Chat

Pada malam harinya hatiku terasa sangat resah. Di satu sisi aku sangat ingin memulai obrolan melalui pesan singkat dengan Riri, tapi disisi lain aku juga bingung harus membicarakan apa.

"Hadeuh harus ngobrolin apa ya, masa abis bilang hai langsung diem gw." Pikirku.

"Ah masabodo ah yang penting usaha, demi memperjuangkan hati gw."

Akhirnya malam itu kuberanikan diriku untuk memulai chat dengan Riri.

Hi Ri.

Kutunggu balasan Riri malam hari itu, namun tidak juga ada pesan yang masuk. Setiap menit ku lihat layar ponselku, hingga dua jam kemudian akhirnya ada sebuah chat yang masuk.

Hi juga, ini siapa ya?

Cepat-cepat ku raih ponselku, dan alangkah senangnya hatiku ketika mengetahui ternyata itu balasan dari Riri.

Ini Adit Ri save ya nomer ku.

Oh Adit, iya aku save ya nomermu.

Lagi apa Ri? Aku ganggu ya?

Ngga ganggu kok, maaf ya baru bales soalnya tadi aku lagi ngobrol sama papah dan Hp nya aku charge di kamar.

Oh gitu, gpp kok Ri jangankan cuma nunggu chat kamu selama 2 jam menunggu dirimu seumur hidup pun aku mampu.

Ah Adit gombal banget sih kamu.

Hehe...Bercanda kok Ri.

Gpp kok dit, jangan terlalu serius juga nanti malah canggung jadinya :) eh iya besok Kamu ada acara ngga Dit?

Yah paling seperti biasa Ri ngamen keliling aja....Ada apa emangnya ya Ri?

Besok bisa temenin aku?

Temenin kamu?

Iya, mau ngga?

Mau mau mau...Mau banget hehe

Ya udah, kalo begitu besok pagi Aku tunggu di halte ga jauh dari kampus ya Dit...Awas lho jangan telat.

Ok...Siap tuan putri.

Obrolan kami berlangsung selama berjam-jam lamanya, hingga tak kusadari waktu sudah menunjukan pukul 12 malam dan akhirnya kami pun menyudahi chat tersebut dengan ucapan selamat tidur dan mimpi indah.

Pagi harinya saat terbangun aku langsung mengambil ponselku dan terkejut ketika melihat waktu sudah menunjukan pukul 08.30 pagi.

"Arrrrgh sial gw kesiangan."

Memang semalam dalam pesan singkat itu aku berjanji untuk menemuinya, karena Riri mengajakku bertemu di halte tak jauh dari kampus pada pukul 07:30 pagi

Kepanikanku bertambah ketika aku melihat ada 10 panggilan tak terjawab yang berasal dari Riri.

"Hadeuuuh bisa-bisanya gw kesiangan di moment seberharga ini."

Aku bergegas mandi dan berganti pakaian, kemudian kukirimkan pesan untuknya.

Otewe Ri

Aku pun menuju kontrakan Udin untuk meminjam sepeda motornya.

"Diiiin wooooy bangun Din urgent nih."

Tiba-tiba terdengar bunyi klakson motor dari arah belakangku.

"Woy ngapain lu pagi-pagi di depan kontrakan gw? Gw abis beli sarapan nih."

Tanpa banyak berkata-kata lagi kuraih motor Udin dan kudorong dia yang masih berada diatas motor.

"Sory Din gw pinjem bentar motor lu, ada keadaan darurat..Byeee." Aku berkata sambil tancap gas meninggalkan Udin.

Dalam perjalanan aku berpikir, apa mungkin Riri masih menungguku setelah aku telat selama satu jam? Jangan-jangan dia marah karena aku tidak tepat waktu.

Sesampainya di Halte tempat kami berjanji akan bertemu, aku melihat Riri tengah duduk sendiri di kursi panjang itu. Kemudian aku menghentikan motor tepat di depannya.

"Ojek mbak cantik." Kataku menyapanya.

"Aaaaah Adit kemana aja sih aku udah nunggu dari tadi lho."

"Hehe maaf Ri aku kesiangan soalnya semalam aku nggak bisa tidur saking senengnya aku chat sama kamu, emang kita mau kemana sih? Kamu kan nggak bilang tadi malem."

"Kemana aja terserah Adit, soalnya Ri lagi males ngampus. Hari ini pelajaran nya dosen killer."

"Lho, jadi kamu bolos kuliah? Terus kamu nyuruh aku temenin kamu bolos? Sungguh terlalu, tau gitu aku tolak deh ajakan kamu. Kamu harus tahu Ri berapa banyak diluar sana orang yang mau kuliah tapi ngga mampu, termasuk aku. Kamu yang ada kesempatan untuk kuliah malah bolos gini."

Riri terdiam sejenak dan menunduk karena mendengar kata-kataku.

"Maafin aku Dit, aku janji ini akan jadi bolos untuk pertama dan terakhir kalinya."

