Mendapat Fasilitas Seperti Seorang Putri

Keesokan paginya, Thalia terbangun karena suara ketukan di pintu kamarnya. Thalia menggerakkan tubuhnya yang masih terbalut selimut tebal, matanya yang masih mengantuk perlahan membuka.

Thalia berusaha untuk menyingkirkan rasa kantuk yang masih menyelimutinya. Dengan berjalan sedikit terpincang, Thalia kemudian berjalan ke arah pintu dan membukanya.

CEKLEK

Thalia melihat seorang pelayan yang kemarin ditugaskan untuk menjadi pelayan pribadinya. Pelayan itu, Maria, adalah seorang wanita paruh baya yang telah bekerja di mansion itu selama bertahun-tahun.

"Ya, Bi?"

"Sudah waktunya makan pagi dan minum obat, Nona." Maria masuk sembari membawa masuk baki berisi makanan dan juga obat.

"Terima kasih, Bi. Aku akan makan setelah mandi."

Maria meletakkan baki itu di atas meja. "Apakah perlu kubantu, Nona?"

"Tidak, Bi. Aku akan melakukannya sendiri. Lagi pula aku sudah baik-baik saja."

Maria tersenyum dan kemudian pamit keluar dari kamar. Thalia kembali ke ranjangnya.

Setelah beberapa saat, Thalia duduk di tepi ranjang, memijat-mijat kakinya yang terasa nyeri dan kaku. Rasa sakit di kakinya yang cidera itu mulai terasa lumayan sakit daripada kemarin.

Dengan berat hati, Thalia berusaha bangkit dari tempat tidur. Dia berjalan pelan menuju kamar mandi, dengan langkah yang terasa lebih berat dari biasanya.

Kakinya semakin terasa sakit, membuat setiap langkah terasa seperti beban berat yang harus ditanggungnya. Thalia menahan napas, berusaha menahan rasa sakit yang menyerang setiap kali dia melangkah.

Ketika akhirnya mencapai kamar mandi, dia memandang bayangannya di cermin. Wajahnya tampak pucat, dan tampak sedikit membengkak karena pukulan Evan kemarin.

"Jelek sekali wajahku. Kemarin Dimi melihatku seperti ini, ck! Semoga hari ini aku tak bertemu dengannya, aku merasa seeprti itik buruk rupa," gumam Thalia sembari mengusap pipinya.

Thalia kemudian membuka keran, membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap sensasi segar bisa sedikit meringankan penderitaannya.

Setelah membersihkan diri sekitar setengah jam lamanya, dia kembali ke kamar dan melihat makanan yang tadi dibawa oleh Maria di atas meja.

Dia memandangi piring sarapannya yang berisi roti panggang, telur, dan beberapa potong buah. Meskipun selera makannya menurun, dia tahu bahwa dia harus makan untuk menjaga kesehatannya.

Selesai sarapan, Thalia memutuskan untuk kembali ke ranjangnya karena kakinya terasa sakit. Tak lama kemudian, pelayan datang kembali dan kini bersama seorang dokter yang merupakan dokter pribadi Dimitrei.

Dokter itu kemudian memeriksa keadaan Thalia, terutama kakinya, karena Thalia mengeluhkan sakit pada kakinya.

"Kakimu membengkak dan kurasa aku akan menambah beberapa obat minum dan obat salep untuk bisa kau balurkan di area bengkaknya." Dokter itu memegang kaki Thalia dan memeriksa bagian mana saja yang sakit.

Selimutnya sampai tersingkap sampai setengah pahanya, dan di saat itulah Dimitrei masuk ke dalam kamarnya.

Dimitrei melihat sang dokter masih menekan beberapa bagian kaki Thalia dan membuat kening pria itu berkerut.

"Apakah kakinya bermasalah?" tanya Dimitrei.

Thalia mendongak melihat kedatangan Dimitrei. Dan dokter itu menengok ke arah Dimitrei.

"Ya, Dimi, kakinya bengkak di area betis." Dokter menjelaskan.

"Jika hanya di area betis, mengapa kau sampai memeriksanya ke area paha, Uncle?" protes Dimitrei menutup paha Thalia dengan selimutnya lagi.

"Dimi, nyerinya sampai ke area paha, jadi dokter memeriksanya juga karena mungkin saja ada bengkak yang tak kutahu," sela Thalia.

Dokter yang sudah berusia paruh baya itu hanya tersenyum saja mendengar protesan dari Dimitrei karena dia sudah tahu karakter Dimitrei.

"Oke, Dimi. Aku akan meresepkan obat baru pada kekasihmu ini."

Terpopuler

Comments

°αηggιє ησєямα ⏤͟͟͞R❣️

°αηggιє ησєямα ⏤͟͟͞R❣️

jgn sok perhatian klo Thalia baper tar di salahin

2024-12-05

1

🥰Siti Hindun

🥰Siti Hindun

jangan baper ya Thalia, nanti kamu repot sendiri..

2025-02-06

0

jinnie

jinnie

Jangan bikin aku baper lho dim...

