BAB 4 Utusan Keluarga Carson

Para perwakilan dari kekuatan kota Golden yang lain tidak mengatakan sepatah kata pun karena bagaimana juga, ini adalah masalah Keluarga Bimasena. Iwan menatap Leon dengan alis yang sedikit mengernyit, matanya terlihat agak tidak sabar.

"Binatang buas seperti giok singa ini melambangkan hanya masuk tidak akan keluar dan akan menelan semuanya. Kamu pasti memberikan ini karena kamu ingin merebut harta Keluarga Bimasena dan menguasai keluarga ini, bukan? Leon, ternyata kamu ambisius sekali." Walaupun Iwan adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan hebat, dia juga tidak memperlakukan Leon dengan baik hati. Dia menganggap pria itu adalah menantu pecundang yang menumpang hidup di Keluarga Bimasena.

Semua orang belum merasakan apa-apa ketika Jason mengomeli Leon. Akan tetapi, mereka semua langsung memihak Iwan begitu dia berbicara. Banyak sekali orang yang merasa senang atas penderitaan Leon. Padahal mereka semua awalnya terkagum-kagum saat Leon mengeluarkan giok singa yang begitu indah! Namun, sekarang Leon malah memindahkan batu terkena kaki sendiri dan membuat Iwan marah. Sudah tidak mendapatkan apa-apa, malah kena marah.

Aurel bahkan merasa lebih terhina dalam hati, "Leon, Leon... Kenapa kamu tidak memberikan yang lain, malah memberikan giok singa? Kamu tetap saja akan dipermalukan meski memberikan barang seharga empat puluh ribu. Bukankah hal seperti ini sudah sering terjadi padamu? Namun, kamu malah ingin menyombongkan diri dan memberikan patung giok singa kepada orang-orang yang jadinya mengira kamu ingin merebut bisnis Keluarga Bimasena? Kamu benar-benar mau membunuh keluarga kami, ya?"

Suasana pun terasa sangat aneh. Semua orang di Keluarga Bimasena merasa senang dengan kesialan yang dialami Aurel dan Leon. Raut wajah mereka semua tampak sedang mengejek.

Tepat pada saat itu, terdengar suara seseorang berseru dari luar pintu, "Hadiah sebagai ucapan selamat dari Keluarga Carson sudah tiba!"

Keluarga Carson? Semua orang sontak terdiam. Hanya ada Leon yang bermarga Carson di antara banyaknya orang yang hadir, tapi mereka semua tidak menganggap Leon adalah bagian dari Keluarga Carson.

"Keluarga Carson? Ada Keluarga Carson di kota Golden?" Iwan juga merasa sedikit terkejut, tapi dia tidak banyak mengatakan apa-apa. Dia tentu saja harus turun tangan menyambut ketika orang lain mengirimkan hadiah sebagai ucapan selamat yang sedemikian besar.

Detik berikutnya, sekelompok orang berpakaian hitam melangkah satu per satu masuk ke dalam aula. Mereka terlihat berwibawa sekali. Iwan segera berlari kecil menghampiri mereka dan bertanya ke pemimpin sekelompok orang itu yang merupakan orang paruh baya, "Maaf, Yang Mulia ini siapa?"

"Tentu saja kami dari Keluarga Carson harus memberikan hadiah sebagai ucapan selamat untuk perayaan perusahaan Keluarga Bimasena! Selain itu, anggap saja ini sebagai bentuk Tuan Muda kami membayar hutangnya, " ujar pria paruh baya itu datar. Dia lalu memerintahkan orang di belakangnya untuk membuka kotak yang ada di sampingnya.

"Tuan muda? Ba... Bayar hutang? " tanya Iwan tercengang. Selanjutnya barang di belakang membuat Iwan lebih terkejut. Beberapa kotak yang besar itu dibuka dan barang di dalamnya ditunjukkan kepada semua orang. Selain beberapa gulung kaligrafi dan lukisan yang bernilai tinggi, sebuah patung giok singa berwarna putih susu menarik perhatian semua orang.

