Ungkapan Hati Adrian

Elvina mengetuk kaca mobil tersebut dan sesaat setelahnya kaca mobil tersebut bergerak turun menampilkan dua orang pemuda tampan berada di dalam mobil.

"Ngapain pagi-pagi kesini?"tanya Elvina pada Fabian.

"Jemput kamu lagi,Vi.Masak iya kita jalan-jalan."jawab Fabian santai.

"Aku khan bisa berangkat sendiri.Biasanya juga gitu khan."ujar Elvina.

"Anggap aja hari ini luar biasa sampe dua pangeran tampan jemput kamu ke sekolah barengan."sahut Fabian.

"Oke,dua pangeran tampan dari negeri dongeng."ujar Elvina asal.

Fabian segera turun dari mobil dan mendorong Elvina untuk masuk dan duduk di sisi Adrian sedangkan dirinya pindah di kursi belakang pengemudi.

"Kok jadi aku yang di depan sih?"tanya Elvina.

"Aku mau rebahan di belakang.Tadi Adri ga ngebolehin aku duduk belakang katanya ga mau di kira sopir pribadiku."jawab Fabian beralasan.

Elvina pun terdiam sedangkan Adrian mengumpat dalam hati soal kebohongan Fabian.

"Sepupu kampret siapa juga yang bilang gitu."batin Adrian.

Mobilpun melaju meninggalkan rumah Elvina menuju sekolah.Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang tercipta sehingga Fabian mulai menyindir keduanya yang membisu saja.

"Nih suasana kayak di kuburan ya.Sepi,hening dan damai-damai aja gitu!"seru Fabian.

"Trus maunya gimana?Masak iya aku teriak-teriak kayak orang gila."sahut Elvina.

"Paling ga ngomong apa kek biar ga sepi banget sih."ujar Fabian.

"Udahlah,Yan bentar lagi juga sampe sekolah,jadi nanggung juga kalo mau ngobrol."sahut Adrian.

"Nah ini kita lagi ngobrol."sambut Fabian.

"Ya karena kamu yang mulai."jawab Elvina.

Tak lama kemudian mereka sampai di sekolah dengan Fabian yang turun lebih dulu lalu membiarkan Elvina dan Adrian berada di dalam mobil berdua.

"Adrian mau ngomong tuh!"seru Fabian pada Elvina sebelum menutup pintu mobil.

"Beneran,Dri kamu mau ngomong sama aku?"tanya Elvina.

"Ehm,itu Vi aku..."lidah Adrian seperti kelu saat ia akan mengungkapkan isi hatinya.

"Bilang aja kalo kamu tuh suka Elvina beres khan."ujar Fabian lalu menutup pintu mobilnya.

Elvina tercengang mendengar ucapan Fabian sedangkan Adrian salah tingkah karena ucapan Fabian.Sementara itu Fabian telah lebih dulu menuju kelasnya meninggalkan sepupunya menyatakan cintanya pada Elvina.

"Kalo ga ada yang mau kamu omongin lagi aku ke kelas dulu ya."pamit Elvina hendak turun dari mobil Adrian.

"Tunggu,Vi!"seru Adrian.

Elvina berhenti dan kembali menatap Adrian heran.

"Apa yang Fabian katakan benar adanya.Aku suka sama kamu dan berharap kamu juga merasakan hal sama seperti apa yang aku rasakan."lanjut Adrian.

"Maksud kamu gimana,Dri?"tanya Elvina.

"Aku cinta sama kamu.Aku mau kita menjalin hubungan menjadi sepasang kekasih."sahut Adrian.

"Maksud kamu kita jadian atau lebih tepatnya pacaran gitu?"tanya Elvina.

Adrian mengangguk menjawab pertanyaan Elvina.

"Masih terlalu dini bagi kita menjalin hubungan,Dri.Kita baru enam belas tahun dan masih jauh langkah kita ke depannya."sahut Elvina.

"Apa mungkin kamu udah punya pacar,Vi?"tanya Adrian.

"Ga,Dri aku ga punya pacar tapi menurutku kita masih butuh waktu dan ga bisa gitu aja mutusin untuk menjalin hubungan."jawab Elvina.

"Oke aku akan tunggu kamu sampe kamu siap menjawabnya."ujar Adrian.

"Hmm."guman Elvina.

Usai perbincangan itu keduanya turun dari mobil dan berjalan menuju kelas mereka.

Sesaat setelah mereka duduk di bangku masing-masing,pelajaran pun dimulai.Saat jam istirahat berbunyi,Adrian masih berusaha mendekati Elvina terlebih tadi pagi ia telah mengungkapkan perasaannya sehingga ia lebih leluasa mendekati Elvina.

"Jajan yuk,Vi!"ajak Adrian.

"Ehm...gimana ya."ujar Elvina masih menimbang-nimbang.

