Bagaimanapun juga, tujuannya telah tercapai dan sekarang dia terlalu malas untuk berurusan dengan Leon.
"Kamu belum mengatakannya, bagaimana kalau Aurel berhasil? Apa yang akan kamu lakukan?" Leon berdiri diam.
"Apa yang kamu inginkan?" Jason mengerutkan kening dan menatap Leon.
Nyonya Besar Bimasena dari tadi memejamkan mata dan mengistirahatkan pikirannya, bahkan sama sekali tidak ada niat untuk melirik Leon.
"Hanya menerima dan tidak memberi kembali itu tidak sopan. Karena kalau Aurel gagal, dia akan mengundurkan diri dari perusahaan. Kalau dia berhasil, apakah kamu juga akan mengundurkan diri dari perusahaan dan memberi jabatanmu pada Aurel?"
Ekspresi Leon sangat tenang, seolah-olah semua ini ada dalam rencananya.
Jason tampak tertegun sejenak dan segera ingin berbicara, yang lainnya juga langsung menoleh melihat Leon.
Leon ini juga berani juga ya! Apa dia benar-benar mendambakan posisi manager umum Jason?
Namun, kalau Aurel benar-benar berhasil bekerja sama dengan Group MoonLight, termasuk apa posisi manager umum yang rendah itu?
Seorang ketua departemen pemasaran Group MoonLight memiliki banyak kekuatan daripada manager umum bisnis Keluarga Bimasena.
"Apakah kamu berani bertaruh?" Sebelum Jason berbicara, Leon tiba-tiba melangkah maju dan menatap Jason.
Pada saat ini, aura di sekujur tubuh Leon mendominasi dan bergejolak hebat.
"Aku!" Jason tertegun di tempat, bagaimana mungkin dia akan berkata kalau dirinya tidak berani?
Awalnya Jason hanya ingin memperdaya Aurel saja, tapi tidak disangka Leon berhasil menjebaknya hanya dengan beberapa kata saja.
Namun, Jason berkata kalau dia tidak berani, bukankah itu artinya dia meninggikan orang lain dan merendahkan dirinya sendiri?
"Kenapa tidak berani? Aku akan bertaruh denganmu!" Kata Jason sambil mengertakkan gigi.
Dia pernah berhubungan dengan orang Group MoonLight, palingan dia hanya bertemu dengan kepala satpam saja dan tidak bisa masuk ke pintu utama.
Jason tidak percaya kalau seorang wanita seperti Aurel bisa membahas kerja sama dengan Group MoonLight.
"Sayang, ayo kita pulang." Leon tidak banyak beromong kosong, dia membalikkan badan dan berjalan ke hadapan Aurel setelah tujuannya tercapai, dengan tenang dia meraih telapak tangan Aurel dan berjalan keluar.
Aurel terbengong, lalu terdapat perasaan yang tidak dapat diungkapkan ketika tangan kecilnya digenggam oleh sebuah tangan besar yang hangat.
Apa ini perasaan tenteram yang dibicarakan oleh orang itu?
Pada hari biasanya, jangankan menggenggam tangannya, bahkan Leon yang sedikit mendekat kepadanya pun akan membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
Namun, entah ada apa dengan Aurel hari ini, bisa-bisanya dia lupa untuk melepaskan tangannya dari telapak tangan Leon.
Di bawah tatapan semua orang, Aurel pergi dari ruang rapat dengan wajah yang memerah sambil digandeng oleh Leon.
Aurel baru tersadar sesampainya diluar pintu perusahaan, lalu dia langsung menghempaskan telapak tangan Leon.
"Leon! Apa yang dikatakan oleh ibuku tidak salah, memang benar kamu adalah hama pengganggu!"
"Bagaimana mungkin aku akan percaya dengan omong kosongmu? Bisa-bisanya kamu membuat kekacauan ini. Habislah sekarang, awalnya Jason memang ingin mencoba mengusirku dari perusahaan, kali ini akhirnya dia mendapatkan kesempatan!"
Aurel menatap Leon dengan penuh kebencian, walaupun dia sudah bertaruh dengan Jason, saat ini dia masih belum memiliki gambaran sedikit pun.
Bahkan Aurel masih tidak tahu dimana alamat perusahaan Group MoonLight.
