Takut Kecewa

Saat melihat keberadaan mereka semua,Elvina baru percaya pada Adrian dan ia berjalan menghampiri teman-temannya.Mereka saling berpelukan dan membuat teman-teman Adrian iri melihat kedekatan geng cewek di sekolah mereka itu.

"Boleh kali kita di peluk!"seru Arga.

"Tuh pohon pisang masih ada,jadi pelukan sana sama dia."jawab Nuri.

"Tega bener kamu sama aku."ujar Arga.

"Abis genit bener jadi cowok.Kayak Adrian tuh biasa aja kalem dan ganteng.Ya ga girls!"seru Nuri.

"Iya,khan Adrian favorit cewek-cewek di sekolah kita."ujar Febi.

"Iya karena ga genit kayak kalian bertiga!"seru Fiska.

"Ya elah gara-gara Arga kita di bilang genit juga,Yan."ujar Ferdi tak terima.

"Udah ya mending kita masuk aja diluar lagi dingin banget udaranya!"ajak Adrian.

Pandangan Adrian tak lepas dari Elvina tetapi Elvina seolah acuh saja meski Adrian selalu memperhatikannya.

Rumah itu dilengkapi fasilitas yang dibutuhkan dan Adrian bisa menggunakannya sesuai keinginannya.Apalagi di dalam ada dua orang pelayan yang siap melayani mereka.Jamuan makan malam telah disiapkan juga dengan berbagai makanan pencuci mulut yang tersaji di atas meja.

"Kenapa kayak ada pesta gini sih?"tanya Elvina.

"Ini khusus Adrian siapin buat kamu,Vi."ujar Febi.

"Ada apa ya?"tanya Elvina.

"Entar juga kamu tau sendiri."jawab Febi.

Elvina yang merasa janggal dengan kondisi itu kembali mengingatkan teman-temannya bahwa ia tak bisa pulang larut malam.

"Sorry ya guys aku ga tau kalo hari ini kalian mau pesta tapi aku ga bisa pulang malam-malam,jadi kayaknya aku harus pulang duluan."ujar Elvina.

Mendadak semua orang menatap Elvina lalu mereka satu-persatu beralasan keluar rumah tersebut menyisakan Elvina dan Adrian berdua.

Lama mereka hanya berdua dan karena kecanggungan itu Elvina bangkit dari duduknya hendak menyusul teman-temannya tapi seketika Adrian meraih tangannya dan membuat Elvina kembali terduduk di atas sofa.

"Vi,aku..."ucapan Adrian terputus.

"Hmm...ada apa,Dri?"tanya Elvina penasaran.

Adrian menangkup kedua pipi Elvina dan saat Adrian mendekatkan wajahnya dengan wajah Elvina sesaat kemudian ia melepaskan tangannya dari wajah Elvina lalu berganti memeluknya.

"Sorry,aku cuma mau meluk kamu aja."ujar Adrian.

Elvina yang awalnya terkejut lalu mulai bisa mengerti lalu membalas pelukan Adrian dengan usapan lembut di punggung pria tampan tersebut.

"Kayaknya udah malem deh mending kita pulang!"ajak Elvina.

Adrian melepaskan pelukannya dan ia menyesal karena tak bisa menyampaikan apa yang ingin ia ucapkan pada Elvina karena ia takut Elvina menolaknya.

"Iya aku akan anter kamu pulang."sahut Adrian.

Setelah itu mereka berdua keluar rumah dan berjalan menuju mobil Adrian dengan pertanyaan yang keluar dari mulut sahabat Adrian.

"Gimana,Bro?"tanya Fabian antusias.

Adrian hanya menggeleng lemah lalu perubahan keceriaan Fabian memudar setelah melihat Adrian menggelengkan kepalanya.Tak hanya Fabian saja tapi kelima teman mereka yang lain juga merasakan kekecewaan yang sama seperti Fabian.

"Aku anter Elvina pulang dulu ya."pamit Fabian.

"Trus kamu balik lagi khan kesini?"tanya Arga.

"Hmm,iya."jawab Adrian.

Setelah itu Adrian dan Elvina masuk ke dalam mobil dan segera berlalu dari hadapan teman-temannya.

Sesampainya di rumah,Elvina keluar dari mobil Adrian dan sebelum masuk ke dalam rumahnya tak lupa ia ucapkan terima kasih atas ajakan Adrian barusan.

"Makasih ya udah ajak aku jalan-jalan!"ujar Elvina pada Adrian.

"Iya,sama-sama."sahut Adrian.

"Sampai jumpa besok di sekolah."ucap Elvina.

"Oke."sahut Adrian singkat.

Elvina berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan Adrian sendiri.Adrian menatap kepergian Elvina dengan tatapan sendu lalu saat Elvina tak terjangkau oleh matanya lagi,ia melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Elvina.

