entah mulai dari mana

Pagi ini Ratna dan Hendra menyusul ke kebun pak Purnomo, ayah Ratna.

Entah kenapa bukan mengajak keluar, tapi Hendra malah mengajak Ratna ke kebun orang tuanya.

" Memangnya mau apa ke kebun ayah? Bukannya mengajakku ke tempat lain?" tanya Ratna saat di perjalanan,

" memangnya tidak boleh? Aku juga ingin merintis usaha baru, aku ingin membeli tanah dan belajar menanam sesuatu, aku perlu berjaga jaga," jawab Hendra sembari menyetir mobilnya.

" berjaga jaga apa?"

" tentu saja bisnis itu ada naik turunnya, belajar pada ayahmu itu maksudku,"

" belajar? bukankah banyak waktu untuk berbicara dengan ayah dirumah, kenapa harus ke kebun?"

" terjun secara langsung dan melihat itu lebih baik,"

" tapi tidak mengajakku juga, aku harus membatalkan pertemuanku dengan Didit karena harus menemanimu sekarang," Ratna cemberut.

" besok saja, suruh dia ke villa.." kata Hendra,

" ke villa? Bukannya besok ada papa mamamu juga? Bisa bisa aku di jadikan rujak oleh ayah?!"

" kudengar besok mereka ada undangan mulai sore, jadi kemungkinan orang tua kita datang itu malam..

Sebelum mereka datang kau bisa mengundang Didit.."

Mendengar itu wajah Ratna berubah ceria,

" yang benar kau mas?" tanya Ratna,

" iya, aku memberi waktu untuk kalian, asal kalian bisa menjaga diri kalian,"

Ratna menatap Hendra cukup lama sembari tersenyum,

" Wah.. makin kulihat kau makin ganteng mas, kenapa aku tidak tertarik padamu ya?" goda Ratna,

" itu karena kita sudah berteman sedari kecil, kau sudah kuanggap adikku sendiri," jawab Hendra sembari memperhatikan jalan.

Akhirnya sampailah Ratna dan Hendra di kebun jeruk.

Laki laki yang biasanya selalu tampil formal, berkemeja dan bercelana bahan itu, kini terlihat lebih santai dengan kaos abu abu tuanya dan celana pendek berwarna hitam selutut.

Ratna berjalan terlebih dahulu ke arah gazebo, dimana ayahnya selalu duduk.

" Yah?!" panggil Ratna mendekat,

" lho, Ratna, tumben kau main kesini? Dengan siapa?" tanya ayahnya sedikit terkejut, karena Ratna memang tidak begitu tertarik dengan perkebunan yang di kelola oleh ayahnya.

" Aku dengan mas Hendra, tuh.." Ratna menunjuk Hendra yang sedang berjalan mendekat.

" selamat pagi pak Dhe?" sapa Hendra saat sudah berada di depan ayah Ratna.

" Kau tidak bekerja?" tanya Purnomo pada calon menantunya,

" saya ke hotel agak siang," jawab Hendra mengulas senyum,

" ya sudah kalau begitu, duduklah.." persilahkan Purnomo,

Hendra patuh, dan ikut duduk di gazebo.

" Saya ingin belajar pak Dhe, tentang ini itu.." ujar Hendra,

" Maksudmu bertani?"

" iya pak Dhe,"

" sejak kapan kau tertarik dengan pertanian? bukankah kau sudah nyaman dengan mengurus hotel hotel papamu?"

Hendra kembali tersenyum,

" itu bisnis papa, bukan bisnis saya.. Saya tidak ingin mengantungkan diri terus menerus pada papa, usia saya juga sudah dua puluh lima.."

" benar kau ingin belajar? Apa yang ingin kau tanam?"

" mungkin jeruk dulu seperti pak Dhe.."

" kau sudah bicara dengan papamu?"

