Aku terbaring di ranjang ini seorang diri, kepalaku masih berdenyut. Dan aku mencoba untuk duduk ke bibir ranjang. Sedikit demi sedikit rasa pusingku mulai hilang. Dan aku mencoba berdiri dan keluar kamar. Aku melihat Agung masih di toilet ruanganku. Terlihat ia sangat rajin, tanpa lelah. Karena sejak tadi memang aku memperhatikannya.
Aku kembali ke meja kerjaku. Karena teringat jika jam 10 nanti, Meta akan mengadakan pertemuan dengan klien. Aku mencoba menghubungi Meta.
" Met, lu yg meeting ya!. Gw masih pusing...!"
" Ya udah!, elu mending pulang deh!. Kalau ga tidur di dalam...!" sahut Meta.
" Iya..!"
Kemudian aku pun menutup kembali pesawat telpon. Dan menaruh kembali di mejaku masih ada sisa kopi buatan Agung. Aku mencoba meminumnya kembali.
" Sudah mendingan Bu...?" tanya Agung yg baru keluar dari bebersih toilet.
" Mendingan..."
Aku melihat Agung yg sedikit basah bagian celananya. Mungkin tersiram air atau pas menolongku tadi. Biarin sajalah!.
Tak lama kemudian Meta pun telpon, jika ia sudah akan berangkat bersama team yg lain. Dan aku mempersilahkannya. Otomatis lantai ini sepi tidak ada orang. Karena mereka pergi untuk meeting di sebuah restoran. Entah kenapa harus restoran. Membuat pengeluaran perusahaan sedikit berkurang. Bodo ah.
Agung telah selesai membersihkan toilet ruangan. Dan sedang membereskan peralatannya.
" Sudah Gung...?"
" Sudah Bu...!" jawabnya
Entah kenapa saat bersama Agung selalu bertanya ini itu. Bahkan mendengar jawaban Agung seakan menjadi candu di telingaku. Mungkin karena terlihat polos, tapi juga tampan ini. Dan terlihat masih sangat muda. Perkiraanku usianya kurang lebih 18 tahun.ahhh... kenapa sampai sejauh itu..!!"
Aku kembali merasa pusing, apakah karena kopi buatan Agung ini atau karena minuman semalam. Entahlah, pikirku.
Buuuggghhh...
Aku kembali terjatuh karena pusing kepala semakin menjadi. beruntung hanya dimeja. Bukan jatuh ke bawah lantai.
" Gung....!!"
" Ibu...!!"
Agung berteriak memanggilku. Kemudian langkah Agung terdengar mendekat, hingga di sampingku.
" Masih pusing Bu...?"
" Istirahat dulu!. Jangan dipaksakan....!"
Kata Agung yg kudengar. Aku mencoba mengangkat kepalaku. Namun begitu sakit dan pusingnya semakin menjadi.
" Mau masuk kamar lagi...?"
Aku mengangguk perlahan dan mencoba berdiri.
" Bisa bantu...?"
" Tapi maaf Bu...!?"
" Tidak apa apa Gung, tidak sengaja kan...?" ketus ku. Karena jika bertanya tanya lagi justru seperti sengaja.
Agung kembali memapah ku, bahkan kali ini kedua tangannya berada di kedua ketiakku . Aku pasrah, karena kepalaku berdenyut denyut pusing.
" Maaf Bu, apa ibu tadi malam minum minuman keras....?"
Aku tidak menjawab pertanyaan Agung. Entah kenapa aku jadi sedikit emosi.
" Kalau memang benar, berarti pagi harinya tidak boleh minum kopi...." Gerutunya.
" Begitu..."
Agung mengantarku kembali ke ranjang kamar. Kepalaku semakin berdenyut. Dan ketika sudah sampai dibibir ranjang.
Buuuggghhh...
Aku terjatuh di ranjang dan Agung pun ikut terjatuh tepat diatas ku. Dengan posisiku terlentang saat ini membuat dadaku semakin berdegup kencang. Apalagi Agung berada tepat diatas ku dan menindih ku.
" Gung...!"
Aku memanggil Agung, namun Agung berusaha untuk bangkit dan menghindari ku. Padahal aku sudah berharap seperti di novel novel. Tapi ini sungguh beda.
