Tak Peka

Fabian menatap ke arah Adrian singkat lalu kembali menatap layar ponselnya.

"Kamu yakin ga mau jujur aja sama Vina soal perasaanmu itu?"tanya Fabian membuka obrolan dengan Adrian.

"Aku ga bisa di jauhi sama Vina.Kamu tau sendiri khan kalo Vina beberapa kali pernah menolak cowok dan akhirnya menghindari mereka.Aku ga siap untuk itu."jawab Adrian sambil terus mengerjakan tugasnya.

"Bukannya kamu belum tau responnya nanti tapi kenapa kamu ga coba jujur aja sama Vina."saran Fabian.

"Mudah buat kamu ngomong gitu,Yan karena kamu belum pernah merasakan perasaan yang aku rasain ini."sahut Adrian.

"Seenggaknya jika aku mencintai seseorang,aku akan terang-terangan menunjukkan perasaanku dengan mendekatinya dan jika ada kesempatan,maka aku akan segera mengungkapkan perasaanku,Dri."ujar Fabian.

Adrian menghentikan kegiatannya sejenak dan menghela napas singkat sebelum kembali dirinya melanjutkan mengerjakan tugasnya.

Malam itu setelah menyelesaikan tugasnya,Adrian bergegas merebahkan diri di atas ranjangnya lalu menemui mimpinya sedangkan Fabian masih sibuk dengan ponselnya.

"Cepet tidur besok kita harus sekolah!"seru Adrian pada Fabian sambil memejamkan matanya.

"Kamu kayak mamiku aja,Dri."keluh Fabian.

"Emang kamu mau bangun telat terus bolos sekolah.Mau jadi apa anak muda kayak kamu,Yan."ujar Adrian.

"Iya,iya bentar lagi juga aku tidur.Bawel banget kayak emak-emak."sahut Fabian.

Tak beberapa lama setelahnya Fabian meletakkan ponselnya di atas nakas lalu menutup mata untuk menyusul Adrian yang lebih dulu terlelap malam itu.

Keesokan paginya,Adrian telah bangun lebih dulu dan segera mandi lalu memakai seragam sekolahnya kemudian menuju ruang tengah untuk menunggu sarapan pagi bersama.Beberapa saat setelah Adrian meninggalkan kamarnya,Fabian terbangun dan melihat jam di ponselnya lalu beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Usai dengan ritual mandinya dan siap dengan seragamnya,Fabian menyusul Adrian menuju ruang tengah dan duduk di sebelah Adrian.

"Kemana yang lain?"tanya Fabian.

"Mungkin masih di kamar lagi dandan."jawab Adrian santai.

"Kamu ga jemput Elvina dan ajak berangkat bareng gitu?"tanya Fabian.

"Kalo aku jemput dia terus kamu gimana ke sekolahnya,hmm."jawab Adrian sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Khan aku bisa pulang dan ambil motorku dulu."sahut Fabian.

"Udahlah ga usah bahas Elvina lagi."ujar Adrian.

Tak lama kemudian kedua orang tua Adrian berkumpul bersama kedua pemuda itu dan menyapa Fabian.

"Yan,kamu disini!"seru mama Adrian.

"Iya,Tan.Lagi pengen ngobrol berdua sama Adri aja kok."sahut Fabian.

"Gimana kabar papi,mami kamu?"tanya papa Adrian.

"Baik,Om tapi ya gitu deh suka keluar kota dan jarang pulang ke rumah daripada Biyan sendirian mending Biyan nginep aja disini."jawab Fabian menjelaskan.

"Tapi mereka ngelakuin itu juga demi kamu dan kakakmu,Yan."ujar papa Adrian.

"Iya,Om.Biyan juga ngerti tapi bukan cuma uang yang Biyan butuhin tapi juga perhatian mereka,Om."sahut Fabian.

Papa dan mama Adrian menghela napas panjang mendengar ungkapan hati Fabian.Tapi di sisi lain mereka yang memahami sifat orang tua Fabian tak bisa banyak berkata lagi.

Orang tua Fabian berawal dari nol membangun kerajaan bisnisnya sendiri dengan sama-sama berjuang untuk berdua hingga kini mereka memiliki semuanya hanya untuk kesejahteraan anak-anaknya agar sang anak tidak mengalami hal yang sama seperti mereka merasakan kehidupan yang pas-pasan.Tak seperti kedua orang tua Adrian yang memang langsung bisa mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang baik karena keberuntungan mereka terlebih mama Adrian berasal dari keluarga berada.Karena kerja keras serta ketekunan dari papa Adrian,ia bisa segera mencapai jabatan yang bagus di tempatnya bekerja hingga bisa mengumpulkan uang untuk menikahi mama Adrian dengan restu kedua orang tua masing-masing.Keharmonisan keluarga mereka pun berlanjut hingga Adrian beranjak dewasa tetapi Adrian yang merupakan anak tunggal terkadang merasa kesepian tanpa saudara di sampingnya hingga pada akhirnya Fabian sering bermain bersamanya sejak kecil sehingga mereka layaknya seorang saudara kandung.

