Taruhan

Selamat membaca💕....

•••••••

Widia dan Intan pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku, di sana mereka melihat Dimas dan temannya Willy yang sedang duduk membaca buku. Widia dan Intanpun menghampiri Dimas dan Willy.

"Kak Dimas, Widia boleh duduk?" tanya Widia pada Dimas yang sedang membaca buku.

Dimas yang sedang fokus ke buku mangalihkan pandangannya pada Widia. "Eh Widia, boleh kok, duduk aja."

Widia dan Intan kemudian duduk satu meja bersama Dimas dan Willy. "Oh ya kak, kenalin ini temen Widia, namanya Intan."

"Kenalin kak, aku Intan." Intan menjulurkan tangan memperkenalkan diri.

"Aku Dimas," jawab Dimas sambil menyalami tangan Intan.

"Kak Dimas ganteng banget, gak nyangka bisa salaman dan duduk satu meja bareng sama dia," pikir Intan.

"Kakak temennya kak Dimas ya?. Aku Widia kak." Widia menjulurkan tangan ke Willy dan memperkenalkan diri dengan senyuman ramahnya.

"Willy," jawab Willy dengan ekspresi datarnya sambil menyalami tangan Widia.

Intan juga memperkenalkan dirinya. "Kenalin kak, aku Intan, temennya Widia."

"Willy," jawab Willy sambil menyalami tangan Intan.

"Wah... Nama kita sama ya Kak Willy, W sama W," kata Widia dengan senyuman manisnya.

"Widia udah cantik, ramah lagi. Jarang ada orang kayak dia. Senyumnya... mirip banget sama Dinda. Andai adik gue masih hidup," pikir Willy sambil memandang Widia.

"Iya," jawab Willy yang juga ikut tersenyum.

"Boleh juga si Widia, bisa buat Willy si Gunung Es senyum," pikir Dimas.

"Kak Dimas, kak Bryan kemana?. Kok gak ada?" tanya Widia.

"Bryan lagi sakit, mungkin dia kecapekan. Dari kemarin Bryan sibuk terus, dia kan ketua OSIS. Emangnya kenapa?" balas Dimas.

"Ngga ada apa sih kak, cuma kan biasanya kak Dimas selalu sama Kak Bryan."

"Oo... Kirain apa," sahut Dimas.

Merekapun melanjutkan membaca buku. Sesekali Widia dan Intan menanyakan materi yang tidak mereka mengerti ke Dimas dan Willy. Setiap pertanyaan bisa dijawab dengan mudah oleh Dimas dan Willy karena mereka berdua memang murid yang pintar.

Dika yang sedang membersihkan rak buku bersama Restu tidak sengaja melihat Dimas, Willy, Widia, dan Intan. Dikapun menghampiri Mereka.

"Dika, lo mau kemana?" tanya Restu yang melihat Dika pergi.

"Gue mau kesana sebentar," jawab Dika yang tetap berjalan meninggalkan Restu.

"Enak aja lo, kita kan teman seperjuangan, masak lo ninggalin gue sendiri sih." Restu kemudian ikut pergi menyusul Dika.

"Eh, lagi ngumpul-ngumpul nih. Serius banget belajarnya," celetuk Dika yang berdiri di belakang Widia.

Seketika semua yang sedang fokus membaca buku mengalihkan pandangannya ke Dika dan Restu.

"Dika, lo kenapa bawa lap?. Kak Restu juga kenapa bawa kemoceng?" tanya Widia.

"Kalian kena hukum lagi ya?" tanya Dimas.

"Yah, biasa lah Mas, Dimas, ku, yang ganteng... Kek gak tau adeknya aja," jawab Dika.

Kringg... Kring... Kringg....

Bell sekolah berbunyi, menandakan jam masuk kelas.

"Udah jam masuk nih, Widia masuk kelas dulu ya, kak Dimas, kak Willy," kata Widia sambil merapikan bukunya.

"Makasi ya kak Dimas, kak Willy," ucap Widia dan Intan.

"Iya," jawab Willy.