2025-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Thalia Brown
2 DIMITREI UVAROV
3 Pertemuan Menegangkan
4 Berusaha Tenang
5 Tak Punya Pilihan
6 Menandatangani Kontrak
7 Fasilitas Eksklusif Untuk Pacar Eksklusif
8 Membeli Banyak Barang Untuk Merubah Penampilan
9 Penampilan Yang Berubah
10 Loyalitas Thalia
11 Makan Siang Bersama
12 Kebencian Sang Ibu Tiri
13 Kemarahan Thalia
14 Melawan!
15 Sakit, Tapi Merasa Lega
16 Membawa Ke Rumah Sakit
17 Menuju Mansion Dimitrei
18 Mendapat Fasilitas Seperti Seorang Putri
19 Perhatian Dimitrei Yang Besar
20 Sudah Sembuh
21 Makan Siang Sendirian
22 Kekesalan Dimitrei
23 Meminta Maaf
24 Dimitrei yang merasa bersalah
25 Kedatangan Bradley
26 Ketika Dom turun tangan
27 Telepon Dari Dom
28 Menata Pakaian Dimitrei
29 Ke Rusia
30 Keputusan Mutlak Dom
31 Kegalauan Dimitrei
32 Kesepakatan Baru
33 Pernikahan Yang Akhirnya Terjadi
34 Hadiah Pemberian Dom
35 Kegalauan Thalia
36 Pagi Pertama
37 Menganggur di Villa
38 Berenang
39 Tak Bisa Dikendalikan Lagi
40 Candu
41 Hasrat Yang Tak Bisa Dibendung
42 Datangnya Cinta
43 kembali Ke Rutinitas
44 Kesibukan Yang Semakin Tinggi
45 Berpisah Sementara
46 Gosip Dan Saran Dari Tara
47 Pergi Ke Rusia
48 Makan Malam Yang Menyebalkan
49 Thalia Yang Sempurna Di Mata Dimi
50 Di Luar Ekspektasi
51 Kesempurnaan Thalia
52 Tak Ada Yang Sempurna
53 Cinta Yang Semakin Besar
54 Bertemu Sang Rival
55 Ketegasan Dimitrei
56 Bad Mood
57 Tak Bisa Tenang Lagi
58 Perubahan Mood Yang Tak Seperti Biasanya
59 Mood Swing
60 Kembali Berubah Pikiran
61 Perdebatan
62 Keputusan Tegas Dan Tepat
63 Hal Yang Tak Biasa
64 Ngambek
65 Ke Dokter
66 Mengetahui Apa Yang Terjadi
67 Satu Tahun Kemudian
68 Merasa Bebas Tanpa Beban
69 Ke Raja Ampat
70 Destinasi Terakhir
71 Panik, Namun Berakhir Bahagia
72 Puncak Kebahagiaan Thalia
73 Persiapan Matang
74 Penerus Uvarov
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Thalia Brown
2
DIMITREI UVAROV
3
Pertemuan Menegangkan
4
Berusaha Tenang
5
Tak Punya Pilihan
6
Menandatangani Kontrak
7
Fasilitas Eksklusif Untuk Pacar Eksklusif
8
Membeli Banyak Barang Untuk Merubah Penampilan
9
Penampilan Yang Berubah
10
Loyalitas Thalia
11
Makan Siang Bersama
12
Kebencian Sang Ibu Tiri
13
Kemarahan Thalia
14
Melawan!
15
Sakit, Tapi Merasa Lega
16
Membawa Ke Rumah Sakit
17
Menuju Mansion Dimitrei
18
Mendapat Fasilitas Seperti Seorang Putri
19
Perhatian Dimitrei Yang Besar
20
Sudah Sembuh
21
Makan Siang Sendirian
22
Kekesalan Dimitrei
23
Meminta Maaf
24
Dimitrei yang merasa bersalah
25
Kedatangan Bradley
26
Ketika Dom turun tangan
27
Telepon Dari Dom
28
Menata Pakaian Dimitrei
29
Ke Rusia
30
Keputusan Mutlak Dom
31
Kegalauan Dimitrei
32
Kesepakatan Baru
33
Pernikahan Yang Akhirnya Terjadi
34
Hadiah Pemberian Dom
35
Kegalauan Thalia
36
Pagi Pertama
37
Menganggur di Villa
38
Berenang
39
Tak Bisa Dikendalikan Lagi
40
Candu
41
Hasrat Yang Tak Bisa Dibendung
42
Datangnya Cinta
43
kembali Ke Rutinitas
44
Kesibukan Yang Semakin Tinggi
45
Berpisah Sementara
46
Gosip Dan Saran Dari Tara
47
Pergi Ke Rusia
48
Makan Malam Yang Menyebalkan
49
Thalia Yang Sempurna Di Mata Dimi
50
Di Luar Ekspektasi
51
Kesempurnaan Thalia
52
Tak Ada Yang Sempurna
53
Cinta Yang Semakin Besar
54
Bertemu Sang Rival
55
Ketegasan Dimitrei
56
Bad Mood
57
Tak Bisa Tenang Lagi
58
Perubahan Mood Yang Tak Seperti Biasanya
59
Mood Swing
60
Kembali Berubah Pikiran
61
Perdebatan
62
Keputusan Tegas Dan Tepat
63
Hal Yang Tak Biasa
64
Ngambek
65
Ke Dokter
66
Mengetahui Apa Yang Terjadi
67
Satu Tahun Kemudian
68
Merasa Bebas Tanpa Beban
69
Ke Raja Ampat
70
Destinasi Terakhir
71
Panik, Namun Berakhir Bahagia
72
Puncak Kebahagiaan Thalia
73
Persiapan Matang
74
Penerus Uvarov

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!