villa

Mobil keluarga Ratna memasuki halaman villa yang luas itu, villa yang terletak di bawah perbukitan, di daerah Batu yang akan menuju ke arah daerah Cangar, bangunannya luas, berlantai satu, berarsitektur Belanda.

Tamannya tertata begitu rapi dengan bonsai bonsai yang menghiasi di setiap sudutnya

Sementara di sebelah dinding pagar yang melingkari villa di tanami dengan pohon palem yang tinggi.

Beberapa bunga Bougenville berwarna putih juga terlihat menghiasi taman yang berada tepat di depan villa itu.

" Selamat sore pak Dhe..!" sambut Hendra yang berdiri di teras yang di lengkapi dengan kursi kursi kayu berwarna coklat tua, laki laki itu tampak santai dengan celana hitam dan sweater abu abu tuanya, namun seperti biasa, rambutnya selalu rapi dengan pomadenya.

" Sore Hen," jawab Purnomo turun dari mobil, di susul istri dan kedua putrinya.

Ratna tampak cantik dengan rok panjang dan setelan blouse nya yang berwarna biru muda,

Sedangkan Retno terlihat santai dengan celana jeans panjang dan jaket rajut berwarna merah maroon nya.

Mata Hendra berlari ke Retno sejenak, melihat gadis itu tampak acuh dan tak memandangnya sama sekali Hendra mengembalikan pandangannya pada calon mertuanya.

" Masuk pak Dhe, papa dan mama sedang beristirahat di dalam, kami sudah disini sejak tadi pagi.." jelas Hendra sembari mempersilahkan Purnomo dan keluarganya masuk melalui pintu kayu yang besar.

Retno yang baru pertama kali datang ke villa ini melihat ke atas, ia lewat di bawah lampu lampu kristal yang cantik dan berjajar rapi.

" Mas Purnomo?!" terdengar suara papa Hendra berjalan masuk ke ruang tengah di ikuti istrinya.

" Mbak Widya?!" terdengar pula suara mama hendra menyapa ibu Ratna.

Keduanya saling memeluk dan menyapa, lalu berbincang di ruang seperti sudah lama tidak bertemu.

" Antarkan Ratna dan Retno ke kamarnya Hen," kata papa Hendra,

" baik pa," Hendra mengangguk lalu melirik Ratna,

Ratna yang tau dilirik segera bangkit dari kursinya dan menarik Retno,

Keduanya mengikuti langkah Hendra masuk lebih dalam.

Terdapat banyak kamar yang mereka lewati,

" ini kamar pak ibu dan ayahmu," kata Hendra menunjuk kamar yang mereka lewati, keduanya terus berjalan hingga sampai pada satu kamar,

" ini kamarmu rat," Hendra membuka pintu satu kamar,

" aku tidur disini?"

" kau mau kamar lain?" tanya Hendra,

" aku mau kamar yang dekat dengan ruang tamu,"

" jangan macam macam," peringat Hendra tau apa yang ada di pikiran Ratna,

" memangnya aku mau macam macam apa?"

" kau bisa saja memasukkan Didit kedalam kamar kalau aku lengah," Hendra menatap Ratna dengan wajah tidak senang,

Mendengar itu bukan marah, Ratna malah tertawa renyah.

Melihat hal itu Retno benar benar heran, ia tidak habis pikir, kenapa keduanya bisa berbicara sebebas dan selepas itu, bukankah Didit adalah saingannya? Kenapa Hendra begitu mudah mengucapkan hal semacam itu?.

Retno yang masih terlalu sederhana pemikirannya itu tampak bingung, diam diam dia kesal pada kedua manusia yang berada di sampingnya itu.

" ya sudahlah, lalu kamar Retno dimana?" tanya Ratna,

" kamar Retno tepat di sebelahmu," jawab Hendra berjalan ke arah pintu kamar sebelah Ratna.

" Periksalah Ret, kalau kau tidak suka kau boleh tukar dengan kamar yang lain, biar di bersihkan oleh asisten rumah tangga," kata Hendra.

