Chen membuka matanya, terlihatlah Chyou yang berada disampingnya membuatnya terkejut sampai ia bangun secara tiba-tiba, membuatnya merasakan rasa sakit yang menyengat di lengannya, kemudian Chyou memarahinya dengan nada halus meminta Chen untuk tidak banyak bergerak karena cendera yang dia terima saat pertandingan. Lalu Teman dan Pelatih Renang Chen berkata, bahwa Kakak datang jauh-jauh dari Swiss hanya untuk bertemu dengan nya. Chen yang mendengar hal itu meminta maaf karena sudah menyusahkan Kakak,
" Iya tidak apa, asal kau selamat, itu sudah cukup untukku"
" Ung, terima kasih 'Kak, tapi bagaimana dengan rapat penting di Swiss?, bagaimana kalau 'Wanita Itu' marah karena Kakak tidak di sana?, sebaiknya Kakak pergi saja, sebelum dia tahu kalau Kakak tidak ada di sana maka..!"
" Aku sudah mengurus semuanya, kamu tenang saja" seminggu telah berlalu sejak Aku sembuh. Aku dan Kakak menghabiskan hari yang dulu terlewati untuk bermain setelah sekian lama tapi tak berapa lama wanita itu datang,
"Ibu......mengapa Ibu berlari"
" Seperti di kejar hantu" Ucap Chen sebagai tambahan.
" Mengapa kau menghilang begitu saja waktu di taksi?"
" Pertanyaan tidak boleh dibalas pernyataan"
" Chen!"
" Apa aku benar, wah lihat dia pingsan"
" Chen jaga bicaramu!"
" Iya aku tau, aku akan menelpon ambulans".
saat Dokter datang, Chyou langsung bertanya bagaimana keadaan Ibunya, dan Dokter berkata bahwa Ibunya telah tiada. Perkataan Dokter membuat air mata menetes di pipi Kakak dengan ekspresi terkejut, dirinya terpaku juga menyalahkan dirinya sendiri, dan itu membuat Chen heran karena dirinya tidak tau mengapa kakaknya menangis hanya karena 'Wanita itu' mati, kemudian berita mengejutkan datang dari dokter yang berkata bahwa mereka mempunyai seorang Adik Kembar yang baru saja lahir, membuat mereka terheran-heran bagaimana itu terjadi, lalu Dokter menjawab bahwa ini adalah sebuah keajaiban, dan Chen menyangkalnya dengan sebal sampai kakak memarahinya dengan nada halus, dirinya menyuruh Chen untuk diam sambil mencoba mencerna situasi ini dengan air mata terus mengalir di pipinya. Aku tidak tega melihat Kakakku menangis
" Maaf Kakak, karena mengatakan hal itu," namun apa yang dirinya katakan adalah kebenarannya, walaupun begitu Chen tetap mencemaskan Kakaknya saat masuk ke dalam ruangan 'Wanita itu' yang baru saja tiada.
Di dalam hati Chen tidak ada rasa sedih kehilangan seorang Ibu karena dirinya benci dan sangat benci pada Ibunya semakin dalam-dalam dan dalam. Saat sang Kakak Chyou memberikan penghormatan terakhir* pada Ibu di depan makam nya dengan berjanji akan membesarkan kedua Adik Kecilnya dengan baik dan di penuhi kasih sayang sama seperti orang-orang yang tumbuh dengan keluarga yang lengkap. Membuatnya heran, alasan Kakak selalu bersikap baik kepada orang seperti dia, ucap Chen dengan kesal juga marah saat mendengar Kakaknya menjawab gumamnya,
" Itu karena beliau Ibuku"
" Ibu? hah, wanita itu tidak pantas disebut Ibu"
" Jangan berkata seperti itu kepada beliau!"
Kakak selalu saja menghormati wanita itu, padahal 'wanita itu' tidak pernah memberikan Kakak kebebasan bahkan bermain dengan Adiknya sendiri (Chen mengepalkan tangannya untuk menahan amarahnya) bahkan sampai 'wanita itu' mati, tetap tidak mau melepaskan Kakak hidup dengan tenang, "Walaupun begitu kita tidak boleh membenci Paiyu dan Nuan, karena mereka tidak punya salah apa-apa, bahkan orang tua pun
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Tiga_Pena
Chen sudah tua, masih cemburuan sama bocah :v
2022-10-15
1
Tiga_Pena
mmmm, ada misteri tersembunyi pada Chyou, mengapa ia baik pada ibunya, sedangkan Chen tidak.
2022-10-15
0
anggita
mampir ae.,
2021-09-05
0