Adrian kembali menemui teman-temannya di rumah miliknya dan saat ia baru saja sampai di sana,Adrian di berondong pertanyaan dari teman-temannya.

"Dri,Vina nolak kamu?"tanya Arga.

"Aku...belum ungkapin perasaanku,Ga."jawab Adrian.

"Kamu gimana sih,Dri.Bukannya kamu ajak kita kesini biar bisa nyatain perasaan kamu sama Vina."ujar Febi.

"Aku ga berani,Feb.Aku takut kecewa kalo Vina nolak cintaku."sahut Adrian.

"Sejak kapan sih kamu jadi pengecut gini,Dri?"tanya Ferdi.

"Iya biasanya kamu paling gentle ungkapin semua keinginan kamu."sambut Fabian.

"Ga semudah yang kalian kira karena aku pasti mematung waktu di depan Vina."sahut Adrian.

"Terserah kamu aja,Dri.Kita cuma mau kamu nyatain perasaanmu sebelum Vina menemukan orang lain yang lebih berani ungkapin perasaannya."sahut Fiska.

"Iya sebagai cewek kita juga ngerti bakal milih cowok yang jelas-jelas ungkapin perasaannya daripada cowok yang menyukai dalam diam."sahut Nuri.

Semua perkataan teman-temannya menjadi sebuah pertimbangan bagi Adrian hingga ia mencoba memikirkan kembali dan mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaannya pada Elvina.Cewek yang ia taksir sejak awal mereka masuk sekolah menengah atas dengan kesederhanaannya dan sifat keterbukaannya juga baik hati dan bersahabat dengan siapa saja.

Adrian pun akhirnya mengajak teman-temannya untuk pulang dengan dirinya yang mengantar mereka satu-persatu karena memang dirinya yang membawa mereka ke tempat tersebut.Setelah mengantar semua teman-temannya pulang ke rumah masing-masing,Fabian yang merupakan sepupu Adrian ikut menginap di rumah Fabian malam itu.

"Aku nginep di rumah kamu aja ya,Dri!"seru Fabian.

"Jangan bilang kamu mau nyeramahin aku soal Vina."tebak Adrian.

"Kamu udah gedhe,Dri.Ngapain juga nyeramahin kamu kayak orang ga ada kerjaan aja."sahut Fabian.

Setelah itu mereka pulang ke rumah Adrian.Sebenarnya jarak rumah Adrian dan Fabian tidak terlalu jauh tetapi Fabian memang sering menginap di rumah Adrian hanya sekedar belajar bersama atau menghabiskan waktu dengan mengobrol.Meskipun Fabian memiliki kakak kandung tapi hubungan mereka tak begitu dekat seperti dirinya dengan Adrian yang memang seumuran.

Ketika mereka sampai di rumah dua lantai dengan kesan elegan dan klasik itu,keduanya turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah langsung menuju kamar Adrian.

"Dri,Yan,udah makan?"tanya mama Adrian ketika mereka melewati ruang makan menuju kamar Adrian.

"Udah,Tan.Biyan udah makan kalo Adri sih kayaknya mogok makan tuh!"seru Fabian lalu kembali melangkah menuju kamar Adrian.

"Dasar tuh bocah ember bener mulutnya."batin Adrian.

"Emang ada apa sama kamu,Dri?"tanya sang mama.

"Ga papa kok,Ma.Biyan aja yang asal ngomong."jawab Adrian.

"Kalo gitu kamu makan gih sama kami!"ajak papanya.

"Adri masih kenyang,Pa.Adri masuk ke kamar dulu ya."pamit Adrian.

"Oke kalo gitu."sahut sang papa.

Setelah itu Adrian beranjak meninggalkan kedua orang tuanya menuju kamarnya dan saat ia sampai di kamarnya,ia melihat Fabian tengah rebahan di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.

Adrian mendekat ke arah ranjang lalu mengambil sebuah bantal dan melemparkannya tepat di wajah Fabian.

"Sialan!"umpat Fabian pada Adrian.

"Salah apalagi aku?"tanya Fabian.

"Lain kali tuh mulut ga usah lemes lagi."ujar Adrian lalu masuk ke dalam toilet untuk membersihkan dirinya.

"Lama-lama punya sepupu dia ngeselin juga."gumam Fabian.

Kembali ia fokus pada ponselnya dan mengabaikan apa yang Adrian ucapkan padanya.Sesaat kemudian Adrian kembali dan duduk di meja belajarnya untuk mengerjakan tugas sekolahnya.