"Iya sama-sama, kita juga mau masuk kelas," jawab Dimas.

Dimas, Willy, Widia, dan Intan kemudian berdiri dan menuju keluar perpustakaan.

"Widia..." Dika memegang tangan Widia dan menghentikannya.

"Ada apa Dik?" tanya Widia.

"Ayo ikut gue, ada hal yang mau gue bicarain sama lo." Dika menarik tangan Widia.

Namun Widia tidak mau ikut pergi dan masih diam di tempat. "Lain kali aja ya Dik, udah jam masuk," tolak Widia.

"Sebentar aja Wid," ajak Dika.

Dimas melepaskan tangan Dika dari tangan Widia. "Jangan ganggu dia Dik, mendingan lo lanjutin bersih-bersihnya," kata Dimas yang menatap Dika dengan wajah tegasnya.

Dika kemudian melepaskan tangan Widia.

Dimas, Willy, Widia, dan Intan lalu meninggalkan Dika dan Restu keluar perpustakaan dan menuju kelasnya masing-masing.

"Lo kenapa sih Dik?. Nyari-nyari Widia terus, jangan-jangan lo suka ya sama Widia?. Emang lo tadi mau bicarain apa sama dia?" tanya Restu sambil membenarkan posisi kacamatanya.

"Tadi gue cuma mau tanya Widia pacaran gak sama Dimas," jawab Dika sambil berjalan menuju rak buku.

Restu mengikuti Dika. "Tuh kan... bener, lo pasti suka kan sama Widia. Kalo gue perhatiin ni ya, dia itu cocok sama Dimas."

"Lo apa-apaan sih, kok malah dukung Dimas. Gue akan buktiin ke lo, kalau Widia suatu saat nanti juga akan suka sama gue," kata Dika yang sedang membersihkan rak buku.

"Gak yakin gue sama lo Dik. Tapi gue lebih tertarik sama temennya Widia yang pake kacamata itu," kata Restu yang juga sedang membersihkan rak buku menggunakan kemoceng.

Dika yang sedang fokus membersihkan rak buku mengalihkan pandangannya pada Restu. "Tumben lo bilang kek gitu. Jangan-jangan lo suka ya sama temennya Widia?." Dika menyipitkan matanya curiga.

"Hmm... Gue yakin suatu saat nanti gua akan bisa dapetin dia," jawab Restu yang masih fokus membersihkan rak buku.

"Gak percaya gue Res." Dika melemparkan lap yang dibawanya ke arah Restu.

"Awas aja lo nanti kondangan ke nikahan gue sama dia." Restu melemparkan kemoceng ke arah Dika.

Dika menahan tawa mendengar perkataan Restu. "Huft... Ya ampun... Pikiran lo jauh banget."

"Heh kalian!. Malah ngobrol, bukannya bersih-bersih," bentak Ibu Maudi yang tiba-tiba ada di belakang Dika dan Restu. Ibu Maudi merupakan guru matematika yang terkenal akan ketegasan dalam mendidik murid-muridnya, karena itu tidak ada murid yang berani berurusan dengan Ibu Maudi kecuali Dika dan Restu yang tidak kapok-kapok kena hukuman dan omelan dari Bu Maudi.

"Iya buu... ini juga lagi bersih-bersih," jawab Dika sambil kembali mengelap rak buku.

"Iya bu... dari tadi kami bersih-bersih kok," jawab Restu yang juga sedang membersihkan rak buku.

"Bersih-bersih apanya?!. Jelas-jelas tadi ibu lihat kalian lagi ngobrol. Ini juga rak nya masih kotor kayak gini, bersih apanya coba!." Ibu Maudi memarahi Dika dan Restu.

"Iya bu... maaf, kita ini udah capek bu," jawab Dika yang kemudian duduk di lantai.

Restu juga ikut duduk di samping Dika. "Iya bu, dari tadi kita gak dapet istirahat."

"Makanya jangan tidur di kelas!..." Ibu Maudi menjewer telinga Dika dan Restu.