Retno masuk ke dalam kamar yang lumayan luas itu, suasana yang cukup hangat, di penuhi warna coklat dan putih, jendelanya pun cukup besar hingga ia bisa melihat bebas ke arah taman.

" kau suka?" tanya Hendra menatap Retno,

Retno mengangguk,

melihat anggukan Retno Hendra terlihat senang meski ia tidak menampakkan senyumnya.

" Dapur di sebelah kanan ya, di sebelah dapur ada kamar asisten rumah tangga, kalian bisa mengetuk kamar itu jika mereka tidak ada di dapur, jangan sungkan, mereka berada disini untuk melayani kalian.." kata Hendra.

" Ya sudah, aku mau ke kamarku, telpon aku jika kau dan adikmu butuh sesuatu rat," pamit Hendra, tapi Ratna malah mengikuti langkah Hendra,

" aku mau ke kamarmu ya mas, ada yang mau kubicarakan?" Ratna menarik lengan Hendra.

Hendra melirik Retno,

" Retno masih kecil, tidak faham urusan kita, biarkan dia disini," kata Ratna yang tau Hendra merasa tidak enak dengan Retno,

" ret, kau istirahat saja dulu di kamarmu, aku ada urusan dengan mas Hendra," kata Ratna pada adiknya.

mendengar itu Retno tak menjawab, gadis itu langsung masuk ke dalam kamar, masa bodoh pikirnya, entah apa yang akan kakaknya dan tunangannya lakukan bukan urusannya.

Tak lama sejam kemudian para orang tua pamit keluar untuk menghadiri acara pertemuan,

Mereka berkata akan segera kembali jika acara selesai, Hendra, Ratna dan retno juga di perkenankan untuk menikmati acara malam tahun Baru terlebih dahulu jika para orang tua belum datang.

Tiga puluh menit setelah para orang tua pergi, deru suara motor trail masuk ke dalam halaman villa.

Retno yang mengintip dari jendela tau benar kalau itu motor Didit.

Tak lama kakaknya datang mengetuk pintu,

" aku keluar sebentar ya, sebentar saja, sebelum ayah dan ibu pulang aku akan segera kembali, oke!" katanya saat Retno membuka pintu, tanpa menunggu jawaban adiknya, Ratna segera berjalan terburu buru pergi.

Retno terlihat bingung, ia masuk kembali ke dalam kamar, mengawasi jendela, dan benar saja, tidak lama terlihat kakaknya dan Didit berboncengan, keduanya keluar dari area villa.

Retno diam, ia terduduk di atas tempat tidur, keterlaluan kakaknya, pikirnya.

Bisa bisanya ia keluar dengan mas Didit, ia sungguh terheran heran, dan yang lebih membuatnya heran adalah Hendra, laki laki itu tidak tau, atau sengaja membiarkan kakaknya pergi?.

Terpopuler

Comments

dyul

dyul

si Ratna kabur sm didit ke mana itu....

2024-09-19

1

Yuyum Maryum

Yuyum Maryum

seru cerita nya Mbak Ayu..👍👍
kok saya jadi deg-deg an nih..

2024-07-28

1

Kg Mughni Siddiq

Kg Mughni Siddiq

q selalu suka karyamu mbak ayu, yg like belum banyak mungkin banyak yg belum tau aja, selalu bikin baper

