sebenarnya aku tidak merasa salah" Dandy masih teguh pada pendiriannya bahwa dia bukanlah pihak yang bersalah.
" Terserah kamu saja mau merasa bersalah atau tidak yang jelas aku bersyukur bisa pisah dari kamu, sekarang silahkan lanjutkan pekerjaanmu ini kantor bukan cafe" giva lebih tegas memberikan sikap kepada Dandy.
-------------
📩 kumpul nyokkk dirumah gue, kebetulan nyokap bokap lagi pergi, gue cuma berdua sama adek gue dirumah.
📨 boy: oke gass
📨 gio : yaa ok
📨 Aldi : meluncur yuhuu ketemu dedek cantik.
Malam ini Roy akan mengundang para sahabatnya untuk makan bersama dirumahnya, kebetulan karena orangtuanya sedang ada tugas keluar negeri jadi hanya tinggal berdua bersama adiknya.
19.30 Wib
" rumah segede ini cuma berdua aja Roy?"
" kagak, ada bibi sama sopir tapi ya tugas masing-masing jadi keliatan sepi kenapa? Lo takut Al?" Roy yang meledek Aldi sambil tangannya masih ikut merapikan makanan yang baru saja dibelinya agar cepat selesai.
" Den biar bibi aja yang beresin" mbok sum yang merasa tidak enak melarang roy untuk ikut membantunya.
" Gapapa bi biar cepet kan ini banyak kasian udah malem bibi istirahat aja" keluarga Roy memang sudah terbiasa untuk saling membantu tidak saling mengandalkan.
" Adek Lo mana Roy?" boy yang baru saja menenggak minumannya menanyakan kehadiran sang adik.
" Bentar lagi juga dateng" Roy dengan cuek menjawab pertanyaan Roy.
Sedangkan gio hanya duduk sambil menatap benda pipih yang ada ditangannya karena masih memeriksa beberapa dokumen yang harus ia bereskan.
cekkleekk.....
" Kakaaaaaaaaaaaaaa.....adek pulangggggggg...... Kaaaaaaaaaa" teriakan giva membuat ruangan dirumahnya terasa sangat ramai.
" Ya Tuhan adek gue udah berasa kaya di hutan aja gue samperin dulu" Roy yang kaget langsung berlari ke arah sang adik.
Greepppppppp
Giva langsung memeluk tubuh kekar sang adik, terasa basah pundaknya yang menandakan sang adik sedang menangis, diusapnya punggung sang adik dengan lembut.
Melihat pemandangan seperti itu membuat Aldi, boy dan gio menatap pemandangan yang saat ini ada dihadapannya, gio mengerutkan keningnya merasa sangat kenal dengan suara dan tubuh dari adik sang sahabat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Good job, Giva. ..
Tinggalkan Dandy dan
jadikan ia kenangan terburuk yg kudu diTutup!!!
😄😃🤣💪
2024-05-16
2