"Ya udah..Ya udah ayo naik, kali ini aku maafin tapi kamu janji ya jangan diulangi lagi. Lagipula sudah telat kalau jam segini kamu kembali ke kampus."

Kami berdua beranjak dari sana, karena bingung tak ada tujuan akhirnya Aku memutuskan untuk mengajak Riri berkeliling Kota Jakarta.

Tak terasa Sore hari pun telah tiba, sudah waktunya Riri untuk pulang kerumahnya karena sebentar lagi sopir nya pasti menunggu di depan kampus untuk menjemputnya.

Tapi alangkah Sial nya kami sore itu, saat perjalanan pulang tiba-tiba motor yang kami kendarai mogok karena kehabisan bensin.

"Wah maaf Ri kayaknya motor nya kehabisan bensin, mana di daerah sini jauh ke pom bensin lagi."

"Yaaaah, terus gimana dit? Pak Iwan pasti udah nunggu di depan kampus nih."

"Ya udah kamu naik taxi atau ojek online aja Ri, biar aku yang dorong motor ini sampe pom bensin."

"Nggak, aku yang ajak kamu jalan masa aku tinggalin kamu sendiri, mana sambil dorong2 motor lagi. Pokoknya aku nggak mau, aku mau nemenin kamu sampe ketemu pom bensin."

"Tapi Ri, gimana kalo sopir kamu nunggu terus kamu nggak ada juga?"

"Ya udah aku sms Pak Iwan supaya ngga nunggu aku dan pulang duluan."

"Iya deh aku nurut aja sama putri cantik."

Akhirnya kami mendorong motor sampai ratusan meter hingga sampailah kami di pom bensin terdekat.

Setelah selesai mengisi bahan bakar kami melanjutkan perjalanan, tentu sudah menjadi tanggung jawabku sebagai laki-laki untuk mengantarkan Riri pulang dan menjamin keselamatannya sampai di rumah.

Hari sudah mulai gelap lalu hujan pun turun dengan derasnya, kami terpaksa tidak berteduh karena pasti orangtua Riri sangat khawatir kepadanya. Kami hanya berhenti sejenak untuk memberikan jaketku padanya agar dia tidak kedinginan.

"Kamu kedinginan ya Dit, jaketmu kan kamu kasih ke aku?" Tanya Riri.

"Ngga apa-apa kok Tuan putri, kalo cuma segini sih kecil buat aku." Kataku sambil menahan dingin

"Kamu nggak usah bohong deh Dit, aku tau kok dari tadi badan kamu gemeteran."

Riri kemudian melingkarkan kedua tangannya ke pinggangku, dia memelukku dengan sangat erat.

"Maaf ya Dit aku lancang untuk peluk kamu. Aku cuma nggak mau kamu sakit gara-gara aku, karena kata orang pelukan itu bisa membantu menghangatkan tubuh."

Aku hanya terdiam seribu bahasa, hingga kemudian sampailah kami di sebuah komplek perumahan elite.

"Stop disini Dit." Riri memintaku untuk menghentikan motornya di depan sebuah rumah mewah.

"Ini Rumahmu?"

"Iya dit, makasih ya kamu udah temenin dan buat aku seneng seharian ini. Kamu nggak apa-apa kan kalau langsung pulang."

"Nanti kalo orang tuamu nanya kamu jawab apa? Biar aku aja yang ngomong sama orang tua kamu."

"Gak usah Dit, kan tadi sore aku udah SMS ke Pak Iwan. Tenang aja, papa ngga akan marah kok." Ucap Riri sambil tersenyum.

Terpopuler

Comments

Ahmad Fadil

Ahmad Fadil

Aaaaa gua baca nya sambil salting ...tapi di posisi lain gua pernah ngalamin sama mantan gua pulang hujan😅😅

