BAB 13 Semuanya Seperti Mimpi

"Permisi, apa ini nona Aurel? Direktur kami sudah menunggumu." Baru saja Aurel masuk, dua wanita cantik menyambutnya dengan senyum lalu berkata dengan sopan.

"Ah... Apa? Di... Direktur?" Aurel bingung. Awalnya dia pikir sudah bagus bisa bertemu dengan penanggung jawab bagian pemasaran Group MoonLight.

Namun, sekarang direktur mereka malah mau menemuinya? A... Apa ini mimpi? Ketika Aurel dibawa ke kantor direktur, dia seperti bermimpi.

Dia tiba-tiba teringat akan percakapannya dengan Leon kemarin. Jangan-jangan tuan muda Keluarga Carson yang misterius itu menyukainya? Kalau bukan, kenapa tuan muda itu begitu baik kepadanya? Bahkan mau menyambutnya sendiri?

Roberto datang menyambut Aurel. Meskipun Leon memberitahunya jangan bersikap terlalu hormat, Roberto tanpa sadar tetap bersikap sopan begitu terpikir Aurel adalah istri Leon. Mereka menyapa satu sama lain. Setelah itu, Aurel mengeluarkan dokumennya, lalu mulai memperkenalkan bisnis Keluarga Bimasena.

Roberto memang kelihatannya menyimak dengan serius, tapi Aurel dapat melihat bahwa Roberto sama sekali tidak fokus. Aurel perlahan-lahan menjadi kecewa. Sepertinya dia hari ini akan gagal.

Mungkin Leon benar-benar mengenal seorang pegawai di Group MoonLight dan mereka hanya terpaksa memberinya kesempatan ini.Namun, Leon tidak mempunyai hak untuk memutuskan Group MoonLight dapat bekerja sama dengan siapa. Oleh karena itu, Roberto hanya pura-pura mendengarkan saja. Mungkin setelah dia selesai bicara, Roberto akan menolak dengan halus.

Aurel yang awalnya sangat berharap menjadi pasrah sepenuhnya. Meski begitu, dia tetap menjelaskan secara rinci keuntungan dari kerja sama dengan keluarga Bimasena.

"Direktur Roberto, ini adalah hal-hal yang bisa ditawarkan oleh kami." Setelah selesai berbicara, Aurel menatap Roberto dengan sopan dan mulai bersiap pergi.

"Akhirnya sudah selesai," ucap Roberto sambil mengelap keringatnya.

Apa penting yang dikatakan Aurel? Tidak! Karena yang penting Leon sedang menunggu diluar! Tuan Muda Keluarga Carson yang kaya berpanas-panasan diluar, sedangkan dia sebagai karyawan malah duduk enak di kantor. Hal ini membuat Roberto merasa sangat tidak tenang.

Setelah Aurel mendengarkan perkataan Roberto, wajahnya semakin masam. Roberto memang hanya terpaksa mendengarkan penjelasannya.

"Kalau begitu silakan Direktur Roberto mempertimbangkan penawaran ini, aku pamit dulu." Aurel tahu diri, jadi langsung pamit dari sana.

"Nona Aurel, tunggu dulu." Roberto malah menghentikan Aurel, kemudian menyuruh sekertarisnya yang wangi membawakan setumpuk dokumen kepadanya.

"Apa ini?" Aurel terkejut.

"Ini adalah kontrak kerja sama Group MoonLight. Coba nona Aurel lihat dulu. Kalau tidak keberatan, langsung tanda tangan saja."

"Setelah nona Aurel tanda tangan, kerja sama Group MoonLight dengan keluarga Bimasena pun resmi dimulai," jelas Roberto.

"A... Apa?" Aurel membelalak dengan ekspresi tidak percaya. Apa ini bukan mimpi? Aurel melihat kontrak di hadapannya. Pihak Group MoonLight sudah mencap dan menandatanganinya.

Selama dia tanda tangan, maka dia akan bekerja sama dengan perusahaan yang paling diajak kerja sama oleh pengusaha kota Golden! Setelah menarik nafas dalam-dalam, Aurel langsung berdiri dan melihat ke arah Roberto.

"Pak Roberto, terima kasih untuk kesempatan yang Bapak berikan. Selamat bekerja sama!" Aurel mengulurkan tangannya dengan sangat senang. Hanya saja Aurel tidak menyangka Roberto malah mundur dua langkah setelah melihatnya mengulurkan tangan.