"Duh..duhh... Sakit bu..." kata Dika dan Restu yang merasa kesakitan karena telinganya dijewer.

"Kalian pikir ibu ngga capek apa hukum kalian terus?!. Pokoknya ibu ngga mau tau, semua rak di perpustakaan ini harus bersih sebelum jam pelajaran ke 7. Kalo nggak, ibu akan tambah hukuman kalian!" lanjut Ibu Maudi marah-marah, kemudian ia pergi meninggalkan Dika dan Restu .

"Tapi buk..." kata Dika ke Bu Maudi yang tetap berjalan meninggalkan Dika dan Restu.

"Yaah... nambah deh hukuman kita. Ini semua gara-gara lo Dik."

"Enak aja gara-gara gue. Lo tuh yang ngajak gue ngobrol."

"Lo tuh yang nyamperin Widia... Kurang kerjaan banget, Widia juga gak suka kan sama lo, tadi dia ninggalin lo kan."

"Lo ngeremehin gue banget Res, emang temennya Widia suka sama lo?. Ngga kan, makanya jangan ngejek gue."

"Gue akan buktiin ke lo Dik. Gimana kalo kita taruhan. Kalo gue bisa pacaran sama temennya Widia lo harus traktir gue dan kalo lo bisa pacaran sama Widia gue akan teraktir lo. Gimana? lo berani gak?."

"Siapa takut, tapi batas waktunya cuma 1 bulan dan traktirannya harus selama 1 bulan juga."

"Oke, gue setuju," jawab Restu.

°

°

°

Jangan lupa like, komentar, dan ratenya ya kak😊...