" Maaf Bu..."
Tapi aku menarik Agung agar kembali terjatuh. Dan benar saja. Agung pun terjatuh kembali di atasku. Jantungku semakin tidak karuan. Terlebih wajahnya tepat dihadapanku. Dia memanggil ku lagi. Namun aku mengabaikan. Hingga tanpa sadar, bibirku bersentuhan dengan bibir Agung. Kubuka mulutku sedikit demi sedikit. Dan mataku terpejam. Dan aku mencoba meraih bibir Agung yg tepat dihadapanku. Berhasil.
Aku melumatnya perlahan lahan. Dan ternyata diluar dugaanku. Aku mengira Agung akan menolaknya. Namun justru membalas ciumanku. Cukup lama kami saling berbagi suliva. Hingga nafas kami benar benar habis. Agung pun kemudian menghentikannya.
" Maaf Bu...!"
Agung kembali meminta maaf. Aku hanya menggelengkan kepala karena aku sudah kecanduan bibirnya. Aku pun kembali menekan leher Agung. Dan kami kembali melakukannya.
Agung kembali menyudahinya. Karena kembali kehabisan nafas.
" Jangan minta maaf lagi..." kataku.
" Tapi...??"
Agung seperti ingin mengatakan sesuatu.
" Aku sudah lama tidak merasakan ini Gung!. Dan baru kamu, lelaki yang bisa membuatku terlena. Dan menggetarkan jantungku. Bahkan mantan suamiku tidak sepertimu. Aku harap kamu jangan bercerita kepada siapapun. Termasuk kepada Meta asistenku..."
pintaku ke Agung. Entah kenapa aku seperti ketagihan. Dengan posisi saat ini.
" Benar, semalam saya memang mabuk. Dan pusingnya sampai saat ini...."
Aku jujur ke Agung entah kenapa aku jadi bisa bicara seperti ini.
" Masa sih Bu...?" cibir Agung tidak percaya.
Aku hanya mengangguk, dengan posisi Agung masih diatas ku ini.
" Gung...!"
" Iya Bu..."
" Boleh minta tolong...?"
" Apa Bu...?"
" Kerokin saya...."
Entah kenapa aku pingin kerokan. Mungkin aku masuk angin atau apa. Badanku panas dingin saat ini. Mungkin karena dekat dengan Agung atau karena minuman tadi malam.
" Tapi diluar ada Bu Meta..." Protes Agung
Aku hanya menggelengkan kepala. Karena Meta tidak ada ditempatnya. Dan sedang meeting bersama klien.
" Ngga ada orang!, tolong ya?, masih pusing ternyata..."
Dan Aku pun meminta Agung mengambil minyak yg ada dikotak obat, dan mengambil koin. Dan entah kenapa Agung pun menurut dengan perkataanku. Agung pun kembali dan kini duduk di tepi ranjang.
" Naik ngga apa apa...!"
Pintaku ke Agung dan Agung pun menurut naik ke ranjang. Aku memunggunginya. Aku perlahan membuka bajuku bagian atas. Hingga terbuka, dan tinggal bra yg masih melekat.
" Yang ini dicopot Bu...?"
Hais, pakai nanya.
" Iyalah Gung!. Emang bisa kalau tidak dibuka...?"
Aku geleng geleng kepala, dan Agung membuka pengait bra ku. Agung memulai mengerok punggungku . Perlahan lahan, karena aku tidak tahan sakit. Aku merasa tangan Agung yg satunya mengusap punggung dan bahu dan leherku. Aku merasakan sensasi tersendiri dibuatnya. Karena tempat itu membuat badanku merinding. Tak lama kemudian Agung pun selesai. Mengerok bagian punggung.
" Sudah Bu..."
" Yg depan belum...".
Agung melongo, ketika aku mengatakan itu, aku melihatnya karena aku menoleh ke belakang. Kemudian aku berganti posisi menghadap ke Agung. Dan tanganku masih memegang kain untuk menutup daerah dadaku.
" Kenapa...?"
" Serius Bu...?!" Agung mungkin tidak percaya. Aku pun mengangguk,. Kemudian Agung merubah posisinya dari sampingku, karena katanya kalau didepan persis tidak bisa.
