Arga mencari keberadaan kekasihnya. Ia hanya pergi ke toilet sebentar, tapi setelah kembali kekasihnya sudah tidak ada. Nomor kekasihnya juga tidak bisa di hubungi.
Padahal Arga akan menghabiskan malam bersama dengan kekasihnya. Tapi kekasihnya menghilang entah kemana. Arga pun memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Ia tidak peduli lagi dengan pestanya.
" Kamu mau kemana?"
Langkah Arga terhenti kala mendengar suara gadis yang dibencinya. Gadis yang akan dijodohkan dengannya. Gadis kampung yang tak pernah ia anggap keberadaannya.
" Bukan urusan kamu!"
" Kamu itu calon tunangan aku, jadi aku harus tau kamu mau pergi kemana"
" Apa kamu bilang, calon tunangan?. Apa sebegitu senangnya kamu bertunangan sama aku, hah!"
" Kalau dibilang senang sih nggak. Ini semua orang tua kamu yang menginginkannya. Kamu pikir aku mau bertunangan dengan laki-laki seperti kamu"
Arga yang sedang kesal karena tidak bisa bermain dengan kekasihnya menjadi tambah emosi mendengar ucapan gadis kampung yang ada di hadapannya.
" Berani sekali kamu berbicara seperti itu sama aku!. Kamu itu cuma gadis kampung yang tidak ada harganya" kata Arga sambil mencengkram pipi Bintang. Hingga gadis cantik itu meringis kesakitan. Ya wanita yang dijodohkan sama Arga adalah Bintang.
" Lepaskan, sakit tau"
Arga sangat senang melihat ekspresi Bintang yang kesakitan seperti itu. Ingin rasanya Arga membunuh wanita kampung itu.
" Jangan pernah ikut campuri kehidupanku!. Ingat itu!"
Bintang menatap punggung Arga yang semakin menjauh dari pandangannya. Walaupun Arga sudah menyakitinya, tapi gadis cantik itu tidak menangis.
" Dasar lelaki gila!. Dia pikir dia itu siapa, beraninya mencubit pipi aku"
Bintang memang tidak punya perasaan untuk Arga. Mereka di jodohkan karena orang tua Arga berhutang budi pada ibunya. Karena dulu ibunya pernah membantu mama Arga yang waktu itu mengalami kecelakaan tunggal. Ibunya lha yang membawa mama Arga ke rumah sakit.
Orang tua Bintang tidak pernah mengganggap itu sebagai hutang budi. Karena setiap manusia itu memang harus tolong menolong. Apalagi waktu itu mamanya Arga memang sangat membutuhkan pertolongan.
Bintang kembali mengerjakan pekerjaannya. Ia tidak ingin di pecat sama bosnya karena pekerjaannya tidak selesai. Lagipula tidak ada untungnya mengejar Arga.
" Kamu darimana?" tanya rekan kerja Bintang.
" Lagi mengambil piring kotor" jawab Bintang sambil mengangkat piring yang ada di tangannya.
" Kamu jangan Menghilang terus, ntar bos marah lagi"
" Nggak, aku cuma mengambil piring kotor"
Bintang membawa piring kotor itu ke dapur. Sekarang tugasnya mencuci semua piring kotor. Piring kotor dan peralatan dapur yang lainnya sudah menumpuk di sana.
" Pipi kamu kenapa Bin?"
" Oh ini, kena sudut meja tadi"
" Kok bisa?, udah di obati belum?"
" Belum, lagian ini cuma memar dikit kok. Nanti juga ilang"
" Walaupun cuma memar tetap aja itu sakit"
" Lumayan" jawab Bintang sambil tersenyum.
Bintang tidak ingin teman-temannya tau kalau ia habis bertemu dengan calon tunangannya. Walaupun Bintang sudah memberitahu temannya kalau ia di jodohkan.
" Bin, besok jalan yuk" kata salah satu teman Bintang.
" Kalian aja deh, aku mau menemani ibu aku di rumah sakit"
" Emang ibu kamu belum boleh pulang ya Bin?"
" Belum, mungkin satu Minggu lagi baru boleh pulang"
" Kalau gitu besok kita ikut kamu aja ke rumah sakit"
" Apa nggak merepotkan kalian?"
" Nggak kok, lagipula kita belum ada membesuk ibu kamu"
" Makasih "
" Nggak perlu berterima kasih, kan kita temenan"
" Bukan temenan, tapi kita sahabatan" ucap teman Bintang yang satunya sambil merangkul Bintang.
Bintang tersenyum mendengar ucapan sahabatnya. Seharusnya memang sahabatan bukan temenan.
" Yuk lanjut kerja lagi, nanti kita kena marah lagi"
Bintang dan kedua sahabatnya melanjutkan pekerjaannya kembali. Karena piring dan peralatan dapur yang lain masih banyak yang harus di cuci. Jadi mereka tidak boleh membuang-buang waktu.