"Kamu pernah berkata kalau kamu tidak ingin direndahkan oleh mereka lagi dan ingin membuat mereka sadar kalau mereka buta, bukankah ini adalah kesempatan untuk membuktikannya?" jawab Leon dengan datar.
"He, trus? Kini bualan sudah dilontarkan, kalau nantinya aku tidak bisa melakukannya, maka aku akan semakin dicemooh oleh mereka!" Aurel menatap Leon dengan geram.
"Aku juga pernah berkata kalau aku akan memberikan apa yang kamu inginkan."
Leon akan menyalakan sebatang rokok usai berbicara, dia menghisapnya dengan tenang, lalu berkata, "Aku punya seorang teman yang bekerja di Group MoonLight."
Aurel tertegun, dia menatap sisi wajah Leon yang diselimuti oleh asap rokok itu, dia terbengong menatapnya untuk beberapa saat.
Sudah tiga tahun, tapi dia tidak pernah menatap Leon dengan sungguh-sungguh, ini adalah pertama kalinya.
"Temanmu? kamu punya teman yang sehebat itu?" Aurel merasa sedikit tidak percaya.
"Kamu akan mengetahuinya ketika pergi kesana besok, ayo naiklah." Leon menepuk-nepuk kursi belakang sepeda listrik.
Aurel tidak banyak bertanya lagi, kini masalah sudah seperti ini, mengatakan apa pun sudah terlambat, berhasil atau tidak, tetap harus mencobanya.
Sepeda listrik itu sedikit usang, bagaimanapun juga Leon sudah mengendarainya dan membonceng Aurel selama tiga tahun.
Leon menunggu Aurel pulang kerja di sini setiap harinya dengan tepat waktu, lalu membawa Aurel pulang bersama.
Dulunya, tidak banyak obrolan di antara mereka berdua, Aurel duduk di kursi belakang dan tidak mengatakan apa pun, tapi hari ini dia mendadak ingin mengatakan sesuatu ketika melihat punggung Leon yang lapang itu.
"Kita beli mobil saja nanti setelah aku mengumpulkan sedikit uang lagi, kamu juga tidak perlu angin-anginan dan hujan-hujanan lagi ketika menjemputku," Kata Aurel dengan tenang.
Badan Leon bergetar, usai termenung sesaat, dia menjawab, "Baik."
Terlepas dari itu, Leon tidak melontarkan apa pun lagi.
Namun, dia mengingat hal itu di dalam hatinya, Aurel menginginkan sebuah mobil.
Hal itu sama sekali tidak sulit bagi dirinya yang sekarang.
Leon ingin membuktikan kemampuannya kepada Keluarga Carson, sehingga dia tidak berniat mengungkapkan statusnya sekarang atau memanfaatkan statusnya untuk melakukan sesuatu.
Namun, membeli sebuah mobil bukanlah masalah yang sulit.
Tampaknya, aku harus mencari waktu luang untuk pergi ke Showroom Mobil, pikir Leon Carson di dalam hatinya.
Di perusahaan Group MoonLight, banyak mobil mewah yang sudah terparkir di depan pintu ketika Leon tiba disana dengan mengendarai sepeda listriknya, paling tidak harga mobil-mobil itu mencapai beberapa miliar.
Selain itu, banyak orang yang berdiri di sana, di antaranya terdapat beberapa bos besar di kota Golden.
Pada hari biasa, orang-orang tersebut adalah bos besar di kota Golden yang dapat menggetarkan seisi kota hanya dengan hentakan kaki saja.
Namun saat ini, orang-orang tersebut berdiri di sana dengan patuh bagaikan bawahan yang menunggu perintah dari atasannya, terlukiskan senyuman menyanjung di wajah mereka.
"Hari ini manager kami tidak menerima tamu, silakan kalian pulang," seru seorang satpam yang berdiri di atas tangga kepada semua orang di bawah.
Semua orang merasa kecewa, tapi mereka tidak berani banyak bicara dan berniat langsung pergi mengendarai mobil.
Tepat pada saat ini, Leon tiba dengan mengendarai sepeda listriknya, dia memarkirkan sepeda listriknya ke sebelah dengan perlahan, lalu berjalan ke pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
IR WANTO
taiiiii
2024-05-18
0