"Selamat bekerja sama. Nona Aurel bawa pulang dulu kontraknya. Kalau ada yang keberatan, kami bisa menggantinya kapan saja," ucap Roberto sambil tersenyum.

Bercanda, ya? Mana berani dia menjabat tangan istri tuan mudanya? Bahkan Roberto tidak berani menatap Aurel lama-lama. Aurel keluar dari gedung Group MoonLight dengan perasaan tidak percaya. Masalah hari ini benar-benar aneh. Semuanya seperti mimpi.

Group MoonLight yang dipuja di kota Golden, bisa-bisanya bekerja sama dengannya. Kontrak di tangannya ini mampu membuat semua pengusaha kaya di kota Golden gila!

Menurut Aurel, hari ini adalah hari paling membahagiakan semenjak dia menikah dengan Leon selama tiga tahun.Dia senang hingga merasa Leon yang biasanya menyebalkan pun menjadi lumayan baik.

Leon berjalan menghampiri Aurel lalu mengucapkan kepadanya, "Kelihatannya kamu berhasil. Selamat!"

"Aku punya kemampuan itu, mana mungkin tidak berhasil?" Aurel sengaja menjawab dengan sombong.

"Iya, kamu sangat hebat," puji Leon sembari tersenyum.

Sedangkan yang Aurel tidak sadari adalah di jendela bangunan di belakangnya, Roberto membungkuk hormat kepada Leon, sedangkan Leon hanya melambaikan tangan dengan asal.

"Hari ini benar-benar menyenangkan." Aurel seperti seorang gadis yang mendapatkan boneka impiannya. Dia bicara sambil berjalan dengan senang menuju sepeda listrik mereka.

"Ini hanya permulaan, ke depannya kamu akan semakin senang." Leon menatap punggung Aurel kemudian membuang rokok di tangannya.

Setelah mengantarkan Aurel pulang, Leon pergi seorang diri ke showroom mobil. Aurel bilang setelah mengumpulkan cukup uang, dia akan membelikan mobil untuk Leon. Jadi, saat Leon menjemputnya, mereka tidak akan kepanasan atau kehujanan lagi.

Sudah waktunya untuk mewujudkan tujuan kecil ini. Sebenarnya untuk masalah seperti ini, Leon hanya perlu menelepon Roberto dan Roberto akan mengatur semuanya kepadanya.

Namun, Leon tidak ingin melakukan itu. Sekarang dia tidak menerima keluarga Carson sepenuhnya, jadi dia tidak akan mengandalkan keluarganya dalam urusan pribadinya.

"Besok aku sudah bisa menjemput Aurel dengan BMW. Pasti dia akan sangat terkejut." Leon berdiri di depan toko mobil BMW lalu menatap logo mobil diatas.

Alasan kenapa dia memilih mobil ini karena ada perkataan seperti ini, 'Ada wanita yang lebih bersedia menangis di BMW daripada tersenyum di atas sepeda'. Sedangkan Leon ingin Aurel tersenyum saat duduk di dalam BMW.

"Ini sepeda listrik pengantar makanan, 'kan?" Siapa yang memesan makanan?" Baru saja Leon masuk sambil membawa tas, seorang karyawan wanita berteriak dengan kencang.

Karyawan itu bisa-bisanya menganggap Leon sebagai pengantar makanan. Namun, benar juga, Leon naik sepeda listrik dan membawa tas. Dia juga berpakaian sangat sederhana, jadi kelihatannya memang mirip pengantar makanan.

"Tidak ada yang memesan makanan. Dia salah tempat kali?" balas beberapa orang setelah menengok ke luar.

Leon berkata datar dengan tidak berdaya, "Aku mau membeli mobil yang bisa langsung dibawa pergi, yang harganya kira-kira satu miliar." Dengan kekayaannya, Leon sebenarnya bisa membeli mobil balap top, tapi itu terlalu mencolok.

Baru saja Leon selesai bicara, suasana di toko menjadi hening. Semua orang menatap Leon dengan sedikit terkejut. Ada apa ini? Sekarang orang yang naik sepeda listrik sudah bisa membeli mobil dengan harga satu miliar?

"Tuan, a... apa katamu?" Wanita cantik dengan rambut panjang tergerai itu seperti tidak menangkap maksud Leon.

"Aku mau membeli mobil yang bisa langsung dibawa pergi sekarang, yang harganya kira-kira satu miliar." Leon mengerutkan dahinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!