2025-02-26

0

fiesta

fiesta

tetap pede dgn keadaan

2021-09-15

0

Agus Rheiady II

Agus Rheiady II

hanya berlaku untuk pria goodlooking😁😁

2021-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 RiRi
3 Chat
4 Papa
5 Hospital
6 Bandung
7 Rumah
8 Puncak Bintang
9 Jakarta
10 Kebenaran
11 Pamit
12 Maaf
13 Pacar
14 ROY
15 Dendam
16 Udin
17 Sahabat
18 Kerja
19 Minggu itu
20 Hari pertama
21 Sinta
22 3 Hari
23 Panggil Aku Sinta
24 Rapat
25 Penakluk Wanita
26 Masa Lalu
27 Bali
28 Waktu yang tepat
29 Pantai
30 Sakit dan Patah hati
31 Penjelasan
32 Sang Pengirim Foto
33 Rencana
34 Pelaku sebenarnya
35 Bidadari
36 1 Tahun kemudian
37 Paris
38 Gembok Cinta
39 Nice
40 Pertemuan dan perpisahan
41 Promosi
42 Rumah baru
43 Pencuri latah
44 Mengingatkanku padanya
45 Tiwi
46 Pengikut Setia
47 Menjadi Teman
48 Keluarga Baru
49 Agustus
50 Panti asuhan
51 Hari kemerdekaan dan ketenangan sebelum badai
52 Rival dan Persahabatan
53 Keributan
54 Candle light dinner
55 Warisan dan keributan
56 Panggil saya Papa
57 Semoga tenang Pay
58 Kepulangan Rai
59 Pak slamet
60 Desember
61 Kalibiru
62 Cinta segi enam
63 Beberapa bulan setelahnya
64 Hari yang di nanti
65 Ternyata dia adalah...
66 Akhir cerita cinta
67 Manusia bodoh
68 Kelulusan dan pertengkaran
69 Tamu yang cantik
70 Jessica
71 Mimpi Indah
72 Puncak bintang #2
73 Iman
74 Makan siang tak terduga
75 Jebakan
76 Tanggung Jawab
77 Hari Pernikahan
78 Sudut pandang Riri
79 Teman masa kecil
80 #Spesial Chapter- Ilustrasi karakter
81 Keanehan
82 Ancaman
83 Eiffel aku kecewa
84 Pernikahan Kekasihku
85 Bunuh diri
86 Mimpi buruk kembali
87 Anakku
88 Pewaris sebenarnya
89 Adit return
90 Tegar
91 Aku menunggu Ayah dan Ibu
92 Tersiksa Rindu
93 Demam panggung
94 Dia sahabat kecilku
95 Operasi selesai
96 Penyelamatku
97 Pindah rumah
98 Kakak perempuanku
99 Kencan dan pertemuan kembali
100 Salah paham
101 Balikan
102 Puncak bintang #3
103 Menentukan tanggal
104 Pesta para pria
105 Malam pertama
106 Tak mau seperti Papa
107 Honeymoon
108 Belitung day 2
109 Lumba-lumba
110 Setengah tahun
111 Pak Dokter
112 Kenangan
113 Pandangi langit malam ini
114 Fin
115 Spesial chapter
116 Terimakasih untuk semuanya
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
RiRi
3
Chat
4
Papa
5
Hospital
6
Bandung
7
Rumah
8
Puncak Bintang
9
Jakarta
10
Kebenaran
11
Pamit
12
Maaf
13
Pacar
14
ROY
15
Dendam
16
Udin
17
Sahabat
18
Kerja
19
Minggu itu
20
Hari pertama
21
Sinta
22
3 Hari
23
Panggil Aku Sinta
24
Rapat
25
Penakluk Wanita
26
Masa Lalu
27
Bali
28
Waktu yang tepat
29
Pantai
30
Sakit dan Patah hati
31
Penjelasan
32
Sang Pengirim Foto
33
Rencana
34
Pelaku sebenarnya
35
Bidadari
36
1 Tahun kemudian
37
Paris
38
Gembok Cinta
39
Nice
40
Pertemuan dan perpisahan
41
Promosi
42
Rumah baru
43
Pencuri latah
44
Mengingatkanku padanya
45
Tiwi
46
Pengikut Setia
47
Menjadi Teman
48
Keluarga Baru
49
Agustus
50
Panti asuhan
51
Hari kemerdekaan dan ketenangan sebelum badai
52
Rival dan Persahabatan
53
Keributan
54
Candle light dinner
55
Warisan dan keributan
56
Panggil saya Papa
57
Semoga tenang Pay
58
Kepulangan Rai
59
Pak slamet
60
Desember
61
Kalibiru
62
Cinta segi enam
63
Beberapa bulan setelahnya
64
Hari yang di nanti
65
Ternyata dia adalah...
66
Akhir cerita cinta
67
Manusia bodoh
68
Kelulusan dan pertengkaran
69
Tamu yang cantik
70
Jessica
71
Mimpi Indah
72
Puncak bintang #2
73
Iman
74
Makan siang tak terduga
75
Jebakan
76
Tanggung Jawab
77
Hari Pernikahan
78
Sudut pandang Riri
79
Teman masa kecil
80
#Spesial Chapter- Ilustrasi karakter
81
Keanehan
82
Ancaman
83
Eiffel aku kecewa
84
Pernikahan Kekasihku
85
Bunuh diri
86
Mimpi buruk kembali
87
Anakku
88
Pewaris sebenarnya
89
Adit return
90
Tegar
91
Aku menunggu Ayah dan Ibu
92
Tersiksa Rindu
93
Demam panggung
94
Dia sahabat kecilku
95
Operasi selesai
96
Penyelamatku
97
Pindah rumah
98
Kakak perempuanku
99
Kencan dan pertemuan kembali
100
Salah paham
101
Balikan
102
Puncak bintang #3
103
Menentukan tanggal
104
Pesta para pria
105
Malam pertama
106
Tak mau seperti Papa
107
Honeymoon
108
Belitung day 2
109
Lumba-lumba
110
Setengah tahun
111
Pak Dokter
112
Kenangan
113
Pandangi langit malam ini
114
Fin
115
Spesial chapter
116
Terimakasih untuk semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!