Adrian yang tak sabar menunggu jawaban Elvina meraih tangannya dan menggandengnya menuju kantin sekolah.Beberapa teman mereka menatap senang karena mengira mereka telah jadian.Mereka tersipu-sipu melihat kedekatan Elvina dan Adrian yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

"Liat tuh mereka berdua udah kayak pasangan aja."ujar Nuri.

"Emang cocok tuh mereka berdua.Yang satu cantik dan supel,satunya lagi ganteng dan baik."sahut Febi.

"Semoga aja bener dugaan kita kalo mereka jadian."ujar Fiska.

Ketika mereka sedang asyik melihat Elvina dan Adrian,mereka dikejutkan dengan kedatangan Ferdi,Arga dan Fabian.

"Hayoo...gibahin siapa kalian bertiga!"seru Arga.

"Ngagetin aja kamu,Ga."ujar Nuri.

"Kita lagi ngomongin Elvina sama Adrian yang terlihat mesra barusan."jawab Febi.

"Jadian kali mereka."sahut Ferdi.

"Gimana,Yan?"tanya Arga.

"Maksudnya?"tanya Fabian bingung.

"Khan kamu sodara Adrian.Siapa tau aja kamu tau sesuatu gitu."sahut Arga.

"Tanya aja sama orangnya sendiri.Entar aku ngasih statement salah malah bikin malu khan."ujar Fabian lalu berjalan menuju kantin sekolah untuk jajan.

"Dasar tuh anak!Ditanyain malah ngeselin."ujar Arga.

"Udahlah mending ke kantin aja!Aku udah laper banget nih."ajak Fiska.

"Oke cantik,let's go!"seru Arga.

Setelah itu mereka berlima menuju kantin menyusul Fabian yang lebih dulu pergi.

Di sana mereka melihat Adrian dan Elvina duduk berdua dan saat Elvina menyadari temannya berada di sana,ia langsung menyapa mereka.

"Hai,guys!Duduk sini gih bareng kita!"seru Elvina.

"Ga deh,Vi makasih.Ini kita masih mau pesen makan juga kok."tolak Nuri.

"Entar kalo udahan kalian bisa gabung sama kita berdua khan."ujar Elvina.

"Iya,gabung aja sama kita."ujar Adrian.

"Kita mau makan di kelas sambil diskusi soal penting."ujar Arga beralasan.

"Oh gitu ya."sahut Elvina.

"Kalian lanjut aja deh berdua."ujar Fiska.

Alhasil mereka kembali menghabiskan waktu istirahat berdua dan kembali ke kelas juga berdua.

Saat pulang sekolah kembali Adrian mengajak Elvina untuk pulang bersama tetapi kali ini Fabian menolak pulang bersama dengan Adrian karena ingin memberikan waktu berdua pada Elvina dan Adrian.

"Dri,aku pulang bareng Ferdi aja deh."ujar Fabian.

"Kenapa ga bareng aku aja.Rumah kita khan cuma beda blok aja."sahut Adrian.

"Mau mampir ke rumah Ferdi bentar ambil barang."balas Fabian asal.

"Oh ya udah kalo gitu.Kamu ati-ati ya."pesan Adrian.

"Iya,iya.Aku bukan anak kecil lagi,Bro."sambut Fabian.

Setelah itu Adrian dan Elvina masuk ke dalam mobil dan berlalu dari sana.Setelah kepergian mereka,Ferdi melihat Fabian masih di halaman sekolah sedangkan mobil Adrian tak terlihat lagi di sana.

"Yan,ayo bareng aku aja!"ajak Ferdi yang telah menaiki motornya.

"Ga usah,Bro makasih aku naik bis aja."tolak Fabian.

"Udah cepet naik ga usah pake nolak segala lagian rumah kita searah juga kok."sahut Ferdi.

Lama Fabian berpikir hingga Ferdi kembali menegurnya membuat Fabian langsung bergegas naik ke atas motor Ferdi.

"Ga usah kebanyakan mikir deh keburu panas nih."ujar Ferdi yang membuat Fabian segera menaiki motor Ferdi.

Saat Fabian sudah berada di belakangnya,Ferdi melajukan motornya menuju rumah Fabian lebih dulu karena rumah Fabian lebih dekat dari sekolah daripada rumahnya.Sesampainya di rumahnya,Fabian segera turun dan tak lupa mengucapkan terima kasih sambil menunggu Ferdi berlalu dari rumahnya.

"Thank's ya,Bro!"seru Fabian.

"Sama-sama.Ya udah aku cabut dulu ya."pamit Ferdi.

"Oke,bye."sahut Fabian.

Ferdi kembali mengendarai motornya berlalu dari rumah Fabian dan setelah Ferdi menghilang dari pandangannya,Fabian beranjak masuk ke dalam rumahnya.