2024-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 bunga di trotoar
2 anggrek bulan
3 kebun jeruk
4 entah mulai dari mana
5 villa
6 perapian
7 malam tahun baru
8 keresahan hendra
9 surabaya
10 bersimpuh
11 7th
12 makan siang
13 kebun apel
14 bayangan
15 pulanglah
16 perjalanan
17 rumah dan anggrek ibu
18 pecel punten
19 saran ratna
20 tamu papa
21 secangkir kopi
22 makan siang
23 menjemput Didit
24 di luar jendela bus
25 kemarahan prawoto
26 Vivi
27 menetap
28 kebun dan pak budiman
29 aku tidak mencintai kakakmu
30 bukan karena dirimu
31 dia mencintaimu
32 teman lama
33 teh hangat
34 janji
35 kau seperti hujan
36 pertanyaan Aryo
37 penjelasan Didit
38 firasat aryo
39 siapa perempuan itu?
40 kesempatan
41 mama hendra
42 lalu bagaimana denganmu?
43 apakah keputusanku salah?
44 ayo berdamai
45 kesempatan
46 villa setelah 7 tahun
47 ulang tahun hendra
48 kandang kuda
49 kabut
50 tamparan
51 sarapan
52 berpikir kembali
53 aku mencintaimu
54 menyadari
55 baiknya diam
56 berdoalah
57 tidak rela
58 ruang tamu
59 pukulan
60 kau yang mulai
61 bersalah
62 menjauh
63 jika bisa kutanggung, akan kutanggung sendiri.
64 martabak
65 Retno tidak ada
66 dimana kau ret?
67 pangkuan mama
68 rujak
69 anak pertama
70 kabari laki laki itu
71 adikmu menyiksaku
72 si mbok
73 bapak mau kemana?
74 kedatangan Hendra
75 sawah
76 maafkan aku
77 pelukan
78 pergilah
79 jodoh untukmu
80 cemilan
81 menginap
82 teh tubruk
83 subuh
84 pagi
85 jemputan
86 butik
87 menjaga laila
88 akad
89 pesta
90 nasi goreng
91 sofa
92 ketukan pintu
93 kau suka padanya?
94 kebun bunga
95 mudah menilai
96 menikahlah
97 Restu si mbok
98 hujan
99 mbok...
100 kesedihan
101 map di atas meja
102 Pindah
103 Rajendra dan Aruna
Episodes

Updated 103 Episodes

1
bunga di trotoar
2
anggrek bulan
3
kebun jeruk
4
entah mulai dari mana
5
villa
6
perapian
7
malam tahun baru
8
keresahan hendra
9
surabaya
10
bersimpuh
11
7th
12
makan siang
13
kebun apel
14
bayangan
15
pulanglah
16
perjalanan
17
rumah dan anggrek ibu
18
pecel punten
19
saran ratna
20
tamu papa
21
secangkir kopi
22
makan siang
23
menjemput Didit
24
di luar jendela bus
25
kemarahan prawoto
26
Vivi
27
menetap
28
kebun dan pak budiman
29
aku tidak mencintai kakakmu
30
bukan karena dirimu
31
dia mencintaimu
32
teman lama
33
teh hangat
34
janji
35
kau seperti hujan
36
pertanyaan Aryo
37
penjelasan Didit
38
firasat aryo
39
siapa perempuan itu?
40
kesempatan
41
mama hendra
42
lalu bagaimana denganmu?
43
apakah keputusanku salah?
44
ayo berdamai
45
kesempatan
46
villa setelah 7 tahun
47
ulang tahun hendra
48
kandang kuda
49
kabut
50
tamparan
51
sarapan
52
berpikir kembali
53
aku mencintaimu
54
menyadari
55
baiknya diam
56
berdoalah
57
tidak rela
58
ruang tamu
59
pukulan
60
kau yang mulai
61
bersalah
62
menjauh
63
jika bisa kutanggung, akan kutanggung sendiri.
64
martabak
65
Retno tidak ada
66
dimana kau ret?
67
pangkuan mama
68
rujak
69
anak pertama
70
kabari laki laki itu
71
adikmu menyiksaku
72
si mbok
73
bapak mau kemana?
74
kedatangan Hendra
75
sawah
76
maafkan aku
77
pelukan
78
pergilah
79
jodoh untukmu
80
cemilan
81
menginap
82
teh tubruk
83
subuh
84
pagi
85
jemputan
86
butik
87
menjaga laila
88
akad
89
pesta
90
nasi goreng
91
sofa
92
ketukan pintu
93
kau suka padanya?
94
kebun bunga
95
mudah menilai
96
menikahlah
97
Restu si mbok
98
hujan
99
mbok...
100
kesedihan
101
map di atas meja
102
Pindah
103
Rajendra dan Aruna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!