Terpopuler

Comments

Lexasea

Lexasea

Jangan dulu nyatain perasaan thor biar lebih deg-degan ceritanya… 😁

2024-07-10

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Bertemu
2 Takut Kecewa
3 Tak Peka
4 Ungkapan Hati Adrian
5 Pertemuan Tak Sengaja
6 Mencari Perhatian
7 Tak Rela
8 Satu Wanita,Dua Pria
9 Bersama Andrew
10 Bersaing Memperebutkan Elvina
11 Kelulusan Reana
12 Punya Rasa
13 Pernikahan Tanpa Hati
14 Ternyata Andrew...
15 Perceraian Yang Seharusnya
16 Tuduhan Menyakitkan
17 Memata-matai Elvina
18 Cinta Tapi Benci
19 Kejutan Untuk Keluarga Elvina
20 Rumah Tangga Unik
21 Honeymoon Ke Jepang
22 Terkenang Masa Lalu
23 Menghabiskan Waktu Berdua
24 Kedatangan Pengganggu
25 Rasa Yang Tersimpan
26 Menagih Janji
27 Kecemburuan Andrew
28 Hari Yang Sepi
29 Kejadian Semalam
30 Memilih Diam
31 Menjadi Pendiam
32 Kabur Dari Andrew
33 Merawat Anak Seorang Diri
34 Pertemuan Setelah Dua Tahun Berpisah
35 Malam Indah
36 Mulai Manja
37 Melewati Malam Bersama
38 Kenyataan Menyakitkan
39 Perdebatan Di Mansion
40 Perdebatan Dengan Reana
41 Permainan Andrew
42 Kejutan Indah
43 Bukti Kejahatan
44 Pembalasan
45 Di Usir Secara Tidak Hormat
46 Waktu Yang Tak Bisa Kembali
47 Kekecewaan Elvina
48 Lucas Berulah
49 Kesedihan Andrew Dan Tuan Jorce
50 Tragedi Berdarah
51 Usaha Keras Menghabisi Tuan Jorce
52 Musuh Bebuyutan
53 Kemarahan Denio
54 Menyerang Terang-Terangan
55 Wanita Baru
56 Bayangan Andrew
57 Orang Ketiga Di Penthouse
58 Kekesalan Elvina
59 Serangan Lanjutan Pada Tuan Jorce
60 Sebuah Jebakan
61 Kehilangan Tuan Jorce
62 Bukan Pria Biasa
63 Kematian Lucas
64 Kecemburuan Elvina
65 Malam Indah Berdua
66 Keposesifan Elvina
67 Kehamilan Anak Kedua
68 Pewaris Kekuasaan Keluarga Arnoud
69 Anak Laki-Laki
70 Kehidupan Bahagia Tanpa Gangguan
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Awal Bertemu
2
Takut Kecewa
3
Tak Peka
4
Ungkapan Hati Adrian
5
Pertemuan Tak Sengaja
6
Mencari Perhatian
7
Tak Rela
8
Satu Wanita,Dua Pria
9
Bersama Andrew
10
Bersaing Memperebutkan Elvina
11
Kelulusan Reana
12
Punya Rasa
13
Pernikahan Tanpa Hati
14
Ternyata Andrew...
15
Perceraian Yang Seharusnya
16
Tuduhan Menyakitkan
17
Memata-matai Elvina
18
Cinta Tapi Benci
19
Kejutan Untuk Keluarga Elvina
20
Rumah Tangga Unik
21
Honeymoon Ke Jepang
22
Terkenang Masa Lalu
23
Menghabiskan Waktu Berdua
24
Kedatangan Pengganggu
25
Rasa Yang Tersimpan
26
Menagih Janji
27
Kecemburuan Andrew
28
Hari Yang Sepi
29
Kejadian Semalam
30
Memilih Diam
31
Menjadi Pendiam
32
Kabur Dari Andrew
33
Merawat Anak Seorang Diri
34
Pertemuan Setelah Dua Tahun Berpisah
35
Malam Indah
36
Mulai Manja
37
Melewati Malam Bersama
38
Kenyataan Menyakitkan
39
Perdebatan Di Mansion
40
Perdebatan Dengan Reana
41
Permainan Andrew
42
Kejutan Indah
43
Bukti Kejahatan
44
Pembalasan
45
Di Usir Secara Tidak Hormat
46
Waktu Yang Tak Bisa Kembali
47
Kekecewaan Elvina
48
Lucas Berulah
49
Kesedihan Andrew Dan Tuan Jorce
50
Tragedi Berdarah
51
Usaha Keras Menghabisi Tuan Jorce
52
Musuh Bebuyutan
53
Kemarahan Denio
54
Menyerang Terang-Terangan
55
Wanita Baru
56
Bayangan Andrew
57
Orang Ketiga Di Penthouse
58
Kekesalan Elvina
59
Serangan Lanjutan Pada Tuan Jorce
60
Sebuah Jebakan
61
Kehilangan Tuan Jorce
62
Bukan Pria Biasa
63
Kematian Lucas
64
Kecemburuan Elvina
65
Malam Indah Berdua
66
Keposesifan Elvina
67
Kehamilan Anak Kedua
68
Pewaris Kekuasaan Keluarga Arnoud
69
Anak Laki-Laki
70
Kehidupan Bahagia Tanpa Gangguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!