" ah, papa tidak perlu tau pak Dhe.. Ini keputusan saya sendiri, saya sudah membeli tanah tidak jauh dari sini, itu pak Dhe yang di ujung, berjajar dengan kebun pak Dhe,"

" baiklah.." Purnomo sedikit terkejut, karena setau Purnomo pemilik Tanah di ujung itu hanya menjual tanahnya dengan harga yang cukup tinggi,

" bukankah tanah disana cukup mahal?"

" kebetulan saya ada rejeki sedikit pak Dhe.. Meskipun sedikit tinggi, tapi letaknya strategis, dekat dengan aliran air.." jelas Hendra,

Mendengar itu Purnomo mengangguk,

" Kita mulai bulan depan saja, aku akan membantumu.."

Hendra lega mendengar itu, ia mengangguk.

" Retno itu sedang apa sih yah?" tanya Ratna melihat adiknya sedang sibuk berdua dengan Rendi.

" Biasalah, dia mencari bunga.." jawab Purnomo santai,

Hendra mencari sosok Retno, dan benar, gadis bercelana pendek dan bersweater biru itu sedang sibuk dengan Rendi, mereka terlihat begitu akrab, entah kenapa timbul rasa kesal di hati Hendra.

" Kok di biarkan sih yah? Orang pasti mengira mereka sedang pacaran, apa ayah semudah itu setuju?" protes Ratna,

" adikmu masih delapan belas tahun, paling paling cinta monyet.." jawab Purnomo lagi dengan santai.

" kalau mereka serius bagaimana? Apa ayah akan menerima anak pak Budiman itu?"

" anak pak Budiman baik, dia tekun dan pekerja keras, jangan memandangnya sebelah mata.."

" yang kutanyakan apa, jawaban ayah apa?"

" sudah kubilang itu hanya ketertarikan, bukan cinta, lagi pula Retno harus kuliah,"

" kalau begitu jangan biarkan dia dekat dekat dengan Rendi, kasihan nanti Rendi berharap?"

" Rendi itu tau diri rat, dia baik karena Retno adalah putri majikannya, lebih dari itu kukira Rendi tidak akan berani.. Sudahlah.." jelas ayahnya.

Saat Ratna sibuk berdebat dengan ayahnya, Hendra malah Sibuk menatap Retno dari kejauhan.

Retno dan rendi sedang memetik bunga, mereka tampak dekat dan akrab, terlihat jelas Retno sesekali tertawa.

Melihat itu timbul rasa aneh di dalam hati Hendra, getaran yang tidak menyenangkan, di tahan baik baik perasaan tidak senang di dadanya itu.

Purnomo menangkap kekesalan di wajah Hendra itu.

" Kau boleh jalan jalan Hen, mau melihat lihat mungkin, kau juga bisa bertanya pada orang orang disana, ada pak Budiman itu.. Kau tau dia kan?" kata Purnomo,

Mendengar itu Hendra diam sejenak, melihat Retno dengan Rendi, tiba tiba saja ia merasa enggan, ada rasa kecewa di hatinya.

" lihat lihatlah.." kata Ratna yang juga menangkap perubahan ekspresi Hendra.

" mau ku temani?" tanya Ratna,

" lain kali saja pak Dhe, saya lupa kalau ada meeting di hotel jam 10, jadi saya pamit dulu, ayo rat.." Hendra bangkit,

" lho? Bagaimana kau ini Hen?" Purnomo bingung melihat calon menantunya itu.

" Maaf pak Dhe, karena terlalu sibuk saya lupa, ya sudah pak Dhe saya kembali dulu..

Jangan lupa besok pak Dhe,"

" besok kalian saja dulu ke villa, aku dan papamu ada acara,"

" baik pak Dhe, ayo rat.." ajak Hendra, entah kenapa ia tidak senang berlama lama di tempat itu.

Dalam perjalanan pulang Hendra hanya diam, sementara Ratna penasaran dengan tingkah Hendra itu,

" kau ini bingung ya mas, tadi buru buru mengajak ke kebun, sampai disana kau buru buru pulang, kenapa sebenarnya?" tanya Ratna menatap Hendra.