Episodes
1 Awal Bertemu
2 Takut Kecewa
3 Tak Peka
4 Ungkapan Hati Adrian
5 Pertemuan Tak Sengaja
6 Mencari Perhatian
7 Tak Rela
8 Satu Wanita,Dua Pria
9 Bersama Andrew
10 Bersaing Memperebutkan Elvina
11 Kelulusan Reana
12 Punya Rasa
13 Pernikahan Tanpa Hati
14 Ternyata Andrew...
15 Perceraian Yang Seharusnya
16 Tuduhan Menyakitkan
17 Memata-matai Elvina
18 Cinta Tapi Benci
19 Kejutan Untuk Keluarga Elvina
20 Rumah Tangga Unik
21 Honeymoon Ke Jepang
22 Terkenang Masa Lalu
23 Menghabiskan Waktu Berdua
24 Kedatangan Pengganggu
25 Rasa Yang Tersimpan
26 Menagih Janji
27 Kecemburuan Andrew
28 Hari Yang Sepi
29 Kejadian Semalam
30 Memilih Diam
31 Menjadi Pendiam
32 Kabur Dari Andrew
33 Merawat Anak Seorang Diri
34 Pertemuan Setelah Dua Tahun Berpisah
35 Malam Indah
36 Mulai Manja
37 Melewati Malam Bersama
38 Kenyataan Menyakitkan
39 Perdebatan Di Mansion
40 Perdebatan Dengan Reana
41 Permainan Andrew
42 Kejutan Indah
43 Bukti Kejahatan
44 Pembalasan
45 Di Usir Secara Tidak Hormat
46 Waktu Yang Tak Bisa Kembali
47 Kekecewaan Elvina
48 Lucas Berulah
49 Kesedihan Andrew Dan Tuan Jorce
50 Tragedi Berdarah
51 Usaha Keras Menghabisi Tuan Jorce
52 Musuh Bebuyutan
53 Kemarahan Denio
54 Menyerang Terang-Terangan
55 Wanita Baru
56 Bayangan Andrew
57 Orang Ketiga Di Penthouse
58 Kekesalan Elvina
59 Serangan Lanjutan Pada Tuan Jorce
60 Sebuah Jebakan
61 Kehilangan Tuan Jorce
62 Bukan Pria Biasa
63 Kematian Lucas
64 Kecemburuan Elvina
65 Malam Indah Berdua
66 Keposesifan Elvina
67 Kehamilan Anak Kedua
68 Pewaris Kekuasaan Keluarga Arnoud
69 Anak Laki-Laki
70 Kehidupan Bahagia Tanpa Gangguan
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Awal Bertemu
2
Takut Kecewa
3
Tak Peka
4
Ungkapan Hati Adrian
5
Pertemuan Tak Sengaja
6
Mencari Perhatian
7
Tak Rela
8
Satu Wanita,Dua Pria
9
Bersama Andrew
10
Bersaing Memperebutkan Elvina
11
Kelulusan Reana
12
Punya Rasa
13
Pernikahan Tanpa Hati
14
Ternyata Andrew...
15
Perceraian Yang Seharusnya
16
Tuduhan Menyakitkan
17
Memata-matai Elvina
18
Cinta Tapi Benci
19
Kejutan Untuk Keluarga Elvina
20
Rumah Tangga Unik
21
Honeymoon Ke Jepang
22
Terkenang Masa Lalu
23
Menghabiskan Waktu Berdua
24
Kedatangan Pengganggu
25
Rasa Yang Tersimpan
26
Menagih Janji
27
Kecemburuan Andrew
28
Hari Yang Sepi
29
Kejadian Semalam
30
Memilih Diam
31
Menjadi Pendiam
32
Kabur Dari Andrew
33
Merawat Anak Seorang Diri
34
Pertemuan Setelah Dua Tahun Berpisah
35
Malam Indah
36
Mulai Manja
37
Melewati Malam Bersama
38
Kenyataan Menyakitkan
39
Perdebatan Di Mansion
40
Perdebatan Dengan Reana
41
Permainan Andrew
42
Kejutan Indah
43
Bukti Kejahatan
44
Pembalasan
45
Di Usir Secara Tidak Hormat
46
Waktu Yang Tak Bisa Kembali
47
Kekecewaan Elvina
48
Lucas Berulah
49
Kesedihan Andrew Dan Tuan Jorce
50
Tragedi Berdarah
51
Usaha Keras Menghabisi Tuan Jorce
52
Musuh Bebuyutan
53
Kemarahan Denio
54
Menyerang Terang-Terangan
55
Wanita Baru
56
Bayangan Andrew
57
Orang Ketiga Di Penthouse
58
Kekesalan Elvina
59
Serangan Lanjutan Pada Tuan Jorce
60
Sebuah Jebakan
61
Kehilangan Tuan Jorce
62
Bukan Pria Biasa
63
Kematian Lucas
64
Kecemburuan Elvina
65
Malam Indah Berdua
66
Keposesifan Elvina
67
Kehamilan Anak Kedua
68
Pewaris Kekuasaan Keluarga Arnoud
69
Anak Laki-Laki
70
Kehidupan Bahagia Tanpa Gangguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!