Terima kasih 🙏🤗❤️

Terpopuler

Comments

_rus

_rus

Sudah aku beri 5 like 👍🏽👍🏽
Dan juga rate Thor ⭐⭐
Tetap semangat pokoknya 💪🏽💪🏽

Salam kenal dari "Sebuah Sebuah Kisah Cintaku" 😁

2021-02-06

1

Bagus Effendik

Bagus Effendik

lanjut

2021-01-10

1

VaLe~

VaLe~

5 like

rate 5

tombol ❤

semangat

salam my boss psychopath

2020-12-30

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Cowok Songong
3 Terlambat
4 Mengungkapkan Perasaan
5 Taruhan
6 Calon Mantu
7 Taman
8 Berkunjung di Malam Hari
9 Mencari Tau
10 Pura-pura Digigit Anjing
11 Dika
12 Cemburu
13 Kebenaran
14 Choco
15 Curiga
16 Persiapan ke Acara Ulang Tahun
17 Ulang Tahun
18 Kejutan
19 Yakin
20 Masuk BK
21 Membantu Widia
22 Terungkap
23 Jujur
24 Marah
25 Pengumuman
26 Bryan Galau
27 Bertengkar
28 Berbaikan
29 Mendapatkan Bukti
30 Kebersamaan 1
31 Kebersamaan 2
32 Menjauh
33 Makan Malam
34 Terbongkar
35 Dimas Benci Dika
36 Tidak Bisa Lupa
37 Berbohong
38 Nonton Bareng
39 Ulang Tahun Sekolah
40 Acara Penutupan
41 Makan Bakso
42 Hadiah
43 Menghilang
44 Jadian
45 Dijemput Dika
46 Putus
47 Rencana
48 Dikroyok
49 Sadar
50 Dimas Jujur
51 Ikhlas
52 Bryan Pulang
53 Main Game
54 Dituduh
55 Bintang
56 Makam
57 Boncengan
58 Sakit
59 UTS
60 Adit & Bintang
61 Menjenguk Dika
62 Diculik
63 Penyesalan Dimas
64 Tertangkap
65 Rumah Sakit
66 Firasat
67 Kritis
68 Doa
69 Membaik
70 Jenazah
71 Memaafkan
72 Ramai
73 Rahasia Dimas
74 Penyebab Kepergian Mama
75 Berdua
76 Kondisi Dimas
77 Rahasia
78 Semester Ganjil
79 Manggang Bebek
80 Menginap
81 Perjanjian
82 Mengangon Bebek
83 Kedatangan Aldi
84 Latihan
85 Pertandingan
86 Mengajak Liburan
87 Kepribadian Ganda
88 Melihat Bintang
89 Kebun Teh
90 Hutan
91 Mencari Makanan
92 Ditemukan
93 Pasar
94 Aldi & Aulia
95 PENGUMUMAN
96 Meminjam sepatu
97 Kepikiran
98 Menunggu
99 Memberitahu yang Sebenarnya
100 Kak Dimas & Dek Dika
101 Menjenguk
102 Tidak Bisa Tidur
103 Operasi
104 Tangisan
105 Lelah
106 Kecelakaan
107 Kabar Buruk
108 Emosi
109 Selamat Tinggal
110 Sadar
111 Kangen
112 Foto
113 Menunda Lagi
114 Surat
115 Berziarah
116 Lulus
117 LDR
118 Melepas Rindu
119 Khawatir
120 Jalan-jalan
121 Mandiri
122 Menangkap Bebek
123 Mengeringkan Rambut
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Pertemuan
2
Cowok Songong
3
Terlambat
4
Mengungkapkan Perasaan
5
Taruhan
6
Calon Mantu
7
Taman
8
Berkunjung di Malam Hari
9
Mencari Tau
10
Pura-pura Digigit Anjing
11
Dika
12
Cemburu
13
Kebenaran
14
Choco
15
Curiga
16
Persiapan ke Acara Ulang Tahun
17
Ulang Tahun
18
Kejutan
19
Yakin
20
Masuk BK
21
Membantu Widia
22
Terungkap
23
Jujur
24
Marah
25
Pengumuman
26
Bryan Galau
27
Bertengkar
28
Berbaikan
29
Mendapatkan Bukti
30
Kebersamaan 1
31
Kebersamaan 2
32
Menjauh
33
Makan Malam
34
Terbongkar
35
Dimas Benci Dika
36
Tidak Bisa Lupa
37
Berbohong
38
Nonton Bareng
39
Ulang Tahun Sekolah
40
Acara Penutupan
41
Makan Bakso
42
Hadiah
43
Menghilang
44
Jadian
45
Dijemput Dika
46
Putus
47
Rencana
48
Dikroyok
49
Sadar
50
Dimas Jujur
51
Ikhlas
52
Bryan Pulang
53
Main Game
54
Dituduh
55
Bintang
56
Makam
57
Boncengan
58
Sakit
59
UTS
60
Adit & Bintang
61
Menjenguk Dika
62
Diculik
63
Penyesalan Dimas
64
Tertangkap
65
Rumah Sakit
66
Firasat
67
Kritis
68
Doa
69
Membaik
70
Jenazah
71
Memaafkan
72
Ramai
73
Rahasia Dimas
74
Penyebab Kepergian Mama
75
Berdua
76
Kondisi Dimas
77
Rahasia
78
Semester Ganjil
79
Manggang Bebek
80
Menginap
81
Perjanjian
82
Mengangon Bebek
83
Kedatangan Aldi
84
Latihan
85
Pertandingan
86
Mengajak Liburan
87
Kepribadian Ganda
88
Melihat Bintang
89
Kebun Teh
90
Hutan
91
Mencari Makanan
92
Ditemukan
93
Pasar
94
Aldi & Aulia
95
PENGUMUMAN
96
Meminjam sepatu
97
Kepikiran
98
Menunggu
99
Memberitahu yang Sebenarnya
100
Kak Dimas & Dek Dika
101
Menjenguk
102
Tidak Bisa Tidur
103
Operasi
104
Tangisan
105
Lelah
106
Kecelakaan
107
Kabar Buruk
108
Emosi
109
Selamat Tinggal
110
Sadar
111
Kangen
112
Foto
113
Menunda Lagi
114
Surat
115
Berziarah
116
Lulus
117
LDR
118
Melepas Rindu
119
Khawatir
120
Jalan-jalan
121
Mandiri
122
Menangkap Bebek
123
Mengeringkan Rambut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!