" Tidak apa apa, aku hanya lupa kalau ada rapat hari ini," jawab Hendra.

Mendengar itu Ratna lagi lagi menatap laki laki beralis tebal itu dan berkulit sawo matang itu.

Hendra laki laki yang cukup menawan, dia ganteng dan manis, penampilannya selalu rapi meski di luar hari hari kerja,

Ratna tau dengan benar, banyak perempuan yang menginginkan Hendra di luar sana, tapi Ratna masa bodoh, karena yang menghuni hatinya adalah Didit, meski ia di tunangkan sejak kecil dengan Hendra, ia hanya menganggap Hendra sebagai seorang kakak.

Keduanya masih sama sama kecil saat itu, mereka mana tau kalau di tunangkan, dan setelah dewasa mereka kebingungan bagaimana caranya untuk memutus pertunangan ini.

Untung saja, perasaan nya dan Hendra sama sama tidak terpaut, keduanya sama sama berpikir kalau mereka lebih cocok menjadi kakak adik.

" Kau ini kurang apa sih mas? Ganteng iya, selalu rapi dan Harum iya,

Rajin bekerja iya, mapan iya.. Tapi kok aku tidak suka padamu ya?" tanya Ratna sembari melempar senyum, mendengar itu Hendra melirik Ratna sekilas,

" awas saja kalau kau suka aku," kata Hendra dengan nada tegas,

Mendengar itu Ratna tertawa,

" jadi bagaimana besok, jadi kan Didit menyusulku di villa?"

" silahkan saja, Asal tau batasan dan waktu, suruh Didit pulang sebelum kedua orang tua kita pulang,"

" tenang saja.."

" tenang saja apanya, kau ini susah di nasehati, jatuh cinta ya jatuh cinta, tapi harus lihat situasi..!" tegas Hendra.

" kau bicara begitu Karen kau tidak pernah jatuh cinta, coba kau rasakan sekali kali jatuh cinta mas, sehari saja tidak melihatnya pasti kau resah, setiap bertemu bawaannya ingin memeluknya.."

Mendengar itu Hendra membisu, bukannya ia tidak ingin seperti itu, tapi keadaan memaksanya untuk tidak seperti itu,

Bagaimanapun ia jatuh cinta pada seseorang, ia tidak bisa memperlihatkan perasaannya itu.

Ia adalah anak satu satunya, pewaris bisnis bisnis papanya, ia di latih untuk tidak memperlihatkan ekspresi dan ketertarikannya sejak kecil, ia juga di latih untuk bersikap profesional, hanya saja.. Gadis kecil bernama Retno itu selalu saja menganggu pikirannya, entah mulai dari mana awal ketertarikannya itu, mungkin karena gadis itu ketus dan menggemaskan, berbeda dengan Ratna yang murah senyum dan ramah.

Terpopuler

Comments

dyul

dyul

cemburu mas?