Ukiran giok singa itu terlihat seperti hewan yang hidup. Dalam sekilas lihat juga langsung tahu itu barang berharga. Akan tetapi, orang-orang cerdas yang hadir bisa langsung melihat bahwa ukiran giok singa ini sedikit mirip dengan yang Leon berikan.Bukan hanya sedikit mirip, melainkan sama persis! Terlepas dari ukurannya dan warnanya yang putih, kedua patung ini terlihat seperti sepasang.

"Ini adalah hadiah sebagai ucapan selamat untuk perayaan kelima tahun bisnis Group Bimasena. Semoga Direktur Iwan berkenan menerimanya."

Pria paruh baya itu lalu menunjuk ke beberapa kotak lainnya, "Barang-barang ini adalah hutang yang Tuan Muda bayar. "

"Apa ini? " tanya Iwan masih tercengang.

Brak! Ketika kotak itu dibuka, hanya ada sesuatu yang merah, yang terlihat oleh semua orang.Itu semua adalah uang kertas berwarna merah! "Ini adalah mas kawin secara tunai, totalnya dua puluh sembilan miliar!"

"Ma... Mas kawin..." Pandangan Iwan menjadi kosong. Mas kawin berupa uang kertas senilai dua puluh sembilan miliar? "Benar sekali.Tuan Muda dari Keluarga Carson kami sudah menikah dengan putri dari keluarga Bimasena, mana mungkin kami melupakan mas kawinnya?" ujar pria paruh baya itu sambil tersenyum. Dia kemudian memerintahkan orang-orang di belakangnya untuk meletakkan uang tunai itu di atas meja.

Semua orang yang hadir di aula itu terdiam dengan dada yang naik turun dengan cepat, entah itu anggota keluarga Bimasena maupun para orang kaya dari kota Golden lainnya. Jangan bahas ukiran giok singa itu.Uang tunai dengan jumlah sebesar ini sebagai mas kawin sudah cukup untuk membuat mata semua orang terbelalak kaget.

Bagaimanapun juga, keberadaan para orang kaya itu sudah sangat tersohor karena kota Golden adalah kota kecil. Akan tetapi, sekarang ada keluarga Carson! Mereka bisa meletakkan puluhan miliar uang tunai hanya dengan satu lambaian tangan! Kehebatan macam apa ini? Mas Kawin senilai puluhan miliar!

Iwan juga sudah melihat banyak hal dalam hidupnya, tapi tetap saja saat ini dia terdiam. Walaupun rasanya dia tidak mengerti maksud dari ucapan pria paruh baya itu, tapi dia tetap bisa menangkap satu atau dua patah kata.Gadis mana dari keluarga Bimasena yang berhasil menarik perhatian Tuan Muda keluarga Carson?

Iwan benar-benar tidak bisa menemukan alasan apa pun untuk menolak mas kawin yang sedemikian besarnya di hadapannya! Dia bahkan tidak repot-repot meminta pendapat dari para putri keluarga Bimasena karena dia tahu tidak akan ada yang menolak. Selain itu, kenyataanya memang para putri keluarga Bimasena yang sebaya Aurel menjadi sangat bersemangat.

Bahkan jika mereka tidak pernah mendengar keluarga Carson, tapi mana mungkin keluarga biasa-biasa saja bisa memberikan mas kawin sebesar itu? Pasti mereka keluarga yang kaya raya! Impian semua perempuan adalah bisa menikah dengan keluarga yang kaya dan menjadi Nyonya Muda yang terhormat.

Akan tetapi, Aurel hanya bisa tertawa. Barang-barang seperti ini tidak ada hubungannya dengan dirinya karena dia sudah menikah.

"Ukiran giok singa putih adalah hadiah sebagai ucapan selamat untuk perayaan, sedangkan mas kawin tunai senilai dua puluh sembilan miliar ini adalah hutang yang Tuan Muda bayarkan kembali. Aku tidak akan bicara lebih banyak lagi, tanggung jawabku hanya untuk mengantarkan barang-barang ini"

"Hal-hal lainnya akan Tuan Muda bahas dengan kalian."

Pria paruh baya itu berujar dengan datar, lalu membawa orang-orangnya pergi tanpa basa-basi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!