Setelah selesai mencuci semua piring kotor, Bintang dan kedua sahabatnya segera pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Karena hari ini pekerjaan mereka sudah selesai.
" Kita bareng ya nemuin bos"
" Siap"
Selesai mengganti pakaian, Bintang memasukkan seragam kerjanya tadi ke dalam ember. Nanti ada karyawan yang akan mengambil pakaian kotor itu.
" Ini upah kalian untuk hari ini"
" Terima kasih bos"
Bintang dan kedua sahabatnya senang mendapatkan gaji. Walaupun gaji mereka cuma seratus ribu, tapi mereka bertiga sangat senang menerimanya.
" Besok aku udah nggak ada kerjaan lagi" kata Desi sahabat Bintang.
" Sama, aku juga. Kalau kamu Bin"
" Alhamdulillah besok aku kerja di salah satu restoran di blok M "
" Wah, itu kan restoran tempat orang-orang kaya. Masih ada lowongan nggak di sana?"
" Sekarang nggak ada Des. Kalau ada aku kasih tau ke kalian berdua"
" Benar ya"
" Iya" jawab Bintang sambil menganggukkan kepalanya.
Ya Bintang mendapatkan kerjaan itu karena nggak sengaja melihat brosur di jalanan. Dia pun mencoba mendaftar ke sana. Dan Alhamdulillah ia di terima.
" Aku duluan ya, soalnya mau ke rumah sakit dulu"
" Iya Bin, hati-hati di jalan"
" Ok, makasih"
Bintang berjalan menuju halte. Sebelum itu ia mengambil beberapa sisa makanan yang masih ada. Ia akan membawa sedikit untuk di makan nanti. Tak lupa ia juga membawa sedikit kue untuk ibunya.
...***...
Alvaro membaringkan tubuh Sonya di atas kasur. Setelah itu ia menyelimuti tubuh sahabatnya dengan selimut. Walaupun mata Sonya terpejam, tapi dia masih saja berbicara yang aneh-aneh.
Alvaro keluar dari kamar Sonya. Ia pergi ke kamar tamu yang ada di sebelah kamar Sonya. Malam ini ia akan menemani sahabatnya. Ia tidak mungkin meninggalkan Sonya dalam keadaan seperti itu.
Karena tidak bisa tidur, Alvaro pergi ke dapur untuk membuat kopi. Alvaro menyesap kopi yang baru saja ia buat. Ia memandang pemandangan kota dari atas balkon kamarnya.
Malam ini ia tidak bisa tidur karena ini kali pertamanya ia tidur satu apartemen dengan wanita. Walaupun mereka tidak tidur sekamar, tapi tetap saja membuat ia tak nyaman.
Pikiran Alvaro jauh melayang. Ia tidak tau kalau sahabatnya sudah bisa minum minuman beralkohol. Setau dirinya, Sonya tidak pernah minum minuman beralkohol.
Banyak pertanyaan yang bermunculan di kepalanya. Sejak kapan sahabatnya itu suka minum minuman beralkohol. Apakah sejak dia diluar negeri kemarin?. Entahlah, ia pun tidak tau sejak kapan. Nanti ia akan tanyakan pada sahabatnya itu.
Drrrttt.
Ponsel milik Alvaro bergetar, ia melihat nama mamanya yang tertera di sana. Ia pun segera menggeser tombol berwarna hijau yang ada di layar ponselnya.
" Assalamualaikum Ma"
" Wa'alaikum salam, oh iya kalau Abang pulang nanti mampir ke supermarket dulu ya"
" Maaf Ma, malam ini Abang nginap di apartemen"
" Tumben Abang nginap di apartemen?"
" Abang ngantuk Ma, Abang takut nyetir dalam keadaan ngantuk. Karena lokasi apartemen lebih dekat dari tempat acara, jadi Abang putuskan untuk nginap di apartemen aja"
" Nggak apa-apa, daripada nanti terjadi yang tidak-tidak. Ya udah kalau gitu mama suruh papa aja yang beli. Selamat istirahat sayang"
" Makasih Ma"
Alvaro terpaksa berbohong pada mamanya. Karena tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya pada sang mama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Nor Azlin
bintang hanya untuk Alvaro aja deh & Arga untuk si sonya biar padan kedua2 nya udah enggak suci lagi deh ...ayo lah thor jangan buat bintang menikah dengan si Arga yah ...biar sonya aja sama Arga nya alang2 mereka udah tidur bersama kayak suami isteri lebih baik mereka menghalalkan hubungan mereka deh dari pada menambah dosa kerana terlalu sering nya mereka bersama2 deh ...lanjutkan thor
2024-05-16
1
auzi
lnjt lnjt lgi dong up ya
2024-05-11
0
Dewi kunti
dah mampir Thor,di tunggu bab selanjutnya jangan kelamaan 🙏
2024-05-10
0