Sesaat kemudian seorang pelayan memberitahukan kepada mereka bahwa sarapan telah siap sehingga mereka berbondong-bondong menuju ruang makan untuk sarapan pagi bersama.Saat mereka duduk di sana dengan dihadapkan oleh hidangan yang cukup banyak serta semaraknya sarapan pagi itu membuat Fabian seperti mendapatkan keluarga baru dari keluarga Adrian.Sebagai seorang ibu dan istri yang baik,mama Adrian melayani suami dan anaknya dengan penuh kasih sayang tak terkecuali Fabian.Ketika perhatian dari sang tante ia dapatkan,ia begitu merindukan kehangatan keluarga seperti keluarga Adrian.Sejenak ia termenung dan hanya menatap makanan di depannya yang telah disiapkan mama Adrian untuknya hingga suara Adrian menyadarkan lamunannya.

"Kenapa ga di makan,Yan?"tanya Adrian.

Fabian yang tersadar dari lamunannya langsung meraih sendok di atas piring dan menyuapkan makanan di atas piringnya ke dalam mulutnya.

Kembali Adrian melanjutkan makannya sedangkan Fabian makan sambil ada rasa sedih yang terselip di dalam hatinya.Usai makan Adrian dan Fabian berpamitan untuk berangkat sekolah tetapi Fabian berjalan melewati mobil Adrian menuju keluar halaman rumah Adrian.Saat Adrian telah mengendarai mobilnya dan bisa menyusul Fabian,Adrian menghentikan mobilnya di sisi Fabian dan membunyikan klakson mobilnya.Seketika Fabian berhenti dan menoleh ke arah Adrian.

"Mau kemana kamu,Yan?"tanya Adrian.

"Mau balik ambil motor dulu."jawab Fabian.

"Naik gih kita berangkat bareng!"titah Adrian.

"Ga deh,Dri.Kamu jemput Elvina aja dan ajak dia bareng."tolak Fabian.

"Hey,kita satu sekolah dan pergi sendiri-sendiri.Kamu ga takut kalo orang pikir kita lagi berantem dan ga bisa jadi sodara yang akur?"tanya Adrian.

"Tapi Elvina?"tanya Fabian singkat.

"Kita bisa jemput sama-sama khan.Lagian...aku masih ga ada keberanian buat jalan berdua sama dia."ujar Adrian menjeda kalimatnya.

Tanpa pikir panjang lagi Fabian masuk ke dalam mobil Adrian dan duduk di sebelahnya.

"Aku bakal bantu kamu dapetin Elvina!"seru Fabian yakin.

"Udahlah jangan maksain juga.Aku ga bisa terima cinta yang cuma karena terpaksa,Yan."ujar Adrian getir.

"Kita belum coba khan.Makanya aku bakal bantuin kamu dapetin cewek yang kamu mau.Tenang aja kita khan sodara."sahut Fabian.

Mendengar ucapan Fabian,Adrian mengembangkan senyumnya lalu kembali menjalankan mobilnya menuju ke rumah Elvina.

Sesampainya di depan rumah Elvina,Fabian menelepon Elvina dan mengatakan jika dirinya dan Adrian telah berada di depan rumahnya untuk menjemputnya.

"Halo,Vi.Aku sama Adri udah diluar rumah kamu buat berangkat sekolah bareng sama kamu."ujar Fabian.

"What?Kenapa ga ngabarin dulu sih?"tanya Elvina.

"Ga ada rencana soalnya kita dadakan jemputnya kayak orang lagi jual tahu bulet yang di goreng dadakan,ahahaha."jawab Fabian diakhiri tawanya.

"Ish...garing banget bercandanya.Ya udah aku keluar sekarang."sahut Elvina.

Elvina bergegas menyelesaikan makannya lalu berpamitan untuk berangkat sekolah.

"Ma,Pa,Vina berangkat sekolah dulu ya!"pamit Elvina.

"Sama siapa,Vi?"tanya mamanya.

"Sama temen,Ma.Tuh udah nunggu diluar."jawab Elvina.

"Ya udah ati-ati ya,Sayang."sahut sang mama.

"Oke,Ma."sambut Elvina.

Setelah itu Elvina beranjak keluar rumah menemui Fabian dan Adrian.Ya,Elvina sudah menduga jika Adrian akan ada di sana bersama Fabian karena keduanya memang seringkali berangkat sekolah bersama-sama.Dengan langkah santai Elvina mendekat ke arah mobil Adrian berada dan berdiri tepat di samping mobil Adrian.