2024-09-19

1

evi Lusi

evi Lusi

makasih upnya mbak Ayu

2024-05-07

3

evi Lusi

evi Lusi

makin penasaran kelanjutannya kayaknya seru ini makin kesini

2024-05-07

3

lihat semua
Episodes
1 bunga di trotoar
2 anggrek bulan
3 kebun jeruk
4 entah mulai dari mana
5 villa
6 perapian
7 malam tahun baru
8 keresahan hendra
9 surabaya
10 bersimpuh
11 7th
12 makan siang
13 kebun apel
14 bayangan
15 pulanglah
16 perjalanan
17 rumah dan anggrek ibu
18 pecel punten
19 saran ratna
20 tamu papa
21 secangkir kopi
22 makan siang
23 menjemput Didit
24 di luar jendela bus
25 kemarahan prawoto
26 Vivi
27 menetap
28 kebun dan pak budiman
29 aku tidak mencintai kakakmu
30 bukan karena dirimu
31 dia mencintaimu
32 teman lama
33 teh hangat
34 janji
35 kau seperti hujan
36 pertanyaan Aryo
37 penjelasan Didit
38 firasat aryo
39 siapa perempuan itu?
40 kesempatan
41 mama hendra
42 lalu bagaimana denganmu?
43 apakah keputusanku salah?
44 ayo berdamai
45 kesempatan
46 villa setelah 7 tahun
47 ulang tahun hendra
48 kandang kuda
49 kabut
50 tamparan
51 sarapan
52 berpikir kembali
53 aku mencintaimu
54 menyadari
55 baiknya diam
56 berdoalah
57 tidak rela
58 ruang tamu
59 pukulan
60 kau yang mulai
61 bersalah
62 menjauh
63 jika bisa kutanggung, akan kutanggung sendiri.
64 martabak
65 Retno tidak ada
66 dimana kau ret?
67 pangkuan mama
68 rujak
69 anak pertama
70 kabari laki laki itu
71 adikmu menyiksaku
72 si mbok
73 bapak mau kemana?
74 kedatangan Hendra
75 sawah
76 maafkan aku
77 pelukan
78 pergilah
79 jodoh untukmu
80 cemilan
81 menginap
82 teh tubruk
83 subuh
84 pagi
85 jemputan
86 butik
87 menjaga laila
88 akad
89 pesta
90 nasi goreng
91 sofa
92 ketukan pintu
93 kau suka padanya?
94 kebun bunga
95 mudah menilai
96 menikahlah
97 Restu si mbok
98 hujan
99 mbok...
100 kesedihan
101 map di atas meja
102 Pindah
103 Rajendra dan Aruna
Episodes

Updated 103 Episodes

1
bunga di trotoar
2
anggrek bulan
3
kebun jeruk
4
entah mulai dari mana
5
villa
6
perapian
7
malam tahun baru
8
keresahan hendra
9
surabaya
10
bersimpuh
11
7th
12
makan siang
13
kebun apel
14
bayangan
15
pulanglah
16
perjalanan
17
rumah dan anggrek ibu
18
pecel punten
19
saran ratna
20
tamu papa
21
secangkir kopi
22
makan siang
23
menjemput Didit
24
di luar jendela bus
25
kemarahan prawoto
26
Vivi
27
menetap
28
kebun dan pak budiman
29
aku tidak mencintai kakakmu
30
bukan karena dirimu
31
dia mencintaimu
32
teman lama
33
teh hangat
34
janji
35
kau seperti hujan
36
pertanyaan Aryo
37
penjelasan Didit
38
firasat aryo
39
siapa perempuan itu?
40
kesempatan
41
mama hendra
42
lalu bagaimana denganmu?
43
apakah keputusanku salah?
44
ayo berdamai
45
kesempatan
46
villa setelah 7 tahun
47
ulang tahun hendra
48
kandang kuda
49
kabut
50
tamparan
51
sarapan
52
berpikir kembali
53
aku mencintaimu
54
menyadari
55
baiknya diam
56
berdoalah
57
tidak rela
58
ruang tamu
59
pukulan
60
kau yang mulai
61
bersalah
62
menjauh
63
jika bisa kutanggung, akan kutanggung sendiri.
64
martabak
65
Retno tidak ada
66
dimana kau ret?
67
pangkuan mama
68
rujak
69
anak pertama
70
kabari laki laki itu
71
adikmu menyiksaku
72
si mbok
73
bapak mau kemana?
74
kedatangan Hendra
75
sawah
76
maafkan aku
77
pelukan
78
pergilah
79
jodoh untukmu
80
cemilan
81
menginap
82
teh tubruk
83
subuh
84
pagi
85
jemputan
86
butik
87
menjaga laila
88
akad
89
pesta
90
nasi goreng
91
sofa
92
ketukan pintu
93
kau suka padanya?
94
kebun bunga
95
mudah menilai
96
menikahlah
97
Restu si mbok
98
hujan
99
mbok...
100
kesedihan
101
map di atas meja
102
Pindah
103
Rajendra dan Aruna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!