" Ngga usah melirik yg tadi kamu pegang..." celetukku kepada Agung.
Karena sempat melihat mata Agung yg melirik area dadaku. Namun Agung justru tersenyum mendengar perkataanku. Dan tak lama kemudian Agung pun mulai mengerok perlahan lahan. Aku sengaja membuka bagian yg ku tutupi. Dan Agung semakin melongo,karena perbuatanku ini. Dan kemudian aku mengambil koin ditangan Agung. Kemudian memindahkan tangannya ke bagian yg di pegang Agung tadi.
" Apa tidak apa apa Bu..."
" Sudah diam dan lakukan..." Aku menginginkannya. Agung pun mulai meremas perlahan. Membuatku merem melek dibuatnya. Hingga aku pun bersandar di dadanya. Tubuhnya yg lebih tinggi dariku itu. Membuatku bisa dalam pelukannya. Kedua tangan Agung mulai beraksi. Aku menengadahkan wajahku. Dan aku kembali berpagut dengannya.
" Gung...!"
" Hem..."
" Nenneenn mau...?" perintahku memaksa. Agung pun langsung menyerbu. bahkan tanpa jeda. Di kiri dan kanan. Aku seperti orang yg liar saat ini. Hingga dibawah sana milikku sudah tidak tahan. Benar benar tidak tahan dengan sentuhan sentuhan Agung saat ini
" Gung...!"
" Ya Bu..."
Aku mendessaah kenikmatan karena Agung ini. Sesuatu ingin keluar dibawah sana. Entah apa, tapi aku menginginkannya. Aku membuka kaos OB milik Agung, sehingga terpampang jelas dada yg seperti roti sobek itu di depanku. Aku terkesima. Dan aku pun memberanikan diri memegang milik Agung yg masih tertutup rapat itu, tongkat bisbol.
" Ibu mau yg itu...?"
Aku pun mengangguk, karena sudah tidak tahan. Dan Agung pun melucuti semua pakaiannya. Wow, besar sekali menurutku. Agung pun kemudian membaringkan ku. Kemudian membuka satu persatu kain penutup bawahku. Tampak Agung menghela nafas melihatnya. Namun kepala Agung justru mengarah kebawah sana. Membuat aku melayang. Aku pun tak tahan, kemudian menarik rambut Agung untuk naik ke atas. Agung mengikutinya. Aku mengangguk dan selanjutnya, sesuatu yg besar berhasil masuk kedalam milikku. Aku benar benar melayang saat ini. Gerakan gerakan Agung membuat sensasi tersendiri dalam hidupku. Cukup lama, bahkan Agung memandu ku untuk berganti posisi. Dalam pikiranku, Agung adalah orang yg sangat berpengalaman dalam hal ini. Hingga sesuatu pun keluar membasahi milikku didalam sana. Sungguh sungguh luar biasa.
" Udah Gung!, aku lemas...."
Aku lemas seketika, keringat sebiji jagung membasahi tubuhku. Aku seperti tidak berdaya saat ini. Agung pun menuruti perkataanku. Kemudian berbaring di sebelahku.
" Engga lagi...?" Sindir Agung kepadaku.
Aku diam, dan hal ini adalah hal gila yg pernah aku lakukan. Aku tidak mampu menjawab. Karena teringat dengan ancaman ancaman keluarga Wilson kepadaku.
" Gung!. Ini yg pertama dan terakhir!. Kumohon jangan ceritakan kepada siapapun. Dan awas jika bercerita...!" ancam ku.
Namun Agung justru tertawa tertahan, kemudian terkikik geli.
" Kalau mau lagi saya siap kok Bu...!"
Aku hanya menggelengkan kepala, karena perkataan Agung itu. Aku pun meminta Agung agar segera meninggalkan ruanganku ini. Khawatir Meta datang dan mengetahuinya.
.
.
BERSAMBUNG
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
💫0m@~ga0eL🔱
aduuh,, pala ku kliyeng2 thor 😂
2024-09-17
0
👑Кιкαη Αqυєєη👑
tetap menjaga kewarasan/Facepalm/
2024-08-13
1
👑Кιкαη Αqυєєη👑
astajim/Facepalm//Facepalm/
2024-08-13
1