Episodes
1 Awal Bertemu
2 Takut Kecewa
3 Tak Peka
4 Ungkapan Hati Adrian
5 Pertemuan Tak Sengaja
6 Mencari Perhatian
7 Tak Rela
8 Satu Wanita,Dua Pria
9 Bersama Andrew
10 Bersaing Memperebutkan Elvina
11 Kelulusan Reana
12 Punya Rasa
13 Pernikahan Tanpa Hati
14 Ternyata Andrew...
15 Perceraian Yang Seharusnya
16 Tuduhan Menyakitkan
17 Memata-matai Elvina
18 Cinta Tapi Benci
19 Kejutan Untuk Keluarga Elvina
20 Rumah Tangga Unik
21 Honeymoon Ke Jepang
22 Terkenang Masa Lalu
23 Menghabiskan Waktu Berdua
24 Kedatangan Pengganggu
25 Rasa Yang Tersimpan
26 Menagih Janji
27 Kecemburuan Andrew
28 Hari Yang Sepi
29 Kejadian Semalam
30 Memilih Diam
31 Menjadi Pendiam
32 Kabur Dari Andrew
33 Merawat Anak Seorang Diri
34 Pertemuan Setelah Dua Tahun Berpisah
35 Malam Indah
36 Mulai Manja
37 Melewati Malam Bersama
38 Kenyataan Menyakitkan
39 Perdebatan Di Mansion
40 Perdebatan Dengan Reana
41 Permainan Andrew
42 Kejutan Indah
43 Bukti Kejahatan
44 Pembalasan
45 Di Usir Secara Tidak Hormat
46 Waktu Yang Tak Bisa Kembali
47 Kekecewaan Elvina
48 Lucas Berulah
49 Kesedihan Andrew Dan Tuan Jorce
50 Tragedi Berdarah
51 Usaha Keras Menghabisi Tuan Jorce
52 Musuh Bebuyutan
53 Kemarahan Denio
54 Menyerang Terang-Terangan
55 Wanita Baru
56 Bayangan Andrew
57 Orang Ketiga Di Penthouse
58 Kekesalan Elvina
59 Serangan Lanjutan Pada Tuan Jorce
60 Sebuah Jebakan
61 Kehilangan Tuan Jorce
62 Bukan Pria Biasa
63 Kematian Lucas
64 Kecemburuan Elvina
65 Malam Indah Berdua
66 Keposesifan Elvina
67 Kehamilan Anak Kedua
68 Pewaris Kekuasaan Keluarga Arnoud
69 Anak Laki-Laki
70 Kehidupan Bahagia Tanpa Gangguan
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Awal Bertemu
2
Takut Kecewa
3
Tak Peka
4
Ungkapan Hati Adrian
5
Pertemuan Tak Sengaja
6
Mencari Perhatian
7
Tak Rela
8
Satu Wanita,Dua Pria
9
Bersama Andrew
10
Bersaing Memperebutkan Elvina
11
Kelulusan Reana
12
Punya Rasa
13
Pernikahan Tanpa Hati
14
Ternyata Andrew...
15
Perceraian Yang Seharusnya
16
Tuduhan Menyakitkan
17
Memata-matai Elvina
18
Cinta Tapi Benci
19
Kejutan Untuk Keluarga Elvina
20
Rumah Tangga Unik
21
Honeymoon Ke Jepang
22
Terkenang Masa Lalu
23
Menghabiskan Waktu Berdua
24
Kedatangan Pengganggu
25
Rasa Yang Tersimpan
26
Menagih Janji
27
Kecemburuan Andrew
28
Hari Yang Sepi
29
Kejadian Semalam
30
Memilih Diam
31
Menjadi Pendiam
32
Kabur Dari Andrew
33
Merawat Anak Seorang Diri
34
Pertemuan Setelah Dua Tahun Berpisah
35
Malam Indah
36
Mulai Manja
37
Melewati Malam Bersama
38
Kenyataan Menyakitkan
39
Perdebatan Di Mansion
40
Perdebatan Dengan Reana
41
Permainan Andrew
42
Kejutan Indah
43
Bukti Kejahatan
44
Pembalasan
45
Di Usir Secara Tidak Hormat
46
Waktu Yang Tak Bisa Kembali
47
Kekecewaan Elvina
48
Lucas Berulah
49
Kesedihan Andrew Dan Tuan Jorce
50
Tragedi Berdarah
51
Usaha Keras Menghabisi Tuan Jorce
52
Musuh Bebuyutan
53
Kemarahan Denio
54
Menyerang Terang-Terangan
55
Wanita Baru
56
Bayangan Andrew
57
Orang Ketiga Di Penthouse
58
Kekesalan Elvina
59
Serangan Lanjutan Pada Tuan Jorce
60
Sebuah Jebakan
61
Kehilangan Tuan Jorce
62
Bukan Pria Biasa
63
Kematian Lucas
64
Kecemburuan Elvina
65
Malam Indah Berdua
66
Keposesifan Elvina
67
Kehamilan Anak Kedua
68
Pewaris Kekuasaan Keluarga Arnoud
69
Anak Laki-Laki
70
Kehidupan Bahagia Tanpa Gangguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!